Share

Bab 484

Penulis: Galang Damares
Ketika Yasan sedang makan, pria berambut kuning muncul, diikuti oleh gadis itu.

Pria berambut kuning itu mendatangi Yasan, dia menunjuk hidung Yasan dengan marah. "Sialan, kamu yang namanya Yasan? Kamu yang hasut pacarku?"

"Aku nggak hasut dia. Aku cuma kasihani dia, suruh dia jauhi kamu," jawab Yasan dengan serius.

Pria berambut kuning itu langsung menampar wajah Yasan hingga mimisan.

Aku melangkah maju untuk melindungi Yasan. "Apa yang kamu lakukan? Kalau kamu main tangan lagi, aku lapor polisi!"

Hari ini, pria berambut kuning itu tidak takut. Dia bahkan tidak mundur ketika aku mengancam akan melapor polisi.

Dia membentakku, "Ini urusanku dengannya, nggak ada hubungan sama kamu. Jangan ikut campur."

Aku melirik Yasan, hidungnya berdarah, tetapi dia sama sekali tidak takut.

Kemarin, kami juga menghadapi situasi seperti ini, tetapi reaksinya berbeda jauh.

Bagaimana bisa seorang gadis membawa pengaruh sebesar itu padanya?

Melihat Yasan dipukul, wanita itu memohon pada pacarnya, "Willy,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 485

    Sembari berbicara, gadis itu tiba-tiba menerjang ke pelukan Yasan dan memeluk erat Yasan.Yasan kebingungan, tetapi suatu cahaya kegembiraan melintas di matanya.Aku sudah berpengalaman dalam hal percintaan. Aku dapat merasakan bahwa Yasan sangat menyukai gadis ini.Namun, dia sudah memiliki keluarga dan harus membatasi diri."Nggak apa-apa, cuma hal sepele. Kelak, kalau butuh bantuan, boleh cari aku."Sembari berbicara, Yasan otomatis mengulurkan tangan untuk memeluk gadis itu.Aku makin yakin dengan dugaanku.Melihat adegan ini, Willy pun marah. "Sialan, lepaskan tanganmu. Dia pacarku, jangan sentuh dia!"Willy menerjang ke arah Yasan.Aku menahan Willy.Namun, Willy malah berteriak padaku, "Sialan, jangan ikut campur. Kalau nggak, kuhabisi kamu."Di tengah kami berdebat, polisi datang.Setelah memahami apa yang terjadi, polisi menyimpulkan bahwa ini adalah pertengkaran dua belah pihak dan semuanya harus pergi ke kantor polisi.Aku sangat kesal. "Ini bukan pertengkaran kedua belah pi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 486

    "Gimana caramu balas budi?" tanya Helena sambil terkekeh.Aku berpikir dalam hati, 'Di saat seperti ini, kamu masih ingin mengusiliku?'Aku terpaksa menjawab, "Gimana pun boleh."Aku tahu Helena suka menggoda dan mengusiliku, dia mungkin menyukaiku.Aku berkata demikian untuk mengisyaratkan bahwa aku rela melakukan apa pun asal dia membantuku.Mengenai apakah aku menepati janjiku, kita bicarakan di lain hari.Aku hanya ingin terbebas dari kesulitan ini."Ini janjimu, aku nggak paksa kamu."Mendengar Helena mungkin akan membantuku, aku sangat emosional.Aku segera menjawab, "Aku sukarela. Semua akibatnya, aku yang tanggung. Oke?""Oke, aku telepon dulu."Helena hanya wanita simpanan, tetapi Tiano, kekasihnya bukan orang biasa!Tiano bahkan tidak ragu untuk membawa wanita simpanannya menghadiri berbagai acara penting.Jadi, Helena mengenal banyak orang. Bahkan sebagian orang mencoba untuk mendekati Tiano melalui Helena.Inilah alasan mengapa begitu banyak orang menghadiri pesta yang diad

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 487

    Perubahan situasi ini membuat Willy tercengang."Ada apa? Bukannya bosku sudah ....""Diam! Cepat masuk." Dalam sekejap, sikap polisi yang bertugas berubah drastis. Dia menjadi sangat tegas dan serius.Dia langsung membawa Willy pergi.Dia juga meminta Yasan dan Tasya Naranda masing-masing membayar denda dua juta.Yasan kebingungan. "Ada apa? Tadi, polisi itu masih bela Willy, kok tiba-tiba bela kita?"Tentu saja, aku mengetahui apa yang terjadi.Perlu diakui, orang berkuasa memang efektif dalam menangani masalah.Kami menghabiskan tenaga dan waktu untuk bernegosiasi dengan polisi, tetapi sama sekali tidak membuahkan hasil.Helena hanya perlu menelepon untuk mengatasi masalah ini.Memang benar, koneksi sangat penting!Ini adalah hukum alam.Namun, aku tidak banyak berbicara dan hanya berkata, "Masalah sudah beres, ayo pergi."Aku menarik Yasan ke samping untuk memperingatkannya. "Kamu sudah berkeluarga, jangan macam-macam. Masalah Tasya, jangan ikut campur.""Aku tahu, aku hanya mengan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 488

    Aku tidak tahu apakah Tasya akan mendengarkan nasihatku. Dia menundukkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata pun, entah apa yang dia pikirkan.Saat ini, seseorang yang kukenal berjalan mendekat. Dia adalah Sharlina."Sharlina, kamu sudah balik?" Aku berinisiatif menyapanya. Meskipun agak canggung, aku tidak mungkin hanya diam.Sharlina tersenyum padaku. Dia melihat Tasya yang duduk di kursi penumpang. "Tasya, kok kamu di sini?""Kalian kenal?""Kami teman sekamar, satu jurusan."Pantas saja.Sebelumnya aku sangat familier dengan rok yang dikenakan Tasya, ternyata Sharlina juga memiliki rok tersebut.Mereka tinggal satu asrama dan memakai rok yang sama. Artinya, mereka cukup dekat.Aku berkata pada Sharlina, "Bawa Tasya kembali ke kampus. Beberapa hari ini, luangkan waktu buat temani dia.""Oh, oke."Tasya keluar dari mobil, lalu memasuki kampus bersama Sharlina.Namun, dia tampak sangat murung.Hanya ini yang bisa kulakukan. Semoga mereka berdua sadar dan tidak bertindak gegabah.Set

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 489

    "Hmph, bohong. Aku nggak percaya kamu nggak kangen aku."Wanita ini sungguh sulit dikelabui.Dia memang ahli dalam urusan percintaan. Di hadapannya, aku bukanlah apa-apa.Helena segera melepas kacamata hitam dan jaketnya. Hari ini, dia memakai kebaya pas badan sehingga tampak sangat anggun.Elegan dan karismatik!Penampilannya membangkitkan semangatku!Mataku tertuju padanya.Helena memutar badannya di depanku. "Bagus? Kebaya ini kubuat khusus."Aku tidak sanggup berbohong. Karena memang sangat bagus.Bukan hanya bagus, bahkan membuatku tidak dapat mengalihkan pandangan darinya.Jadi, aku mengangguk. "Bagus, seperti sosialita kelas atas."Tentu saja, aku sedang memujinya, tidak bermaksud menyindirnya.Mendengar ucapanku, Helena sangat senang. "Akhirnya jujur juga.""Kalau gitu, belahannya bagus, nggak?" Sembari berbicara, Helena menghadap ke samping.Terdapat belahan panjang di bagian samping kebayanya. Kaki ramping seputih salju pun terlihat, tampak sangat menawan dan memesona.Samar-

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 490

    Aku terus bergumam dalam hati, 'Ini jebakan, ini jebakan.' Aku harus mencegah tubuhku bereaksi.Selain itu, aku menjauhkan bagian bawah tubuhku dari Helena.Helena tidak langsung menggodaku. Dia bersandar di dadaku dengan tenang, seolah-olah sedang beristirahat."Dadamu kekar dan lebar, aku ingin berbaring di sini dan tidur sebentar," kata Helena.Apa yang terjadi?Wanita ini tidak mengusiliku lagi?Dia tampak sangat lelah.Jadi, aku berkata dengan penuh maksud, "Boleh, selama kamu bisa tidur nyenyak.""Kalau begitu, berbaringlah. Biar aku berbaring di dadamu dan tidur sebentar." Helena tidak mengangkat kepalanya, dia masih bersandar di dadaku.Menurutku, permintaan ini dapat diterima, setidaknya dia tidak menggodaku."Kalau begitu, lepaskan aku. Biar aku bisa berbaring."Helena tertawa. "Kok begitu? Bukankah seharusnya kamu menggendongku pergi ke sana?""Kamu mengusiliku lagi?"Aku bertanya dengan serius.Helena berkata dengan acuh tak acuh, "Semalam aku main mahjong semalaman, nggak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 491

    Setelah berkata demikian, Helena duduk untuk meregangkan tubuhnya."Nikmat sekali."Ketika dia meregangkan tubuh, roknya ikut terangkat sehingga celana pendeknya pun terlihat.Pahanya yang seputih salju membuatku bergelora.Aku segera menutupi pahanya dengan pakaianku. "Jaga diri. Jangan selalu memperlihatkan tubuhmu ke orang lain, mereka mungkin bakal mengataimu.""Biarkan saja, aku nggak peduli. Bukannya kamu bilang para wanita itu mengataiku karena iri denganku?""Berbeda. Wanita mengataimu karena iri denganmu, tetapi pria mengataimu karena merasa kamu nggak beres. Bahkan merasa kamu murahan dan genit.""Menurutmu, aku murahan?" tanya Helena sambil memiringkan kepala.Aku menggelengkan kepala.Sebelumnya, aku mungkin berpikir demikian. Namun, sekarang pandanganku berubah.Kalau Helena adalah wanita murahan, dia tidak akan begitu menawan. Selain itu, dia bukan hanya akan menggodaku. Kenyataannya, dia tidak pernah memiliki kontak fisik yang berlebihan denganku.Dari segi lain, wanita

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 492

    "Kamu datang ke sini buat bermain denganku?" Mengapa aku tidak percaya?Helena malah bertanya padaku, "Nggak boleh?""Helena." Tepat pada saat ini, terdengar suara indah dari luar.Helena bergegas keluar sambil menjawab, "Aku di sini."Tak lama kemudian, aku melihat seorang wanita yang mengenakan kebaya bermotif bunga masuk.Model kebayanya sejenis dengan model yang dikenakan Helena. Hanya saja, kebaya berwarna putih ini sangat cocok dengannya.Karena wanita ini sangat elegan, bahkan tubuhnya dipenuhi dengan aura bangsawan.Dia terkesan seperti gadis terpelajar dari zaman kuno.Aku kaget. Zaman sekarang, masih ada wanita yang memiliki aura seperti ini?Ketika melihat wanita itu, dia tampak seperti pembawa acara di TV.Bermartabat, anggun dan cerdas!Bahkan terpelajar.Dia sungguh menawan."Kamu tahu siapa dia?" tanya Helena padaku sambil tersenyum.Aku menggelengkan kepala, aku bahkan tidak mengenalnya."Dia nyonya klinik ini, namanya Yuna Linara."Mendengar nama ini, aku sontak membel

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1188

    Aku mengacungkan 4 jariku. "40 juta."Hal semacam ini harus dilakukan selangkah demi selangkah. Aku tidak bisa meminta terlalu banyak sekaligus. Jika seperti itu, aku akan membuat orang tua itu takut.Jika dibandingkan dengan keuntungan selama dua hari terakhir, 40 juta hanyalah setetes air di lautan.Pria tua itu menggertakkan giginya. "Oke. Aku akan memberikannya."Saat berkata, dia mengeluarkan ponsel dan hendak mentransfer uang padaku."Aku nggak mau terima transfer, aku hanya mau uang tunai!" Hal ini untuk menghindari tertinggalnya bukti apapun.Pria tua itu mengerutkan keningnya. "Bagaimana mungkin aku punya uang tunai? Saat ini, aku hanya menggunakan aplikasi ....""Ada bank di seberang kompleksmu. ATM-nya buka 24 jam sehari. Aku akan menunggumu di sini."Pria tua itu melotot tajam ke arahku, lalu dia berbalik dan pergi.Saat Zudith mendengar pintu terbuka, dia segera bersembunyi di tangga.Sementara aku menunggu dengan tenang di dalam rumah.Wanita menawan itu muncul lagi. Dia

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1187

    Kami tinggal di sana sampai setelah pukul sepuluh malam. Saat ini, jumlah pelanggan di sini berangsur-angsur berkurang.Pemilik klinik itu begitu gembira hingga tersenyum lebar.Setelah dia masuk ke mobil dan pergi, aku dan Zudith segera mengikutinya.Kami mengikutinya sampai ke kompleksnya.Kami mengikuti hingga di depan rumahnya.Pria tua ini sudah tua, tetapi istrinya masih muda, cantik, bertubuh indah, berkulit putih, menawan dan memesona."Sialan, dia suka daun muda," kata Zudith dengan rasa iri.Menurutku, wanita itu bukan istrinya, tetapi lebih seperti simpanannya.Namun, ini tidak penting."Kamu siap?" tanyaku pada Zudith.Tiba-tiba, Zudith merasa sedikit gugup. Dia menepuk dadanya dengan kuat, "Ini pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini. Aku sangat takut. Apa yang harus aku lakukan?""Tenangkan suasana hatimu. Sekarang kamu sudah di sini, kamu harus berhasil."Zudith segera menepuk dadanya.Setelah menenangkan diri, akhirnya Zudith merasa lebih baik."Kalau begitu, aku

