“Baiklah, mari kita lanjutkan,” kata Simon sambil membuka dokumen di tangannya. “Desain pertama yang terpilih adalah karya dari ... Nicole Winslet!”Nicole tersenyum lebar, hampir melompat dari kursinya karena sangat senang bisa terpilih. Ia melirik ke arah Sienna sekilas dan menyeringai tipis seolah menunjukkan kemenangannya.Sienna hanya membuang pandangannya dengan bersikap acuh tak acuh.Suara tepukan tangan masih terus berlanjut ketika Nicole menyampaikan rasa haru dan terima kasihnya kepada Simon Jones. Melihat kegembiraan yang sangat berlebihan, mengingatkan Sienna atas telepon yang Nicole terima tadi. Namun, ia tidak ada waktu untuk memikirkannya sekarang.“Desain kedua,” lanjut Simon, “adalah milik ... Diane Hyatt.”Diane terperangah. “I-ini benaran saya, Manajer Jones?” gumamnya, masih tak percaya.Simon mengangguk. “Selamat, Nona Hyatt,” ucapnya.Air mata Diane seketika tumpah. Ia menoleh kepada Sienna yang telah tersenyum padanya.“Selamat ya, Diane,” ucap Sienna dengan tu
Suara desas-desus mulai memenuhi seluruh ruangan tersebut. Sienna dapat melihat kekagetan dan keraguan semua orang saat melihat gambar yang terpampang jelas pada layar proyektor tersebut, tetapi ia tidak menunjukkan ketakutannya sedikit pun.Tiba-tiba seseorang berkata, “Sangat sempurna dan cantik.”“Benar. Ini … ini benar-benar luar biasa,” timpal yang lain.Berbagai pujian serupa mulai meluncur dari bibir semua orang setelah mereka melihat desain milik Sienna. Desain itu memiliki detail artistik yang cukup rumit, tetapi menciptakan keseimbangan yang sempurna dan terlihat sangat elegan.Walaupun masih berupa sketsa, tetapi semua orang yang melihatnya sudah dapat membayangkan keindahan dan keunikan yang akan membuat pemakainya menjadi pusat perhatian.Mereka sangat mengagumi dan terkesan dengan desain tersebut. Padahal sebelumnya mereka meragukan Sienna bisa lolos dalam seleksi ini, tetapi setelah melihat desainnya, tidak ada lagi yang bisa mereka katakan mengenai karya wanita itu.Nam
“Ah, ya ampun … Bagaimana ini? Aku tidak bisa berhenti tertawa membayangkan wajahnya tadi.” Suara tawa masih meluncur dari bibir Sienna. Ia baru saja menceritakan kepada Lucas perihal reaksi Nicole saat di ruang pertemuan tadi. Saat ini mereka sedang berada di restoran yang direservasi Lucas sebelumnya untuk makan malam setelah seharian bekerja keras. “Coba tadi kamu juga lihat, Lucas. Wajah Nicole benar-benar priceless! Seperti melihat hantu di siang bolong,” seloroh Sienna yang masih tertawa geli. Ia masih tidak percaya Nicole akan masuk ke dalam jebakan yang dibuatnya sejak awal. “Apa aku sudah keterlaluan mempermainkannya, Luke?” tanya Sienna kepada kekasihnya tersebut. Sejak tadi Lucas hanya menjadi pendengar setia saja tanpa memberikan komentar apa pun. Sienna pun merasa gelisah dan berpikir tindakannya sudah berlebihan. Lucas tersenyum kecil melihat wajah cemas gadis itu. “Menurutku tidak. Malah kamu kurang kejam. Kalau aku, mungkin aku benar-benar mempermalukannya lebih d
“Benarkah?” Netra Sienna langsung berbinar mendengar hal tersebut. “Jadi rekaman yang kuambil waktu itu sudah bisa dipulihkan?”“Kamu seperti habis mendapatkan lotre saja,” ledek Lucas saat melihat kegembiraan yang terlukis di wajah kekasihnya.“Huh! Kamu tidak tahu bagaimana perjuanganku waktu itu. Aku hampir saja …,” Ucapan Sienna terhenti karena teringat dengan pelecehan yang hampir terjadi dua minggu lalu padanya. Namun, perhatiannya beralih karena genggaman lembut dari tangan Lucas.Lucas dapat melihat ketakutan yang terlintas dari sorot mata gadis itu. Ia tahu jika bayangan buruk atas kejadian itu pasti akan terus membekas di dalam ingatan kekasihnya tersebut.Melihat kekhawatiran Lucas atas dirinya, Sienna pun buru-buru berkata, “Aku … aku baik-baik saja kok, Luke. Aku─”“Tidak perlu berpura-pura kuat di depanku, Sayang.” Lucas mencoba memberikan kenyamanan kepada gadis itu, menggenggam erat tangan kekasihnya tersebut, lalu memberikan kecupan kecil pada punggung tangannya dengan
“Tidak apa-apa. Aku dengar perusahaan itu sudah mulai beroperasi, tapi sepertinya mereka ada sedikit permasalahan internal dan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah itu sebelum benar-benar muncul di publik,” terang Lucas atas informasi yang didapatkannya.“Apa masalah internal mereka ada kaitannya dengan ketidakmampuan Allen yang tidak berhasil menggaet para investor Luminous?” terka Sienna.Selama satu bulan terakhir ini Lucas memang terus menjalin hubungan baik dengan para investor besarnya dan memberikan janji kontribusi yang terbaik untuk mereka sehingga para investor tersebut memikirkan kembali untuk melakukan penanaman modal kepada perusahaan lain.Lucas mengangguk. "Ya, itu salah satu faktornya. Allen berusaha keras untuk mengalihkan para investor kita, tapi berkat hubungan baik yang kita jalin selama ini, mereka tetap setia pada Luminous. Bahkan, beberapa di antaranya menambah investasi mereka untuk Luminous.”“Kekasihku memang hebat,” puji Sienna dengan bangga. Ia pun
“Apa kamu yakin Serenity memang terlibat dengan perusahaan baru itu?” selidik Sienna, memastikan. Lucas mengangguk pelan. “Aku curiga kalau keluarga Grant sengaja berkonspirasi dengan Serenity untuk menjatuhkan Luminous.” Sienna tertegun. Ia tidak memahami persaingan di dalam dunia bisnis, tetapi ia tidak menyangka Lucas dan Martin akan berseteru dalam satu hal yang sama. “Apa … sebaiknya aku bicara dengan Martin─” “Sienna, tidak perlu,” potong Lucas dengan tegas. “Masalah ini biar aku yang menghadapinya.” Sienna menggigit bibirnya, merasa bimbang. “Tapi Luke, jika aku bisa bicara dengan Martin, mungkin kita bisa menemukan jalan tengah. Mungkin saja Serenity juga terjebak dengan hasutan keluarga Grant.” Lucas menatap Sienna dalam-dalam, melihat ketulusan dalam niatnya. “Aku menghargai niat baikmu, Sayang. Namun, ini adalah bisnis. Pihak Serenity pasti tahu risiko yang mereka ambil dan mungkin saja mereka yang memanfaatkan keluarga Grant untuk menjatuhkan Luminous.” Sienna mengh
"Di mana manajer Anda? Saya ingin bicara dengannya!” tukas Ivory dengan penuh amarah. Wanita berseragam hotel di hadapan Ivory hanya bisa tersenyum canggung. Sebagai petugas resepsionis, ia telah melakukan pekerjaannya sesuai prosedur sehingga ia tidak merasa takut meskipun diancam oleh Ivory. “Sekali lagi saya minta maaf, Nyonya. Saya hanya melakukan sesuai prosedur hotel yang ada. Saya harap Anda dapat tenang dan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lain,” pinta resepsionis itu dengan ramah. “Apa kamu tidak dengar? Saya ingin bicara dengan manajer hotel ini!” Ivory tidak peduli meskipun petugas resepsionis itu sudah memperingatkannya untuk tidak membuat keributan di tempat itu. Emosinya benar-benar telah berada di puncaknya. Beberapa waktu lalu Ivory mendapatkan informasi dari Allen yang mengatakan akan pulang lebih lambat daripada biasanya karena harus menghadiri perjamuan dengan klien penting. Akan tetapi, informasi yang dibe
“Di mana jalang itu?!” hardik Ivory dengan penuh amarah.“Ivory, apa maksudmu?” Allen menatap istrinya dengan pandangan kebingungan.Ia melirik Sienna yang juga datang bersama istrinya tersebut. “Sebenarnya ada apa? Kenapa kalian─”“Berhenti bersandiwara, Allen! Aku tahu apa yang sudah kamu lakukan di belakangku selama ini!” Ivory tidak dapat menahan emosinya, suaranya telah menggema di lorong hotel.Manajer hotel tersebut tidak dapat menghentikannya dan juga tidak bisa mencampuri permasalahan keduanya. Di satu sisi, Sienna juga hanya bisa berjaga-jaga apabila Ivory ataupun Allen melakukan sesuatu yang di luar kendali mereka.“Aku benar-benar tidak mengerti, Ivory. Kenapa kamu bisa datang ke tempat ini? Kamu mengikutiku?” Allen menatap Ivory dengan tajam.Ivory mendengus kasar. Ia tidak menjawab pertanyaan Allen dan langsung menerobos kamar tersebut untuk mencari keberadaan wanita simpanan suaminya tersebut.Sienna pun bergegas mengik
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel