“Bagus. Akhirnya kamu mengerti juga. Bagaimanapun, papalah yang akan merasa bersalah kalau kamu terus-terusan seperti ini, terus-terusan menghindari istrimu sendiri,” kata Gerald Wong sambil tersenyum. Dia merasa lega karena akhirnya, Davin mau juga pulang ke rumah, karena, selama Davin belum pulang ke rumah, Gerald Wong akan terus merasa bersalah.“Iya, pa,” kata Davin sambil menganggukkan kepalanya.“Terus? Mau tunggu apa lagi? Ayo pulang!!!” Gerald Wong berdiri dan melotot ke arah Davin. Walaupun sebenarnya masih agak enggan, tapi, akhirnya Davin terpaksa berdiri dan mulai bersiap untuk pulang ke rumahnya. Gerald Wong terus mengawasi Davin dengan matanya yang melotot dengan serius ke arah Davin, hingga terpaksa Davin ikut juga dengan ayahnya untuk melangkah ke lift.Saat menunggu lift datang, entah kenapa, Davin sempat berharap supaya enam lift yang ada di depannya ini, rusak semua sehingga dia gagal menuju ke bawah, tapi sayangnya harapan Davin tidak menjadi kenyataan karena han
Melissa mulai memainkan bibirnya di leher Davin, Melissa pikir, Davin masih capek setelah kerja keras mengurus data perusahaan selama dua minggu belakangan ini, jadi, Melissa berusaha untuk membangkitkan hasrat Davin.Tangannya semakin aktif bergerilya di bagian bawah tubuh Davin, Melissa ingin membangkitkan sesuatu yang masih tersimpan dibalik kain celana di bawa sana, sementara bibirnya mulai mencari-cari bibir Davin.Davin menggeser tubuhnya ke belakang hingga akhirnya dia tersandar di dinding kamarnya, Davin masih memutar otak guna menghindari hal yang lebih jauh dengan istrinya ini. Ada perang batin di dalam hati Davin saat ini, saat teringat dengan kejadian yang menimpa istrinya ini saat di Eropa, Davin jadi terenyuh dan ingin bermesraan dengan istrinya untuk mengobati luka hati istrinya ini, tapi, saat merasakan rasa asing yang sangat aneh yang dia dapat dari istrinya ini, Davin jadi tidak mau meneruskan apa yang di inginkan istrinya saat ini.Di tengah serangan-serangan Meliss
Tangan Melissa langsung berusaha melepaskan lilitan handuk di tubuh Davin, Davin langsung menahan handuk yang melilit tubuhnya agar miliknya tidak berhasil dipegang Melissa, tapi, tangannya yang satu masih memegang handphonenya sementara Melissa sendiri memakai dua tangan, karena itu, sebentar lagi perlawanan Davin akan menjadi hal sia-sia, karena hasrat Melissa sudah tak tertahankan lagi, Davin putuskan untuk melepaskan handphonenya sebelum keadaan terlambat tapi, sebelum dia melepaskan handphonenya, kata-kata dari Peter membuat Davin membatalkan niatnya untuk melepaskan handphonenya.“Tuan Muda….susah buat aku menjelaskan tentang ini. Sebaiknya tuan muda sendiri yang bertemu dengan orang-orang ini,” kata Peter di ujung telpon.“Memang kenapa sih? Ada apa?” tanya Davin yang bingung dengan kata-kata Peter itu.Sementara itu, Melissa sudah berhasil memasukkan tangannya di balik handuk yang dipakai Davin dan berhasil menemukan apa yang dia cari. Wajahnya terlihat bahagia karena menemuka
“Berarti target kali ini, banyak sekali dong?” tanya si pembunuh bayaran.“Ya. Karena itu aku akan memberikan bayaran yang besar untuk kalian. Enam kali lipat dari yang sebelumnya, tapi, kalian harus menghabisi orang-orang itu. Nanti aku akan kirimkan data-data anggota komunitas itu beserta orang-orang yang sedang menjaga mereka. Bagaimana?” tanya balik Melissa kepada si gembong pembunuh.“Jadikan delapan kali lipat, maka aku sendiri yang akan turun tangan membawa semua anak buahku untuk menyerbu kesana.”“Baik. Aku setuju. Segera kesana, sebelum…..uh…pokoknya segeralah kesana.”“Baik. Besok pagi, bawa uang tunai sebesar enam puluh lima persen dari perjanjian kita ke tempatku, sesudah itu, barulah kami pergi.”“Itu kelamaan. Kalian harus gerak cepat. Pergilah kesana malam ini juga, uangnya akan aku bawa besok pagi ke markasmu. Pokoknya kalian harus pergi kesana secepatnya,” kata Melissa tidak sabaran.“Baik. Aku dan timku akan segera ke Paris, tapi ingat, kami baru akan bergerak setel
“Maksud kamu, kamu ingin dia merasa bersalah padamu, supaya dia meninggalkan kekasihnya itu?” tanya Roger memastikan.“Iya, dad. Karena aku bisa melihat dari sinar matanya, kalau dia masih sangat mencintai kekasihnya itu dan sama sekali tidak ada tempat untukku. Karena itu, aku pikir, ini satu-satunya cara untuk membuat dia mau menerima aku,” kata Roger sambil menatap Bill dan Melinda bergantian.Bill dan Melinda saling berpandangan. Sebenarnya mereka kurang setuju dengan pemikiran Roger itu, karena itu, Melinda langsung berkata,” sudahlah, Roger. Kalau dia memang tetap tidak mau setelah kamu berkorban seperti ini, maka berarti dia bukan jodoh kamu. Sudahlah. Masih banyak kok gadis cantik lain di luar sana yang mau sama kamu.”“Aku gak mau yang lain, mom. Kalau tidak dengan dia, mungkin aku tidak akan nikah. Jadi, sesudah ini,jangan lagi meminta aku untuk menikah. Udah, aku mau tidur aja,” pungkas Roger yang langsung berbaring lagi dan mulai menutup matanya.Hal ini membuat Melinda pa
Melihat keadaan Bill dan Melinda yang seperti itu, hati Vania semakin sedih. Beberapa hari ini, saat dia tidak pernah mendapatkan kabar apapun tentang Roger dari semua orang yang dia tanyakan, Vania memang sudah sangat sedih, kini, saat melihat keadaan Bill dan melinda yang seperti ini, hati Vania jadi semakin sedih.Beragam pikiran buruk berkecamuk di benaknya yang membuat Vania mulai menangis tersedu-sedu, Vania takut kalau sesuatu yang buruk akan terjadi pada Roger, karena kalau sampai terjadi sesuatu pada Roger, Vania akan merasa sangat bersalah karena Roger tertembak gara-gara Vania, kalau tidak ada Roger, Vania mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini, saat ini, memikirkan semuanya ini, hati Vania semakin remuk dalam rasa bersalah.Untuk beberapa waktu, ketiganya tampak menangis di tempatnya masing-masing, tidak ada kata yang terucap, hanya ada tangisan. Kalau ada orang yang melihat pemandangan di kamar ini, terlihat ada tiga orang yang menangis, tapi yang sebenarnya keluar air
Vania menatap wajah Melinda, tapi Vania tidak berkata apa-apa, dia hanya menunduk dan terus menunduk sambil menangis.Bill dan Melinda saling berpandangan. pengakuan Vania kalau Vania sudah menikah adalah sesuatu yang baru, karena itu, mereka berdua merasa perlu untuk mendiskusikan dulu tentang ini kepada Roger. Tanpa bersuara dan karena melihat Vania sedang menunduk, Bill dan Melinda memilih untuk keluar dari kamar tempat Vania dirawat dan kembali menuju ke kamar tempat Roger dirawat."Apa kamu sudah tahu?" tanya Melinda begitu dia masuk ke kamar tempat Roger dirawat dan memang sedang menunggu kedatangan mereka."Tahu apa?""Ternyata wanita pilihanmu itu sudah menikah," kata Melinda sambil menatap wajah Roger penuh selidik."Aku tahu, mommy.""Lalu kenapa kau mau dia menikahimu. dia kan sudah punya suami.""Dia lari meninggalkan suaminya, itu berarti suaminya bermasalah, iya kan? jadi, kita tinggal mengatur perceraian dia dengan suaminya, kemudian, dia bisa menikah denganku," tegas
“Ada apa di luar itu?” tanya Davin kepada Eric Ginola.Eric Ginola langsung keluar dengan diikuti oleh David Ginola. Sementara itu, suara tembakan diluar semakin keras terdengar sampai ke dalam, secera refleks, Peter, Wilson dan Sylvia langsung berjaga di belakang tubuh Davin yang masih tetap duduk di depan para anggota komunitas penyuka kekerasan itu.Para pengawal Davin mulai yang sebelumnya berada diluar kini mulai masuk untuk ikut mengawal davin di dalam.“Apa yang terjadi diluar?” tanya Peter kepada para pengawalnya Davin itu.“Kami tidak tahu. Tiba-tiba saja ada orang-orang yang mulai menyerang di luar sana, keadaan sangat kacau di luar sana,” kata A Beng, salah satu pengawal baru dari davin.“Tanya Melvin apa yang sedang terjadi?” kata Davin kepada Peter.Peter langsung mengangguk dan menelpon Melvin. Setelah menunggu beberapa detik, terdengar suara Melvin di ujung sana.“Ada serangan di luar markasnya Eric,” kata Melvin di ujung telpon.“Siapa yang menyerang? Apa musuh-musuh E
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol