Share

Bab 468

Penulis: Galang Damares
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 18:00:00
Aku sangat tidak rela. Namun, mengingat ucapan Kak Nia, aku tidak berdaya.

Semua orang di desa tahu Wiki baik padaku. Tanpa Wiki, aku tidak akan berada di sini.

Kalau orang-orang di desa tahu aku berselingkuh dengan istri Wiki, aku dan orang tuaku akan dihujat habis-habisan.

Aku tidak peduli dengan pandangan mereka, tetapi aku harus memikirkan orang tuaku.

Kecuali aku sanggup membawa orang tuaku datang ke kota. Dengan begitu, mereka tidak akan mendengar hujatan-hujatan itu dan tersakiti.

Aku diam-diam bersumpah. 'Aku akan kerja keras buat beli rumah.'

Setelah membawa orang tuaku datang ke kota, aku akan menyuruh Kak Nia bercerai dengan Wiki.

Aku melamun di depan pintu toilet. Ketika Kak Nia keluar dari toilet, aku masih belum pergi.

Pipi Kak Nia memerah. Dia menatapku dengan linglung. "Kenapa belum pergi?"

Aku tidak menanggapinya, hanya saja, aku sangat sedih.

Kak Nia mendatangiku. Dia membelai pipiku dengan penuh kasih sayang. "Kita nggak mungkin bersama. Singkirkan niatmu, jalani hid
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 469

    Kak Nia mendelikku dengan galak sambil berkata, "Apa aku harus mencari pria lain untuk mendapatkan kebahagiaan dan kebebasan?""Bukankah makan enak, tidur nyenyak, bersenang-senang juga adalah cara untuk menikmati hidup?"Ternyata ini yang dimaksud oleh Kak Nia.Namun, aku malah mengajukan pertanyaan sensitif. "Lalu, bagaimana kalau kamu punya keinginan? Kamu tahan?""Bisa kuatasi sendiri. Paling-paling beli alat dari internet."Mendengar ucapan ini, aku makin tidak tega.Demi aku, Kak Nia tidak memutus hubungan dengan Kak Wiki, tidak ingin mencari pria lain dan berencana untuk mengatasi hasrat sendiri.Teman-teman sekalian, apa kalian punya solusi?"Aku nggak mau melihatmu seperti itu. Kalau nggak, kamu coba minta bantuan Wiki."Aku mengalah demi kebaikannya.Kak Nia mengembuskan napas. "Sudahlah, kami sudah lama nggak harmonis, apalagi beberapa tahun belakangan ini.""Karena aku terlalu bergairah di masa muda dan sudah menunjukkan semua pesonaku.""Jadi, aku harus ingatkan kamu. Sebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 470

    "Nggak boleh. Selain itu, singkirkan semua pikiran jahatmu. Mulai sekarang, jangan mengincarku lagi."Kak Nia memperingatkanku dengan tegas.Hatiku sangat gundah, aku berpikir, 'Apa ini ujian bagiku?'Aku bukan makhluk suci, hanya manusia biasa. Bagaimana mungkin aku tidak bereaksi pada godaan Kak Nia?Terlebih lagi, aku tahu Kak Nia butuh perhatian lebih dalam hal seperti ini.Aku tidak menyerah dan terus membujuk Kak Nia. "Kalau begitu, ayo lakukan sekali lagi. Kujamin, kelak nggak bakal mengincarmu lagi.""Omongan pria nggak bisa dipercaya. Kamu kira aku bakal percaya?"Kak Nia sudah berpengalaman dan sulit dikelabui.Aku mencoba dengan berbagai cara, tetapi dia tidak luluh.Alhasil, aku menyerah."Baiklah, aku menurutimu, demi kamu dan aku."Aku tidak ingin membuat Kak Nia kesal. Akhirnya, aku memilih untuk menurutinya.Kak Nia tersenyum menawan. "Kalau begitu, aku kembali dulu. Kamu tunggu sebentar di luar. Kalau nggak, mereka pasti bakal merasa ada yang aneh dengan kita. Oh ya, b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 471

    Sekarang, Kak Nia agak linglung. Namun, dia tampak sangat gembira.Aku tidak ingin merusak suasana, jadi aku berkata pada Wiki, "Dalam dua hari ini, bersabarlah."Mendengar jawabanku, Wiki pun lega. "Benarkah? Bagus sekali! Edo, bilang ke kakak iparmu. Dua hari ini, aku nggak pergi ke kantor. Aku tunggu dia di rumah.""Begitu kakakmu pulang, aku mau langsung minta maaf padanya. Dengan begitu, dia bisa merasakan ketulusanku."Aku berpikir dalam hati, 'Sekarang baru tahu salah?'Kak Nia begitu cantik dan memiliki tubuh ideal. Kamu bukannya menyayanginya, malah selingkuh di luar.Setelah semuanya terbongkar, kamu baru memikirkan segala cara untuk meminta maaf.Kamu tidak patut dikasihani.Tentu, aku tidak akan mengucapkan kata-kata ini pada Wiki. Kak Nia menyuruhku untuk tidak mencampuri urusan mereka, aku akan menuruti permintaan Kak Nia.Aku mengiakan dengan pelan, lalu mengakhiri panggilan.Namun, aku penasaran. Apa malam ini Kak Nia akan pulang?"Kak Nia."Aku tidak bisa menahan diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 472

    "Aku juga panas, mau buka baju."Sepertinya Kak Lina tertular Nancy. Dia hendak mengikuti Nancy melepas pakaian.Aku segera menghentikan Kak Lina. "Kak Lina, jangan!"Kak Nancy sangat liar, Kak Lina tidak boleh mencontohi Nancy. Aku tidak ingin Kak Lina terpengaruhi.Namun, Kak Lina malah bergumam, "Tapi, aku kepanasan. Sangat tersiksa."Malam ini, Kak Lina memang minum banyak bir. Efek alkohol dan ruang gerak terbatas di dalam mobil membuatnya kepanasan.Aku segera menurunkan jendela. "Kalian jangan lepaskan baju. Aku buka jendela, nanti bakal sejuk kalau mobil sudah jalan."Sembari berbicara, aku menyalakan mobil.Angin malam cukup kencang. Begitu mobil berjalan, suasana di dalam mobil lebih sejuk.Aku menoleh ke belakang dan ketiga wanita itu tidak merengek ingin melepas pakaian lagi.Aku mengembuskan napas lega.Aku pernah pergi ke rumah Kak Nancy, jadi aku mengetahui di mana rumahnya berada.Aku langsung berkendara menuju kompleks tersebut.Di antara mereka bertiga, Kak Nancy yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 473

    "Kak Nancy masih di mobil. Aku nggak bisa bawa begitu banyak orang sekaligus, jadi aku bawa Kak Nia dan Kak Lina naik terlebih dahulu.""Kalau begitu, kamu jaga mereka. Aku pergi jemput istriku.""Mobil Kak Nia, Chevrolet, nomor pelatnya ...."Setelah aku selesai berbicara, Carmin turun ke bawah.Entah mengapa aku merasa agak kecewa.Aku berharap Carmin tidak pulang.Namun, mereka adalah suami istri. Bukankah wajar kalau mereka tinggal serumah?Mengapa aku berharap Carmin tidak pulang?Aku duduk di sofa dengan linglung.Tiba-tiba, aku teringat akan kondom yang kusiapkan masih di mobil. Kalau sampai dilihat Carmin, dia mungkin akan mencurigaiku.Setelah memastikan Kak Nia dan Kak Lina sudah berbaring, aku berlari ke bawah.Aku harus mengejar Carmin dan menyembunyikan kondom itu.Namun, ketika aku turun, aku sudah tidak melihat Carmin. Dia mungkin sudah sampai di mobil.Tanpa pikir panjang, aku langsung mengejarnya.Lampu di dalam mobil Chevrolet menyala.Aku melihat Carmin dan Kak Nancy

