'Aku harus tenang. Berpura-puralah tidak melihat semuanya tadi.'Sienna menepuk berulang kali pipinya yang masih merona merah. Ia telah menuntaskan semua kegiatannya di kamar mandi termasuk membersihkan dirinya.Gadis itu memang sengaja berlama-lama di kamar mandi karena ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Lucas nanti.“Aku tinggal mengatakan saja kepadanya kalau aku tidak melihat apa pun. Ya! Aku tidak melihat apa pun,” gumam Sienna.Gadis itu masih mematut wajahnya di depan cermin dan mengulangi kata-kata tadi sebanyak lima kali untuk melatih lidahnya agar tidak salah bicara di depan Lucas nanti. Setelah merasa yakin dan berani, Sienna pun memutuskan untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Lucas.Kedua kepalan tangannya terkepal erat di udara sebagai bentuk penyemangat untuk dirinya sendiri. Sienna pun melangkah keluar dari kamar mandi itu. Netranya mengedar ke sekeliling ruang tidur Lucas, tetapi tidak menemukan sosok atasannya itu di sana.Tatapan gadis itu terhenti pada t
‘Kenapa dia malah diam saja sih?’ Melihat ekspresi dingin Lucas dari sudut matanya, kegelisahan Siena semakin bertambah. Atasannya itu tampak sedang berpikir keras seolah sedang merencanakan sesuatu untuk memberikan pelajaran atas perbuatannya tadi. Gadis itu mulai dihantui dengan berbagai pikiran aneh atas tindakan yang mungkin dilakukan Lucas padanya karena Lucas tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga akhirnya ia mendengar suara dehaman keras dari bibir atasannya tersebut. Akan tetapi, Sienna tidak berani mengangkat wajahnya dan terus berdoa di dalam hati agar atasannya tidak memperpanjang masalah tersebut. Mata tajam Lucas menatap lurus ke arah Siena. Melihat ekspresi penyesalan di wajah sekretarisnya itu, amarah Lucas yang hendak meledak di kepalanya akhirnya berangsur mereda sedikit demi sedikit. Perlahan sudut bibir Lucas terangkat tipis ketika melihat gadis itu telah mengenakan pakaian pilihannya. “Sienna Sherwood,” panggil Lucas secara tiba-tiba. “Y-ya?” Sienna langs
“Saya janji tidak akan lama dan akan sampai di kantor sebelum rapat dimulai,” cicit Sienna yang masih mencoba membujuk Lucas agar mengantarkannya ke halte bis.Bukannya menanggapi gadis itu, Lucas malah kembali turun dari mobilnya. Sienna mengira Lucas akan mengusirnya dari mobil tersebut, tetapi dugaannya itu ternyata salah.Lucas turun untuk membuka bagasi belakang mobil untuk mengambil sesuatu, lalu kembali duduk di balik kemudinya dan menyerahkan sepasang stiletto berwarna hitam kepada sekretarisnya tersebut.“Kakimu sudah baik, kan?” tanya pria itu yang teringat kalau semalam kaki Sienna sempat memar karena ulahnya.Sienna mengangguk kecil dan menatap sepatu di tangannya dengan bingung. “Direktur Morgan, ini ….”Sepasang stiletto yang diserahkan Lucas ke tangan gadis itu bukanlah barang baru, tetapi masih terlihat sangat terawat dan pastinya Sienna pernah melihat barang dengan merek serupa dan Sienna hanya bisa menelan ludahnya saat melihat harga sepatu tersebut.“Coba kamu pakai,
“Kalau sandiwara ini sampai terbongkar dan diketahui oleh orang tua saya, bersiaplah menerima akibatnya.”Lucas sangat serius dengan ancamannya tersebut. Sienna pun meneguk salivanya dengan kasar karena khawatir tidak dapat memenuhi standar kekasih yang diinginkan pria itu. Dari sudut matanya Lucas dapat melihat kekhawatiran yang terlukis pada wajah sekretarisnya, lalu ia kembali berucap, “Sekarang bukan waktunya mencemaskan hal yang tidak penting. Lakukan hal yang perlu dilakukan dengan baik.”Setelah mengatakan hal itu, pria itu langsung keluar lebih dulu dari lift dan meninggalkan Sienna di belakang.Gadis itu hanya bisa mengembuskan napasnya dengan kasar dan menerima semua risiko yang harus diterimanya. Ia sudah terlanjur masuk ke dalam permainan sandiwara Lucas. Saat ini ia hanya bisa menggunakan kesempatan itu untuk menyelesaikan semua permasalahannya di Luminous.Sienna bergegas mengikuti langkah Lucas. Namun, tiba-tiba gawainya berdering. Ia pun merogoh benda itu dari saku bl
“Oliver, apa yang kamu lakukan pada sekretarisku?” selidik Lucas dengan nada suara yang terdengar dingin.“Aku ….” Oliver menoleh kepada Sienna dan Lucas secara bergantian, kemudian memaksakan seulas senyuman di wajahnya dan menjawab, “aku hanya terkejut saja melihat perubahannya tadi. Jadi aku ingin bertanya lebih jauh saja.”“Jadi kamu ke sini hanya karena itu?” cibir Lucas yang dapat membaca jelas kebohongan sahabatnya tersebut.“Tentu saja aku datang untuk menemuimu, Luke,” jawab Oliver dengan cepat.Lucas tidak menanggapi apa pun selain memberikan tatapan tajam yang membuat Oliver merasa keki. Sebelumnya Lucas sudah pernah memperingatkan sahabatnya itu untuk tidak berbuat ulah di kantornya karena ia sudah sering mendengar laporan dari para jajaran manajernya terkait perbuatan yang dilakukan sahabatnya itu dengan beberapa karyawati mereka.Melihat keseriusan Lucas, Oliver pun mencebikkan bibirnya dengan malas dan berkata, “Iya, tadi aku hanya ingin mengajak sekretarismu makan siang
“Kalau aku bilang iya, apa yang akan kamu lakukan, Luke?” Tantangan yang dilontarkan Oliver tidak mengubah sedikit pun ekspresi Lucas. Sebelumnya Lucas sering melihat Oliver menggoda Sienna setiap kali datang bertemu dengannya, tetapi ia mengira sahabatnya itu hanya sekedar ingin bermain-main saja. Sekarang mendengar hal tak terduga seperti ini, entah kenapa Lucas merasa sedikit risih. Ia berpikir jika dirinya tidak suka dipermainkan oleh Oliver.“Memangnya apa yang harus aku lakukan?” Lucas mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh dan lanjut berkata, “palingan aku hanya akan melaporkan masalah yang sudah kamu timbulkan di kantorku kepada kakekmu saja.”Jawaban yang diberikan Lucas membuat Oliver terkesiap. “Kau—"Kepanikan yang ditunjukkan Oliver membuat Lucas tertawa geli. Ia tahu jelas jika kelemahan Oliver hanyalah kakeknya saja. Tuan Besar Harvey adalah orang yang sangat ditakuti oleh orang banyak karena nama besar dan sejarah kelam yang dilakukannya sebagai ketua gangster dulu,
Suasana di dalam kafetaria sangat ramai seperti biasanya. Terlihat antrian yang cukup panjang hingga ke ujung untuk mengambil menu gratis yang disediakan oleh kantor. Setiap karyawan memiliki satu voucher gratis minuman dan makanan dengan menempelkan kartu tanda pengenal mereka pada sebuah scanner yang tersedia.Di sisi yang berbeda terlihat satu meja kasir yang diperuntukkan bagi para karyawan yang ingin membeli menu di luar dari menu gratisan yang disediakan kantor. Demi penghematan, Sienna lebih sering mengambil menu gratis daripada membeli dengan uang sendiri. Walaupun antrian cukup panjang, tetapi Sienna tetap memilih jalur yang gratis dan mengambil sebuah baki untuk membawa makanannya nanti. “Sienna Sherwood?”Sienna sangat terkejut ketika bertemu dengan Nicole Winslet yang baru saja masuk ke dalam kafetaria bersama beberapa rekan satu divisinya. Gadis itu menatap Sienna dari ujung rambut hingga ke bawah kaki dengan sorot mata yang terlihat sangat tidak bersahabat.Namun, Sien
“Apa itu artinya kamu masih single, Sienna?”Sienna berdeham canggung mendengar pertanyaan dari Andrew. Sejujurnya, ia tidak menyangka pria itu akan bertanya tentang statusnya secara terang-terangan. Ia tidak tahu apakah dirinya masih termasuk lajang atau tidak, mengingat saat ini ia memiliki keterikatan kontrak dengan Lucas Morgan.‘Apa hubunganku dengan Zombi Kutub bisa dikatakan kalau kami sedang berpacaran?’ batin Sienna yang mencoba memilah tentang statusnya saat ini.“Kenapa? Apa jangan-jangan kamu sudah punya lelaki yang kamu sukai?” tanya Andrew lagi saat tidak kunjung mendengar jawaban dari gadis itu.Sienna tersenyum canggung. Ia hanya bisa memberikan anggukan kecil walaupun sebenarnya tidak ada pria yang benar-benar membuatnya tertarik. Mana mungkin dia bisa punya waktu untuk memikirkan hal seperti itu.Saat ini seluruh waktunya benar-benar hanya tersita untuk Lucas Morgan seorang saj