Raul juga berkata sambil tersenyum, "Kamu cukup hebat, resep yang kamu resepkan cukup bagus. Kamu sama sekali nggak terlihat seperti seorang pemula. Aku rasa kamu pasti banyak belajar dari kakekmu, 'kan?"Aku tersenyum dan berkata, "Yah, tapi sayangnya aku masih terlalu muda saat itu. Aku nggak sepenuhnya mempelajari keterampilan kakekku.""Nggak apa-apa. Mulai sekarang, aku akan menjadi kakekmu. Kalau kamu nggak mengerti, kamu bisa bertanya padaku."Aku segera mengucapkan terima kasih padanya.Setelah menentukan resep dengan Raul, aku pergi ke Aula Damai dan meresepkan obat untuk beberapa hari.Aku juga memberi tahu orang-orang di toko bahwa Harmin telah keluar dari rumah sakit.Semua orang mengira Harmin telah sembuh, mereka sangat senang.Khususnya Kiki, dia diam-diam menarik lenganku dan berkata, "Setelah Pak Harmin kembali, bisakah kita membuka usaha sendiri?"Aku segera menyelanya, "Bahkan setelah Pak Harmin kembali, kamu nggak boleh terburu-buru mengatakan hal-hal seperti itu. K
Saat aku ragu-ragu, Harmin berkata padaku, "Edo, kamu tinggallah dan bantu Yuna. Dia telah bekerja keras akhir-akhir ini.""Dia hidup mewah sejak dia masih kecil. Kapan dia pernah kelelahan seperti itu? Melihatnya kelelahan, aku merasa sangat sedih."Baik Yuna maupun Harmin menginginkan aku tinggal, jadi aku sulit untuk menolaknya."Oke. Kalau begitu, aku akan tinggal dan membantu kalian."Harmin punya banyak obat yang harus diminum. Hal ini benar-benar merepotkan. Aku juga khawatir Yuna tidak bisa menyelesaikannya.Yuna langsung berkata dengan senang, "Kamu nggak perlu membawa apa pun. Aku sudah menyediakan semuanya di sini. Kamu bisa tidur di kamar tidur tamu. Kamar itu memiliki pencahayaan yang bagus dan udara yang segar ...."Yuna berbicara panjang lebar, seolah-olah dia takut aku tidak merasa puas tinggal di sini.Perabotan di rumah mereka sangat mewah. Jika aku tidak tinggal dan membantu, bagaimana aku bisa menikmati pelayanan seperti itu?Aku hanya bisa mengatakan bahwa Harmin d
Selain itu, untuk mencegah orang-orang itu menimbulkan masalah, aku secara khusus meminta Kiki untuk tinggal bersamaku.Namun, sekarang, Harmin dan Yuna ingin aku tinggal bersama mereka. Aku tidak mungkin membawa Kiki bersamaku, jadi aku harus mengandalkan diriku sendiri untuk menyelesaikan segalanya.Saat aku mengantar Kiki pulang, Kiki bertanya padaku apakah aku ingin dia tinggal bersamaku di rumah Yuna?Dengan begitu, kami dapat saling menjaga di jalan.Aku menggelengkan kepala dan berkata, "Aku sudah mempertimbangkan ini sebelumnya. Tapi, aku pindah untuk membantu mengurus Pak Harmin. Aku merasa aneh kalau mengajakmu tinggal di sana.""Aku khawatirkan bajingan-bajingan itu akan menyusahkanmu lagi.""Aku juga takut, tapi aku sudah siap." Aku mengeluarkan beberapa perkakas dari bawah jok.Kiki menimbangnya, lalu berkata, "Alat-alat ini nggak begitu dapat membantumu. Cara terbaik adalah menggunakan metodeku."Saat berkata, Kiki membuat gerakan seolah-olah dia sedang meremas sesuatu hi