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 474

    Melihat istrinya seperti ini, Carmin sangat puas.Dia termasuk hebat, sanggup memuaskan istrinya.Umumnya, wanita yang sudah terpuaskan tidak akan sembarangan di luar.Aku kurang nyaman mendengar percakapan mereka dan memutuskan untuk pergi.Di dalam mobil Chevrolet, Nancy berbaring di pelukan suaminya sambil berkata, "Kok tiba-tiba pulang? Bukannya kamu bilang dua hari lagi baru pulang?""Aku kangen kamu. Pulang buat ketemu kamu." Sembari berbicara, Carmin mengecup kening Nancy.Tanpa sengaja, Carmin melihat bekas cupang di leher Nancy.Carmin pun curiga. "Apa itu yang ada di lehermu?"Nancy mengulurkan tangan untuk menyentuh lehernya. Malam itu, kami sangat bergairah dan dia menyuruhku mengisap lehernya.Dia memandang Carmin sambil menjawab, "Buatan berondong, kamu percaya?""Tentu nggak. Kamu bukan orang macam itu. Tapi, aku penasaran dari mana datangnya bekas ini."Nancy memutar bola matanya yang indah. "Hari ini, aku pergi pijat seluruh badan. Tukang pijat bilang bagian dalam tubu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 475

    Apalagi suaminya begitu menyayanginya.Meskipun suaminya sudah berusia 40-an, staminanya sangat menggelegar.Aku agak mengaguminya.Carmin meletakkan Kak Nancy di sofa, lalu berkata dengan lembut, "Aku nggak tahu kamu sedang kumpul-kumpul dengan sahabatmu. Nanti, aku balik ke kantor, kalian lanjut.""Tapi, jangan terlalu malam tidurnya. Jaga kesehatan, aku nggak tega lihat kamu kecapekan."Kak Nancy mengangguk dengan patuh.Aku kaget. Tak disangka, Kak Nancy yang cantik dan menawan memiliki sisi manis seperti ini.Aku bahkan dapat merasakan Nancy sangat mencintai suaminya.Namun, mengapa dia mengkhianati suaminya?Pikiran wanita sungguh sulit ditebak.Setelah berbicara dengan Nancy, Carmin menatapku. Aku segera berdiri. "Aku juga sudah mau pergi.""Oke, hati-hati di jalan." Carmin tersenyum hangat.Aku agak panik.Carmin tampak seperti pria lemah lembut, tetapi sebenarnya sangat berbahaya.Kelak, aku harus mewaspadainya.Begitu turun dan masuk ke mobil, aku langsung memeriksa kondom di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 476

    Sialan, bisakah kamu kecilkan suaramu?Apa hal seperti ini pantas dibicarakan di depan umum?Aku sungguh tidak berdaya menghadapi wanita ini."Ssst, kecilkan suaramu! Aku ingat. Tapi, kamu nggak pergi ke klinik, aku mana bisa pijat kamu?""Bukannya klinik kalian sediakan layanan rumah? Kamu bisa pijat aku di rumah sahabatku."Aku berkata dengan kesal, "Layanan rumah lebih mahal. Kamu punya waktu, kenapa nggak pergi ke klinik?"Tiara memandang Bella. Ekspresi Bella sangat dingin, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Tiara terpaksa berkata, "Siapa bilang aku punya waktu? Aku sibuk. Memangnya kenapa kalau lebih mahal? Aku punya uang. Hari ini, pijat aku di rumah sahabatku."Aku melihat ke arah Bella, Bella mendelikku dengan galak.Aku tidak ingin berbicara dengannya, tetapi tatapannya membuatku tidak nyaman.Aku sengaja menyetujui permintaan Tiara. "Oke, kirimkan alamat sahabatmu. Nanti, aku pergi layani kamu."Bella tiba-tiba mengerutkan keningnya. Dia seolah-olah ingin menerkamku.Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 710

