Share

Ep 02. Kesempatan Kedua

Author: Dz
last update Last Updated: 2023-01-23 23:20:10

Alam kematian 1000 tahun setelah kematian Hou Yi.

"De-dewi Lanun, tolong hentikan melodi yang kamu mainkan!"

Di alam kematian, seorang bidadari tengah memainkan kecapinya. Tubuh Hou Yi bergetar hebat ketika mengetahui siapa yang ada di depannya. Ia adalah Dewi Lanun, wanita abadi yang memiliki sifat pemalu. Dewi Lanun meneteskan air mata darah sambil terus memainkan melodi tersebut.

"Kamu gagal menjaga kedamaian dunia. Karenamu, dunia benar-benar hancur, karenamu juga mereka saling membunuh satu sama lain!"

"Dewi Lanun, kenapa kamu menyalahkan diriku?" Hou Yi tidak habis pikir. Ia sama sekali tidak memerintahkan siapa pun untuk saling membunuh, tetapi ... seperti yang Dewi Lanun bilang, kekacauan usai kematiannya tidak terhindari.

Kematian Hou Yi membuat Dewa Xia dan Dewi Xie marah besar dan menyerang pasukan Dewa Quan. Belum lagi, aksi balas dendam dari guru Hou Yi, Hou Yen, yang tidak terima muridnya terbunuh dengan cara yang begitu keji.

Dewi Lanun tersenyum miring. "Aku sudah bilang untuk tidak memperlihatkan identitas ketika dirimu menolong orang lain."

Hou Yi seketika merasa tertampar dan teringat kesalahan yang ia perbuat. Ia pun berlutut di hadapan Dewi Lanun memohon ampun. "Maafkan aku. Tolong berikan aku kesempatan kedua kalinya!"

Hou Yi benar-benar menunjukkan rasa bersalahnya di hadapan sang wanita abadi. Wanita itu menatap Hou Yi lekat-lekat. "Aku akan memberikanmu kesempatan lagi, tetapi dengan satu syarat." Matanya menajam melihat ke arah Hou Yi yang masih tak berkutik. "Aku akan menghilangkan kekuatan dan ingatanmu sebagai hukuman!"

"Tidak. Tunggu dulu--" "Aku tidak sedang bernegosiasi, Hou Yi." Dewi Lanun berdiri dan melangkah mendekati Hou Yi. Sebelum menjentikkan jarinya, Dewi Lanun berujar, "Selamat tinggal, aku harap kamu bisa menyelesaikan misi abadi untuk menjaga perdamaian dunia dan mengembalikan semuanya seperti semula!"

**

"Argh! Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?!" Bocah itu terus berusaha mengingat mimpi yang terasa begitu nyata untuknya. Di saat yang sama, sesosok wanita tua masuk ke kamarnya dengan wajah panik.

"Hou Yi, apa kamu bermimpi buruk?"

Bocah yang dipanggil Hou Yi itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, Nyonya Wen."

Nyonya Wen adalah pengurus panti asuhan di mana bocah bernama Hou Yi tersebut tinggal.

"Tidurlah lagi, Hou Yi. Ini masih larut malam. Besok kita akan latihan seperti biasa." Nyonya Wen menepuk kepala Hou Yi lembut sebelum kembali membenahi selimut bocah malang tersebut.

"Baik, Nyonya Wen." Hou Yi kembali merebahkan dirinya. Matanya kembali memejam, tetapi setelah suara pintu kamarnya tertutup, ia kembali membuka matanya. "Mengapa rasanya ada yang salah dengan tubuhku ini? Rasanya tidak nyaman."

Semalaman, pikiran Hou Yi dipenuhi hal-hal yang ia sendiri tidak mengerti. Tubuh kecilnya layaknya bocah berusia 4 tahun terasa salah. Ingatannya pun terasa ada yang menghilang, tetapi ia sendiri tidak tahu apa yang berbeda dari dirinya. Karena pikirannya penuh oleh hal tersebut, alhasil, dirinya baru bisa tertidur menjelang pagi. Di saat ia masih lelap dalam tidur, ia dikagetkan dengan siraman air yang mengenai sekujur tubuhnya.

"Dasar pemalas! Cepat bangun!" teriak anak perempuan yang menyiramkan air padanya.

"Apa yang kamu lakukan?!" Hou Yi terbangun dengan perasaan kaget. Di hadapannya, Hai Rong dengan wajah garangnya bertolak pinggang.

"Apa?! Dasar anak cacat!" Hai Rong memaki bocah yang begitu tidak disukainya ini. "Sana mandi lalu ikut latihan! Dasar sampah tidak berguna!"

"Ma-maafkan aku, Hai Rong." Setelahnya ia terburu-buru meninggalkan Hai Rong, sampai menubruk gadis tersebut dan membuatnya jatuh duduk.

"Bocah tidak berguna!!!" Teriakan Hai Rong menggema di sepennjuru panti asuhan.

Hou Yi mendengar, tetapi dia tidak memedulikan gadis itu lagi dan memilih bergegas mandi. Usai mandi dan sarapan, Hou Yi menuju halaman di mana anak-anak lain tengah latihan. Melihat Hou Yi yang baru hadir di tengah-tengah mereka, cibiran terdengar saling bersahutan.

"Anak cacat!" "Mau apa dia ke sini?" Hou Yi menundukkan kepalanya, tidak berani melawan perkataan teman-temannya. Tak lama, Nyonya Wen menghampiri Hou Yi dan membuat cibiran tersebut terhenti.

Melihat anak-anak sudah berkumpul semua, Nyonya Wen memulai sebuah tarian pedang yang kemudian ia perintahkan untuk diikuti anak-anak. Semua anak-anak yang berlatih ternganga melihat Hou Yi. Di saat anak lainnya merasa begitu kesulitan mengikuti gerakan Nyonya Wen, Hou Yi mengikuti tarian pedang yang dilakukan Nyonya Wen dengan sangat sempurna.

'Aneh. Kenapa tubuhku terasa sudah begitu kenal dengan tarian ini?!'

Dz

Bersambung….

| Like

Related chapters

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 03. Cerita Leluhur

    "Hou Yi, kamu bisa melakukan gerakan itu?" Nyonya Wen menghentikan gerakannya saat mendengar kalimat-kalimat keterkejutan dari anak-anak yang lain. Mata wanita itu langsung mengarah pada satu bocah yang begitu sempurna menirukan gerakannya. "Apakah kamu bisa melakukannya sendiri?"Hou Yi menggaruk kepalanya. Ia pun kebingungan untuk menjawab. Sebab, tubuhnya terasa bergerak otomatis ketika melihat Nyonya Wen memperagakan tarian tersebut. "Aku tidak bisa. Aku hanya mengikuti gerakan yang Bibi lakukan." Nyonya Wen mengerutkan dahinya mendengar jawaban Hou Yi. Tarian pedang yang ia tunjukkan tadi terbilang sulit, bahkan orang dewasa dengan tingkatan ilmu yang tinggi pun belum tentu bisa memperagakannya dengan sempurna. Namun, Hou Yi, bocah berusia 4 tahun yang kerap dianggap 'sampah' dan 'cacat' oleh yang lain, ternyata mampu melakukannya dengan sempurna. Nyinya Wen kemudian mengambil pedang kayu dan meminta Hou Yi kembali menirukan gerakannya. "Sekarang, coba kamu ikuti gerakan ini!" Ho

    Last Updated : 2023-01-24
  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 04. Siapa Dia Sebenarnya??

    "Lalu, apakah Dewa Quan mati di tangan mereka?"Pertanyaan Hou Yi membuat Nyonya Wen menoleh padanya beberapa detik, sebelum menengadah ke langit dengan pandangan yang tidak bisa ia artikan."Sayangnya, tidak ada yang tahu tentang hal itu." Embusan napas panjang terdengar dari bibir Nyonya Wen. Wanita itu kembali berujar setelahnya. "Namun yang kudengar, ketika peperangan itu masih berlangsung ... Mereka menghilang. Jadi, kemungkinan besar mereka semua masih hidup."Setelah beberapa menit melakukan perjalanan, akhirnya dua sosok beda usia memasuki gerbang kota lalu menuju pasar untuk membeli bahan makanan. Namun, langkah kaki Hou Yi berhenti saat melihat tanaman obat tersusun rapi di atas meja seorang penjual."Hei, Nak, apa yang kamu lihat? Apakah kamu ingin mencuri tanaman obat milikku?!" Seruan penjual tersebut menyentak Hou Yi. Pandangannya yang semula mengarah pada tanaman obat yang dijual kini mengarah kepada si penjual tanaman tersebut."Aku bukan pencuri, aku hanya ingin melihat bu

    Last Updated : 2023-01-24
  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 05. Energi Tersembunyi

    "Luar biasa!"Hou Yi melonjak kegirangan di pagi hari saat merasakan tubuhnya begitu membaik. Efek ramuan obat yang ia minum sebelum tidur semalam bekerja dengan baik. Wajahnya kini nampak putih bersih, tubuhnya pun juga terasa lebih ringan daripada sebelumnya. "Sepertinya aku harus mencari tanaman obat agar semua kecacatan di dalam tubuh pulih sepenuhnya!" ujarnya dengan tekad yang begitu membara.Ramuan obat yang diminum Hou Yi semalam berkhasiat membersihkan organ tubuh yang mengalami kerusakan. Tubuh Hou Yi mengalami kecacatan yang sangat parah. Hou Yi kemudian meminta izin untuk libur latihan kepada Nyonya Wen. Ia berencana pergi ke hutan untuk mencari tanaman obat berkualitas tinggi. Setelah mendapatkan izin, Hou Yi segera berlari meninggalkan panti asuhan."Hei, jangan lupa kembali!" Teriakan Nyonya Wen terdengar di belakang.Hou Yi berbalik tanpa memelankan lajunya dan berteriak, "Iya, Bibi. Aku akan kembali sebelum matahari sore!" Kemudian, tubuh kecilnya memasuki hutan lebat.H

    Last Updated : 2023-01-24
  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Bab 6. Hari Pertama Hou Yi

    Bab 6. Hari Pertama Hou Yi "Hou Yi!" Wu Sin begitu panik saat melihat ratu ular bersiap mengeluarkan jurusnya. Namun, hal yang ditakutkan Wu Sin justru tak terjadi.Ada sebuah energi yang begitu kuat dari dalam tubuh Hou Yi yang aktif saat merasakan ada bahaya. Hal tersebut membuat Ratu Ular terdorong mundur dengan perasaan terkejut."Pewaris Giok Hitam!" gumam Ratu Ular. Ia bisa menebak energi yang terpancar dari tubuh bocah kecil yang mencuri tanamannya. "Siapa anak ini sebenarnya? Aku tidak seharusnya membunuh orang yang memiliki energi giok hitam!"Tanpa banyak berkata, Ratu Ular pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Wu Sin dan Hou Yi menggaruk kepalanya, mereka kebingungan. "Kenapa dia pergi?" ucap Wu Sin mengamati penampilan anak di sampingnya. "Apa kamu berbuat sesuatu padanya?""Entah, aku juga tidak tahu, Paman." "Sudahlah. Sebaiknya kita segera kembali!" Wu Sin tak memperpanjang kebingungan mereka. Hal itu justru ia manfaatkan untuk bisa segera keluar dari dalam hutan.

    Last Updated : 2023-03-25
  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 7. Gadis Nakal Hai Rong

    Ep 7. Gadis Nakal Hai Rong "Apakah itu berarti ...." Hou Yi menatap Wu Sin sebelum melanjutkan ucapannya. "Peperangan ini hanya berhenti sementara, dan akan dilanjutkan ketika kondisi mereka telah pulih?" lanjut Hou Yi bertanya.Wu Sin menganggukkan kepalanya. "Benar."Wu Sin ingat, keadaan saat itu sangat kacau. Selama 700 tahun berperang, jumlah korban dan pihak yang terlibat tidak terhitung jumlahnya. Dari perang tersebut juga banyak pihak yang mengambil kesempatan untuk mendapatkan wilayah kekuasaan. Contohnya kerajaan besar yang dulunya dipimpin Raja Jia Lin terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil, salah satunya adalah kerjaan Xie Xia yang dipimpin oleh Ratu Xie Xia. Ratu Xie Xia adalah putri Dewa Xia dan Dewi Xie, sedangkan keturunan asli dari keluarga Jia tidak mendapatkan satupun kekuasaan. Sekarang, keluarga Jia yang memiliki darah keturunan Raja Jia Lin bertahan hidup dengan cara sembunyi-sembunyi.Ratu Ular menoleh ke arah Wu Sin dan Hou Yi, tak ingin pembahasan ini kemb

    Last Updated : 2023-03-25
  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 08. Hou Yen ( Sisa Jiwa )

    Ep 08. Hou Yen ( Sisa Jiwa )"Siapa kamu?!!" Hou Yi bangkit dari posisi tidurnya. Ia menatap sekumpulan kabut hitam yang berdiri tidak jauh dari dirinya. "Ka-kamu hantu??"Wajahnya seketika memucat. Detak jantungnya memacu, ketakutan mulai menjalar di tubuh anak usia 4 tahun karena dipikirnya ia melihat sebuah hantu. Saat Hou Yi hendak beranjak dari ranjang dan berteriak untuk meminta tolong, kabut asap itu kembali berbicara."Hust… jangan berteriak. Aku bukan hantu, tapi sisa jiwa yang seharusnya sudah mati," ujar kabut tersebut semakin mendekat kepada Hou Yi.Hou Yi memanjangkan tangannya dan merangkak mundur. "Jangan mendekat!" Mata Hou Yi kemudian membelalak saat kumpulan kabut tersebut menjelma menjadi menjadi sesosok kakek. Dialah Hou Yen. "Sebagai laki-laki, air mata adalah harta karun yang sulit didapatkan. Jangan jatuhkan air matamu karena masalah sepele seperti ini!" Hou Yi menyapu air matanya. "Aku tidak menangis!" Hou Yen kemudian tertawa. Sosok di hadapannya benar-ben

    Last Updated : 2023-03-26
  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 09. Keributan di panti asuhan

    Ep 09. Keributan di panti asuhan Hantu kabut memberikan saran untuk membantu Hou Yi membersihkan beberapa titik tubuh dengan cara menggunakan metode kuno, bahan yang dibutuhkan adalah api unggun dan satu genggam garam. Bocah kecil berjalan menuju dapur lalu mengambil satu genggam garam, setelah berjalan menuju halaman belakang. Hoi Yi sudah menyalakan api unggun, ia duduk bersila menunggu Hantu kabut memulai metode kuno. Setelah api berkobar cukup besar, satu genggam garam ditaburkan membuat api menghilang namun masih bisa dirasakan suhu panasnya."Kemana api tadi?""Ada di depanmu… sekarang bersiaplah untuk menahan energi masuk dalam jumlah besar!""Baik, tadi itu serbuk apa?!""Garam gunung es!"Sinar rembulan di tutupi kabut awan, langit bergemuruh menandakan ingin turun hujan, saat itu juga hantu kabut membuat energi api tak terlihat masuk ke dalam tubuh bocah kecil."Tahanlah…!""I-iya!" Tubuh Hou Yi mengeluarkan darah segar dari kulitnya, semua darah tersebut adalah darah ko

    Last Updated : 2023-03-27
  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 01. Kekacauan Besar

    "Bunuh dia!" Hou Yi berdiri memegang perutnya yang terluka. Ia sudah bisa memperhitungkan, pasukan Raja Jia Lin yang baru saja ia bunuh pasti akan mengejarnya sampai ke rumah. Beruntung, ia sudah menitipkan 'benda pusaka' 10 jarum emas, pada burung kecil peliharaannya. "Jendral Jia Yu, harusnya kamu tidak menyalahkanku." Hou Yi berujar dengan suara lemahnya. Sambil memegang perutnya yang terluka, ia kembali berbicara. "Apakah kalian lupa siapa yang membantai keluargaku 10 tahun lalu?" tanyanya dengan seringai tipis. Ia kembali mengingat tragedi pembantaian Keluarga Hou yang dipimpin oleh Raja Jia Lin.Raja Jia Lin adalah seorang raja sekaligus ksatria yang paling ditakuti, sedangkan Hou Yi adalah assasin kelas dunia yang hanya hidup sebatang kara tanpa memiliki keluarga. Namun, berkat kemampuannya, Hou Yi mampu mengalahkan sang raja seorang diri. Hou Yi puas karena berhasil membalas perbuatan raja tersebut meski dirinya sendiri menerima luka yang tidak kalah parah. Jubah putihnya terko

    Last Updated : 2023-01-23

Latest chapter

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 09. Keributan di panti asuhan

    Ep 09. Keributan di panti asuhan Hantu kabut memberikan saran untuk membantu Hou Yi membersihkan beberapa titik tubuh dengan cara menggunakan metode kuno, bahan yang dibutuhkan adalah api unggun dan satu genggam garam. Bocah kecil berjalan menuju dapur lalu mengambil satu genggam garam, setelah berjalan menuju halaman belakang. Hoi Yi sudah menyalakan api unggun, ia duduk bersila menunggu Hantu kabut memulai metode kuno. Setelah api berkobar cukup besar, satu genggam garam ditaburkan membuat api menghilang namun masih bisa dirasakan suhu panasnya."Kemana api tadi?""Ada di depanmu… sekarang bersiaplah untuk menahan energi masuk dalam jumlah besar!""Baik, tadi itu serbuk apa?!""Garam gunung es!"Sinar rembulan di tutupi kabut awan, langit bergemuruh menandakan ingin turun hujan, saat itu juga hantu kabut membuat energi api tak terlihat masuk ke dalam tubuh bocah kecil."Tahanlah…!""I-iya!" Tubuh Hou Yi mengeluarkan darah segar dari kulitnya, semua darah tersebut adalah darah ko

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 08. Hou Yen ( Sisa Jiwa )

    Ep 08. Hou Yen ( Sisa Jiwa )"Siapa kamu?!!" Hou Yi bangkit dari posisi tidurnya. Ia menatap sekumpulan kabut hitam yang berdiri tidak jauh dari dirinya. "Ka-kamu hantu??"Wajahnya seketika memucat. Detak jantungnya memacu, ketakutan mulai menjalar di tubuh anak usia 4 tahun karena dipikirnya ia melihat sebuah hantu. Saat Hou Yi hendak beranjak dari ranjang dan berteriak untuk meminta tolong, kabut asap itu kembali berbicara."Hust… jangan berteriak. Aku bukan hantu, tapi sisa jiwa yang seharusnya sudah mati," ujar kabut tersebut semakin mendekat kepada Hou Yi.Hou Yi memanjangkan tangannya dan merangkak mundur. "Jangan mendekat!" Mata Hou Yi kemudian membelalak saat kumpulan kabut tersebut menjelma menjadi menjadi sesosok kakek. Dialah Hou Yen. "Sebagai laki-laki, air mata adalah harta karun yang sulit didapatkan. Jangan jatuhkan air matamu karena masalah sepele seperti ini!" Hou Yi menyapu air matanya. "Aku tidak menangis!" Hou Yen kemudian tertawa. Sosok di hadapannya benar-ben

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 7. Gadis Nakal Hai Rong

    Ep 7. Gadis Nakal Hai Rong "Apakah itu berarti ...." Hou Yi menatap Wu Sin sebelum melanjutkan ucapannya. "Peperangan ini hanya berhenti sementara, dan akan dilanjutkan ketika kondisi mereka telah pulih?" lanjut Hou Yi bertanya.Wu Sin menganggukkan kepalanya. "Benar."Wu Sin ingat, keadaan saat itu sangat kacau. Selama 700 tahun berperang, jumlah korban dan pihak yang terlibat tidak terhitung jumlahnya. Dari perang tersebut juga banyak pihak yang mengambil kesempatan untuk mendapatkan wilayah kekuasaan. Contohnya kerajaan besar yang dulunya dipimpin Raja Jia Lin terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil, salah satunya adalah kerjaan Xie Xia yang dipimpin oleh Ratu Xie Xia. Ratu Xie Xia adalah putri Dewa Xia dan Dewi Xie, sedangkan keturunan asli dari keluarga Jia tidak mendapatkan satupun kekuasaan. Sekarang, keluarga Jia yang memiliki darah keturunan Raja Jia Lin bertahan hidup dengan cara sembunyi-sembunyi.Ratu Ular menoleh ke arah Wu Sin dan Hou Yi, tak ingin pembahasan ini kemb

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Bab 6. Hari Pertama Hou Yi

    Bab 6. Hari Pertama Hou Yi "Hou Yi!" Wu Sin begitu panik saat melihat ratu ular bersiap mengeluarkan jurusnya. Namun, hal yang ditakutkan Wu Sin justru tak terjadi.Ada sebuah energi yang begitu kuat dari dalam tubuh Hou Yi yang aktif saat merasakan ada bahaya. Hal tersebut membuat Ratu Ular terdorong mundur dengan perasaan terkejut."Pewaris Giok Hitam!" gumam Ratu Ular. Ia bisa menebak energi yang terpancar dari tubuh bocah kecil yang mencuri tanamannya. "Siapa anak ini sebenarnya? Aku tidak seharusnya membunuh orang yang memiliki energi giok hitam!"Tanpa banyak berkata, Ratu Ular pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Wu Sin dan Hou Yi menggaruk kepalanya, mereka kebingungan. "Kenapa dia pergi?" ucap Wu Sin mengamati penampilan anak di sampingnya. "Apa kamu berbuat sesuatu padanya?""Entah, aku juga tidak tahu, Paman." "Sudahlah. Sebaiknya kita segera kembali!" Wu Sin tak memperpanjang kebingungan mereka. Hal itu justru ia manfaatkan untuk bisa segera keluar dari dalam hutan.

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 05. Energi Tersembunyi

    "Luar biasa!"Hou Yi melonjak kegirangan di pagi hari saat merasakan tubuhnya begitu membaik. Efek ramuan obat yang ia minum sebelum tidur semalam bekerja dengan baik. Wajahnya kini nampak putih bersih, tubuhnya pun juga terasa lebih ringan daripada sebelumnya. "Sepertinya aku harus mencari tanaman obat agar semua kecacatan di dalam tubuh pulih sepenuhnya!" ujarnya dengan tekad yang begitu membara.Ramuan obat yang diminum Hou Yi semalam berkhasiat membersihkan organ tubuh yang mengalami kerusakan. Tubuh Hou Yi mengalami kecacatan yang sangat parah. Hou Yi kemudian meminta izin untuk libur latihan kepada Nyonya Wen. Ia berencana pergi ke hutan untuk mencari tanaman obat berkualitas tinggi. Setelah mendapatkan izin, Hou Yi segera berlari meninggalkan panti asuhan."Hei, jangan lupa kembali!" Teriakan Nyonya Wen terdengar di belakang.Hou Yi berbalik tanpa memelankan lajunya dan berteriak, "Iya, Bibi. Aku akan kembali sebelum matahari sore!" Kemudian, tubuh kecilnya memasuki hutan lebat.H

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 04. Siapa Dia Sebenarnya??

    "Lalu, apakah Dewa Quan mati di tangan mereka?"Pertanyaan Hou Yi membuat Nyonya Wen menoleh padanya beberapa detik, sebelum menengadah ke langit dengan pandangan yang tidak bisa ia artikan."Sayangnya, tidak ada yang tahu tentang hal itu." Embusan napas panjang terdengar dari bibir Nyonya Wen. Wanita itu kembali berujar setelahnya. "Namun yang kudengar, ketika peperangan itu masih berlangsung ... Mereka menghilang. Jadi, kemungkinan besar mereka semua masih hidup."Setelah beberapa menit melakukan perjalanan, akhirnya dua sosok beda usia memasuki gerbang kota lalu menuju pasar untuk membeli bahan makanan. Namun, langkah kaki Hou Yi berhenti saat melihat tanaman obat tersusun rapi di atas meja seorang penjual."Hei, Nak, apa yang kamu lihat? Apakah kamu ingin mencuri tanaman obat milikku?!" Seruan penjual tersebut menyentak Hou Yi. Pandangannya yang semula mengarah pada tanaman obat yang dijual kini mengarah kepada si penjual tanaman tersebut."Aku bukan pencuri, aku hanya ingin melihat bu

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 03. Cerita Leluhur

    "Hou Yi, kamu bisa melakukan gerakan itu?" Nyonya Wen menghentikan gerakannya saat mendengar kalimat-kalimat keterkejutan dari anak-anak yang lain. Mata wanita itu langsung mengarah pada satu bocah yang begitu sempurna menirukan gerakannya. "Apakah kamu bisa melakukannya sendiri?"Hou Yi menggaruk kepalanya. Ia pun kebingungan untuk menjawab. Sebab, tubuhnya terasa bergerak otomatis ketika melihat Nyonya Wen memperagakan tarian tersebut. "Aku tidak bisa. Aku hanya mengikuti gerakan yang Bibi lakukan." Nyonya Wen mengerutkan dahinya mendengar jawaban Hou Yi. Tarian pedang yang ia tunjukkan tadi terbilang sulit, bahkan orang dewasa dengan tingkatan ilmu yang tinggi pun belum tentu bisa memperagakannya dengan sempurna. Namun, Hou Yi, bocah berusia 4 tahun yang kerap dianggap 'sampah' dan 'cacat' oleh yang lain, ternyata mampu melakukannya dengan sempurna. Nyinya Wen kemudian mengambil pedang kayu dan meminta Hou Yi kembali menirukan gerakannya. "Sekarang, coba kamu ikuti gerakan ini!" Ho

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 02. Kesempatan Kedua

    Alam kematian 1000 tahun setelah kematian Hou Yi."De-dewi Lanun, tolong hentikan melodi yang kamu mainkan!"Di alam kematian, seorang bidadari tengah memainkan kecapinya. Tubuh Hou Yi bergetar hebat ketika mengetahui siapa yang ada di depannya. Ia adalah Dewi Lanun, wanita abadi yang memiliki sifat pemalu. Dewi Lanun meneteskan air mata darah sambil terus memainkan melodi tersebut. "Kamu gagal menjaga kedamaian dunia. Karenamu, dunia benar-benar hancur, karenamu juga mereka saling membunuh satu sama lain!""Dewi Lanun, kenapa kamu menyalahkan diriku?" Hou Yi tidak habis pikir. Ia sama sekali tidak memerintahkan siapa pun untuk saling membunuh, tetapi ... seperti yang Dewi Lanun bilang, kekacauan usai kematiannya tidak terhindari.Kematian Hou Yi membuat Dewa Xia dan Dewi Xie marah besar dan menyerang pasukan Dewa Quan. Belum lagi, aksi balas dendam dari guru Hou Yi, Hou Yen, yang tidak terima muridnya terbunuh dengan cara yang begitu keji.Dewi Lanun tersenyum miring. "Aku sudah bilang un

  • Kehidupan Kedua Pewaris Giok Hitam   Ep 01. Kekacauan Besar

    "Bunuh dia!" Hou Yi berdiri memegang perutnya yang terluka. Ia sudah bisa memperhitungkan, pasukan Raja Jia Lin yang baru saja ia bunuh pasti akan mengejarnya sampai ke rumah. Beruntung, ia sudah menitipkan 'benda pusaka' 10 jarum emas, pada burung kecil peliharaannya. "Jendral Jia Yu, harusnya kamu tidak menyalahkanku." Hou Yi berujar dengan suara lemahnya. Sambil memegang perutnya yang terluka, ia kembali berbicara. "Apakah kalian lupa siapa yang membantai keluargaku 10 tahun lalu?" tanyanya dengan seringai tipis. Ia kembali mengingat tragedi pembantaian Keluarga Hou yang dipimpin oleh Raja Jia Lin.Raja Jia Lin adalah seorang raja sekaligus ksatria yang paling ditakuti, sedangkan Hou Yi adalah assasin kelas dunia yang hanya hidup sebatang kara tanpa memiliki keluarga. Namun, berkat kemampuannya, Hou Yi mampu mengalahkan sang raja seorang diri. Hou Yi puas karena berhasil membalas perbuatan raja tersebut meski dirinya sendiri menerima luka yang tidak kalah parah. Jubah putihnya terko

DMCA.com Protection Status