Share

Chapter 4

Author: Mutiara Sukma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ingin tertawa, tapi takut dosa. Ampuh juga obat yang tadi aku masukin ke dalam sarapan wanita jalang itu. Siapa suruh ga mau bantuin didapur, jadi aku gampang bikin kamu semaput sekalian.

Syukurin!

Hari ini jatah kamu nongkrong di kamar mandi, bukan ke hotel. Dasar Pelakor!

"Hayo dek, kita bawa Fitri ke dokter, mas khawatir jangan-jangan dia hamil,"

 Allah itu Maha Baik, saat lisan fasih berbohong, tanpa sadar dia terpeleset sendiri mengucap kejujuran.

"Hamil? Fitri udah nikah?" tanyaku sambil menatap tajam Mas Arya.

"Eh ga, bukan maksud nya takut keracunan makanan," katanya meralat, tapi justru mengundang singa didalam sana terbangun.

"Maksud kamu aku meracuni Fitri gitu!!" pekikku. Sengaja, kadang pelaku memang lebih nyolot dari korban, iya kan? hehe

"Aduh, maaf maksudnya takut kenapa-kenapa Dek, makanya kita periksa Fitri kenapa, Maaf mas ga bermaksud apa-apa." 

Aku cemberut, kedua tangan terlipat didada.

"Aku kurang baik apa, Mas. Sepupu kamu nginap disini, makan disini, aku yang masakin, dia ga bantu apa-apa. Ga pernah aku masalahi. Sekarang kamu bilang aku memberi racun padanya," 

Aku mulai teriksak.

"Aduh..ya Allah, maafkan Mas sayang... Maafkan, mas ga sengaja, Mas ga ada maksud seperti itu, demi Allah,"

Mas Arya memelukku, dari sudut mata aku melihat Fitri baru saja keluar dari kamarnya setelah berganti pakaian, wajahnya memerah, murka. Lalu kembali masuk ke kamar, dan membanting dengan kencang.

Aku menahan tawa, emang enak habis mencr*t di celana, keluar kamar lihat pemandangan yang menakjubkan. 

Mas Arya melepaskan pelukannya, dia mungkin baru sadar, Fitri cemburu.

Dengan terburu dia hendak menyusul Fitri. 

"Mas kamu ga kerja, sana kerja biar aku yang ngurus Fitri," 

Aku memegang lengan Mas Arya, hingga langkah nya terhenti.

"Paling masuk angin, biar aku kerikin. Nanti dia naik ojek online aja ke rumah temannya, biar aku yang bayarkan,"

Wajah Mas Arya terlihat kecewa, bayangan seharian di hotel pasti sedang menari-nari di pikirannya, rasain!

Drrttt Drrttt Drrttt

Telepon Mas Arya berbunyi.

"Pagi, pak! Baik pak, Baik. Saya akan segera berangkat!"

"Maaf pak, tolong saya mohon. Saya ngaku salah. InsyaAllah saya akan lebih disiplin lagi..!"

"Baik Pak, Siap... Terimakasih banyak Pak!"

Mas Arya mengakhiri panggilan itu dengan muka masam.

"Bos belagu, sia**n!" umpat nya.

Aku hanya menyeringai, tak salah Pak Idrus memilih orang untuk menjadi atasan baru Mas Arya.

"Dek, Mas Pamit. Si botak udah marah-marah karena Mas kesiangan,"

Laki-laki itu bergegas menuju mobilnya dan berlalu dengan cepat. Siap-siap sibuk hari ini ya Mas, bukan sibuk di hotel, tapi sibuk ngurusin pekerjaan. Biar tak makan gaji buta, hahaha

"Mbak, Mas Arya sudah berangkat?" tanya Fitri. Wanita itu masih memegang perut nya, pasti menahan mulas.

"Sudah!"kataku singkat.

Aku sedang mengetik pesan buat Pak Idrus, agar memberdayakan Mas Arya, jangan sampai dia ga ada pekerjaan, memberi list laporan yang harus dia kerjakan hari ini juga.

"Kenapa ga nungguin aku sih?" 

Wanita itu merutuk. Sebenarnya ingin tak sleding biar tau diri, tapi ah sabar dulu Dita.

"Kamu lagian lama banget di kamar mandi!" kataku cuek.

"Mbak, aku diare! mungkin aku ga cocok makan masakan Mbak?"

What? Aku ga salah dengar. 

"Bukan kamu yang ga cocok sama masakan Mbak, tapi masakan nya yang ga cocok sama kamu! masa makan spaghetti aja sampe mules-mules." 

Mataku tak beralih dari layar ponsel, lagi meeting online ini sebenarnya. 

Tuuuuuutttt! Preeeet!

"Aduh, maaf Mbak, aku ga sengaja! aduuh..." 

Fitri berlari lagi ke kamar mandi, satu tangan memegang perut dan satu nya lagi memegang pant*t nya. 

"hiyuuuuh ga sopan!" rutukku.

Kasian juga sebenarnya, tapi dia cuma sakit perut, bentar lagi pasti sembuh. Aku? aku dipecundangi oleh pecundang. Yang sakit bukan fisik. Tapi hati.

Tak tega melihat Fitri yang sudah lemas, akupun memberikan sebuah obat padanya. Bukan karena aku baik hati, tapi aku tak mau dia mati di sini karena dehidrasi, repot nanti. hahaha

******

Malam itu Mas Arya pulang telat, wajah nya lelah sekali. Bos botak pasti ngasih pekerjaan banyak hari ini padanya.Namanya Om Binsar, dia masih saudara jauhku. Badan nya yang tinggi tegap, dengan kepala botak membuat tampangnya kian sangar. Ilmu dan keahliannya jangan ditanya. Dulu dia yang merintis usaha ini dengan ayah, karena merasa sudah usia beliau mengajukan pensiun dini, dan beralih membuka usaha restoran yang sekarang juga sudah sangat maju. 

Tapi berkat rayuanku, beliau mau lagi terjun mengurus perusahaan. Tentu saja hanya sebagai formalitas. Tetap aku yang mengendalikan. Terpaksa aib rumah tanggaku, kuceritakan padanya. Dan berjanji jangan memberitahu Papa.

"Lelah banget sepertinya, Mas?"kataku sambil menyerahkan secangkir teh pada Mas Arya yang duduk di sofa dengan wajah sangat  letih.

Dia meraih teh yang aku berikan dan menyesapnya.

"Iya Dek, Pak Binsar atasan baru Mas memang kebangetan, semua laporan harus direvisi lagi, bikin yang rapi. Berikut data-data yang ada harus disesuaikan dengan bukti, invoice serta laporan dilapangan. Itu kan sama saja ngerjain Mas, Dek. Bolak balik bagian dokumen dan memilah-milah satu-satu."

Aku menggenggam tangan nya, walau dalam hati berucap "good job Om!"

"Sabar ya Mas,!" 

"Mas mau nyari kerja lain Dek, Mas ga sanggup punya atasan galak dan tempramental seperti dia, bentar-bentar marah, gebrak meja, jantung rasanya ngap-ngapan seharian,"

Aku tak sengaja ketawa, kebayang ekspresi Om Binsar yang punya darah Batak itu bicara dengan logat Medan nya memarahi Mas Arya.

"Kok kamu ketawa!" 

"Maaf Mas, aku ga sengaja. Habis kamu bilang ngap-ngapan, aku jadi kebayang ikan dalam kolam yang kering," 

Duh, plis deh, imajinasi jangan liat banget. Ga enak ketawa di atas penderitaan orang lain kan, takut kualat hihi

"Oya, Fitri kemana? Sudah sembuh belum?"

Tawa dibibir lenyap seketika.

"Udah, ada tuh di kamar."jawabku cuek.

"Bilangin Fitri, dia diterima di kantor Mas."

Hebat banget kan aktingnya, padahal tadi siang dia udah kissing-kissing virtual mengabarkan itu kepada wanita itu.

"Ya Mas, nanti aku kasih tau," kataku pahit.

"Mas mau mandi dulu, belum sholat isya juga,"

"Ya sudah sana Mas, aku lagi ga sholat jadi aku tidur duluan ya..."

Dia mengecup puncak kepalaku sesaat dan melangkah masuk ke kamar.  

Tak kupungkiri, aku masih sangat mencintainya, rasa itu masih sama jika saja dia tak mencurangiku seperti ini. Toh aku bukan wanita pembenci syariat Poligami, tapi kalau caranya seperti ini, siapa yang sudi.

Aku menatap pesan dari Fitri kepada Mas Arya yang tercopy di gawaiku.

[Mas, kita ini suami istri, kenapa begitu sulit hanya untuk mendapatkan hak ku sebagai istri mu, aku juga wanita Mas punya syahwat, aku juga istrimu, hak ku juga sama dengan Mbak Dita. Kita ini juga masih pengantin baru kan mas? aku sakit melihat kenyataan ini, sampai kapan kita kucing-kucingan seperti ini.]

Pesan yang  hanya dibalas dengan emoticon menangis yang begitu banyak oleh Mas Arya.

Aku menekan dada kuat-kuat, Sesak. Biarlah malam ini aku ijinkan mereka mendapatkan haknya.

Mas Arya keluar dari kamar mandi, melihatku tertidur dia bergerak pelan membuka pintu kamar kami.

Dan dengan sangat hati-hati dia menutup kembali, hingga bayangan tubuhnya hilang dibalik kamarku yang terasa begitu sepi.

Aku membuka mataku perlahan, air itu memberondong mengaliri pipi. Begitu berat rasanya berbagi. 

Ya Allah... Apa ini ujian kenikmatan yang selama ini Engkau berikan.

Bolehkah aku menyerah, atau harus bertahan dengan luka yang pasti akan aku rasakan berkali-kali.

Bayangan mereka yang memadu kasih membuatku kian terhenyak. Berusaha meyakinkan hati bahwa mereka suami istri, apa yang mereka lakukan halal dalam agama ini. Tapi sakit nya itu tak terperi.

Aku melangkah ke kamar Alisa dan Alif yang sudah tertidur lelap, wajah mereka begitu polos tanpa dosa.

Mama siap menjadi janda Nak, tapi mama tak sanggup melihat kalian hidup dengan keluarga yang tak lagi sempurna.

Ya Allah..

kenapa aku begitu rapuh..

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
kocak kamu thor haha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Chapter 5

    Aku terbangun tepat saat adzan subuh berkumandang, kepala terasa sangat berat. Karena hampir separuh malam aku habiskan untuk menangis, bod*h!Iya, aku bod*h. Ingin berdamai dengan kenyataan, nyatanya aku tak mampu. Bayang-bayang suami berbagi peluh dengan wanita lain, membuat tekad sudah bulat untuk melambaikan tangan ke kamera, bye!Aku beranjak turun dari ranjang, Mas Arya masih tertidur pulas. Ah bayangan itu, enyahlah!Perlahan aku membasuh muka juga mandi karena ga enak sekali badan ini rasanya. Lalu mulai berwudhu walau aku ga sholat tapi kebiasaan itu udah tak bisa aku tinggalkan entah jadi pahala atau tidak, yang penting aku dapat ketenangan. Tetes demi tetes air seakan memberikan kenyamanan dalam bathin yang sakit ini."Mas, bangun udah subuh." aku menggoncang tubuh laki-laki itu kencang, memang tidurnya begitu, ngebo banget kayak odading, eh ga nyambung ya hehe maklum lagi error.Mas Arya bangun, m

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 6

    Besok hari Sabtu, hari libur. Ada beberapa hal yang akan aku lakukan dirumah Papa, yang tak bisa aku kerjakan dirumah.Wajah Mas Arya terlihat bahagia, pasti dia bakalan ngayal tidur berdua bak dihotel bintang lima dirumah ini."Nanti Mbok Yuna akan kembali, jadi kamu ga usah khawatir tinggal berduaan sama Fitri dirumah ini, walau kalian sepupuan, kan tetap bukan Mahrom."Senyum diwajahnya memudar, tapi masih ada rona bahagia disana.Ah, sayang selamat menikmati party nanti malam ya...Hadiah dariku yang tak akan kalian lupakan, pastinya.Setelah Mas Arya berangkat aku bergegas mempersiapkan segala sesuatunya. Semua harus sempurna. Bukan Dita namanya kalau tak pandai membuat surprise yang tak akan terlupakan, hihi.Alisa dan Alif sudah pulang sekolah, mereka begitu senang saat aku bilang akan kerumah Opanya. Walau Papa sekarang duduk di kursi roda, tapi kasih sayang kepada cucu-cucunya

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Chapter 7

    Pov ulat bulu, eh Fitri 🙏Siapa yang tak ingin menikah dengan atasan tampan dan kaya raya. Setelah menjadi sekretaris nya beberapa bulan aku akhirnya bisa menaklukkan laki-laki itu, walau aku tahu dia sudah punya istri. Tak masalah, biasanya istri seorang direktur itu tak pernah perhatian dengan suami, sibuk menyenangkan diri sendiri.Walau wanita bernama Dita, itu cantik. Tapi aku pastikan dia akan kalah dalam hal merebut hati Mas Arya, bos ku sekaligus suamiku. Kami sudah menikah. Perhelatan besar itu kami adakan di Puncak Bogor, gampang saja mengelabui si Dita itu. Bucin sih, jadi mudah di beg* in suami."Sayang, Mas ingin kamu dan Dita akur, Mas mau kamu tinggal bersama kami, berpura-pura menjadi sepupu Mas. Setelah Dita merasa nyaman denganmu, baru kita beritahu bahwa kita adalah suami istri,"Kata Mas Arya, setelah kami lelah menuntaskan hasrat y

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Chapter 8

    Pov Bulu Ulat/ POV FitriTiba-tiba, badanku terasa gatal semua. Ada sesuatu yang bergerak dikakiku, merambat pelan. Ada satu, eh dua eh apaan sih nih?! aku menyingkap selimutku.Daaaan!"Huaaaaa huaaaa huaaaaa...." aku meloncat turun dari ranjang, tanganku mengibaskan makhluk hitam berbulu lebat itu jijik, rasa gatal pun menyerang hingga ke ubun-ubun."Huaaaaa Maaaaaaassss!!!"Dari kamar Mas Arya malah terdengar suara teriakan."PANAAAAAAAASSSSS....HOSSSST HOSSST...."Aku bergegas menyalakan kembali lampu hingga terang benderang, Ulat bulu sebesar kelingking tangan orang dewasa berjatuhan ke lantai."Huaaaa toloooong, toloooooong," teriakku sambil menggaruk badan yang hampir gatal secara keseluruhan.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Chapter 9

    Sore ini aku memutuskan pulang, ada banyak hal yang harus aku kerjakan. Alif sudah aku masukan di sebuah Pondok pesantren di sini. Sementara tinggal di rumah opa, sampai semua berkas dan keperluan nya aku siapkanAku sudah minta ijin sama Mas Arya, lagi pula bukankah dia memang ingin aku dan anak-anak tinggal di Bandung, agar dia bebas menjual rumah ini. Aku tau dari pesan yang dia kirim kepada Pelakor itu. Aku masih memantau obrolan mereka, keji juga ternyata lelaki itu, ga nyangka.Aku mengabulkan keinginan Mas Arya, agar anak-anak tinggal jauh darinya. Hanya alisa yang kubawa, gadis kecilku terlalu kecil untuk ku korbankan dalam hal ini. Meski begitu jangan harap dia dapat hak sepeserpun atas rumahku. Hak dia hanya untuk tinggal dan istirahat saja disana, tidak yang lain. Seluruh surat berharga sudah kuamankan, tak ada yang tersisa.Keadaan Fitri dan Mas Arya mulai membaik, itup

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Chapter 10

    [Sayang, nanti istirahat kita ke hotel dekat kantor ya, aku tunggu di parkiran. Jangan sampai engga. Aku lagi pengen banget nih!]Maaf Bambwang, tak semudah itu, aku mengambil gawaiku. Lalu menceritakan secara singkat apa yang sedang terjadi kepada Om Binsar."Masalah kecilnya ituuuu!"Jawabnya yang membuatku sedikit lega. Saat istri sakit seharusnya kamu berpuasa Mas, agar nafsumu tak liar, rutukku.Anggap saja ini ujian bagimu dalam menahan hawa nafsu, selama ini jatahmu tak pernah lalai aku berikan. Tapi sekali saja aku ada udzur kau langsung mencari tempat pelampiasan, huh!Hari ini aku janji dengan Om Binsar juga pengacara yang akan membantu proses perceraianku. Aku sudah memutuskan semua, rumah tangga ini sudah tak sehat. Teka-teki uang perusahaan yang dipakai Mas Arya untuk membeli rumah juga belum terungkap. Semua sedang diselidik

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Chapter 11

    Wajah Mas Arya dan Fitri berubah murung. Malam minggu malam yang panjang, kata orang-orang. Tapi bagiku malam Minggu ini akan menjadi malam pembalasan part sekian.Kita akan happy shopping maduku, hahahaMobil yang dikemudikan Mas Arya sudah sampai di area parkir salah satu Mall terbesardi Jakarta ini.Mas Arya membukakan pintu mobilnya untukku, so sweet banget kan?Dengan anggun aku keluar dan mengandeng tangan nya. Fitri yang masih dimobil terpaksa keluar sendiri, tentu saja sambil menggendong Alisa yang tertidur.Mas Arya hendak mengambil alih Alisa tapi dengan cepat aku menarik tangannya."Gapapa Mas, itung-itung adik sepupu kita ini belajar menjadi seorang Ibu," kataku lalu menarik tangan Mas Arya menjauh. Dari belakang Fitri mengikuti tertatih, lumayan juga kan olahraga otot, mengendong anak dengan berat badan hampir

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Chapter 12

    Hari Minggu tiba, aku sengaja duduk didepan sambil memainkan ponselku.[Bu, wanita itu sebentar lagi sampai!] pesan orang suruhanku.[Ok.] balasku singkat.Fitri tengah asik nonton televisi diruang tengah. Pasti tak menonton sinetron di ikan melayang, mungkin takut tersinggung, pelakor kok nonton pelakor, ahay.Sedangkan Mas Arya masih dikamar memainkan gawainya."Assalamu'alaikum..." sepertinya wanita bernama Rusmini sudah datang, bersama Ibu dan Bapaknya yang sudah tua. Aku terenyuh, wanita yang memakai gamis dan jilbab panjang ini terlihat polos. Wajahnya cantik, dan bersahaja. sangat beda dengan pelakor yang di dalam sana. Fix dia korban, bukan sengaja jadi pelakor."Wa'alaykumussalam...nyari siapa Bu?"tanyaku sopan."Maaf, apa betul ini rumah Mas Arya Wiguna, Mbak?" tanyanya sopan

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 41

    pov Author."Dian, gue ga mau ikut campur ya, jika nanti Lo stres sendiri ngadepin istrinya Arya!" ancam Dita sebelum Dian melakukan aksinya."Tenaaang, selama ada Mas Dicky dan Lo gue yakin urusan kelar." jawabnya dengan kepercayaan diri diatas rata-rata.[Datang ke Hotel Anggrek kamar no 113 jam 3 sore! Penting!]Dita mengirim pesan ke nomor ponsel Fitri, dengan nomor baru, sesuai rencana dengan Dian.Fitri yang sedang asik goyang ikan duyung terdampar di got dalam aplikasi toktok itu mengerutkan keningnya.[Siapa?] singkat, tapi dia sangat penasaran. Hotel anggrek adalah hotel yang terkenal dengan hotel esek-eseknya.[Lo ingin tau kan suami Lo kerja apaan? ga usah banyak tanya!]Fitri meski kesal tapi tetap penasaran. Niatnya yang hendak ketemuan dengan Beni, gebetan barunya dia undur dulu sementara waktu. Beni, lelaki tajir berumur hampir lima puluh tahun, seorang suami mata keranjang yang ingin Fitri porotin hartanya.Sudah beberapa hari ini Fitri jalan berdua sepeninggal Arya be

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 40

    "Sempurna! gapapa Bu! tolong saya kali ini saja," aku memelas. Hingga ibu itu mau masuk kedalam apartemen nya dan berganti pakaian, wajahnya sumringah saat aku memberikan beberapa lembar uang merah ketangannya."Lepasin gue!" kata Ningsih saat tangannya dipegang kedua bodyguardku."Kenapa dia?" tanyaku heran."Maaf Bu, dia mau mencoba kabur!" ucap salah satu dari mereka."Ganti baju lo pake ini, dan sekalian cuci muka! cepatan!" Sebentar lagi Mas Reza datang. Aku ingin Ningsih tampil apa adanya, bukan dengan baju kurang bahan dan dadanan melebihi dempulan."Ga mau!" pekiknya."Oke, kalian bantu dia ganti baju. Sekalian mandiin," kataku mengancam."Siap Bu!" kedua algojo horor itu tersenyum mesum,hiiiiy."Oke...oke...oke...gue sendiri. Lepasin!" Ningsih meronta hingga tangan nya terlepas dari pegangan.Aku melempar daster yang tadi kudapatkan ke muka Ningsih sebelum wanita itu berlari terbirit-birit ke kamar, rasain. Berani mengangkat bendera perang dihadapanku. Mas Reza datang, wajah

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 39

    "Lho..kok kamu!" wajah wanita itu memucat. Dia yang tiduran disofa lekas bangkit lalu meraih kain yang tergeletak dilantai untuk menutupi bagian dada nya yang terbuka. Sepertinya ini sudah dia persiapkan. Pelan tapi pasti aku melangkah masuk ke apartemen milik Ningsih ditemani dua body guardku yang bertampang seram."Oh katanya kamu sakit? sakit apa sakit?" ledekku, aku mendekati Ningsih, duduk didepan dan menatapnya lekat."Aku minta dokter Reza ke sini? kenapa malah kamu?" wanita itu masih nyolot, matanya tajam memperlihatkan ketidaksukaan."Dokter Reza lagi sibuk, banyak pasien yang benar-benar membutuhkan ikhtiar untuk sembuh. Mendatangimu sama saja dia mencari penyakit!,"kataku cuek."Apa mau mu?" tanyanya kasar."Lho kok apa mauku? aku dong yang seharusnya nanya? apa maumu, minta mas Reza datang ke sini dengan pura-pura sakit? trus minta diperiksa, lalu ngaku-ngaku suamiku menggoda kamu, trus ngaku-ngaku hamil, minta dinikahi gitu?" Wanita itu gelagapan."Basi! tau ga! rencana

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 38

    "Maksud Bu Dian?" tanyaku."Ya... begitulah Mas. Mas Dicky punya wanita lain dibelakang sana." wajahnya datar. Tak tampak rasa sakit. Apa ini juga yang Dita rasakan saat itu."Laki-laki yang sekali berkhianat akan menikmatinya dan akan terus berulang-ulang hingga dia merasa jenuh sendiri, Bu." Eh, kok ini berasa menceritakan pengalaman sendiri ya?"Panggil Dian aja biar akrab. Kalau jam kantor baru panggil Bu Dian," wanita itu tersenyum, ah lesung dipipinya itu cantik sekali."Mas Gugun udah punya istri kan?" tanyanya lagi."Sudah, cuma ya begitu berasa tak punya istri. saya berangkat kerja dia masih pulas tidur. Tak memikirkan sarapan buat suaminya," Bukankah ini trik yang ampuh untuk menjerat perempuan dengan cerita yang akan membuatnya iba,hehe"Ya ampun, kasian sekali kamu Mas. Aku justru selalu telaten mengurus suami. Walau akhirnya aku tetap diduakan." senyum nya meredup."Kita seakan dua manusia yang dipertemukan dalam keadaan yang sama ya Di. Andai saja kamu belum menikah da

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 37

    pov Arya"Di-dita?"Wajah cantik didepanku terlihat jutek."Itu istrimu tak mau pulang!" Dita yang memakai switter berwarna merah muda itu menunjuk ke arah mobil dibelakang mobil mewahnya.Ya ampun...tu cewek enak-enakan tidur. "Maaf, maaf...aku ga tahu Fitri kerumah kamu, Dek." ucapku ga enak.Tak lama suami Dita datang merangkul pundak istrinya."Apa perlu istri kamu saya yang angkat?" katanya judes. Kayaknya suami istri ini terganggu acaranya gara-gara Fitri."Eh, ga usah, saya saja!" aku bergegas membuka pintu mobil dan mengendong Fitri. Tubuh ini kurus tapi berat juga, apa dosa nya terlalu banyak kali ya. Bergegas aku memasukkan Fitri ke atas ranjang eh maksudnya ke atas kasur tipis kami, dan aku kembali keluar, tepat saat Dita dan suaminya hendak pergi."Terimakasih Dek Dita, Mas!" seruku.Dita membalikkan badannya dan menatapku tajam. Benar-benar tak sepertiDita yang kukenal."Bilang istrimu, rumahku bukan panti sosial! bukan juga warung makan!" katanya Sebelum dia melanjutk

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 36

    "Halo, Dit gue to the point aja yaa? Arya Wiguna mantan kamu, kan?" sapa Dian seperti Metro mini ngejar setoran. Dian temanku jaman SMA dulu."Ho'oh napa emang!" mimpi apa semalam, bisa punya masalah sama mereka lagi. "Ini lagi ngelamar kerja di sini? terima kaga?" tanyanya."Sebenarnya udah diterima sama Mas Dicky, katanya kasian tampangnya melas banget. Tapi ngaku-ngaku namanya Gugun. Mau gue kerjain, gak?" lanjutnya."Terserah elo dah, gue udah ga ada urusan sama dia. Mau Lo jadiin pepes juga silahkan," jawabku. Dian malah ketawa ngakak."Yakiin ikhlas niih?" godanya."Ah Lo, cuma mau laporin itu doang? gue lagi nanggung, nih!" candaku sambil melirik mas Reza. lelaki itu meletakkan telunjuknya dibibir, ssst! Aku terkekeh."Pagi dinas juga, Neng?"ledek Dian.Aku membalas dengan tawa begitu juga Dian. Setelah telepon dimatikan aku mendekati Mas Reza."Mas, tolong anterin aku ke rumah Rusmini dong, Mas..." kataku merajuk."Mau ngapain?" katanya heran."Ada sesuatu yang ingin aku samp

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 35

    "Sayang, hari ini ga kerumah sakit?" kataku membangunkan Mas Reza."Hmmm..aku mau ngabisin hari bersama mu aja sayang, takut dede utun nanti kangen sama Papa nya," jawab Mas Reza sambil menarikku dalam pelukan dan mengusap perutku yang masih rata. Sssttt ada si si"Udah ga mabok?" tanyanya lagi.Aku menggeleng, entah kenapa setiap ada dia morning sickness yang kurasakan selalu menghilang, ajaib.Tok tok tok tok"Non, ada tamu?" Sesi romantis-romantisan itu terjeda oleh suara ketukan dari luar. Aku bangkit dan membuka pintu."Siapa Mbok?" tanyaku."Itu Non, si ulat bulu?" aku mengernyitkan dahi."Ada apa dia pagi-pagi kesini?" gumamku."Mau tak kasih ramuan cinta lagi ga, Non?"kata Mbok Yuna tersenyum jahat.Aku ikut tersenyum jahat, "Sabar Mbok, kita lihat tujuan nya kesini, mau ngajak perang apa mau genjatan senjata,"Mbok Yuna mengacungkan jempolnya padaku. "Aku ganti baju dulu Mbok," aku masuk kembali ke dalam, mengganti baju dengan pakaian yang lebih tertutup, takut di ulat bul

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 34

    Akupun bangkit kembali, memaksakan badan yang sebenarnya sudah sangat lelah.Aku pura-pura menyapu lantai yang sudah bersih, yang penting terlihat bekerja."Mas, daripada buang-buang tenaga menyapu yang sudah bersih, hayu ikut saya!" suara lembut namun tegas itu mengangetkanku. Dia melangkah cepat di depanku. Mau tak mau aku pun mengikuti dari belakang.Pasti mau diajak makan siang nih, secara sebentar lagi sudah waktunya istirahat. Tapi kok arahnya ke toilet, jangan jangan..."Bersihkan ini dulu, sampai waktu istirahat ya!" katanya tanpa pri-kekasihanan.Ya ampun dah seperti dapat hidangan pembuka, hueeeek!"Tapi Mbak eh Bu!" aku ingin membantah, tapi wanita itu menatapku tajam. Ga jadi ah!"Siap Bu!" akhirnya itu kata yang keluar dari mulutku. Asem! malah nyikat toilet!Istirahat tiba, aku bergegas berlari keluar pusat perbelanjaan itu. Mana kuat aku makan didalam, bisa-bisa aku pulang jalan kaki.Saat hendak menyebrang mau ke warung makan, sekilas aku melihat Dita dan suaminya lewa

  • Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin   Bab 33

    Dan benar saja suara perempuan yang aku dengar benar-benar perempuan, bukan perempuan jadi-jadian kayak si lucintakutidak.Mataku terpana, seorang wanita cantik, putih, langsing dan punya lesung pipi pada kedua pipi nya itu tersenyum hangat padaku."Silahkan Masuk, ada yang bisa saya bantu?" katanya ramah.Mulutku masih mengaga, ups."Ma-maaf Mbak Dian, benar ini Mbak Dian kan?" kataku gugup."Benar saya Dian? kok tau?" "Karena Dian-tara banyak wanita yang kutemui hanya kamu yang paling menarik hati," uhuk jurus pertama.Wanita bernama Dian itu tersenyum manis."Ah, bisa aja. Mas ini siapa dan keperluannya apa?" tanyanya"Saya sudah diterima sebagai CS di sini oleh Pak Dicky, Mbak. Pak Dicky minta saya menemui Mbak, minta seragam, name tag juga kalau boleh minta hati nya walau sepotek," aku menunduk, pura-pura malu, Jurus kedua!Wanita itu terkekeh geli."Oh, begitu.. Saya siapkan dulu ya!" katanya lalu beranjak meninggalkanku.Aku tersipu, hilang Dita, datanglah Dian. Nasib baik mas

DMCA.com Protection Status