    "Ayahmu nggak mengaturku. Tapi, kamu malah selalu mengaturku." Diana tampak kesal.Bella berkata dengan tegas, "Ayahku nggak mengaturmu, itu karena dia percaya padamu. Aku mengaturmu karena aku ingin mencegahmu berbuat macam-macam.""Apa yang aku lakukan? Apa kamu takut aku akan memakan anak itu? Aku nggak murahan seperti itu."Bella berkata dengan nada dingin, "Tetap nggak boleh. Kalau kamu merasa nggak nyaman, aku akan memijatnya.""Apa kamu bisa?""Bagaimana mungkin aku nggak bisa? Aku adalah seorang mahasiswa pengobatan tradisional.""Kalau begitu, aku nggak sakit lagi. Aku pergi beristirahat, ya?" kata Diana. Kemudian, dia kembali ke kamarnya.Bella terdiam seribu bahasa.Di sisi lain.Aku dan Tiara datang ke kamar tamu.Tiara menatap dadanya dengan ekspresi sedih. "Kenapa dada orang lain begitu besar? Kenapa dadaku begitu kecil?""Aku bahkan nggak bisa memakai rok tube top. Dadaku bahkan lebih datar dari bandara.""Ya Tuhan, kenapa aku nggak terlahir sebagai laki-laki? Aku benar-

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 709

    "Aku tinggal di Vila Dragonfly selama dua hari dan menghabiskan sekitar 6 juta. Kenapa kamu nggak mengembalikan uangku?"Aku segera melepaskan tangannya dan berkata dengan marah, "Bukankah Vila Dragonfly milik keluarga sahabatmu? Kenapa kamu nggak memberi tahu dia agar kamu tinggal secara gratis?"Aku menggosok telingaku dengan keras. Aku merasa telingaku hampir terlepas.Tangan wanita ini terlalu kuat.Aku tidak menyangka dada Tiara sangat rata, tetapi kekuatan tangannya sangat kuat.Tiara menyilangkan tangannya di depan dada dan berkata, "Sahabatku membiarkanku tinggal secara gratis atau nggak, itu adalah urusannya. Tapi, kamu yang memaksaku pergi ke Vila Dragonfly untuk mencarimu. Ini adalah urusanmu.""Aku nggak peduli, kamu harus ganti rugi. Kalau kamu nggak ganti rugi, kamu harus mencari cara agar dadaku lebih besar."Aku sedikit kesal dengan Tiara sehingga aku berkata dengan marah, "Bukankah aku sudah bilang? Kalau kamu ingin dadamu membesar, kamu hamil saja.""Dadamu rata sejak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 708

    Saat Lina mendengar apa yang dikatakan ayahnya, matanya membelalak dengan ekspresi kaget. "Ayah, kenapa aku harus kembali ke rumah?""Kenapa? Kamu masih berani tanya kenapa?""Aku nggak mempermasalahkan kamu menceraikan Johan. Tapi, sekarang kamu bahkan tinggal bersama bocah seperti ini.""Apa kamu tahu berapa banyak kenalanku di kompleks ini? Apa kamu tahu apa yang mereka katakan tentang kamu di depanku?"Dama berteriak dengan marah.Lina menangis dengan sedih. "Aku nggak peduli dengan apa yang orang lain katakan. Apa aku harus hidup di mata orang lain seumur hidupku?""Apa katamu?" teriak Dama dengan mata membelalak.Lina terkejut hingga wajahnya menjadi pucat.Aku melihat bahwa Lina benar-benar ketakutan, jadi aku segera berkata kepada Dama, "Paman, aku akan pergi. Aku akan pergi sekarang. Jangan mempersulit Kak Lina."Aku tidak ingin Lina dipermalukan lagi, jadi aku mengemasi barang-barangku dan bersiap untuk pergi.Lina menarik lenganku dengan enggan. "Edo, kamu mau pergi ke mana?

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 707

    "Putriku menceraikan Johan karena kamu?" tanya Dama.Seketika, aku merasa gelisah.Terlihat jelas Dama salah paham padaku.Tepat ketika aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, Lina segera mendekat dan berkata, "Ayah. Masalah nggak seperti yang Ayah pikirkan. Johan yang selingkuh dariku. Dia yang berbuat salah duluan.""Kalau begitu, kamu bisa bertindak sembarangan seperti dia?" teriak Dama ke arah Lina dengan tiba-tiba meninggikan suaranya.Lina ketakutan hingga tidak berani berbicara. Saat ini, air matanya langsung berlinang.Aku melihat bahwa Lina sangat takut pada ayahnya.Aku juga merasa takut. Namun, melihat Lina dianiaya, aku merasa sangat tertekan."Paman, kamu nggak bisa menyalahkan Kak Lina untuk hal ini. Kalau kamu ingin menyalahkan, salahkan saja aku ...."Sebelum aku selesai berbicara, Dama sudah menyelanya dengan nada dingin, "Tentu saja aku harus menyalahkanmu. Nggak peduli apa yang terjadi pada putriku dan Johan, itu adalah masalah di antara mereka. Kenapa kamu ikut cam

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 706

    "Nggak bisa," tolakku langsung atas usulan Lina."Kak Lina, aku hanyalah adalah pekerja biasa. Aku juga masih muda dan nggak memiliki prestasi.""Kalau aku pergi ke rumahmu untuk meminta bantuan dari ayahmu. Ayahmu akan semakin meremehkanku. Semakin kecil kemungkinan dia akan mengizinkan kita bersama."Karena hal ini, aku tidak akan pernah pergi ke rumah Lina.Lina memegang tanganku, lalu dia berkata sambil menghiburku, "Aku mengerti maksudmu. Tapi, sekarang keselamatanmu terancam. Kamu harus memastikan keselamatanmu terlebih dahulu.""Aku bisa melindungi diriku sendiri, percayalah!" kataku dengan sangat yakin.Hal yang terpenting adalah aku ingin memberi tahu Lina bahwa aku adalah pria dewasa. Aku tidak bisa mengandalkan Lina untuk membantunya dalam segala hal.Lina menatapku dengan sedih. "Kenapa kamu begitu sungkan padaku? Aku bahkan nggak keberatan ....""Kak Lina, jangan katakan lagi. Aku sudah memutuskan," selaku dengan nada serius.Lina menghela napas dalam-dalam. "Baiklah. Aku

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 705

    Helena mengangkat kepalanya, lalu menatap Tiano dengan matanya yang besar dan berkaca-kaca.Tiano menciumnya dengan kuat. "Jangan seperti ini. Aku akan merasa tertekan.""Apa kamu akan merasa tertekan? Kamu menyuruh Larto pergi ke Kota Jimba untuk menyelidiki keberadaanku. Kamu meragukanku. Kamu nggak percaya padaku sama sekali."Tiano mencubit pipinya. "Aku salah. Aku akan menelepon Larto sekarang untuk memintanya kembali."Saat berkata, Tiano mengeluarkan ponselnya. "Larto, kembalilah.""Lihatlah, aku melakukan apa yang kamu katakan. Kamu seharusnya bahagia, 'kan?"Helena bersandar ke pelukannya. "Nggak ada yang perlu aku banggakan. Kalau kamu mendengarkanku, aku sudah merasa sangat puas.""Kamu selalu bilang aku berubah. Nyatanya, kamu juga banyak berubah. Aku nggak bergantung padamu seperti dulu. Tapi, bisakah kamu juga berhenti mengekangku seperti sebelumnya?""Semua orang tahu aku adalah pacarmu. Apa aku bisa kabur?"Saat berkata, air mata Helena mengalir dengan perlahan.Helena