Aku terus mengayunkan tongkat besi di tanganku dengan sekuat tenaga. Aku tahu aku tidak akan menang, tetapi aku tidak boleh patah semangat.Kiki pernah berkata bahwa hal yang paling menakutkan dalam sebuah perkelahian adalah menyerah sebelum berkelahi.Namun, setelah berkelahi beberapa saat, aku tidak dapat menahannya lagi. Jumlah lawan kami benar-benar terlalu banyak.Namun, aku tidak boleh jatuh.Aku tahu ada titik akupunktur pada tubuh manusia. Jika dirangsang, itu akan merangsang potensi tubuh.Namun, setelah titik akupunktur ini terstimulasi dan mengeluarkan tenaga penuh, aku akan merasa lemah beberapa saat.Namun, saat ini aku tidak peduli dengan banyak hal lagi. Aku langsung menekan titik akupunktur tersebut.Seketika, aku merasa tubuhku sangat kuat, seakan-akan aku berubah menjadi raksasa yang bisa bertarung."Ah .... Aku bunuh kalian!" teriakku dan menyerbu sambil mengayunkan tongkat besi itu.Sebelumnya, orang-orang yang mengepungku telah mengendurkan kewaspadaan karena merek
Awalnya, dia tidak ingin datang malam ini. Namun, Hairu bersikeras memanggilnya. Hairu mengatakan bahwa dia ingin Willy melihat kehebatannya.Akhirnya, mereka tidak melihat betapa kehebatan Hairu. Mereka malah melihat sisiku dan Kiki yang menyimpang.Dia ketakutan hingga hampir kencing di celana.Willy mengguncang pintu dengan putus asa. "Aku mau turun mobil, biarkan aku turun ...."Hairu menamparnya, lalu mengumpat dengan marah, "Sialan, kalau kamu buka pintu mobil, bukankah mereka bisa masuk?""Kamu nggak boleh membuka pintu ini. Duduklah di sini. Aku nggak percaya ....""Bang!"Sebelum Hairu menyelesaikan kata-katanya, dia mendengar suara keras di jendela mobil.Aku mengangkat tongkat besi dan membantingnya keras ke mobil van itu.Aku melampiaskan kemarahanku di hatiku.Mobil yang baru saja aku beli. Aku masih harus membayar cicilannya setiap bulan. Aku menyayangi dan melindungi mobilku seperti anakku. Namun, mereka malah merusaknya hingga hancur.Aku menghancurkan mobil itu sambil
Dono adalah orang yang berpikiran sempit dan pencemburu. Namun, dia tidak memiliki banyak kemampuan. Terutama ketika sesuatu terjadi, dia akan ketakutan.Mendengar Hairu ingin mengorbankannya, Dono bahkan lebih takut daripada Willy, "Nggak .... Aku nggak mau .... Kak Hairu, kamu yang memberi perintah untuk menabrak mobilnya. Kamu nggak boleh membiarkanku menanggung kesalahanmu."Pada saat kritis ini, Dono tidak menunjukkan rasa tanggung jawab. Dia bahkan menginjak-injak harga diri Hairu.Hairu benar-benar tidak memiliki harga diri lagi.Hairu langsung menamparnya dan berteriak, "Aku memintamu untuk meminta maaf, minta maaf saja. Kenapa kamu beromong kosong!""Sialan, kalau bukan karena menolongmu. Apa aku akan menyinggung Kak Edo?"Saat itu, aku sangat marah. Namun, ketika aku mendengar kata-kata ini, aku tercengang.Kak Edo? Apakah dia memanggilku?Kapan aku menjadi saudaranya?"Jangan coba-coba menipuku. Kalian bertiga, keluar dari sini." Aku menghancurkan mobil itu lagi.Kiki bekerj
Aku menatap Hairu sambil mengerutkan kening. "Kamu memberiku uang begitu saja?"Malam ini, Hairu membuat keributan besar. Dia pasti menghabiskan banyak uang. Sekarang, dia kehilangan uang ratusan juta. Aku curiga bahwa ini adalah taktiknya untuk menunda waktu."Sebelumnya, aku nggak terima. Tapi, setelah melihat kemampuan bertarung kalian berdua tadi, aku menyerah.""Seperti yang kamu katakan, saat aku masih muda, aku juga anggota geng. Tapi, aku belum pernah melihat kekuatan bertarung yang begitu dahsyat seperti kalian berdua."Faktanya, apa yang Hairu katakan tidak menyeluruh. Hal yang dia takutkan bukanlah kemampuan bertarung kami yang putus asa. Namun, kenyataan bahwa kami bahkan dapat membalikkan keadaan.Dia merasa hal ini sangat menakutkan.Hairu merasa kami bagaikan dua binatang buas yang semakin ganas seiring pertarungan berlangsung.Saat kami terdesak dalam situasi putus asa, kami akan menunjukkan sisi yang menyeramkan.Hairu hanya ingin mendapatkan kembali harganya dirinya.
Kiki menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Kamu bisa memintaku bertarung. Tapi, kalau memintaku menganalisis, lupakan saja. Aku tidak secerdas kamu."Aku terkekeh.Kiki dan aku sebenarnya saling melengkapi kelebihan masing-masing. Dia sangat kuat dalam bertarung, tetapi dia tidak cukup tenang dan tidak begitu cerdas. Aku tidak pandai bertarung seperti dia, tetapi aku cukup cerdas.Tiba-tiba, aku merasa bahwa kami berdua sangat cocok.Aku berkata kepada Kiki, "Apa pun rencana Hairu, kita nggak boleh lengah. Mengenai 180 juta, dia sudah memberikannya padaku. Jangan pernah berpikir dia dapat mengambilnya."Uang ini adalah modal awal kami untuk memulai bisnis. Bagaimana mungkin aku membiarkannya mengambilnya kembali?Mengenai mobil ini, sejak aku menerima kompensasi dari Hairu, aku tidak merasa terlalu sedih lagi.Aku bisa memolesnya dengan cat nanti. Toh itu bukan masalah besar.Alasan mengapa aku begitu bersemangat sebelumnya adalah karena aku miskin.Aku bekerja keras untuk membeli mob
"Edo, kamu menendangku? Aku mengerti. Kamu memiliki banyak pasukan, jadi kamu menindasku. Kalian sehati dan memperlakukanku sebagai orang luar, 'kan?"Aku berkata terus terang, "Aku nggak pernah menganggapmu sebagai orang dalam. Saat pertama kali kita mulai bekerja sama, kita sepakat bahwa aku akan bertanggung jawab atas urusan klinik. Kamu dan Dono nggak akan ikut campur.""Aku nggak memintamu merugikan klinik." Hairu sangat marah.Aku tetap berkata dengan nada dingin, "Aku bilang aku akan mengganti rugi. Laporan keuangan bersifat publik. Aku nggak akan berutang sepeser pun.""Tapi, kalau kamu ingin memperkaya diri sendiri, aku nggak akan setuju. Kalau kamu ingin menghasilkan uang, kamu harus mencari cara untuk mendapatkan herba itu sendiri. Semua herba di klinik dibeli olehku. Kenapa aku harus membiarkanmu memperkaya diri sendiri?"Hairu merasa bersalah. Dia mulai berdebat denganku, "Aku menggunakan herba di klinik. Aku juga akan membelinya kembali. Bagaimana aku bisa dikatakan mempe
"Nggak bisa," tolak Hairu dengan tegas.Aku menahan amarahku, lalu bertanya, "Jadi, apa yang kamu inginkan?""Pergilah ke klinik Harmin. Pinjam ginseng dan Ganoderma mereka."Hairu memintaku meminjamnya. Bukan membelinya.Maksudnya adalah dia ingin menjual barang-barang itu dengan harga yang sama untuk memastikan keuntungannya maksimum.Harapannya sungguh luar biasa.Dia ingin menghasilkan uang. Dia juga ingin aku mengisi mengganti rugi. Aku juga yang harus membalas budi Aula Damai.Aku bisa menahan semua ini.Siapa pun yang melakukan kesalahan harus membayarnya.Namun, masalahnya adalah Hairu mengatakan bahwa keuntungan dari uang ini akan menjadi miliknya.Hal ini membuatku sangat marah, "Atas dasar apa?""Aku yang membawa pelanggan itu. Bukankah seharusnya keuntungan mereka menjadi milikku?"Aku marah hingga tertawa. "Jadi, maksudmu adalah kami yang mengelola klinik. Pendapatan hariannya akan menjadi milik kami?""Kalian ingin mengelola klinik, itu karena kalian bersedia. Kalian yang
Saat kami sedang berbincang, seorang pegawai mengetuk pintu dan berkata, "Bos, Pak Hairu datang. Dia ingin berbicara dengan kalian."Hairu?"Oke, aku mengerti."Saat kami keluar dari kantor, kami melihat Hairu di lobi. Dia tersenyum sambil memperkenalkan sesuatu pada beberapa orang."Semuanya, izinkan aku memberi tahu kalian, herba di toko kami asli dan berkualitas. Terutama ginseng liar dan ganoderma ini adalah produk kualitas terbaik.""Kita sudah kenal lama. Kalian bantulah bisnisku, itu adalah suatu kebaikan bagiku. Aku akan memberikan harga yang lebih rendah."Hairu tidak datang sendirian. Dia membawa beberapa orang bersamanya. Tampaknya para bos ini berencana membeli obat kuat seperti ginseng liar dan Ganoderma.Namun, masalahnya adalah semua ginseng liar dan Ganoderma berkualitas di toko telah dijual ke Tiano.Saat ini, kami belum menyetok kembali persediaannya.Aku meminta Kiki dan Zudith untuk menyapa para bos dulu, lalu aku menarik Hairu ke samping. "Kita nggak punya ginseng
"Oke!"Luis berbalik dan pergi.Tiano menyalakan cerutu dengan ekspresi masam.Awalnya, dia ingin memanfaatkan kejadian ini untuk menjebloskanku ke penjara. Namun, dia malah merugikan dirinya sendiri.Hal ini mengakibatkan dia kehilangan anak buah terpercaya.Tiano pasti akan meminta pertanggungjawabanku atas hal ini....Karena kami berangkat sore hari, kami tiba di Kota Jimba setelah pukul 11.Sepanjang jalan, kami tidak beristirahat dan tidak makan.Alasan utamanya karena aku takut akan terjadi sesuatu di sepanjang jalan.Setelah kembali ke Kota Jimba, aku dan Dora baru merasa tenang.Kami kelaparan. Reaksi pertama kami adalah mencari restoran untuk makan."Aku telah bertanya. Aku menemukan Tiano masih di Kota Jimba. Berhati-hatilah saat kami kembali nanti." Dora memiliki koneksi yang luas. Sebelum kami tiba di Kota Jimba, dia telah mengetahui keberadaan Tiano.Aku mengangguk dengan berat. "Aku tahu. Kamu juga."Setelah makan malam, kami berpisah.Aku duduk di mobil dan berpikir, "H
Kami menunggu di kantor polisi sebentar, lalu seorang pria paruh baya berseragam polisi berjalan masuk.Aku kenal dengan pria paruh baya ini. Dia adalah polisi yang bertugas ketika Ilham dan lainnya ditangkap."Paman, kamu sudah sampai." Dora berlari dengan gembira.Aku terkejut. Aku tidak menyangka polisi tua itu adalah pamannya Dora.Kebetulan sekali.Saat melihatku, polisi tua itu sedikit terkejut. "Dik, kenapa kamu ada di sini?""Paman, kalian saling kenal?"Aku menjelaskan, "Pamanmu adalah petugas yang menangkap Ilham. Kami pernah bertemu sebelumnya.""Begitu ya, Paman. Kami sedang diikuti sekarang. Tolong utus seseorang untuk melindungi kami."Damian Nediva bertanya, "Apa yang terjadi? Siapa yang berani sekali? Beraninya mereka mengikuti kalian di siang bolong?""Kemungkinan besar mereka anak buah Tiano. Ilham yang kamu tangkap siang tadi juga anak buah Tiano."Ekspresi Damian menjadi masam. "Kuncinya adalah Ilham nggak mengakui bahwa dia memiliki hubungan dengan Tiano. Dia bersi
Meskipun aku merasa sangat sedih, aku tidak dapat memikirkan cara yang lebih baik.Aku tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini.Jangankan meminta uang. Aku takut Tiano mungkin ingin membunuhku."Kalau begitu, mari kita kembali ke Kota Jimba sore ini untuk menghindari Tiano membuat masalah lagi padamu," saran Dora.Aku juga berpikir seperti itu.Ibu kota adalah wilayah Tiano. Begitu datang, aku telah menyebabkan masalah besar untuknya. Tiano pasti tidak akan melepaskanku.Kami tidak tinggal lebih lama lagi. Kamu langsung mengurus prosedur check-out.Aku berpikir untuk kembali ke Kota Jimba sesegera mungkin.Namun, saat mobil sudah setengah jalan, aku menyadari ada sesuatu yang salah.Ada sedan hitam yang mengikuti kami sepanjang jalan.Untuk memastikannya, aku mengambil jalan memutar. Namun, mobil itu masih mengikuti kami."Celaka, kita sedang diikuti," kataku pada Dora dengan berat hati.Dora menoleh ke belakang. Dia segera mengambil keputusan. "Langsung pergi ke kantor polis
Aku tidak berkata apa-apa. Aku berbalik dan mencoba untuk berlari keluar.Ilham menyadari tindakanku. Dia segera berkata kepada anak buahnya, "Hentikan dia. Cepat hentikan dia. Jangan biarkan dia lolos!"Ketiga anak buahnya segera berlari ke arahku.Aku melihat mobil polisi datang hingga memberiku harapan.Aku menendang salah satu anak buah itu hingga terjatuh di lantai.Namun, salah satu anak buahnya menarik bajuku dan yang satu lagi menarik tasku, sehingga aku tidak dapat melarikan diri tepat waktu.Mereka berusaha mati-matian untuk merebut tas itu.Ilham juga berusaha untuk memasukkan uang di lantai ke dalam tasnya dan mencoba melarikan diri.Dalam situasi darurat, aku langsung melompat ke arah anak buahnya dan mendekap erat tas itu dengan tubuhku."Sialan, matilah!"Aku mendengar raungan Ilham. Aku berbalik tanpa sadar. Aku melihat Ilham memegang belati dan hendak menusukku.Aku segera menghindar, tetapi belati itu tetap menggores bahuku.Bahuku tergores. Sementara anak buahnya yan
"Kalau kamu mengambil uang itu dan menghabiskannya, polisi akan segera menangkapmu."Aku tercengang dan ketakutan.Aku hanya melihat insiden pencucian uang dalam novel dan film. Aku tidak menyangka akan menemuinya dalam kehidupan nyata.Selain itu, itu adalah jebakan yang sengaja dipasang untuk mencelakaiku.Bagaimana mungkin manusia biasa sepertiku pernah mengalami hal seperti itu?Saat itu, aku merasa sangat gugup."Sialan. Berengsek sekali, mereka mau mencelakaiku seperti ini.""Aku mau lapor polisi!"Aku mengeluarkan ponselku. Namun, aku merasa gelisah lagi, jadi aku menatap Jeff dan bertanya, "Menurutmu, apa aku bisa menghukum mereka kalau aku lapor polisi?""Buktinya kuat, jadi kamu dapat menghukum mereka. Kalau kamu dapat melibatkan dalang di balik ini, kamu akan memberikan kontribusi besar."Aku tidak peduli apakah akan melibatkan dalangnya atau tidak. Aku tidak bisa melepaskan mereka begitu saja.Mereka bahkan menggunakan metode ini untuk mencelakaiku. Beruntungnya, aku mengun
Saat aku keluar dari mal, waktu sudah hampir pukul 12. Aku langsung kembali ke hotel.Setelah istirahat sebentar, aku akan pergi ke Perusahaan Handa sebentar lagi.Dora tidak ada di kamarnya. Dia pasti mengajak Lionel berbelanja.Aku bisa bersantai.Aku bermain ponselku di kamar sebentar. Saat jam satu, aku berangkat menuju Perusahaan Handa.Jam setengah dua, aku tiba di Perusahaan Handa.Aku menambahkan kontak WhatsApp Jeff, lalu mengirimkan lokasinya.Dalam waktu kurang dari 20 menit, seorang pemuda tampan berjas muncul di hadapanku.Dia adalah Jeff, Direktur Keuangan Perusahaan Isabell.Saat pertama kali melihat Jeff, aku merasa kagum dan hormat yang mendalam terhadapnya.Jeff memiliki temperamen yang lembut dan elegan. Dia juga sangat tampan. Hal yang terpenting adalah dia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.Aku memperkenalkan diri.Jeff berjabat tangan denganku dengan sopan.Aku menjelaskan situasiku padanya secara singkat. "Aku nggak tahu trik apa yang akan mereka lakukan na