Ini adalah pelajaran yang berharga!Orang tua sering mengatakan bahwa pria harus berhati-hati dalam memilih profesi dan wanita harus waspada dalam memilih pria.Sebelumnya, aku tidak memahami maksud perkataan ini. Setelah mengetahui pengalaman Kak Lina, aku pun mengerti.Menikah dengan pria yang salah akan menghancurkan hidup seorang wanita.Namun, semuanya sudah berlalu.Aku memeluk Kak Lina sambil berkata, "Kamu bertemu denganku. Ke depannya, aku nggak bakal biarkan kamu tersakiti.""Aku menceritakan kisahku bukan buat minta kepastian darimu. Aku cuma mau kasih tahu kamu, wajar kalau pria seumuranmu agak posesif.""Tapi, kamu harus bisa membedakan mana yang serius dan sementara.""Sebaiknya jauhi wanita macam Nancy dan Helena.""Jadi, kok sebelumnya kamu menyuruhku menaklukkan Kak Nancy?" Aku sungguh tertekan. Mengapa aku merasa dikhianati oleh Kak Lina?Kak Lina menjelaskan, "Bukankah waktu itu aku belum bercerai dengan Johan? Tapi, kita sudah punya hubungan. Aku menyuruhmu menakluk
Aku menolak dengan kukuh.Kak Lina tersenyum sambil menggenggam tanganku. "Edo, kamu pun bilang kita pasti bakal jadi suami istri. Milikku juga adalah milikmu, bukan?""Nggak, milikku adalah milikmu, tapi milikmu tetap adalah milikmu."Aku adalah pria yang berpendirian. Menurutku, wanita boleh menghabiskan uangku, tetapi aku tidak boleh menghabiskan uang wanita.Setelah dipikir-pikir, aku menghitung semua uangku dan menyadari bahwa aku memiliki lebih dari tiga puluh juta.Sebagian besar uang ini adalah tip yang diberikan oleh Bu Dora dan Helena.Aku tidak menyangka jumlahnya akan sebanyak ini.Perlu diakui bahwa wanita kaya memang murah hati.Aku berkata pada Kak Lina, "Kak Lina, setelah kupikir-pikir, beberapa hari ini aku bakal kerja keras. Kalau sudah terkumpul 60 juta, aku bisa beli mobil.""Meskipun nggak bisa beli mobil mahal, setidaknya aku bisa beli kendaraan biasa."Kak Lina menatapku dengan tidak tega. "Buat apa seperti ini? Susah payah kumpulkan uang, kamu pakai semuanya bua
Aku tidak memutar video tersebut. Dengan begitu, aku bisa menggertak Dono.Setelah mengetahui aku memiliki rekaman, ekspresi Dono berubah drastis."Lapor polisi? Silakan. Kalau kamu mau lapor polisi, sudah lapor dari semalam, buat apa tunggu sampai sekarang?"Dono sungguh sulit dihadapi. Meskipun dia mengakui perbuatannya, dia sama sekali tidak takut.Aku harus lebih kuat dan tenang darinya. Kalau tidak, dia akan meremehkanku.Aku mendengus dingin sambil berkata, "Kamu kira aku nggak berani? Aku kasih kamu kesempatan karena Pak Harmin!""Aku nggak mau polisi datang menangkapmu di sini dan merusak reputasi toko! Tapi, sebaiknya kamu jangan macam-macam. Kamu terus cari masalah denganku, aku nggak bakal tinggal diam.""Kamu kira aku nggak tahu soal anak berambut kuning itu? Jangan kira cuma kamu yang punya sandaran, aku juga punya!"Dono menjawab dengan kesal, "Sialan, kamu tahu malu, nggak? Sandaranmu Bu Dora, 'kan? Kalau bukan Bu Dora bantu kamu, kamu bisa apa?"Ternyata Dono mengira Bu
