“Kenapa bisa sampai begitu?” tanya Davin heran.“Penganiayaan yang dialami seseorang, bisa membuat itu terjadi. Semakin berat penganiayaan yang korban alami akan membuat guncangan hebat dalam jiwanya. Kadang-kadang, saat sang korban tidak lagi mampu mengatasinya, akan muncul sebuah pribadi baru yang akan mengambil alih dirinya. Pribadi baru inilah yang merubah diri si korban,” jawab Dokter Blanc.“Apa itu semacam kepribadian ganda?”“Ya. Semacam itu.”“Apa istriku bisa sembuh? Apa dia bisa kembali ke keadaannya yang semula?”“Sulit dikatakan. Bisa ya, bisa juga tidak. Yang pasti, dia butuh orang-orang terdekatnya untuk membantunya melupakan peristiwa itu dan membantunya mengatasi rasa traumanya itu.”“Baik, dok. Tapi, bagaimana cara aku mendekatinya kalau dia terus histeris setiap melihatku?”“Berikan dia waktu. Sementara ini, perkembangannya sudah bagus saat dia dijenguk oleh ibu dan nenek anda, maka, aku yakin…dia akan segera menerima anda. Aku yakin itu.”“Bagaimana dengan video in
“Baik, Ma. Aku setuju dengan pemikiran nainai. Biarkan mereka mencari para penjahat itu sampai dapat. Aku pergi dulu,” kata Davin yang langsung membalikkan tubuhnya meninggalkan Miriam dan Ibu Suri.Davin bermaksud mencari para pengawalnya tapi, mereka tidak berada diluar, Davin cuma melihat para pengawal nainainya yang langsung mengangguk hormat kepadanya. Para pengawal nainainya itu ada yang menunggu di depan kamar istrinya, ada jga yang menunggu di depan kamar nainainya. Tengah Davin mencari Melvin atau Wilson, tiba-tiba handphonenya berbunyi, saat Davin angkat, ternyata telpon itu berasal dari Melvin,” dimana kau? Aku mencari-cari kalian,” kata Davin begitu dia mengangkat telpon.“Kami di lantai dua, Tuan Muda,” jawab Melvin di ujung telpon.“Baik. Aku kesana,” kata Davin. Sesudah itu, dia langsung menuju ke arah lift. Tiga orang pengawal nainainya langsung mengikuti Davin dan kini berada di belakang Davin yang sedang menunggu lift.“Mau apa kalian?” tanya Davin sambil melirik ke
“Apa itu?” tanya Davin kepada Wilson.“Semalam, aku telah mewancarai orang yang menemukan Nyonya Muda dan dia bilang, saat dia menemukan Nyonya Muda waktu itu, Nyonya Muda sedang histeris di sebuah gang kecil di belakang sebuah toko. Orang yang menemukan Nyonya Muda itu, sempat bertanya kepada Nyonya Muda, tapi Nyonya Muda cima minta dipanggilkan polisi, dia tidak mau cerita apa-apa kepada orang yang menemukan dia,” kata Wilson pelan-pelan.“Terus? Yang mengganjal dimana?” tanya Davin lagi.“ Semalam, aku dan Melvin sempat memeriksa CCTV yang mengarah ke gang itu, hanya ada dua jalan yang mengarah ke tempat nyonya muda ditemukan, yaitu, Jalan dari depan dan jalan dari belakang.”“Terus?” tanya Davin tidak sabaran.“Lewat CCTV, aku melihat nyonya muda berjalan dari depan dan dia memang berjalan terseok-seok dari depan itu.”“Terus?”“Kemudian aku telusuri CCTV di depan, dan lewat CCTV, aku lihat, Nyonya Muda berjalan seperti tanpa ada masalah sama sekali di sekitar seratus meter sebelu
Keadaan semakin canggung waktu Vania dan Roger sudah berada di dalam sebuah ruangan VIP di dalam sebuah restoran, restoran ini sendiri, berada di dalam sebuah hotel. Sikap dingin bosnya yang dibilang Melissa kepadanya tidak terlihat di tempat ini, bahkan sedari tadi, Roger berusaha menciptakan suasana romantis bagi Vania, hal ini membuat Vania semakin bingung.“Kliennya mana, pak?” tanya Vania akhirnya, karena dia tidak melihat ada tanda-tanda orang lain di ruangan VIP ini.“Kamu ingin tahu klien itu?” tanya balik Roger sambil mengembangkan senyumnya kepada Vania.“Iya. Kan kita kesini buat ketemu klien. Kok dia belum datang juga?”“Dia sudah datang kok.”“Orangnya mana?” tanya Vania sambil celingukan ke arah pintu, tapi, pintu itu masih tertutup, hanya ada dua orang pelayan yang berjaga di pintu yang siap-siap melayani saat diperlukan.“Orangnya sudah berada di depanku,” jawab Roger kalem.“Hah? Gak salah? Aku kan sekertaris bapak. Bukan klien. Kok jadi gini sih? Bapak sehat kan?”“A
Vania sadar, ada bahaya yang sedang mengancamnya saat ini, karena itu, sambil berteriak sekencangnya dia langsung bangun dari ranjang dan mencari-cari senjata yang bisa dia gunakan untuk memukul pria berwajah “pengen enak-enak“di depannya ini.BRUKKKTubuh Vania kembali ditubruk lelaki itu hingga Vania kembali jatuh di ranjang dengan tubun lelaki asing itu telah berada di atasnya. Vania tidak mau menyerah, dia mencakar wajah lelaki asing itu, tapi, tangan Vania langsung ditangkap lelaki itu, setelah itu dia berkata,” main cakar? Kamu betul-betul mau main kasar ya? Oke. Aku layani!” katanya sambil menindih tangan kanan Vania dengan lututnya.“Aku bukan Melissa. Please….kamu salah orang. Lepaskan aku, please…,” mohon Vania.“Hahaha…jadi kita main pura-pura amnesia dan main kasar. Oke. Aku layani,” kata lelaki asing itu sambil mulai membuka bajunya.Vania mulai menangis ketakutan, dia merasa teriakan tadi tidak berpengaruh, tidak ada yang datng menolongnya padahal dia terus berteriak-te
Dokter Blanc memperlihatkan Video yang dititipkan Davin untuk dilihat Melissa, sosok yang Davin pikir adalah istri Davin. sebelum melihat video itu, Dokter Blanc menjelaskan kalau yang terjadi waktu itu adalah Davin diberi obat untuk membangkitkan hasrat oleh bekas tunangan Davin.Saat melihat video itu, melihat perjuangan Davin saat itu, hati semakin tersentuh. dia semakin jatuh cinta pada " suaminya " itu. ternyata selain tampan dan kaya raya, Davin juga sangat setia pada istrinya hingga Davin berjuang sekuatnya untuk mengatasi pengaruh obat itu. Melissa tahu dan mengerti bagaimana efek obat itu, karena dia dulunya suka memakai obat seperti itu dengan Jeff, pacar gelapnya. Kini melihat perjuangan Davin di video itu, hati Melisa semakin terenyuh dan semakin terkesima, Melissa juga semakin iri kepada Vania yang memiliki suami sebaik Davin."But wait. aku tidak perlu iri. sekarang ini, kan aku yang memiliki Davin. hehehe...kalau perlu, aku akan pastikan benar-benar supaya sepupu bodoh
“Rahasia apa sih?” tanya Melissa takut-takut.“Begini…,” Davin kembali menghentikan kata-katanya, hingga membuat Melissa semakin ciut. Ada rasa penasaran juga di hati Melissa saat ini, tapi, dia juga takut untuk memaksa Davin bicara, karena dia takut, apa yang akan dibicarakan Davin itu adalah sebuah rahasia besar yang akan membuat kedoknya terbongkar, karena itu, Melissa semakin ketakutan.Walaupun selama kerja di perusahaan asing di daerah tambang di Indonesia Timur, Melissa mendapat gaji yang cukup gede, tapi, dibanding dengan apa yang akan didapat nanti saat berperan sebagai Vania, tentu saja berbeda jauh. Karena itulah saat dioperasi plastik baru-baru ini, untuk luka di wajahnya, Melissa sengaja meminta kulit wajahnya dioperasi agar semirip mungkin dengan Vania. Selama ini, keduanya memang sangat mirip, ditambah dengan operasi plastik paska Melissa pura-pura dianiaya itu, membuat Melissa benar-benar mirip seperti Vania, sepupunya yang perannya dia gantikan itu.“Ini mengenai ke
Setelah meninggalkan kamar tempat Melissa dirawat, Davin bergegas menuju ke lift, para pengawal barunya langsung mengikuti Davin sehingga Davin merasa terganggu tapi, apa boleh buat, dia harus tetap bersama para pengawalnya ini, karena mereka bisa melapor kepada Miriam atau Ibu Suri kalau Davin mengusir mereka.Akhirnya, Davin terpaksa biarkan sepuluh pengawal mengikutinya masuk ke dalam lift. begitu keluar lift, Davin berkata," aku akan pergi bersama Wilson. kalian ikuti saja dari belakang dengan mobil kalian." "Tidak, tuan muda. kami harus selalu mengikuti tuan muda.""Baiklah. dua orang saja ikut di mobil Wilson. yang lainnya ikut dengan mobil kalian. ini keputusan terakhirku!" tegas Davin.Para pengawalnya terpaksa setuju dan mulai bagi tugas, siapa yang akan ikut di mobilnya Wilson dan siapa yang akan ikut dari mobil di belakang. Begitu keluar dari lift, Davin bergegas menuju ke pintu keluar rumah sakit dan naik ke dalam mobil Wilson yang sudah menunggu di depan pintu utama rum
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol