“Ingatlah. Kamu berhutang padaku,” cetus Oliver. Anna pun terbelalak mendengar ucapan pria itu. Kilatan amarah telah bersinar pada sepasang netranya. Sebelum Anna sempat mengajukan protesnya, Sienna telah menahannya dan berkata, “Tuan Muda Harvey, terima kasih sudah mau bekerja sama. Rekaman ini akan sangat membantuku. Aku tidak ingin Clive Sherwood mengulangi perbuatan seperti ini lagi di kemudian hari.” Mendengar ucapan Sienna, Oliver pun merasa segan dan menimpali, “Tenang saja, Sienna. Karena dia sudah berbuat ulah di tempatku, dia juga harus berurusan denganku." Sienna tersenyum gugup. Ia tidak begitu memahami maksud Oliver, tetapi dari sorot mata pria itu, ia merasa Oliver akan melakukan sesuatu terhadap Clive. Sementara itu, tatapan Anna masih tertuju pada Oliver. Ia masih sangat kesal dengan perbuatan pria itu padanya tadi. Namun, demi Sienna dan Lucas, ia memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah tersebut. “Oliver, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.” Tiba-tiba Lu
“Jadi apa kamu punya ide, Oliver?” selidik Lucas. “Tentu saja.” Oliver tersenyum lebar. Ia melirik Anna sekilas. Melihat kekesalan gadis itu adalah hal yang paling membahagiakan baginya saat ini. “Daripada membujuknya, aku rasa … mengancamnya akan lebih efektif. Orang serakah sepertinya perlu diberikan sedikit pelajaran,” papar Oliver. Kening Sienna mengernyit. “Maksudmu … kamu akan menggunakan ancaman fisik?” tanyanya dengan penuh keraguan. Namun, Oliver hanya menyeringai tipis. Ia melirik Lucas yang terlihat sudah memahami tindakannya. Anna berdengus. “Jangan sampai kamu malah dipenjara karena melakukan tindakan kekerasan, Tuan Muda Harvey,” cibirnya. Seringai kecil kembali terbit di bibir Oliver. “Terima kasih atas pengingatnya, Nona Pengacara. Tapi, akan aku pastikan kamu tidak akan memiliki kesempatan untuk berbahagia melihatku menderita di penjara. Aku punya caraku sendiri, mengancam tanpa melukainya,” sahutnya dengan angkuh. Anna berdecih malas. “Maksudmu dengan g
Kening Lucas mengernyit. “Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?” Sienna memanyunkan bibirnya. “Habisnya dari tadi kamu diam saja,” sahutnya. Ekspresi Lucas yang terlihat dingin semakin meyakinkan dugaan Sienna. Mendengar hal itu, Lucas cukup terkejut dan baru menyadari sikapnya. “Maaf, sepertinya tadi aku terlalu fokus dengan pikiranku sendiri,” ucapnya dengan tulus. Helaan napas pelan bergulir dari bibir Lucas. Ia mengulas senyuman tipis di bibirnya, lalu menoleh kepada Sienna dan meraih tangan wanita itu. “Aku tidak marah padamu, Sienna. Aku hanya marah kepada diriku sendiri karena tidak bisa melindungimu dengan baik.” Jawaban yang diberikan Lucas membuat hati Sienna menghangat. Ia pun menghambur ke dalam pelukan pria itu dan berbisik, “Ini bukan salahmu, Lucas. Aku yang sudah terlalu gegabah tadi. Maaf sudah membuatmu khawatir. Lain kali aku akan─” Uc
Dua minggu kemudian.“Dia benar-benar gila. Sudah sepantasnya dia mati dan membusuk saja di penjara.”Geraman sinis meluncur dari bibir Sienna tatkala membaca berita terpanas yang sedang tersebar sejak tadi pagi di seluruh jaringan media kota. Tertulis jelas judul besar pada laman berita yang muncul di gawainya “Clive Sherwood Terancam Vonis Penjara Seumur Hidup!”Pria itu telah ditangkap karena berbagai tuduhan. Media menyebutkan jika telah banyak wanita yang menjadi korban pelecehan, penganiayaan yang berujung kekerasan dan ada juga yang terbunuh karena menolak permintaannya untuk memuaskan hasratnya.Sienna benar-benar syok. Ia tidak pernah menyangka kakak tirinya itu akan melakukan tindakan sekejam dan segila itu.Berita itu semakin marak karena satu per satu korban dan pihak keluarga yang dirugikan mulai menyuarakan dan mengajukan tuntutan mereka. Selama ini mereka dibungkam oleh kekuasaan yang dimiliki keluarga Sherwood dan beberapa di antara mereka mendapatkan uang tutup mulut.
“Sepertinya aku hanya tinggal menunggu surat pemecatan saja,” ujar Ivory yang membuat Sienna melongo. Namun, detik berikutnya Sienna tertawa geli. “Kamu bercanda, huh?” “Tidak, Sienna! Ini serius!” sungut Ivory yang terlihat kesal. Kening Sienna pun berkerut. “Memangnya apa yang sudah kamu lakukan, Ivory?” selidiknya. Ia mengira Ivory telah melakukan kesalahan fatal yang membuat Lucas marah besar, tetapi ternyata tidak. “Kamu tidak tahu kalau dia sudah mendapatkan sekretaris baru yang lebih kompeten daripada kakaknya ini, huh?” celetuk Ivory yang cukup membuat Sienna kaget. “Sekretaris baru?” Ivory mengangguk, masih dengan ekspresi masam. "Hari ini dia baru saja merekrut seseorang yang katanya sangat berbakat dan merupakan lulusan terbaik di universitasnya serta memiliki banyak pengalaman kerja sebelumnya. Aku merasa seperti tidak ada gunanya lagi di sana." Sienna mengerutkan keningnya, merasa iba terhadap Ivory sekaligus penasaran dengan sosok sekretaris yang dimaksu
“Sepertinya dia sudah tidak sabar menghabiskan semua hartanya demi jalang itu,” desis Ivory dengan amarah yang telah memenuhi dadanya.Sienna mengembalikan ponsel wanita itu. Ia dapat memahami perasaan Ivory, melihat perbuatan yang telah dilakukan Allen di belakang wanita itu.“Apa yang kamu katakan waktu itu memang benar, Sienna. Jalang itu pasti akan mencari Allen untuk mendapatkan uang itu,” ucap Ivory dengan suara yang bergetar pelan.Dua minggu lalu Sienna menemui Ivory. Ia menceritakan pembicaraan yang didengarnya antara Emily dan Nicole di private lounge Goddess kepadanya.Sienna ingin memastikan dugaannya mengenai keterkaitan hubungan antara Allen dengan Nicole. Ia yakin Nicole akan mencari dana kepada kekasih gelapnya untuk menutup mulut Emily sehingga ia meminta Ivory untuk memeriksa data keuangan Allen selama dua minggu ke depan.Sayangnya, Ivory tidak pernah memegang data keuangan Allen karena selama ini ia selalu percaya kepada suaminya. Akhirnya ia membayar salah seorang
‘Aneh. Telepon sepenting apa sampai harus dijawab di luar?’ gumam Sienna di dalam hati.Lebih anehnya lagi, tadi Sienna tidak melihat Nicole saat ia baru sampai di lantai ruangan itu. Sienna menerka jika telepon tersebut mungkin adalah telepon rahasia yang tidak boleh didengar oleh orang lain sehingga Nicole mencari tempat yang sepi.Sienna pun beranjak dari tempat duduknya. Ia bergegas mencari keberadaan Nicole untuk memastikan dugaannya. Netranya berkeliling mencari tempat yang paling sepi berada di lantai tersebut dan tatapannya tertuju pada ruangan pantry.Pada waktu seperti ini, ruangan itu memang jarang dipergunakan. Sienna pun memutuskan untuk melangkah ke tempat itu. Perlahan langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara Nicole.“Huh! Aku kira kamu sudah melupakanku.” Suara manja Nicole terdengar jelas di telinga Sienna.“Aku merindukanmu, Sayang.” Nicole masih bermanja ria dengan penelepon di seberang sana tanpa mengetahui jika Sienna sedang bersembunyi di balik pintu pantry
“Baiklah, mari kita lanjutkan,” kata Simon sambil membuka dokumen di tangannya. “Desain pertama yang terpilih adalah karya dari ... Nicole Winslet!”Nicole tersenyum lebar, hampir melompat dari kursinya karena sangat senang bisa terpilih. Ia melirik ke arah Sienna sekilas dan menyeringai tipis seolah menunjukkan kemenangannya.Sienna hanya membuang pandangannya dengan bersikap acuh tak acuh.Suara tepukan tangan masih terus berlanjut ketika Nicole menyampaikan rasa haru dan terima kasihnya kepada Simon Jones. Melihat kegembiraan yang sangat berlebihan, mengingatkan Sienna atas telepon yang Nicole terima tadi. Namun, ia tidak ada waktu untuk memikirkannya sekarang.“Desain kedua,” lanjut Simon, “adalah milik ... Diane Hyatt.”Diane terperangah. “I-ini benaran saya, Manajer Jones?” gumamnya, masih tak percaya.Simon mengangguk. “Selamat, Nona Hyatt,” ucapnya.Air mata Diane seketika tumpah. Ia menoleh kepada Sienna yang telah tersenyum padanya.“Selamat ya, Diane,” ucap Sienna dengan tu
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel