Johan sangat marah!Dia boleh menjebak Lina, tapi Lina tidak boleh menjebaknya!Dalam tujuh tahun sejak dia dan Lina menikah, dia sudah berubah dari seorang pelamar yang rendah hati menjadi pemimpin tingkat tinggi sekarang!Saat itu, dia memiliki dua tujuan dalam mengejar Lina. Yang pertama adalah Lina cukup cantik dan bisa membuatnya bangga. Alasan lainnya adalah Lina memiliki latar belakang keluarga yang baik dan bisa membantu dalam kariernya.Dia memang mendapatkan semua yang dia inginkan melalui Lina.Banyak orang yang iri!Setelah lulus, dia terhindar dari banyak rintangan.Dia terus tumbuh, semakin kuat dan semakin besar!Mentalitasnya pun perlahan berubah dari pelamar menjadi diktator di keluarga.Bunga kelas saat itu sudah tidak bisa memuaskannya sekarang.Jadi dia merencanakan drama perceraian.Hanya saja dia tidak pernah membayangkan bahwa istrinya yang selama ini dia anggap polos dan cantik, entah sejak kapan mulai belajar membuat jebakan.Johan tanpa sadar akan berpikir apa
Tapi, dia tidak berani melakukannya, kalau tidak, dia takut Johan akan mengira dia sudah lama mengincar Lina.Wiki menggunakan taktik tarik ulur.Wiki membalas Johan, "Johan, kalau kamu suka istriku, aku bisa menciptakan peluang untuk kalian, tapi lupakan masalah antara aku dan istrimu, aku nggak berani."Wiki sengaja bersikap rendah hati agar Johan merasa masih dalam posisi superior.Lalu Wiki menyodorkan istrinya untuk sengaja memancing hasrat Johan.Dia tahu Johan sangat suka bersenang-senang. Dengan wanita seperti Nia yang memiliki wajah cantik dan sosok yang seksi, Johan pasti ingin mencoba.Dia harus membiarkan Johan mencicipi sedikit rasa manis dulu, lalu membiarkan Johan mendorong Lina ke sisinya, sehingga dia bisa melakukan apa yang ingin dia lakukan secara alami.Apalagi, itu tidak akan menimbulkan kecurigaan Johan.Benar saja, saat Johan mendengar perkataan Wiki, seringai muncul di bibirnya.Nia memang wanita yang sangat cakap, dia memiliki bodi terseksi di antara semua wani
"Sialan, Johan si bajingan itu mau tidur dengan istriku secara gratis, dia nggak tahu harus membiarkanku mencicipi rasa manis dulu."Yang membuatnya marah sekarang bukanlah karena Johan ingin tidur dengan istrinya, melainkan karena Johan ingin tidur dengan istrinya dan tidak mau berinisiatif mengirimkan Lina.Dia sendirian di rumah sekarang. Johan bisa saja menipu Lina agar datang, tapi Johan tidak melakukan itu.Siapa tahu kalau Johan hanya sekedar berbicara ketika memintanya tidur dengan Lina?Tapi, jauh di lubuk hati, Wiki sangat berharap bisa melaksanakan hal ini.Dia harus memikirkan cara agar Nia bekerja sama dengan Johan.Keesokan harinya.Kakakku datang ke rumah sakit pagi-pagi sekali. Kukira dia datang untuk menjengukku, tapi ternyata kakakku memanggil Kak Nia keluar dan berbisik-bisik, tidak tahu apa yang dia bicarakan.Aku merasa sangat bersalah.Karena saat kakakku datang pagi hari, Kak Nia sedang mengelap tubuhku.Aku khawatir kakakku curiga hubunganku dan Kak Nia.Jadi ak
Kakakku duduk di samping ranjang, tapi terus sibuk dengan urusannya sendiri.Aku tahu dia sibuk, jadi aku nggak mengganggunya.Setelah Kak Nia kembali ke rumah, dia mandi air panas, memakai masker dan bersiap untuk tidur siang.Merawatku di rumah sakit selama dua hari terakhir ini benar-benar melelahkannya.Kak Nia sedang berbaring di ranjang dengan mengenakan piama sutra tipis. Sosoknya yang seksi sulit disembunyikan di balik piamanya.Beberapa saat kemudian, Kak Nia pun tertidur.Di kamar sebelah.Johan sebenarnya barusan melihat Nia pulang sambil mengintip di celah pintu.Nafsu di dalam hatinya mulai bergejolak.Di pagi hari, Lina dan Nancy keluar, jadi dia memanjat melalui balkon kedua rumah tersebut.Memikirkan sosok Nia yang menawan, Johan pun heboh.Johan memanjat dari balkon dan berjingkat menuju kamar Kak Nia.Kak Nia tidak menutup pintu.Johan mengintip di celah pintu.Kak Nia ibarat putri tidur, penuh dengan godaan.Johan pun menelan ludahnya.Apalagi saat melihat Kak Nia me
"Nia, sebenarnya menurutku Wiki itu benar. Wanita butuh nutrisi dari pria. Wanita yang nggak mendapat nutrisi dari pria akan cepat menua.""Wiki nggak ingin menceraikanmu dan nggak ingin membuatmu merasa nggak nyaman, jadi memintaku datang bantu. Ini akan baik untuk pernikahan kalian."Johan duduk di sofa sambil menyilangkan kaki dan menghisap rokok perlahan.Dia ingin memanfaatkan Nia dan dia dengan superior ingin Nia menyodorkan diri.Nia muak dengan sikapnya.Nia berkata dengan ekspresi dingin, "Pernikahanku dengan Wiki nggak perlu dipertahankan dengan cara ini. Johan, kalau kamu nggak ada urusan, silakan pergi."Johan berkata dengan sedikit tidak senang, "Nia, kalau kamu bicara seperti ini, itu agak nggak sopan.""Apa kamu pikir mudah bagiku untuk datang ke rumahmu? Kamu ingin aku kembali lagi?"Tentu saja Johan tidak rela kalau tidak bisa memanfaatkannya.Nia tidak pernah menyangka kalau Johan akan begitu tidak tahu malu dan bahkan berani mengincarnya.Dia bahkan mengatakan hal-ha
"Nia, sebenarnya kita nggak perlu membuat keadaan jadi tegang. Wiki melakukan ini demi kebaikanmu.""Sebenarnya niat awal Wiki adalah untuk melindungi pernikahan kalian, tapi dia khawatir nggak bisa memuaskanmu dan itu akan berdampak pada pernikahan kalian, jadi dia memintaku untuk membantumu.""Mungkin ada yang salah dengan pernyataanku tadi. Aku menjelaskannya kepadamu dengan serius sekarang. Aku sebenarnya nggak bermaksud memaksamu."Tidak bermaksud memaksanya?Dari sikapnya barusan, terlihat jelas bahwa dia ingin memaksakan kehendak.Nia bukanlah anak berusia tiga tahun. Dia memiliki pemikiran dan penilaiannya sendiri.Oleh karena itu, dia tidak mau mengatakan sepatah kata pun kepada Johan.Pria di depannya akan membuatnya mual kalau dia melihat lagi.Johan mengira Nia menerima perkataannya dan dengan ragu-ragu menyentuh tangan Nia.Kalau Nia tidak menolak, berarti wanita ini juga menginginkannya di dalam hatinya.Lalu dia bisa menyerang dengan berani.Johan sangat yakin bahwa wani
Nia langsung menghubungi nomor Wiki dan bertanya sambil terisak-isak, "Wiki, apa sebenarnya maksudmu?"Wiki sengaja berpura-pura bingung, "Nia, ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu?""Jangan berpura-pura bodoh. Johan menceritakan semuanya padaku. Kamulah yang memberikanku pada Johan! Bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku? Kamu memang bajingan!"Ucap Nia tak kuasa menahan air matanya lagi.Wiki sebenarnya sudah tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia tidak bisa mengakuinya.Dia juga tidak menyangka kalau istrinya akan begitu menolak masalah ini.Dia berpikir Nia akan sangat senang menerimanya.Karena kecerobohannya, masalah berakhir seperti ini.Tapi, kini setelah keadaan menjadi seperti ini, tidak ada gunanya menyesalinya. Wiki hanya bisa menggertakkan gigi dan menolak mengakui hal tersebut."Apa katamu? Aku memberikanmu pada Johan? Bagaimana mungkin? Kamu adalah istriku!""Apakah Johan melakukan sesuatu padamu? Bajingan ini, aku tahu dia nggak punya niat baik. Pantas saja dia memin
Tapi, kata-kata tadi benar-benar membuatnya muak.Hal yang paling tidak bisa diterimanya adalah pasangannya sudah berubah.Wiki menjadi egois dan tidak punya prinsip moral lagi.Jadi Nia tidak mau mendengarkan lagi dan tidak ingin memperburuk citra Wiki.Karena kalau begitu, dia benar-benar tidak tahu bagaimana terus hidup bersama Wiki."Kenapa? Kenapa ini terjadi?" Nia tidak mengerti.Dia menikah dengan Wiki karena kejujuran dan keuletan Wiki.Nia merasa hanya orang seperti itu yang bisa menjalani kehidupan dengan mantap.Faktanya, setelah bertahun-tahun menikah, Wiki sangat baik padanya.Nia akan diberikan hadiah pada semua hari libur dan gajinya juga diberikan kepada Nia untuk diamankan. Bahkan rumah yang dibeli setelah menikah hanya tertulis atas nama Nia.Wiki berhubungan intim dengannya tepat waktu setiap hari dan pulang tepat waktu. Kapan pun punya waktu, Wiki akan menghabiskannya bersama Nia.Nia pernah merasa dirinya adalah wanita yang sangat bahagia.Kecuali kenyataan bahwa t
Apakah ada jalan lain yang dapat aku pilih?Aku berjanji kepada Dama bahwa aku akan sukses dalam waktu satu tahun. Jika tidak, aku akan berinisiatif untuk meninggalkan Lina.Aku tidak ingin meninggalkan Lina. Di saat bersamaan, aku juga tidak ingin pergi dengan cara memalukan seperti itu.Aku juga punya harga diri. Aku juga tidak ingin dipandang rendah.Aku juga ingin menjalani kehidupan yang bermartabat."Tentu saja," kataku sambil menahan emosi dan menggertakkan gigi.Kiki langsung berkata padaku dengan penuh semangat, "Kalau begitu, mari kita lakukan. Tapi, ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu, jangan marah.""Apa itu? Katakanlah.""Aku punya motivasi ini, tapi aku belum tahu bagaimana membuka bisnis."Aku langsung terdiam seribu bahasa.Melihat ekspresi Kiki yang barusan, aku berpikir dia memiliki ide cemerlang dan bisa memberiku arahan.Aku tidak menyangka dia hanya memiliki ide saja. Namun, jika menyangkut rencana berbisnis, dia tidak punya ide sama sekali.Aku punya ide.
Namun, bagaimana kalau aku bertambah tua?Bagi para wanita dewasa itu, hal baru itu telah hilang. Mereka akan melupakanku dengan perlahan.Aku tidak boleh terlalu menikmati kenikmatan cinta. Aku harus membuat diriku lebih kuat secepatnya.Sebelumnya, aku pikir menjadi karyawan di sebuah klinik itu cukup menyenangkan. Dengan gaji hampir 20 juta per bulan, aku merasa puas dan bahagia.Namun, setelah apa yang terjadi beberapa waktu itu, aku mendapati bahwa jika aku tetap dengan hasil ini, aku tidak merasa puas lagi.Namun, bagaimana caranya menjadi lebih kuat? Untuk saat ini, aku belum mengetahuinya.Aku duduk di halaman belakang sambil mengisap sebatang rokok untuk menenangkan diri.Setelah beberapa saat, Kiki datang dan berkata, "Aku dengar pria tadi adalah wakil walikota Kota Jimba? Apa dia ayah pacarmu?""Yah," jawabku tanpa berpikir panjang.Kiki duduk di sebelahku. "Memiliki ayah mertua seperti itu pasti sangat menegangkan, 'kan? Latar belakang keluarga Agnes memang bagus. Tapi, dib