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1186

    Kiki adalah orang yang paling tidak sabaran. Karena dia kekurangan uang, dia tidak berani membiarkan klinik rugi."Pergilah."Aku memaksanya untuk kembali dan memilah-milah tanaman herba.Aku melihat apotek di sana. Perang harga makin sengit. Arus pelanggan pun makin meningkat.Aku juga ingin menjadi seperti Harmin yang tenang, tetapi aku tidak bisa tinggal diam.Jika Xander ingin macam-macam denganku, dia pasti tidak akan membiarkan pihak lain mengakhiri perang harga secepat ini.Jika ini terus berlanjut, klinik kami tidak akan mampu bertahan.Aku harus menemukan cara untuk menyelesaikannya.Aku kembali ke klinik, lalu menarik Zudith ke kantorku."Kemarilah, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.""Apa yang kamu lakukan? Kamu sangat misterius. Kenapa kamu nggak mengajak Kiki?"Aku menjelaskan, "Kiki nggak sabaran. Aku khawatir kalau aku memberitahunya, dia nggak akan bisa menahan diri sedetik pun. Selain itu, masalah ini agak berbahaya. Kita nggak bisa mendapat masalah di saat bersa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1185

    Setelah Cindy pergi, aku berbaring di ranjang. Aku ingin beristirahat dengan nyaman.Telepon itu tiba-tiba berdering. Panggilan itu adalah panggilan Xander.Aku tidak menjawabnya. Aku langsung mematikannya.Namun, Xander meneleponku lagi.Aku langsung memblokirnya.Xander mengirimkanku pesan WhatsApp, [Edo, aku nggak menyangka kamu begitu berbakat. Kamu bahkan membuat salinannya. Karena kamu nggak menginginkannya lagi, aku akan menghancurkannya.]Di bawahnya adalah sebuah video.Xander melemparkan buku medis peninggalan kakekku ke dalam anglo. Buku itu dilalap api, lalu terbakar sedikit demi sedikit.Meskipun aku memiliki salinannya, aku tetap merasa iba melihat kerja keras kakekku dirusak.Aku membalas Xander, [Apa gunanya ini bagimu?]Xander segera membalasku, [Nggak ada gunanya, tapi ini bisa membuatmu kesal.]Orang ini benar-benar gila!Aku bahkan memblokir kontak WhatsApp-nya.Sore harinya, aku pergi ke Aula Damai dan memberi tahu Harmin tentang masalah Xander.Harmin berkata samb

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1184

    Aku merasa sangat puas dengan jawaban ini.Karena jawaban itu benar-benar menonjolkan kelebihan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki karakteristik sendiri.Namun, Dama dan Kendru tidak merasa puas."Edo, kami memintamu untuk menjawab pertanyaan pilihan ganda, bukan pertanyaan esai."Dama juga berkata dengan nada dingin, "Kamu harus memilih salah satu dari keduanya.""Aku nggak akan memilih opsi mana pun. Aku berpikir keduanya hebat."Sebagai orang dewasa, saat diminta untuk memilih antara dua pilihan yang bagus, aku menginginkan keduanya.Tentu saja aku tidak berani mengatakannya dengan lantang. Aku hanya bisa mengeluh dalam hatiku.Setelah berkata, aku bergegas pergi. Tempat itu berbahaya. Aku tidak bisa tinggal di sini sedetik pun.Aku berlari turun ke bawah secepat yang aku bisa. Aku ingin menghindari mereka memanggilku kembali.Aku berpikir orang tua Bella ada di sini. Aku tidak perlu tinggal di sini, jadi aku langsung meninggalkan rumah sakit.Aku pergi ke klinik.Kiki berta