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 704

    "Helena bertanya, "Apa yang aku lakukan padamu?"Aku menjawab dengan marah, "Karena kamu, pacarmu mengirim orang ke Kota Jimba untuk membunuhku. Dia hampir membunuhku siang tadi. Sekarang, dia mengejarku lagi. Aku benar-benar hampir terbunuh olehmu."Di vila.Saat dia melihat pesan yang aku kirim, Helena mengerutkan keningnya. "Apa kamu baik-baik saja?"Aku mengambil foto diriku dan mengirimkan pada Helena. "Lihatlah sendiri, lenganku digips. Dua tulang rusukku patah. Aku masih dalam masa pemulihan. Saat aku keluar makan malam, pria itu muncul seperti hantu. Kalau aku nggak kabur dengan cepat, aku mungkin sudah menjadi mayat sekarang."Helena membalasnya, "Kalau kamu mati, aku akan mendoakanmu sesegera mungkin."Aku mengumpat, "Sialan, aku sudah seperti ini. Kamu masih mengolok-olokku. Kamu benar-benar wanita yang nggak berperasaan!"Aku sangat marah. Jika Helena ada di sisinya, aku pasti akan memberinya pelajaran.Helena membalasku, "Aku memang wanita yang nggak berperasaan. Kalau ngg

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 703

    Lina berkata, "Edo, ini sudah larut. Cepatlah kembali."Aku terkekeh. "Kak Lina, apa kamu merindukanku?""Jangan membuat masalah. Aku mengkhawatirkanmu. Ini sudah larut. Kamu juga terluka. Bagaimana kalau kamu bertemu orang jahat?""Mana ada orang jahat .... Sialan!"Aku langsung tercengang.Lina bertanya dengan cepat, "Ada apa? Edo, apa yang terjadi?"Aku melangkah mundur dengan gemetar.Tidak jauh di depanku, Larto yang berambut putih itu menatapiku dengan ekspresi masam.Aku benar-benar tidak beruntung, bukan?Aku baru mengatakan aku tidak akan bertemu orang jahat. Alhasil, orang jahat itu muncul.Terlebih lagi, jalan ini relatif jauh. Aku bahkan tidak dapat menghubungi siapa pun untuk meminta bala bantuan.Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya pada Lina. Aku langsung menutup telepon, lalu berbalik dan melarikan diri.Larto mengikuti dengan perlahan.Aku menoleh ke belakang. Aku melihat sosok Larto semakin menjauh.Begitu aku menghela napas lega, Larto tiba-tiba mulai berlari.

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 702

    "Edo, apa katamu?" Kiki menatapku dengan mata terbelalak. Ekspresinya tampak tidak percaya.Aku berkata dengan jujur, "Ibunya bilang dia merindukan seorang pria.""Eh, benarkah?""Sungguh. Untuk apa aku berbohong padamu?"Ekspresi Kiki menjadi semakin aneh. "Kuncinya, ibunya Agnes punya suami."Aku mulai berbicara omong kosong dengan serius, "Apa salahnya punya suami? Punya suami bukan berarti ibunya akan puas. Mungkin sekarang ayahnya sudah setengah baya dan lemah. Sementara ibunya masih sangat bergairah di usia ini."Saat berkata, aku melihat ke arah Agnes. "Agnes, apa kata-kataku benar?""Bagaimana aku tahu?" teriak Agnes.Aku mencibir dalam hati.Siapa yang meminta Agnes menjadikan ibunya sebagai tameng? Apa kamu pikir aku bodoh?Karena Agnes ingin bermain, aku akan bermain dengannya."Agnes, aku sarankan kamu membawa ibumu ke dokter sesegera mungkin. Kalau nggak, depresi jangka panjang akan membuatnya sakit."Kalimat ini sebenarnya merupakan petunjuk bagi Agnes. Aku meminta Agnes

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status