Dama batuk tanpa henti, sehingga dia tidak menghentikanku untuk menolongnya.Setelah aku menepuk punggungnya sejenak, Dama menjadi lebih baik.Dama menatapku, lalu berkata dengan nada dingin, "Cukup, berhentilah berpura-pura. Kamu masih begitu sabar padaku setelah aku memperlakukanmu seperti itu. Kamu mau menipuku?"Aku hanya tersenyum. "Yah sudah kalau kamu menganggapku menipumu. Lagi pula, di matamu sekarang, apa pun yang aku katakan adalah tipuan.""Sekarang, aku mungkin berprasangka buruk padamu. Tapi, kamu nggak dapat menyangkal bahwa kamu dan putriku nggak setara." Sikap Dama melunak. Dia mungkin merasa bahwa dia terlalu agresif tadi.Aku mengangguk dan berkata, "Yah, Kak Lina dan aku nggak setara. Dia berasal dari keluarga pejabat tinggi, sementara aku hanyalah orang biasa. Dari sudut pandangmu, aku mengejarnya dengan gigih karena aku memiliki tujuan lain.""Kamu mungkin akan berpikir bahwa tujuanku sama dengan Johan. Aku ingin memanfaatkan fakta bahwa Kak Lina untuk dekat denga
"Pergilah. Kamu nggak diterima di sini," kataku mengusirnya dengan nada dingin.Johan begitu marah hingga dia hampir meledak. Namun, dia tidak berani mengatakan sepatah kata pun.Akhirnya, dia pergi dengan kesal.Tidak seorang pun bertanya apa yang terjadi di antara kami. Saat ini, mereka melanjutkan pekerjaan mereka.Aku mendekati Dama dan bertanya, "Paman, kenapa kamu datang kemari?"Wajah Dama terlihat dingin, seolah ditutupi lapisan es."Aku datang untuk berbicara denganmu.""Oh, silakan masuk." Aku tidak terlalu bersemangat. Aku hanya mengatakannya dengan tenang.Jika tidak, dia akan mengira aku takut padanya dan ingin menyanjungnya.Aku meminta Sean untuk menuangkan dua cangkir teh.Aku langsung bertanya, "Apa yang ingin Paman katakan?""Ini tentang kamu dan Lina. Aku harap kamu bisa berinisiatif untuk putus dengan Lina."Kata-kata ini bagaikan sambaran petir yang membuat aku tercengang.Aku tersenyum. "Bagaimana kalau aku nggak mau?"Ekspresi Dama tiba-tiba menjadi semakin masam
Johan ketakutan dan segera berbalik. Dia melihat Dama berjalan ke arahnya dengan ekspresi masam.Ekspresi Johan langsung menjadi masam.Meskipun dia dan Lina telah bercerai, perasaan tertekan yang diberikan Dama kepadanya masih sangat kuat.Johan segera tersenyum. "Ayah, kenapa Ayah datang kemari?"Aku sangat mengaguminya. Dia telah menunjukkan sifat tidak tahu malunya sampai ke titik ekstrem.Dama memotong ucapannya dengan nada dingin, "Jangan panggil aku Ayah. Aku nggak punya menantu sepertimu! Aku baru saja mendengarmu memanggil putriku wanita jalang."Johan berkata sambil tersenyum, "Kamu pasti salah dengar. Bagaimana mungkin aku akan memarahi Lina? Dia sangat baik. Perceraian kita disebabkan oleh kebodohanku. Bagaimanapun juga, aku nggak akan pernah memarahi Lina"Orang ini benar-benar tidak tahu malu.Dia bahkan berbicara omong kosong di depan Dama.Dama sangat marah hingga wajahnya memerah. Namun, karena statusnya, dia tidak dapat mengambil tindakan.Hal inilah yang membuat Joha
Johan menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya. "Aku takut. Aku takut pada mereka semua. Aku hanyalah orang biasa. Di hadapan orang-orang berkuasa itu, aku bukan apa-apa.""Kamu ingin tahu kenapa aku berani berkomplot melawan Lina, tapi aku nggak berani melawan Rani, 'kan?"Aku tidak mengatakan apa-apa karena aku memang ingin menanyakan hal tersebut.Johan tidak tahu apa yang aku pikirkan. Namun, dia berinisiatif untuk berkata, "Alasannya sangat sederhana. Dama dan putrinya terlalu percaya padaku.""Orang-orang seperti mereka punya kelemahan fatal, yaitu mereka sangat emosional. Kelemahan Lina adalah aku dan kelemahan Dama adalah putrinya.""Aku yakin, sekalipun aku berkomplot melawan Lina, Dama nggak akan berbuat apa-apa padaku karena dia mempertimbangkan reputasi putrinya.""Kalau dia diam-diam mencoba mempersulitku, orang-orang pasti akan bergosip tentangnya. Untuk seseorang yang jujur seperti dia, dia nggak akan pernah melakukan hal seperti itu."Aku tidak dapat menahan diri unt