Aku membeli mobil agar memiliki alat transportasi. Oleh karena itu, aku akan memilih mobil yang harganya terjangkau dan kualitasnya terjamin.Sekarang, aku kekurangan uang dan harus mengambil cicilan. Membeli Geely Emgrand adalah pilihan terbaik.Kini, mobil ini sudah memiliki empat generasi dan harga versi tertinggi mobil ini hanya 160-an juta.Dengan begitu, pembayaran per bulan lebih rendah dan merek ini memberikan garansi servis seumur hidup.Tanpa ragu-ragu, aku memutuskan untuk membeli Geely Emgrand.Pagi hari berlalu dengan cepat.Ketika Kak Lina datang ke klinik untuk mencariku, para rekanku seolah-olah tidak pernah melihat wanita. Semuanya berkumpul di depan pintu ruanganku untuk mengintip.Saking marahnya, aku langsung mengunci pintu."Mereka macam nggak pernah lihat wanita, mesum sekali.""Kak Lina, ke depannya, kalau ketemu mereka, sebaiknya jauhi mereka."Kak Lina tersenyum, pipinya merona.Hari ini, dia memakai riasan tipis dan gaun berbahan sutra.Cantik dan elegan!"Oke
Tentu saja, Kak Lina memahami maksudku. Saking malunya, lehernya pun memerah."Nggak boleh, masih masa subur."Aku memegang tangan Kak Lina dengan tidak rela, lalu mencondongkan tubuh ke telinga Kak Lina sambil berkata dengan genit, "Nggak apa-apa. Kamu bisa lakukan seperti semalam.""Dasar mesum. Kamu ketagihan?" Kak Lina mendelikku dengan kesal.Aku terkekeh. "Ya, aku ketagihan. Siapa suruh tangan Kak Lina begitu licin?"Kak Lina menyuruhku berhenti menyentuhnya, tetapi aku menolak.Kak Lina takut orang-orang akan berpikiran negatif, pada akhirnya, aku pun luluh.Aku menjadi sangat bersemangat.Akhirnya, aku bisa beraktivitas dengan Kak Lina di mobil ....Ini adalah mobilku sendiri, aku tidak perlu takut mengotorinya.Tak lama kemudian, aku selesai menjalani prosedur serah terima.Aku membonceng wanita yang kucintai dengan mobilku sendiri. Akhirnya, aku bisa berkeliling kota.Aku mengendarai mobil ke gang terpencil, lalu meminta Kak Lina ....Setengah jam kemudian, aku tersenyum puas
"Haish, aku bilang begitu buat bantu kamu dan kakak iparmu. Tapi, karena kalian sudah memutuskan, aku nggak bakal ikut campur."Setelah berkata demikian, Kak Lina mengambil kunci mobilku.Dia menurunkanku di pintu masuk Aula Damai, lalu pulang dengan mengendarai mobilku.Aku berpamitan dengan Kak Lina, lalu kembali ke klinik.Para rekanku menghampiriku."Edo, dia pacarmu? Cantik sekali!""Astaga, aku baru sadar fisikmu dapat memikat banyak wanita cantik. Gimana caranya? Ajari kami.""Kamu begitu disukai oleh wanita yang lebih tua, kamu pasti punya trik, 'kan?"Semuanya iri padaku.Sejujurnya, aku sangat menyukai perasaan ini.Bagaimanapun, ada berapa banyak pria di dunia ini yang dapat dikelilingi wanita cantik sepertiku?Apalagi, aku bukan tokoh terkemuka, aku hanya rakyat jelata.Hal yang kualami sekarang dapat memuaskan hasrat duniawiku.Jadi, semuanya sangat iri dan kagum padaku.Aku pun merasa sangat tersanjung.Aku berkata dengan tidak tahu malu, "Nggak ada trik, mungkin karena a
Setelah melepas pakaian, Helena berbaring di meja pijat.Punggungnya yang indah tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata!Aku sudah melihat banyak punggung wanita, tetapi hampir tidak ada wanita yang memiliki punggung seindah Helena.Memang benar, punggung indah ini dapat membangkitkan hasrat pria.Apalagi kalau melihat bagian depan.Bisa dibilang wanita ini sangat menggoda!Tubuhnya memancarkan kecantikan, pesona dan keindahan seorang wanita.Setiap melihat tubuh indahnya, aku membayangkan momen wanita ini melayani Tiano.Namun, aku tidak berani berpikiran negatif. Aku takut Helena akan menyadari ada yang aneh.Setelah menyiapkan minyak esensial, aku mulai mengoleskan minyak padanya."Nona Helena, tenagaku pas?"Aku mengoleskan minyak sambil bertanya.Sebenarnya, aku sedang mengalihkan perhatian wanita ini.Aku takut dia mengetahui aku sedang mengagumi tubuhnya.Helena memejamkan mata, dia menjawab dengan lembut, "Ya, nyaman! Lebih nyaman dari berendam air panas!""Yuna, kusarankan
Yuna hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menghela napas.Tentu saja, dia tahu Helena menyembunyikan sesuatu darinya.Namun, kalau Helena tidak ingin memberitahunya, dia pun tidak berdaya.Keduanya lanjut mengobrol.Mereka membicarakan soal perawatan kecantikan dan sejenisnya, aku sama sekali tidak mengerti.Aku pun tidak ingin terlibat. Karena aku ingin fokus memijat Helena.Bagaimanapun, jarang-jarang ada punggung seindah ini.Aku ingin menikmatinya.Tepat ketika keheningan melanda, pintu ruangan terbuka dar luar.Nancy muncul di depan ruangan."Teddy, Kakak datang cari kamu ... eh, siapa mereka?"Melihat Helena dan Yuna, ekspresi Nancy berubah drastis.Pertama, karena mereka sangat cantik. Helena memukau dan Yuna anggun. Ini adalah pertama kalinya Nancy merasa tersaingi oleh wanita lain.Kedua, dia cemburu dan kesal melihatku didampingi oleh dua wanita cantik.Jadi, ekspresinya berubah muram.Sebelum aku menjawab, Helena sudah berbalik bertanya, "Siapa kamu? Kamu panggil dia Te
"Markas rahasia apa?"Edo bertanya dengan penasaran.Nia mendekat ke telinga Edo dan berkata, "Itu adalah pesta yang bergairah dan asyik. Bagaimana kalau kita pergi melihatnya nanti?""Ah?"Berita ini sungguh mengejutkan Edo!Edo hanya berpikir bahwa ini adalah sebuah vila untuk liburan.Edo tidak menyangka ada tempat seperti itu.Edo bertanya kepada Nia, "Apa itu legal? Kita nggak akan ditangkap, 'kan?"Nia langsung terhibur hingga tertawa terbahak-bahak. "Dasar bodoh, apa yang kamu pikirkan? Kalau dia bisa mengoperasi di sini, itu pasti legal. Itu bukan tempat kotor yang kamu kira."Edo semakin penasaran.Tempat itu legal dan rahasia. Tempat seperti apa itu?Edo sangat ingin melihatnya.Lina melihat mereka tertawa dan bercanda, dia pun menghampiri dengan rasa ingin tahu, "Apa yang kalian berdua bicarakan? Apa kalian begitu bahagia?"Nia berkata sambil tersenyum, "Aku bilang aku akan mengajak Edo pergi ke Paradiso, tapi anak ini bahkan takut tempat itu ilegal. Dia takut ketahuan."Lin
Edo tidak mengatakan yang sebenarnya. Hal ini karena dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada mereka.Lina memercayai kata-kata Edo dengan begitu saja. Namun, Nia tidak semudah itu.Nia berjalan ke arah Edo dan berlutut sambil mengendus tubuh Edo. "Edo, bukankah kamu pergi memetik tumbuhan herbal? Kenapa aku mencium bau parfum wanita di tubuhmu?""Ah, benarkah?"Edo segera menciumnya sendiri, tetapi dia tidak mencium bau apa pun.Terlebih lagi, Dia dan Edo tidak melakukan kontak fisik. Bagaimana mungkin aroma parfum itu dapat melekat di tubuh Edo?Nia menatap Edo dengan tatapan aneh, kemudian dia berkata sambil tersenyum, "Apa kamu nggak menciumnya? Aku bisa menciumnya. Parfum ini cukup mahal."Edo berdecak kagum dalam hatinya. Hidung Nia sensitif sekali.Dia dapat mencium aroma yang begitu halus. Dia bahkan dapat mengetahui kelas parfumnya.Hebat sekali.Edo hanya bisa berbohong dan berkata, "Aku bertemu dengan seorang wanita kaya di jalan. Dia bertanya padaku untuk apa ramuan i
Edo tidak mempermasalahkannya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya. Dia ingin menambahkan kontak Diana."Edo, Bu, apa yang kalian lakukan?"Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara yang familier dan dingin.Diana dan Edo tanpa sadar melihat ke arah sumber suara. Kemudian, mereka melihat Bella berjalan dengan marah.Edo bertanya-tanya di mana ibunya?Namun, Edo segera menyadari bahwa tidak ada orang lain di sekitar sini. Mungkinkah ibunya Bella adalah Diana?Diana melihat putrinya muncul, dia pun berkata sambil tersenyum, "Charlene, kenapa kamu ada di sini?"Saat itu, Edo merasa seperti ada guntur yang menggelegar dari langit. Dia merasa sekujur tubuhnya akan disambar petir.Wanita di depannya yang tampak berusia 20 tahun lebih itu adalah ibunya Bella?Sialan. Edo bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan penglihatannya?Wanita ini sudah menikah? Selain itu, putrinya sudah berusia 20 tahun lebih?Edo merasa ini luar biasa!Edo benar-benar tidak menyadari sama sekali Diana adalah wani
Hal ini juga merupakan alasan mengapa dia tidak menceraikan Wiki.Nia telah patah hati. Jadi, dia hanya akan hidup tanpa memberikan perasaannya.Setidaknya Nia punya makanan dan minuman. Selain itu, dia tidak perlu khawatir tentang materi.Adapun kepuasan mental, Nia telah menemukan cara untuk melampiaskannya. Orang itu adalah Edo.Lina tidak begitu memahami pikiran Nia. Namun, dia menghormati keputusan Nia."Nia, kamu juga nggak mudah menjalaninya. Aku hanya bisa membantumu dengan meminjamkan Edo saat kamu membutuhkannya."Nia memandang Lina dengan mata memerah. "Kamu baik sekali padaku!"Lina berkata sambil tersenyum, "Siapa suruh kamu adalah sahabatku? Kita berbagi berkah dan kesulitan. Sekarang, kita bisa bermain bersama pria yang sama."Kedua wanita itu mulai bercanda dan bermain bersama.Edo tidak tahu apa yang sedang terjadi di kamar.Setelah meninggalkan ruangan, Edo pergi ke rumah sakit untuk membeli obat. Dia mengobati luka Nia.Saat Edo berjalan, dia menemukan banyak tumbuha
"Apa yang kamu sesali? Apa Edo nggak memuaskanmu?"Nia masih berkata dengan terus terang seperti biasanya.Lina sangat ingin menemukan celah di tanah dan bersembunyi di dalamnya."Nia, jangan ungkit lagi. Aku mohon." Lina mencengkeram selimut dengan erat. Dia benar-benar tidak berdaya.Nia meletakkan tangannya yang cantik ke bawah selimut.Dia menyentuh bokong ... yang bulat dan halus.Sebelum Lina sempat mengenakan celananya, Nia telah memergoki mereka.Merasakan tangan Nia yang halus, Lina merasa semakin malu.Namun, Nia malah berkata sambil tersenyum, "Bukankah kamu sendiri yang memberi tahu Edo? Kamu berharap kita bertiga bisa hidup tenang dan santai. Aku sudah siap mental. Kenapa kamu belum siap?"Akhirnya, Lina menjulurkan kepalanya dari ranjang. Namun, kedua pipinya masih memerah."Nggak. Aku hanya merasa sangat malu saat kamu tiba-tiba memergokiku seperti ini.""Apa yang diinginkan wanita seusia kita? Bukankah kita hanya ingin bahagia?""Edo masih muda, energik dan tampan. Kita
Nia telah menebak apa yang ingin mereka lakukan.Namun, dia tidak mengatakan apa pun. Dia hanya menarik selimut untuk menutupi kepalanya. Dia terus berpura-pura tidur.Setelah selesai.Edo mendekati telinga Lina dengan perlahan, lalu berkata, "Kak Lina, kamu jahat sekali. Kalau Kak Nia terbangun, kita pasti akan sangat malu."Pipi Lina merona. Rambutnya tampak acak-acakan dan tatapan matanya tampak linglung.Lina mencium Edo dengan terengah-engah. "Aku nggak tahan lagi tadi. Aku nggak bisa berpikir panjang lagi. Tapi, sekarang aku sudah tenang. Aku benar-benar takut."Mereka tanpa sadar menatap Nia.Edo melihat Nia menutupi kepalanya dengan selimut.Edo dan Lina sama-sama tercengang. Hal ini menandakan bahwa Nia telah bangun. Dia menutupi kepalanya dengan selimut karena dia tidak ingin mendengar suara-suara yang ambigu.Edo melihat wajah Lina memerah sampai ke pangkal lehernya. Seluruh wajahnya tampak seperti apel merah."Aduh, memalukan sekali." Lina menyadari sesuatu. Dia segera menu
