Share

Bab 117

Aku mengintip dan melihat bahwa itu semua foto wanita cantik.

Aku mengutuk dalam hati, "Dasar tua-tua keladi."

Dia sudah tua, tapi masih penuh nafsu.

Aku berjalan mendekat, mengambil brosur dan pergi lagi.

Aku terus pergi ke lobi untuk membagikan brosur.

Terlepas dari berhasil atau tidaknya, aku tetap bekerja keras. Bagaimanapun, aku hanya tidak ingin merasa bosan seperti Wono, aku juga tidak ingin menganggur seperti Hendra.

Brosur yang tersisa tidak banyak, semuanya habis dibagikan sekitar pukul tiga sore.

Aku melihat tidak ada yang bisa dilakukan, jadi aku kembali ke ruang konsultasi.

Masih belum ada yang datang untuk berkonsultasi.

Aku mengambil buku kedokteran, duduk di sudut dan membacanya dengan cermat.

Aku membaca sampai jam pulang kerja.

"Akhirnya waktunya pulang kerja. Kamu boleh pergi." Wono berdiri dan menggeliat. Baru kemudian aku menyadari bahwa sudah waktunya pulang kerja.

Aku meletakkan buku kedokteran, merapikannya dan pergi.

Begitu aku keluar dari ruang konsultasi, aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status