"Aku nggak tahu detailnya. Johan baru saja menemuiku. Dia bertanya apakah bukti yang ada di tangan ayah mertuanya diberikan oleh kita.""Awalnya, aku nggak mengatakan apa-apa. Tapi, dia tiba-tiba menyebutmu. Dia bertanya apakah masalah ini ada hubungannya denganmu?""Aku menyuruhnya pergi. Tapi, aku ragu dia nggak akan menyerah begitu saja."Aku berkata dengan acuh tak acuh, "Yah sudah kalau dia tahu. Aku nggak takut padanya. Kalau dia nggak melakukan kesalahan, kenapa dia harus takut orang lain tahu?""Lebih baik kalau kamu bisa berpikir seperti ini. Tapi, kamu tetap harus berhati-hati. Dia mungkin akan diam-diam menargetkanmu.""Aku mengerti. Terima kasih, Bu Dora.""Omong-omong, bagaimana situasi klinik sepupuku sekarang?""Situasi aman. Aku di sini untuk menjaganya, jadi nggak ada yang berani membuat masalah."Aku mengobrol sebentar dengan Dora, lalu menutup telepon.Aku tidak terlalu memikirkan fakta bahwa Johan tahu bahwa aku sedang menyelidikinya.Aku akan melawan masalah yang m
Kiki adalah seorang pecinta kuliner. Saat mendengar tentang makanan, dia langsung melupakan semua yang terjadi sebelumnya.Setelah beberapa saat, aku melihat Kiki muncul. Namun, Sharlina juga turun bersama Kiki.Sharlina berkata kepadaku dengan malu, "Kak Edo, aku kesiangan hari ini. Bisakah kamu mengantarku?""Tentu saja boleh, masuklah ke mobil."Sekarang, setelah memiliki mobil, aku hanya perlu mengubah haluan saja.Kiki menguap dan berkata padaku, "Biarkan Sharlina duduk di kursi penumpang. Aku akan berbaring di belakang dan tidur sebentar."Setelah berkata, Kiki langsung duduk di kursi belakang. Tidak lama kemudian, dia mulai mendengkur lagi.Aku tak dapat menahan diri untuk berteriak, "Apa yang kamu lakukan tadi malam?""Aku nggak melakukan apa-apa, hanya berhubungan." Setelah Kiki berkata, dia menyadari bahwa Sharlina masih berada di dalam mobil.Dia merasa sangat canggung."Sharlina, bukan itu yang aku maksud. Yang aku maksud adalah .... Lupakan saja, aku mau tidur."Pipi Sharl
"Apa yang kamu pikirkan? Apa menurutmu kita mungkin menikah?""Sekalipun aku ingin menikah, aku nggak akan menikah denganmu. Aku akan menemukan seseorang yang memiliki kedudukan yang setara dan terhormat."Perkataan Jessy membuatku merasa sedikit tidak nyaman.Perkataan itu juga membuatku teringat pada kata-kata yang diucapkan ayahnya Lina.Suasana hatiku tiba-tiba menjadi sedikit sedih.Aku bahkan tidak mau berbicara.Jessy berbaring telentang di punggungku dan bertanya sambil tersenyum, "Kenapa? Kamu marah? Nggak senang?""Nggak ada gunanya kamu kesal. Karena apa yang aku katakan adalah kenyataan."Aku bertanya dengan berat hati, "Benarkah bagi orang kaya seperti kalian, orang miskin seperti kami nggak layak untuk bersanding dengan kalian?"Jessy menjelaskan dengan sabar, "Bukan begitu. Tapi, entah itu Kak Lina atau aku, saat menikah, kami nggak bisa hanya mempertimbangkan diri sendiri. Kami harus mempertimbangkan seluruh keluarga.""Sering kali orang seperti kami menikah bukan karen