“Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Melissa saat Vania menghentikan tangisannya. Saat ini, Melissa dan Vania telah berada di kamar hotel, tempat Melissa menginap.“Suamiku…dia selingkuh. Padahal, dia berjanji untuk tidak akan pernah selingkuh dariku. Tapi, huhuhu…baru beberapa hari, Mel. Huhuhuhu….dia sudah selingkuh dengan wanita yang pernah dia tolak, huhuhuhu.”“Hmmm…jaman sekarang ini, memang susah banget mencari lelaki setia. Kebanyakan lelaki itu, buaya semua. Teman-temanku banyak yang curhat padaku, waktu mereka diselingkuhi cowoknya, ada yang diselingkuhi suaminya, aku juga beberapa kali diselingkuhi pacarku. Makanya kamu jangan heran kalau lelakimu mengkhianatimu.”“Tapi, kukira Davin itu beda. Kukira Davin itu satu banding sejuta dibanding lelaki lain. Aku kira, Davin tidak akan pernah mengkhianatiku, tapi, baru beberapa hari…..huhuhuhu….baru beberapa hari menikah denganku, dia sudah mengkhianatiku. Huhuhuhuhu,” Vania kembali tenggelam dalam tangisannya. Tangisan kekecewaan
“Kenapa Tuan Muda sampai jatuh ke sungai?” tanya Sylvia penasaran bercampur cemas.“Mungkin dia lari dari Vivian kali, hingga tercebur ke sungai. Iya kan. Bisa aja gitu kan?” kata Melvin menduga-duga sambil mulai melakukan hacking ke sistem CCTV di dekat sungai Saine.Awalnya Melvin melaukan hack di CCTV hotel tempat kejadian, sesuai lokasi yang dikirimkan Wilson kepadanya. Dari CCTV itu, akhirnya, Melvin bisa melihat waktu Davin dan David Ginola, keluar dari sebuah pintu. Sesudah itu, mereka berdua berlari menuju ke dekat sungai.Melvin juga melihat waktu pintu yang terlihat seperti pintu darurat itu yang sebelumnya sempat dibuka oleh Davin dan David Ginola, kini terbuka lagi dan beberapa orang besar keluar dari sana dan terus mengejar Davin dan David Ginola. Di CCTV itu, Melvin melihat saat David Ginola baku tembak dengan para pengejarnya tapi, kemudian, Davin yang sedang berlari itu, malah terjatuh ke sungai Saine. Melvin kemudian memutar CCTV beberapa kali untuk mencari apakah ad
“Kita belum bisa memecat siapapun, ma. Lagipula, mereka sedang mati-matian mencari Russel sampai saat ini. Kemampuan Melvin itu, sangat kita butuhkan, ma. Jadi, kita belum boleh memecatnya,” tukas Gerald Wong.“Oke. Biarkan mereka menebus kesalahan mereka dulu. Mereka harus cari Russel dan juga Vania, sesudah itu, pecat mereka!!! pecat juga orang yang menjaga Russel, sehingga Russel bisa jatuh ke sungai seperti itu. Gak becus itu kerjanya, huh!!!” omel Ibu Suri, sesudah itu, Ibu Suri memberi isyarat kepada perawatnya untuk membawanya pergi meninggalkan Gerald Wong di ruang tamu kamar hotelnya.Gerald Wong merasa lega setelah Ibu Suri pergi, kini Gerald Wong meninggalkan ruang tamu kamarnya dan masuk ke kamar tidurnya. Begitu masuk ke kamar tidurnya, Gerald Wong sudah disambut oleh suara tangisan Miriam Wong yang sejak tadi memang cuma berdiam di kamar tidur.“Mengapa kamu?” tanya Gerald Wong.“Aku….huhuhuhu….aku merasa bersalah dengan kejadian yang menimpa Russel dan Vania itu,” jawab
“Bagus. Bawa aku ke menemuinya,” kata Davin dengan wajah sumringah. Saat ini, pengaruh obat yang diberikan Aleksei bekerjasama dengan Vivian itu, telah hilang sama sekali dari tubuh Davin, aliran sungai Saine yang hampir membunuhnya dua hari lalu itu, telah membuat Davin pulih dari pengaruh obat itu, hanya saja, karena tenaganya telah terkuras habis saat melawan pengaruh obat dan saat mengamuk di kamarnya Vivian, Davin benar-benar kehilangan tenaganya sehingga dia hampir saja tenggelam kalau tidak ditolong oleh orang-orang di perahu ini.Sylvia terdiam, wajahnya nampak sedih, seperti menahan air mata, Sylvia tidak menjawab pertanyaan Davin, dia hanya membungkuk dan mengangkat tas yang dia bawa kemudian dia berdiri dan berjalan kepada bapak pemilik perahu,” bapak yang menolong tuan muda kami kan?”“Iya. Aku bersama anakku,” kata bapak itu sambil menunjuk seorang anak perempuan kecil.“Ini uang yang kami janjikan. Semuanya ada disini tapi, bapak bisa menghitungnya lagi,”kata Sylvia sam
Sesampainya di rumah sakit, Davin dengan dikawal Melvin dan Wilson bergegas masuk ke dalam kompleks rumah sakit. Di bagian resepsionis, mereka diberi info untuk menuju ke lantai lima karena ternyata Vania sudah dirawat di sebuah kamar khusus di lantai lima. Begitu keluar dari lift, Davin yang tidak sabaran itu, langsung menarik baju seorang dokter untuk menanyakan kamar tempat Vania dirawat, saat dokter itu masih gelagapan dan tidak bisa menjawab dengan bebas karena kerah bajunya sudah dicengkram oleh Davin, tiba-tiba terdengar teriakan Melvin dari jarak sekitar lima belas meter. Melvin bilang dia sudah menemukan kamar tempat Vania dirawat.Davin bergegas melepaskan tangannya dari kerah baju dokter itu, meminta maaf tanpa menoleh, kemudian berlari menuju ke arah Melvin. Davin lihat, Melvin tengah berdiri di depan sebuah jendela kaca dan sedang menunjuk ke arah dalam.Begitu berada di depan jendela kaca itu, Davin segera melihat ke arah dalam. Awalnya dia hanya melihat seorang dokter
“Istrimu gak cerita cerita sih sama aku, tapi, aku bisa merasakan kalau dia punya masalah dengan anda, Tuan Wong, sebelum dia bertemu dengan para penjahat yang melakukan itu kepadanya,” kata Dokter Blanc dengan nada prihatin.“Dokter benar. Saat itu, istriku kabur dari rumah setelah melihat sebuah video yang ada aku disitu. Video yang memuat adegan yang tidak aku banggakan, karena---”“Tuan Wong tidak perlu menceritakan masalah itu. Itu masalah intern antara anda dan istri anda,” potong Dokter Blanc.“Tapi aku ingin dokter mengetahuinya. Bahkan, aku perlu dokter mengetahuinya, karena saat ini, hanya dokter yang bisa berkomunikasi bagus dengan istriku dan aku tidak ingin istriku terus membenciku atas perbuatan yang sebenarnya tidak aku lakukan itu. Aku ingin dokter mulai menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada istriku,” mohon Davin.“Jadi, maksud anda. anda tidak pernah selingkuh, begitu?”“Ya. Aku tidak pernah selingkuh. Aku sangat mencintai istriku, Ceritanya begini, sebelum istr
“Dia tidak apa-apa, ma. Dia sedang istirahat di kamar,” kata Davin berbohong karean mengingat ada nainainya disini.“Kamu jangan bohong Russel!!! Aku sudah dengar semuanya. Ada orang-orang yang telah berbuat tidak senonoh ke cucuku dan orang-orang tidak becus ini yang menjaga kalian hingga kalian celaka. MEREKA HARUS DIPECAT!!!” teriak Ibu Suri sambil menunjuk ke arah Wilson dan Melvin yang cuma bisa terperanjat mendengar kata-kata Ibu Suri itu.“Gak nainai. Mereka gak salah. Mereka sudah berusaha sebaik-baiknya, musuhku itulah yang sangat licik, dia telah memikirkan semuanya dengan sangat baik,” kata Davin membela dua pengawalnya.“Huh! Pokoknya, kamu harus dikawal pengawal baru. Kalau perlu, ambil pengawal nainai. Pengawal nainai itu ada empat puluh orang, kamu ambil tiga puluh lima orang juga bisa, nainai sudah jarang keluar rumah, tidak perlu dikawal orang sebanyak itu,” kata Ibu Suri ngotot.“Tapi aku gak suka dikawal banyak orang, nainai. Apalagi, para pengawalku yang ada sekara
“Kenapa bisa sampai begitu?” tanya Davin heran.“Penganiayaan yang dialami seseorang, bisa membuat itu terjadi. Semakin berat penganiayaan yang korban alami akan membuat guncangan hebat dalam jiwanya. Kadang-kadang, saat sang korban tidak lagi mampu mengatasinya, akan muncul sebuah pribadi baru yang akan mengambil alih dirinya. Pribadi baru inilah yang merubah diri si korban,” jawab Dokter Blanc.“Apa itu semacam kepribadian ganda?”“Ya. Semacam itu.”“Apa istriku bisa sembuh? Apa dia bisa kembali ke keadaannya yang semula?”“Sulit dikatakan. Bisa ya, bisa juga tidak. Yang pasti, dia butuh orang-orang terdekatnya untuk membantunya melupakan peristiwa itu dan membantunya mengatasi rasa traumanya itu.”“Baik, dok. Tapi, bagaimana cara aku mendekatinya kalau dia terus histeris setiap melihatku?”“Berikan dia waktu. Sementara ini, perkembangannya sudah bagus saat dia dijenguk oleh ibu dan nenek anda, maka, aku yakin…dia akan segera menerima anda. Aku yakin itu.”“Bagaimana dengan video in
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol