Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
Setelah berpamitan pada Norman Wright, tanpa memedulikan Rudolf dan Jeany yang memberikan tatapan benci padanya, Anna mengikuti Elvin pergi ke rumah sakit tempat ibu dan tubuh aslinya dirawat. Sepanjang perjalanan Anna mengingat suasana tidak nyaman yang terjadi di balkon saat ia dan Simon Igner berdiri diam di sana di bawah pengawasan salah satu ketua tim keamanan milik Wright Group yang juga berada di sana untuk mengawasi dan menjaga dirinya. Walau ia tahu Simon yang terkenal memiliki banyak akal bulus itu tidak mungkin membiarkannya hidup aman dan tentram di kemudian hari, Anna cukup merasa tenang setelah tahu jika Simon yang banyak ditakuti oleh pebisnis kelas atas di Kota X itu tampak tidak berkutik di hadapan salah satu pengawal khusus yang Norman Wright perintahkan untuk menjaga dan melindunginya. Sesampainya di rumah sakit, Elvin mengajak Anna berbicara, mengatakan jika ia akan segera mengurus administrasi kepulangan ibunya, yang sudah diizinkan pulang hari ini, setelah ia m
Sepanjang perjalanan pulang, Anna berkali-kali melirik Elvin yang mengemudikan mobil di sampingnya. Merasa kesal karena pria itu membocorkan sendiri pernikahan rahasia yang sudah mereka sepakati hanya untuk diketahui orang-orang dari Wright Group, Elvin malah membocorkan pernikahan kontrak mereka pada Rosana Briel yang sepanjang perjalanan terus-terusan menatap curiga padanya dari kursi belakang. Tatapan penuh selidik Rosana baru berakhir saat mobil yang mereka kendarai berbelok ke komplek apartemen termewah di Kota X, yang membuat wanita itu tentu saja keheranan terutama setelah Elvin menjawab pertanyaannya. “Anna memiliki satu unit apartemen di sini karena sudah menjadi bagian dari Wright Group. Anda dan Sherly bisa tinggal di sini mulai sekarang,” sahut Elvin menjawab pertanyaan Rosana tentang tujuan mereka memasuki kawasan apartemen termewah milik Wright Group yang tidak dijual secara sembarangan pada publik. Bukan hanya Rosana dan Sherly, Anna juga ikut terkejut dan menoleh pad
Kedua pengawal yang mengikuti Elvin dan Anna tidak ikut turun di lantai empat mansion keluarga Wright saat Anna dan Elvin turun di sana. Mereka langsung pergi menuju lantai enam di mana markas mereka berada karena mereka tahu bawahan Rainhard akan bertanggung jawab pada ‘tuan baru’ mereka saat Anna ada di wilayah kekuasaan Elvin. “Kau di lantai empat?” tanya Anna sekeluar mereka dari lift. Ia sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya karena sebelumnya mengira jika Jeany Wright lah yang seharusnya ada di lantai tersebut sementara Elvin sebagai seorang anggota keluarga angkat mungkin akan diberikan lantai 3 oleh kakeknya. Ia tidak menyangka kakeknya akan memberikan kepercayaan penuh sama seperti yang ayahnya berikan juga pada Elvin. “Ya,” sahut Elvin singkat sembari membalas sapaan orang-orang di lantai empat yang langsung menundukkan kepala saat berpapasan dengan mereka. Dari area lift, Elvin membawa Anna ke ruangan yang disebut sebagai ruang pertemuan para penghuni lantai empat, kh
“Hah? Oh… Karena… Bukannya mendiang Tuan Virgil adalah anak tertua dari Kakek?” Elvin mengangguk-angguk pelan sebelum menanggapi. “Masuk akal kalau kau berpikir seperti itu. Tapi Kakek tidak pernah memasukkan hal itu sebagai pertimbangan untuk memberikan kuasa pada anggota keluarga. Kakek lebih memperhitungkan kecakapan seseorang sebagai hal yang akan membuatnya mempertimbangkan kekuasaan seperti apa yang akan diberikannya pada orang tersebut.” Anna mengangguk pelan. Sebagai anggota keluarga Wright asli sudah tentu ia mengetahuinya. Karena itulah, sampai saat ini, Anna masih merasa heran mengapa Norman Wright terlihat sangat ramah dan perhatian pada dirinya sedangkan pria tua itu belum tahu kemampuannya sama sekali. “Sebenarnya penetapan tingkat kekuasaan di keluarga Wright sudah berganti sejak kepergian adikku,” Elvin melanjutkan. Ia sempat mengambil jeda beberapa saat ketika kebetulan melewati sebuah jendela besar dan memutuskan untuk berhenti di sana. Sembari menatap ke pegununga
Anna berjalan perlahan menuju deretan gaun yang berjarak paling dekat dengan pintu dengan niat untuk berpura-pura melihat salah satu gaun dan ingin berakting kegirangan setelahnya. Namun, saat ia sudah mengambil dan memerhatikan gaun itu dengan seksama, ia pada akhirnya tertarik untuk mengambil gaun lain untuk memeriksa ukuran-ukuran gaun tersebut. Ia pun sadar jika ukuran dari gaun-gaun yang diperiksanya sangatlah cocok dengan ukuran tubuhnya, tubuh ‘Anna Briel’.Anna tetap memegang salah satu gaun dan mengembalikan gaun lain ke tempatnya semula lalu mengangkat gaun yang dipertahankannya seolah ingin menunjukkannya pada Elvin sambil berkata, “Dari mana kau tahu ukuran tubuhku?"Sebelum Elvin sempat menjawab pertanyaannya, Anna buru-buru berbalik dan pergi ke rak-rak pakaian dalam saat menyadari akan hal lain dan ingin memeriksanya. Ia kemudian mengambil beberapa bra dan panty dari sana, melihat ukurannya, dan kaget saat menemukan jika ukuran pakaian-pakaian dalam itu juga sangat cocok
Andai bukan untuk memenuhi permintaan Norman Wright, tentu saja Anna tidak akan mau tinggal di kediaman utama keluarga Wright. Karena itulah, setelah lelah menghabiskan waktu berdebat sepanjang malam di ruang kerja Elvin, Anna langsung mengajak Elvin pergi ke lantai milik Norman begitu waktu sarapan sudah hampir tiba.“Kalau Kakek bertanya tentang nyenyak atau tidaknya tidur kalian tadi malam sepertinya salah, bukan?” Norman Wright membuka pembicaraan sesaat setelah Anna dan Elvin duduk di kursi mereka masing-masing, kursi yang disediakan para pelayan di sisi kiri dan kanan Norman yang duduk di bagian kepala meja.Mengira Norman bisa menebak keributan yang terjadi di antara mereka sepanjang malam, Anna dan Elvin yang duduk berseberangan saling melirik, memberikan tatapan kesal antara satu dan yang lain.Keduanya baru menyadari jika ucapan itu bermakna lain setelah Norman berbicara kembali, “Kalian sepertinya kurang tidur. Bahkan Kakek bisa melihat kalau kalian sepertinya tidak tidur se
Anna tahu pertanyaan itu sudah cukup bagi kakeknya. Ia tidak perlu menanyakan kenapa harus memilih dirinya yang berasal dari kalangan bawah dibandingkan wanita lain di luaran sana yang memiliki status tinggi karena ia tahu kalau kakeknya tidak pernah menganggap status kekayaan dan nama besar seseorang itu penting.Berbeda dengan keluarga kaya lain, keluarga Wright sudah terlalu kaya dan sangat terpandang —bahkan sangat berkuasa— hingga mereka tidak memerlukan pernikahan politik demi menjaga nama besar dan kokohnya masa depan Wright Group.Sekilas Anna sempat melihat kakeknya tersenyum sebelum pria tua itu berdiri dan melangkah pergi meninggalkannya. Tapi tak lama kemudian Norman berbalik. Dengan tanda yang ia berikan menggunakan kepala ia meminta Anna untuk pergi mengikutinya.Keduanya akhirnya berjalan beriringan dan masuk ke sebuah ruangan lain yang terhubung dengan ruang kerja pria tua itu.“Kau mengingatkanku pada seseorang di masa mudanya dulu,” ucap Norman begitu mereka memasuki
Anna dan Norman sama-sama tersentak begitu Norman membuka pintu ruangan dan menemukan dua pria berdiri di sana dengan tatapan kosong. Mereka adalah Elvin, yang datang untuk menjemput Anna, dan Oleg Grigory —asisten Norman—, yang tampak diam tertegun entah karena apa.Namun keduanya akhirnya tahu alasan kenapa mereka terdiam mematung di sana saat Oleg akhirnya membuka mulut, bertanya dengan wajah riang, “Sudah lama tidak mendengar lagu itu secara utuh. Apa Anda akhirnya bisa mengingat lagunya, Tuan?”Norman tertawa canggung. Ia kemudian melambai-lambaikan salah satu tangannya seolah tidak ingin membahas lebih jauh lagi mengenai apa yang Oleg tanyakan.“Urusanmu sudah selesai?” dari Oleg, Norman mengalihkan pandangannya pada Elvin yang sedang menatap jauh ke dalam ruangan yang belum tertutup, tempat di mana Anna tadi memainkan piano.Mendengar lagu yang baru saja melantun dengan sangat indah itu. Elvin terkenang kembali dengan masa kanak-kanaknya, pada saat-saat di mana ia dan ayah angka
Anna masih diam terpaku menatap Joseph dengan ekspresi tak percaya. Wajah terkejutnya baru berangsur normal setelah menebak kalau Dewa memang tidak menghapus ingatan mereka bertiga, hanya mengubah keadaan ‘Anna’ saja.“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa dia masuk!”Teriakan marah terdengar dari dalam bangunan. Sosok pria berekspresi dingin yang menjadi orang kepercayaan Simon untuk memimpin pasukan penculik menodongkan senjata api ke arah mereka.Takut dengan ancamannya, Joseph buru-buru menarik lengan Anna, membawanya pergi memasuki bangunan.Begitu masuk ke dalam bangunan, Anna langsung melihat Sherly yang spontan meronta-ronta begitu melihatnya muncul di pintu. Menggeleng pelan pada Sherly, Anna berbicara penuh percaya diri berusaha menenangkan Sherly dan berjanji akan menyelamatkannya tanpa memedulikan ejekan para penculik pada perkataannya.Setelah memastikan ketiga sandera baik-baik saja—selain hanya diikat di kursi—Anna mengalihkan pandangan pada Richard Lee yang berdiri mematung
Pukul 7.55 malam di Cross X Cafe.Sudah hampir jam 8 malam namun Sherly, William, dan Ivy Lee—manajer She Will—tak kunjung tiba di Cross X Cafe padahal para tamu undangan sudah berkumpul.Orin dan Anna baru tahu ponsel ketiganya tidak aktif setelah mencoba menghubungi untuk menanyakan posisi mereka.Merasa ada yang mencurigakan, Anna mencoba menghubungi Rosana untuk menanyakan apakah Sherly singgah di rumah pantai untuk menjemput, namun Rosana mengatakan Sherly tidak singgah dan hanya meneleponnya untuk datang ke Cross X Cafe bersama pengawal yang Elvin tugaskan untuk menjaga mereka. Rosana juga sedang dalam perjalanan, malah sudah hampir tiba.“Elvin juga belum datang. Tumben sekali dia terlambat?” pikir Anna, ingat kalau Sherly juga mengundang Elvin datang ke pesta namun Elvin tak kunjung muncul setelah hampir satu jam berlalu.Kejutan lain Anna dapat ketika mengetahui nomor telepon Elvin juga sedang tidak aktif.Merasa ada yang tidak beres, ia pun menghubungi Rainhard dan untungnya
“Ya, Sherly?” sahut Anna riang menjawab panggilan telepon Sherly.Anna memang ingin segera kembali ke tubuh aslinya, namun merasa sedikit tidak rela jika harus terpisah dari Sherly dan Rosana yang sudah dianggapnya sebagai adik dan ibunya sendiri.Sejak hidup bersama mereka, ia seperti merasa berada di dalam keluarganya sendiri seperti di masa kanak-kanak sewaktu keluarganya masih lengkap. Memiliki ayah, ibu, dan saudara untuk berbagi cerita kesehariannya.Karena itulah tiap kali berbicara dengan salah satu dari mereka—termasuk Roman Briel—hatinya selalu merasa nyaman seakan mereka adalah keluarga kandungnya sendiri.“Apa Kakak ada kesibukan malam ini?”“Pengambilan gambar mungkin sudah berakhir di sore hari. Kakak akan meluangkan waktu untukmu kalau kau ingin bersama Kakak,” sahut Anna.Sherly tidak langsung menanggapi. Ia tersenyum gembira, senang karena Anna selalu mau meluangkan waktu untuknya saat dibutuhkan.“Sherly? Apa ada masalah?”“Oh… tidak… Itu…, Sherly mau mengundang Kakak
Di sebuah bangunan terbengkalai berlantai dua, di pinggiran Kota X…Richard Lee mengorek-ngorek tungku perapian menggunakan ranting yang biasa dipakainya untuk memperbaiki posisi kayu bakar dan arang dalam tungku tersebut.Sudah selama 3 minggu lebih sejak pelariannya dari kejaran orang-orang Rainhard Rover, Richard yang terbiasa hidup berdampingan dengan peralatan modern harus hidup dalam keadaan yang disebutnya sebagai dunia primitif.Tidak bisa menggunakan internet takut pihak pencari jejak Rainhard bisa mengendus keberadaannya, membuat Richard yang tidak pernah lepas dari internet dan perlengkapan modern sudah hampir gila.Selain itu ia juga harus bersembunyi di bangunan terbengkalai tersebut tanpa berani menyalakan listrik, takut drone pencari menemukan lokasi persembunyiannya di malam hari.Semenakutkan itulah tim pemburu Rainhard Rover, juga Leon yang bisa melacak keberadaan seseorang melalui sinyal SIM card.Richard menghentikan kegiatan memperbesar bara api untuk merebus air s
“Nona Green! Kenapa tidak melakukan pergerakan sesuai dengan koreografi yang sudah dilatih?!” teriak Lucas dari depan monitor pemantaunya.Terlihat jelas Lucas tidak repot-repot menyembunyikan kemarahannya. Ia merasa sangat frustrasi karena kesalahan yang Sharon lakukan telah merusak suasana bagus di gelanggang buatan itu, dan mungkin akan susah untuk didapatkan kembali apabila adegannya sampai diulangi.“M-maaf, Tuan Rose. S-saya…”“Tidak apa-apa, Tuan Rose. Kita bisa mengulanginya,” Anna menyela sembari berjalan menghampiri Sharon. “Ayo kita ulangi dari awal, Sharon,” Anna berdiri di hadapan Sharon sembari mengulurkan tangan, kemudian membantu Sharon berdiri dengan mengaitkan lengannya ke lengan Sharon.“Astaga… kau ini…” Sharon langsung membungkukkan badan begitu berdiri, menopang tubuhnya yang gemetar dengan kedua tangan di atas paha. “Sial… aku benar-benar ketakutan serasa sedang berhadapan dengan Sasha asli,” ucap Sharon sembari mendongak, menatap Anna yang kini sedang tidak bera
Mengikuti kebiasaan Sasha Volkova dalam tiap pertandingan, Anna berjalan menuju ring dengan langkah lebar, seperti terburu-buru ingin segera menyelesaikan pertarungan lalu pulang setelahnya. Itulah kesan yang selalu Sasha tinggalkan pada para penggemar.Seperti kebiasaan Sasha juga, Anna tidak menoleh sekalipun pada para penonton yang bersorak menyemangati, ia terus berjalan dengan kepala menunduk menyembunyikan wajah, memberikan kesan misterius sekaligus memengaruhi mental lawan.Tidak ada gaya mengepalkan tinju di depan dada seperti yang sering terlihat dari para petinju yang suka berjalan sembari meninju udara. Anna hanya berjalan dengan langkah cepat bagai pembunuh berdarah dingin yang ingin segera menghabisi lawan.Untuk apa yang dilakukannya sedari muncul dari balik tirai, Anna sudah benar-benar berhasil membuat dirinya terlihat seperti Sasha asli, membuat Dimitri yang melihatnya merasa bernostalgia dan mulai berkaca-kaca teringat pada mendiang putrinya.Bahkan atlet yang berpera
Setelah Anna pergi, Thomas mengajak Lucas mengobrol, membahas tentang lokasi pengambilan gambar yang ia rasa kurang terasa seperti di sebuah arena tinju. Walau kru film berhasil mendekorasi sasana tinju dan menyulapnya mirip seperti arena tinju sungguhan, tetap saja —menurut Thomas— akan jauh lebih baik lagi jika pengambilan gambar dilakukan di arena tinju yang sebenarnya. Akan lebih hidup.Lucas mengangguk setuju. Sangat disayangkan Kota X tidak memiliki gelanggang tinju besar. Kota X memang sangat maju, namun hanya ada aula-aula bisnis dan gedung pertunjukan saja di sana. Luasnya pun hanya sedikit lebih besar dari sasana tinju Cross X. Karena itulah Lucas lebih memilih untuk menggunakan sasana tinju milik Joey itu saja dibandingkan harus menyewa sebuah gedung pertunjukkan walau dana yang mereka miliki —setelah disponsori Wright Entertainment— cukup besar.Awalnya, Lucas juga merasakan hal yang sama setelah melihat lokasi pengambilan gambar itu. Namun demikian Lucas tetap optimis film
Seluruh persiapan untuk memulai proyek film Sasha Volkova sudah mencapai tahap final. Pemeran Sasha dan Vernon remaja sudah di audisi. She Will juga sudah memulai rekaman untuk lagu tema film.Baik Anna, Carmen, dan 3 atlet tinju wanita yang akan memerankan tokoh pendukung —sebagai 3 lawan berat Sasha sebelum bertemu Sabrina Witch— juga rutin berlatih di sasana tinju Cross X, milik Joey, yang RHP sewa sebagai pusat pelatihan para aktris, juga akan menjadi tempat pengambilan gambar untuk 3 pertandingan awal.Setelah pesta yang Felix Quil dan Chen Feng Yu —produser— adakan untuk menciptakan chemistry di antara para aktor, aktris, dan seluruh kru film yang bekerja sama dalam film Sasha Volkova, hari di mana pengambilan gambar perdana film Sasha Volkova pun akhirnya tiba.William dan Sherly adalah aktor dan aktris pemula yang pertama kali melakukan pengambilan gambar. Sebagai cameo pemeran Vernon dan Sasha, siapa sangka Sherly memiliki bakat akting yang cukup baik jika harus dibandingkan d
Melihat bagaimana manis dan lembutnya profil wajah Anna yang menurutnya jauh lebih cocok sebagai seorang idol dibandingkan aktris seni peran, Dimitri tidak begitu antusias saat mengetahui bahwa Anna lah yang akan memerankan Sasha. Hanya karena Anna putri sahabatnya saja pria itu memilih diam dan setuju menggunakan Anna sebagai pemeran utama.Awalnya Lucas pernah menyodorkan profil Jessica pada Dimitri. Melihat bagaimana ketegasan wajah Jessica yang mirip dengan Sasha, Dimitri menyetujui untuk mengangkat kisah mendiang putrinya itu ke layar lebar. Namun setelah tahu Jessica sedang mendapatkan musibah, ia pun pasrah karena tidak bisa meminta Lucas untuk memakai jasa Jessica lagi —mereka sudah menandatangani kontrak, dan Dimitri sudah menghabiskan sebagian besar uangnya.Baru setelah Roman meminta Anna untuk menunjukkan aksi bertinjunya, Dimitri akhirnya bersemangat kembali. Walau Anna masih belum menunjukkan gaya bertarung yang serupa dengan Sasha, namun semua gerakan dan teknik tinju da