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1183

    Perkataannya itu adalah pidato seorang wanita mandiri!Dulu, Lina lemah dan pemalu. Dia seperti seorang kakak yang lugu. Aku tidak pernah menyangka ada hari di mana pemikirannya akan berubah.Aku merasa sangat bahagia untuknya."Aku merasa ada lapisan cahaya di tubuhmu yang membuatmu makin menawan." Hal ini merupakan kelebihan lain yang aku temukan mengenai Lina.Mendengar kata-kataku, Lina terhibur. "Kamu sangat pandai bicara. Kamu pandai membuatku senang.""Nggak, aku mengatakan yang sebenarnya."Aku melihat ke arah koridor. Aku melihat Dama masih berdebat dengan Kendru.Aku bertanya dengan rasa ingin tahu, "Ada apa dengan ayahmu? Bukankah dia selalu meremehkanku? Kenapa dia bersaing dengan Paman Kendru untuk merebutku?""Ayahku sama sekali nggak merebutmu. Dia hanya suka melawan Paman Kendru."Ternyata seperti itu. Lina telah berubah. Apakah Dama juga telah berubah?Ternyata aku terlalu berangan-angan.Namun, aku merasa menarik menyaksikan dua orang tua sukses bertengkar.Mereka tid

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1182

    "Charlene telah banyak membantuku, jadi aku harus melakukan sesuatu untuknya. Aku tahu dia nggak butuh uang. Kamu juga nggak butuh uang. Tapi, ini satu-satunya hal yang dapat aku lakukan."Tiara baru saja mendapat pekerjaan baru-baru ini. Dia tidak bisa tinggal untuk menjaga Bella, jadi dia ingin berusaha sebaik mungkin untuk membantu.Aku terlalu malas untuk berdebat dengannya, jadi aku menerima kartu itu.Adapun penggunaan uangnya, itu terserah padaku."Jangan beri tahu Charlene," kataku Tiara mengingatkanku lagi.Aku mengangguk sambil berkata aku mengerti. Kemudian, dia masuk dengan tenang.Setelah beberapa saat, Kendru dan Diana muncul.Bangsal itu penuh dengan orang. Aku membuat keputusan tepat untuk keluar dari bangsal.Namun, tidak seorang pun dari mereka yang tinggal. Akhirnya, mereka pergi satu demi satu.Kendru juga mengingatkanku, "Edo, aku tahu kamu masih peduli dengan Charlene. Manfaatkan kesempatan ini untuk memupuk hubungan kalian. Aku sangat optimis dengan kalian."Dian

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1181

    Aku mengusap kepalaku dan berkata, "Bu Jessy, kamu memukulku terlalu keras. Kamu membuat kepalaku berdengung.""Huh, siapa yang menyuruhmu memanfaatkan Charlene? Menurutmu, kamu bisa memanfaatkan Charlene?"Semuanya telah berakhir.Suasana yang indah hancur seperti ini. Aku khawatir aku tidak akan mempunyai kesempatan untuk bertanya lagi.Bella diam-diam menghela napas lega. Kemudian, dia menatap Jessy dan Yuna sambil tersenyum."Jessy, Yuna, kalian sudah tiba."Yuna duduk di dekat jendela. Dia memegang tangan Bella dengan lembut. "Bagaimana kamu bisa sampai seperti ini?""Aku nggak sengaja terkena air panas. Ini nggak parah.""Itu bukan versi yang aku dengar. Aku dengar kamu membuat dirimu seperti ini demi seseorang," tanya Jessy sambil tersenyum.Bella merasa bersalah hingga tatapannya mengelak. "Siapa yang memberitahumu hal itu?""Yani, sahabatmu yang berprofesi sebagai polisi. Aku kebetulan bertemu dengannya dalam perjalanan ke sini. Dia yang memberitahuku.""Jangan dengarkan omong

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1180

    Bella memiliki semua yang dia butuhkan. Dia adalah putri dari Keluarga Lugos. Ayahnya adalah seorang pengusaha terkenal di Kota Jimba.Dia tidak kekurangan pelamar di sekelilingnya, termasuk segala pemuda berprestasi dan pengawal yang gesit ....Secara logika, dia seharusnya tidak mempunyai perasaan yang aneh-aneh padaku. Namun, entah kenapa dia mempunyai perasaan yang berbeda padaku.Suasana hati Bella kacau balau. Tiba-tiba, dia menjadi tersinggung lagi. "Edo, turunkan aku."Saat itu, aku memeluknya dengan baik. Tiba-tiba, dia bersikap seperti ini, sehingga aku merasa bingung lagi."Kenapa? Apa aku menyakitimu?""Nggak!" Bella kembali ke menunjukkan ekspresi cuek yang biasa. Dia bahkan menargetkanku. "Aku nggak membutuhkan perhatianmu lagi, pergilah.""Kenapa?""Nggak apa-apa. Pergilah.""Apa kamu merasa kamu bertingkah sedikit aneh dua hari terakhir ini?" Aku tidak pergi. Aku hanya ingin mencari tahu apa yang terjadi padanya.Bella tidak menjawabku.Aku menghitung tindakannya dengan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status