Share

Harapan

Author: Emmy Liana
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Ibu Siti membisikan sesuatu di telinga Bram.

"Kamu mau kan nak?"

Tanya ibu Siti kembali memastikan. Putranya benar ada di pihaknya atau bukan.

"Baik bu, itu ide yang sangat bagus," tukas Bram dengan raut wajah bahagia.

Dia tak menyangka, selama ini Hani menghilang, dan kini dia muncul dengan pencapaian yang luar biasa.

"Istriku itu memang sangat hebat bu, aku jadi bangga."

"Tentu nak, kalau tahu akan menjadi seperti ini. Buat apa kita hanya membuang waktu saja hidup di rumah wanita ini."

Ucap Ibu Siti sinis pada nyonya Greta, yang masih duduk di kursi rodanya di ujung ruangan.

Matanya hanya bisa menatap sendu kedua manusia berhati iblis itu.

Walau nyonya Greta sakit, tak bisa berbicara, dan tak bisa menggerakkan semua anggota tubuhnya dengan normal. Tapi, otak nyonya Greta masih bisa menangkap jelas pembicaraan orang-orang di hadapannya. Dia masih mampu berpikir mana yang baik dan mana yang buruk di dalam rumah ini selama lima tahun dia belajar dalam diam.

Meski terasa sakit, tapi dia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kejutan di Rumah Majikan   Lakukan dengan cepat

    Hans mengangguk tanda mengerti, keinginan tuannya. Selama lima tahun terakhir hanya Hans yang setia berada di sisi tuan Niko. Mereka sudah bersahabat dekat sejak kecil. Hans adalah putra asisten pribadi ayahnya dahulu. Mereka tumbuh bersama, bahkan ayah Niko menyekolahkan Hans di sekolah yang sama. Hingga mereka memutuskan kuliah di tempat yang berbeda. Tapi kini, Hans memilih bekerja bersama sahabatnya atas permintaannya, sebagai balas budi untuk keluarga ayah Niko."Apa kau bisa melakukannya dengan cepat?"Tanya Niko memastikan."Kau sedang meragukan kemampuanku tuan Niko?"Tanya Hans dengan nada mengejek, membuat Niko geram."Baiklah tuan pintar, lakukan secepatnya, aku ingin semuanya selesai dalam tiga hari."Tegas Niko membuat Hans membulatkan matanya."Apa kau pikir akan semudah yang kamu pikirkan?"Hans sepertinya tak yakin, jika rencana mereka akan cepat selesai. Mengingat perusahaan Niko lebih banyak mengembangkan dunia property. Sepertinya akan tak masuk akal jika bergabung

  • Kejutan di Rumah Majikan   Besan

    Ibu Siti terus mengoceh, tak terima diperlakukan secara kasar oleh para suruhan Hani. Tidak dia boleh menyerah, kali ini dia memilih untuk kembali pulang. Lalu kembali pulang dan memikirkan rencana baru yang akan membuat hati Hani menjadi luluh."Ibu? Kenapa cepat sekali ibu kembali?"Tanya Nita, sepertinya dia terkejut melihat ibunya kembali pulang. Apa yang sedang terjadi, Nita ingin tahu. Bagaimana reaksi Hani tadi saat menyambut kedatangan ibunya.Ibu Siti mendenggus kesal. Dia sangat marah dengan perlakuan Hani tadi di rumahnya."Apa salahnya coba, jika aku masuk ke rumahnya. Sombong sekali kamu Hani. Mentang-mentang sudah kaya dan terkenal kamu mengabaikan aku?"Umpat ibu Siti menggebu.Dia tak terima diperlakukan secara kasar oleh Hani. Tapi, walau bagaimana pun, saat ini ibu Siti berpikir dia harus bisa menahan diri. Agar bisa mengambil hati Hani. Dan juga Hani akan mengasihani dirinya dan mau membuka lebar pintu rumah untuknya."Tapi bagaimana caranya?"Gumam ibu Siti lagi, be

  • Kejutan di Rumah Majikan   Siapa itu

    "Ibu Siti dan Nita kok berada di sini?"Tanya bu Karjo, yang heran melihat penampilan ibu Siti dan Nita kini sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Penampilannya sudah tak kalah seperti istri juragan Jono di kampung, yang dipenuhi dengan perhiasan di tangan leher dan kakinya. Luar biasa perubahannya, bahkan hampir-hampir tak bisa dikenali oleh orang tua Hani."Iya bu Karjo, selama ini kami sudah lama tinggal di sini," jawab ibu Siti."Benarkah, kok aku dan suamiku tak tahu yah?" Bu Karjo semakin bingung."Ibu Siti tahu dari mana kalau putri kami punya rumah di sini?"Tanya Bu Karjo penasaran."Soal itu, ya karena putra saya Bram yang memberitahu," dalih ibu Siti tanpa sengaja.Sesaat kemudian dia kaget sendiri telah ceplos berbicara pada bu Karjo.Biarkanlah pikirnya, toh nanti juga aka ketahuan. Sekalian saja saat ini dia mengungkapkan kebenarannya.Bu Karjo dan suaminya mengerutkan dahi, manatap bingung pada ibu Siti. Apa maksud perkataannya sebenarnya. Ataukah mereka kini sala

  • Kejutan di Rumah Majikan   Rahasia terkuak

    "Ibu dan bapak tinggal sama kamu?"Tanya Bram yang juga kaget melihat kedatangan bapak Karjo dari arah dalam rumah."Diam kamu!"Gertak Hani, lalu mencengkram lengan Bram kemudian menuntunnya keluar dari halaman rumah miliknya."Biarkan aku menyapa bapak mertuaku dahulu Hani," tuntut Bram. Dia bersikeras tak ingin pergi dari sana."Sudah sana pergi, aku tak butuh kamu. Di sini bukan tempat kamu!"Tampik Hani, dengan memberi kode pada kedua security di pos untuk segera mengurus pria jahat itu keluar dari rumahnya."Hani, jangan kurang ajar kamu sama suami!"Pekik Bram tak terima ketika tubuhnya digiring kasar oleh suruhan Hani. Kemudian menutup pintu gerbang dengan rapat-rapat."Siapa tadi itu Hani, bapak seperti mengenal suaranya," ucap bapak Karjo.Beruntung penglihatannya yang rabun sedang menyelamatkan Hani. Bapak tak bisa melihat jarak pandang yang agak jauh, jadi dia susah untuk mengenali wajah pria yang baru saja diusir oleh Hani. Tapi bapak sangat mengenali suara pria yang bar

  • Kejutan di Rumah Majikan   Pengganggu

    "Tunggulah dan bersabarlah sedikit tuan perampas harta orang lain, aku akan segera mengirimkan surat gugatan cerai untuk anda."Hani tersenyum saat melihat pesannya kini centang dua, tak lama berubah menjadi biru.Di kediaman mewah nyonya Greta..ArrgggghhhhhhhBram berteriak frustasi sambil melemparkan ponselnya ke lantai, setelah membaca pesan singkat dari Hani."Lihatlah Hani, apa yang akan aku lakukan padamu."Gumam Bram dalam hatinya, sepertinya dia akan memikirkan rencana lain demi untuk keinginannya."Lakukan apa yang kau bisa Bram, aku akan menunggunya."Gumam Hani di ruang kerjanya, seakan dia tahu Bram sedang mengancam dirinya.Pagi-pagi sekali Hani berpamitan kepada kedua orang tuanya. Ada pekerjaan mendadak di butik yang harus dia lakukan segera. Sudah ada seorang asisten rumah tangga sewaan yang dihubungi olehnya dari semalam, dan pagi ini dia akam masuk ke rumah, menemani bapak dan ibunya. Dan mengerjakan pekerjaan rumahnya."Kamu tak sarapan dulu nak?"Tanya bu Karjo, k

  • Kejutan di Rumah Majikan   Penawaran

    "Kenapa harus saya bu?" Tanya Hani sekali lagi."Entahlah Hani, aku tak mengerti. Sepertinya dia sangat menyukai nama kamu. Aku juga bingung, dia menyebut nama kamu dengan sangat fasih sekali, seperti telah mengenal kamu lama sekali. Dan kebetulan kamu mengalami masalah ini, jadi aku rasa aku harus menerima tawaran ini."Jantung Hani berdegup kencang, merasa apa yang dikatakan oleh ibu Victoria padanya membuat dia bingung. Siapa sebenarnya pengusaha kaya yang sedang menawarkan bantuan dalam kesulitannya saat ini. Mungkinkah ini adalah jebakan dari seseorang yang ingin menjatuhkan dirinya, ada maksud apa berani mengorbankan sesuatu yang bernilai ratusan juta, hanya untuk membuat sebuah penawaran pada dirinya. Tapi kenapa dengan nama Hani Septriani yang disebutkan olehnya. "Sudah jangan dipikirkan Hani. Intinya masalah pekerjaan kita selesai. Dan pesanan gaun dari pada ibu pejabat dapat diselesaikan tepat waktu. Soal penawaran yang dibuat oleh pengusaha itu, kamu tenanglah, ada aku yan

  • Kejutan di Rumah Majikan   Dijemput

    Hani menggelengkan kepalanya dengan cepat."Bukan begitu, hanya saja--,"Hani menggantung perkataannya.Sepertinya ini terlalu mendadak, apa dia harus mempercayai orang asing secepat ini. Semua yang terjadi seolah sudah direncanakan, membuat hati Hani semakin curiga."Tenanglah mbak Hani, perusahaan kami bisa dipercaya," ujar Hans seakan dia tahu perasaan hati Hani saat ini.Mungkin dia khawatir tuannya akan membohongi mereka.Hani menatap wajah ibu Victoria. Dia ingin memastikan sekali lagi. Ibu Vuctoria mengangguk pelan, tanda dia menyetujui Hani menandatangani dokumen tawaran kerja sama itu."Kalau begitu terima kasih, mbak Hani. Senang bisa mengajak anda bergabung bersama bisnis perusahan kami."Hans lalu berdiri kemudian keluar dari ruangan Hani. Setelah menyalami Hani dan ibu Victoria bergantian.Ibu Victoria tersenyum pada Hani. Dia mengerti khawatiran Hani saat ini. Jadi Hani masih perlu banyak belajar darinya. "Tenanglah Hani, aku sudah mencari tahu latar belakang perusahaan

  • Kejutan di Rumah Majikan   Apa kabar Hani

    Hans menatap bingung raut wajah Hani. Sedikit dia lengah, dan tiba-tiba Hani sudah berbalik dan berlari menuju ke arah lift."Mbak Hani."Panggilnya sambil mengejar Hani.Ini sudah sampai tepat di depan pintu, kenapa Hani berlalu pergi. Hans memutuskan mengejarnya."Mbak Hani mau ke mana?"Tanya Hans, sambil tergopoh mendapati Hani menunggu pintu lift terbuka.Hani enggan menjawab. Dia memilih untuk menunggu pintu lift yang tak kunjung terbuka. Hans mendekati Hani dan meminta Hani mendengarkan dirinya."Mbak Hani tolong dengarkan saya dahulu," bujuk Hans.Sepertinya Hans sudah sadar, jika terjadi sesuatu yang membuat Hani tak menyukai semua yang sudah diatur sedemikian rupa ini untuk dirinya."Mbak Hani," ucap Hans memelas.Hani menoleh ke arah Hans, dia menatap tajam ke arah Hans."Apa mbak Hani marah?"Tanya Hans pelan.Memastikan jika Hani tak harus pergi dari sana. Jika rencana pertemuan malam ini gagal, jabatannya sebagai asisten pribadi akan terancam."Menurut kamu, aku sedang ba

Latest chapter

  • Kejutan di Rumah Majikan   Kenyataan pahit

    Niko mendekati mbok Rumi, menantikan jawaban pasti darinya. Sesuatu yang sangat berharga milik kakaknya sudah dibongkar."Katakan padaku mbok, apa yang hilang," pinta Niko menekankan.Mbok Rumi semakin ketakutan, saat ibu Siti dan Nita juga turut masuk ke dalam kamar majikannya."Kalian sedang ingin tahu tentang apa? Bertanyalah padaku atau Nita. Kami bisa menjawabnya."Tiba-tiba ibu Siti bersuara, dan masuk ke kamar.Niko mendekati kedua wanita ular itu, lalu menatap wajah mereka satu per satu dengan tatapan tak suka."Jelaskan padaku, kemana semua barang-barang milik kakakku!" Cecar Niko pada ibu Siti."Kalau semua barang-barang milik Greta hilang bukan salah kami, dong. Kamu sebagai adiknya yang harusnya bertanggung jawab."Jawab ibu Siti dengan enteng."Maksud kamu apa?""Semua barang-barang milik Greta sudah dijual.""Semuanya salah kamu nak Niko, semua aset dan kekayaan milik menantuku kamu ambil alih, hanya tersisa perusahaan yang keuntungannya per tahun tak seberapa. Jadi wajar

  • Kejutan di Rumah Majikan   Meminta maaf

    "Nak Hani," panggil ibu Siti.Hani menoleh ke arah suara, dan memandang tajam ke arah ibu Siti. Wajah ibu Siti menampakan senyum terbaiknya. Membuat hati Hani sedikit lega. Pastinya ibu Siti tak mendengarkan perbincangan mereka barusan."Ayo kita makan siang nak, mbok Rumi sudah menyiapkan hidangan spesial untuk menyambut kedatangan kalian di rumah ini."Ibu Siti mengajak Hani dengan nada yang begitu lembut, seakan tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Melihat tindakan ibu Siti yang tak biasa seperti ini, Hani sudah bisa menebak. Sepertinya ada sesuatu yang diinginkan oleh Ibu Siti yang mulai baik padanya. Dengan telaten ibu Siti menyendukkan nasi ke piring milik Hani. Hanya pada piring Hani, dia tak perduli dengan wajah cemberut Nita. Bram malah tersenyum melihat kelembutan ibunya."Makan yang banyak ya nak Hani, masakan mbok Rumi sangat enak lho," ucap ibu Siti.Seolah Hani tak tahu itu.Hani memutar bola matanya, rasanya malas sekali mendengar wanita penjahat ini tiba-tib

  • Kejutan di Rumah Majikan   Obat yang salah

    "Di mana kak Greta?Mata Niko memandang sekeliling ruangan itu, tapi kakaknya tak ada.Niko segera berdiri lalu berniat mencari keberadaan kakaknya."Niko, tunggu!"Suara Bram menghentikan langkah Niko. Tapi tak diindahkan olehnya. Niko melangkahkan kakinya menuju lantai atas, di mana kamar kakaknya.Wajah ibu Siti dan Nita berubah memucat. Mereka saling berpegangan tangan. Mungkin mereka sedang melakukan sebuah kesalahan, hingga wajah mereka ketakutan seperti itu. Apa lagi Bram tak kalah paniknya.Saat sudah tiba di depan pintu kamarnya, Niko tampak ragu membuka pintu kamar milik kakaknya itu. Belum juga di meraih handle pintu, seorang wanita dengan riasan berantakan, dan rambut kusut keluar dari kamar itu."Hei, siapa kamu?"Bentak Niko pada wanita itu, sehingga dia menjadi kaget setengah mati.Sedetik kemudian dia memandang wajah Niko, lalu mendekatinya."Tanyakan saja pada pria yang sudah membayar jasa saya semalam."Jawab wanita itu ketus, tak perduli lalu pergi tak menghiraukan

  • Kejutan di Rumah Majikan   Mbak Via

    Semua yang berada di dalam ruangan saling bergantian memberikan selamat pada Hani dan Niko. Bapak terlihat meneteskan air mata, saat melihat Hani. Begitu pun dengan ibu, tak berhenti mengucapkan doa agar Hani dan Niko merasa bahagia.Keputusan telah dibuat, satu bulan lagi mereka akan menikah. "Bapak dan ibu tenang saja. Semua urusan pernikahan, aku yang akan siapkan."Ucap Niko pada kedua calon mertuanya."Terima kasih nak, bapak dan ibu mempercayakan semuanya pada nak Niko."Jawab Bapak.Dia merasa tenang, sepertinya Niko adalah pria yang baik. Apa pun yang menjadi keputusan Hani adalah yang terbaik bagi dirinya. Ibu memeluk Hani, merasa terharu. Hani sudah mendapatkan kepahitan di masa lalunya.Dia berhak menemukan kebahagiaannya saat ini. Dan Niko adalah pria yang tepat baginya. Ponsel Niko berdering, layar ponselnya menyala. Sepertinya panggilan dari nomor telpon rumah nyonya Greta kakaknya."Halo, tuan Niko."Suara mbok Rumi terdengar pelan sekali."Mbok Rumi ada apa menelpon?

  • Kejutan di Rumah Majikan   Lamaran

    Hani pulang dengan rasa bahagia. Momen terindah yang tak dapat dilupakan olehnya. Niko benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik. Tak ada alasan bagi Hani untuk menolak dirinya.Bahkan Hani tak bisa memejamkan mata, mengingat setiap kata yang diucapkan oleh Niko tadi saat melamar dirinya. Ini bukan mimpi, dan inilah kenyataannya. Hani memandang tangannya, yang saat ini cincin berlian bertahta indah melingkar di jarinya.Entah apa yang dipikirkan oleh Niko. Kenapa permintaannya terlalu mendadak seperti ini. Sudahlah, Hani tak ingin banyak berpikir, biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya.Sinar matahari pagi menerobos kaca jendela kamar Hani. Bunyi ponselnya yang berisik membangunkannya. Tangan Hani meraih ponsel di atas nakas, lalu menggeser layarnya."Halo sayang," sapa Niko terdengar sangat gembira dari seberang."Apa kamu sudah bangun? Cepatlah bersiap, aku akan mengajak kamu ke suatu tempat." Hani mengernyitkan dahinya."Mau ke mana?""Sudah jangan banyak bertanya, ha

  • Kejutan di Rumah Majikan   Cincin berlian

    Tepat pukul 19.00 mobil Niko sudah masuk ke halaman rumah Hani. "Hani, nak Niko sudah datang, cepatlah keluar."Pinta ibu sambil mengetuk pintu kamar Hani berulang kali.CeklekPintu kamar Hani terbuka.Melihat Hani keluar dari kamar membuat bapak dan ibu takjub.Hani mengenakan gaun berwarna hitam panjang, dengan belahan samping hingga sampai di paha. Memperlihatkan pahanya yang putih dan mulus. Gaun yang sangat pas di tubuh ramping miliknya. Polesan make up yang sedikit berbeda malam ini membuat penampilannya semakin memukau."Cantik sekali putri ibu," ucap ibu memuji putrinya."Bapak mengira kamu ini bidadari nak. Kamu cantik sekali." Bapak juga tak ingin kalah, memuji penampilan putrinya."Jika Niko melihat kamu, bapak yakin dia tak akan mengantarkan kamu pulang nak. Bisa gawat ini."Ucap bapak berkelakar.Membuat ibu dan Hani tertawa."Sudah pak, cukup guyonannya. Kasihan nak Niko kalau menunggu terlalu lama di luar." Ucap ibu meminta berhenti.Bapak dan ibu mengantar Hani keluar

  • Kejutan di Rumah Majikan   Berdandan

    Hani mengajak Niko naik ke panggung. Niko sangat tak menginginkan situasi seperti ini. Sementara Ayunda tersenyum penuh kemenangan. Karena bujukkannya pada Hani berhasil.Hani berniat mendekati Ayunda, agar tak ada jarak di antara mereka. Tiba-tiba Hans mengikuti langkah Niko. Lalu berbisik pada Niko, membuat Niko bernapas lega. Hans pun menganggukkan kepala ke arah Hani."Terima kasih Hani, kamu sudah mewujudkan keinginanku malam ini," ucap Ayunda tersenyum."Siapa bilang aku mengijinkan kamu untuk bertunangan dengan Niko?"Pertanyaan Hani sontak membuat Ayunda terperangah kaget.Seorang pria berbadan kurus dan tinggi berpakaian jas berwarna hitam masuk ke dalam ruangan. Hani tersenyum ke arah pria itu."Harusnya aku yang akan memberikan kejutan untuk kamu Ayunda."Ucap Hani tenang, melihat wajah Ayunda memerah menahan amarah saat pria itu sudah berdiri di sampingnya."Ayunda, aku bawakan kejutan untuk kamu."Pria berjas hitam itu menyerahkan sebuah amplop pada Ayunda.Segera Ayund

  • Kejutan di Rumah Majikan   Undangan

    "Hentikan!"Niko berteriak emosi.Melihat Ayunda begitu lihai membujuk Hani agar mau mengikuti keinginannya.Niko mendekati mereka, lalu memegang pergelangan tangan Hani. Kemudian mengajak Hani pergi dari sana."Niko!"Teriak Ayunda. Niko enggan untuk sekedar berbalik untuk melihatnya. Langkahnya semakin panjang, mengajak Hani pergi dari sana lalu masuk ke dalam mobil.Lalu memerintahkan Hans untuk melajukan mobilnya. Niko meminta Hans untuk membawa mereka kembali ke hotel.***"Hani, kamu kemana saja, sejak semalam kamu pergi dan tak memberi kabar. Apa kamu tahu aku sangat mencemaskan kamu?"Tanya Niko, yang sudah duduk berdampingan dengan Hani di sofa ruangan tengah.Hani menatap manik mata elang Niko dalam.Niko mengambil tangan Hani dan menggenggamnya. Sungguh dia sangat khawatir, karena Niko sangat tahu sifat Ayunda yang sangat ekstrim. Dia bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan keinginanya. Bahkan kalau bisa dia mengingankan mencelakakan seseorang pasti akan dia lakukan.Hani

  • Kejutan di Rumah Majikan   Bujukan

    Ayunda wanita yang sangat cantik. Dia juga seorang model yang cukup terkenal. Pertemuannya dengan Niko saat acara peresmian perusahaan baru ayahnya yang bekerja sama dengan perusahaan Niko. Keduanya lalu bertukar nomor. Dan Niko berpikir itu hanya sebatas urusan bisnis saja.Saat Ayunda menghubungi Niko, dan memintanya bertemu Niko, pikir Ayunda sudah menjadi bagian dari perusahaan ayahnya. Yang mau belajar tentang bisnis dan berbagi ilmu, itu saja.Semakin hari kedekatan Ayunda dengannya semakin membuat risih. Niko yang saat itu pikirannya sedang terbagi, antara pekerjaan dan mencari keberadaan Hani. Sikap cuek dan dingin dari Niko malah membuat Ayunda tertantang.Setiap hari Ayunda selalu memiliki alasan agar bisa bertemu Niko. Meminta Niko melakukan ini dan itu untuknya. Niko tak ingin kehidupannya terganggu oleh Ayunda berulang kali menolak Ayunda. Penolakan Niko membuat Ayunda tak pernah patah semangat."Semua pria bertekuk lutut, untuk bisa tiba di atas ranjang bersamaku. Kini

DMCA.com Protection Status