Tiba-tiba, Edo merasa sedikit takut.Lina memiringkan kepalanya dan menatap Edo. "Kenapa? Apa kamu takut?""Nggak, bukan begitu." Edo tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Edo merasa takut dan gelisah. Namun, jika Edo mengakuinya seperti ini, dia merasa sangat pengecut."Edo, wajar kalau kamu merasa takut. Untuk seseorang yang penuh perhitungan seperti Johan, saat dia pertama kali pergi ke rumahku untuk menemui ayahku, dia sangat ketakutan hingga dia bahkan nggak berani berbicara."Lina menghibur Edo.Sekarang, akhirnya Edo tahu mengapa keluarganya Lina keberatan dengan pernikahannya dengan Johan? Dia juga mengerti kenapa pencapaian Johan saat ini hanyalah pencapaian kecil.Ayahnya adalah wakil walikota Kota Jimba. Bagaimana mungkin dia tertarik dengan bos yang menjalankan bisnis kecil-kecilan?Terlebih lagi, Edo bahkan bukan seorang bos. Edo hanya pencari nafkah yang bekerja sebagai karyawan.Tiba-tiba, Edo kehilangan kepercayaan dirinya."Kak Lina, apa menurutmu aku juga nggak pa
Melihat Edo masuk sambil menggendong Nia di pelukannya dengan ambigu, Lina tersenyum dan berkata, "Kamu menaklukkannya secepat itu?"Edo agak malu, lalu dia berkata dengan wajah tersipu, "Kak Lina, kamu pasti khawatir, 'kan?"Lina mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, "Aku baik-baik saja, bukan aku yang terluka. Kalian ini. Dia sudah terluka, tapi kalian masih berhubungan."Edo memandangi Nia di pelukannya. Saat ini, Nia masih tertidur pulas.Edo membaringkan Nia ke ranjang dengan lembut, lalu menutupinya dengan selimut.Kemudian, Edo berkata kepada Lina, "Kak Lina, bukankah kamu ingin aku membantu Kak Nia? Aku telah melakukan apa yang kamu katakan. Sekarang, kamu bisa tenang."Lina duduk dari tempat tidur. Kemudian, dia mengaitkan jarinya ke arah Edo dan memberi isyarat agar Edo mendekat.Edo berjalan mendekat dengan patuh.Lina melingkarkan tangannya di leher Edo, lalu dia menatap Edo sambil tersenyum dan berkata, "Kamu telah memuaskan Nia. Bukankah kamu juga harus memuaskanku?""Ah?
Nia meringkuk dalam pelukan Edo, lalu berkata dengan tulus, "Aku bisa menjaga jarak denganmu sebelumnya karena aku takut Wiki akan mengetahui apa yang terjadi di antara kita berdua. Aku takut dia akan mempermalukan dan mempersulitmu.""Tapi, aku tahu meskipun dia nggak tahu apa yang terjadi di antara kita berdua, sekarang dia telah berbeda dari sebelumnya.""Kalau begitu, kita nggak perlu berpura-pura lagi."Setelah berkata, Nia tidak bisa menahan diri untuk mencium Edo."Edo, beberapa hari ini aku sangat rindu padamu. Sangat-sangat rindu!"Edo memeluk pinggang Nia dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Kak Nia, aku juga sangat rindu padamu!"Edo dan Nia berciuman dengan penuh gairah."Edo, aku ingin ...." Sekarang, Nia tidak mengkhawatirkan apa pun. Dia mengungkapkan keinginannya dengan berani.Edo langsung bersemangat. Namun, begitu memikirkan tentang cedera di kaki Nia, Edo merasa sedikit khawatir."Kak Nia, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Tapi, kakimu terluka sekarang. Aku khawat