Share

Bab 456

Penulis: Yuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-25 19:10:58
Tentu saja, lebih bagus ketika Alya tertidur. Dia jauh lebih penurut.

Ketika bangun, dia terlalu sombong dan tak acuh.

Mengingat tatapannya yang tak acuh tadi, dada Rizki masih terasa sakit.

Sejak mereka berdua bertemu hingga sekarang, mereka jarang memiliki momen hangat seperti ini.

Sayangnya, momen ini tidak bertahan lama. Ponsel di dalam saku Alya tiba-tiba berbunyi.

Nada dering yang merdu itu pun bergema di dalam mobil yang sunyi, sehingga Alya segera terbangun.

Tubuh Rizki tiba-tiba menegang.

Tanpa disangka, Alya bahkan tidak membuka matanya. Masih dalam posisi yang sama, Alya mengambil ponselnya dari dalam saku.

Karena dekat, Rizki dapat melihat nama pemanggil di layar ponsel Alya. Yang menelepon adalah Irfan.

Ekspresinya pun menjadi suram.

"Halo."

Alya mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya.

Mungkin suaranya terdengar terlalu mengantuk, jadi Irfan di ujung telepon pun terdiam sejenak sebelum bertanya, "Baru bangun tidur? Kamu di mana?"

"Hmm." Alya masih belum bangun sepenuhny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 457

    Mendengar kata-kata "berbagi tempat tidur", Felix dan Sarah yang sedang diam-diam menguping pun terbelalak. Mereka menoleh bersamaan dan memandang kedua orang itu, lalu secara bersamaan berseru, "Berbagi tempat tidur??""Apa maksudnya? Kalian pernah tidur bersama??"Sang sopir juga kaget dan langsung menginjak pedal rem, mengakibatkan mobil itu berdecit dengan kencang.Semua orang menatapnya.Sopir tersebut buru-buru mengambil saputangan dari sakunya untuk mengelap keringat di keningnya, lalu memaksakan sebuah senyum dan berkata, "Sampai, sudah sampai."Mendengar ini, Alya pun menyadari bahwa mobil mereka sudah sampai di arena pacuan.Raut wajahnya berubah, dia segera mendorong Felix.Felix juga segera turun dari mobil.Melihat ini, Alya juga bersiap untuk turun. Namun, dia mendengar suara dingin Rizki dari belakang."Setelah bersandar padaku, kamu akan pergi begitu saja?"Alya tidak bisa berkata-kata.Setelah 5 tahun tidak bertemu, pria ini jauh lebih tak tahu malu dibandingkan sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 458

    Mendengar kalimat yang terakhir, Angga pun akhirnya merasa lega."Baguslah. Kalau diskusi besok berjalan lancar, kita pasti bisa mendapatkan investasi ini. Kamu sangat pintar dan cerdas."Pintar dan cerdas?Bisakah dia melakukan ini?Alya merasa ... agak terbebani.Alya terpikirkan sesuatu, lalu mengangkat kepalanya dan menatap Angga. "Menurutmu, siapa yang lebih hebat? Felix atau Rizki?"Pertanyaannya membuat Angga tampak bingung."Apa maksudmu, Bos? Kenapa tiba-tiba kamu bertanya seperti ini?""Jawab saja."Angga tidak tahu bagaimana dia harus menjawabnya, karena dia tahu mengenai masa lalu Alya dan Rizki. Jika dia bilang Rizki yang lebih hebat, apakah dia akan membuat Alya marah?"Lagi pula, bagaimanapun juga, Alya adalah bosnya sekarang."Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Alya saat melihat Angga terdiam.Angga mengumpulkan keberaniannya dan berkata, "Aku sedang memikirkan apakah aku harus mengatakan kenyataannya atau mengatakan jawaban yang membuatmu senang."Jawabannya ini sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 459

    Karena harus menjemput anak-anak, Alya meninggalkan perusahaannya lebih awal.Namun, saat dia tiba di sekolah, dia masih terlambat 5 menit.Guru sekolah itu memberitahunya bahwa kedua anaknya telah dijemput oleh ayah mereka.Mendengar ini, raut wajah Alya berubah drastis. Suaranya pun tanpa sadar meninggi."Apa katamu? Dijemput ayah mereka?"Dari mana datangnya ayah Maya dan Satya?Jangan-jangan ....Sang guru jelas terkejut oleh suaranya yang tiba-tiba meninggi, guru itu dengan lemah berkata, "O ... orang yang datang bersamamu pada hari pertama pendaftaran anak-anak, mungkinkah dia bukan ayah Maya dan Satya?"Orang yang datang bersama pada hari pertama pendaftaran?Orang yang mereka bicarakan adalah Irfan?Mendengar ini, Alya pun menghela napas lega. Ternyata mereka membicarakan Irfan, dia kira dia sudah ketahuan oleh Rizki."Ada apa? Nona Alya? Kamu kelihatannya nggak enak badan, apakah ... ada masalah?" tanya guru itu dengan ragu.Alya tersadar dari pikirannya, lalu menggelengkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 460

    Alya melihat jam dan menemukan bahwa hari sudah larut, dia pun menyuruh kedua anaknya untuk tidur. Setelah mengurus beberapa hal, dia mendongak dan melihat bahwa Irfan masih duduk di sofa. Dari gelagatnya, tampaknya pria itu tidak memiliki niat untuk pergi.Sebelum Alya sempat berbicara, Irfan melepas kacamata bingkai emasnya, lalu menatap Alya dan tersenyum. "Tampaknya sekarang sudah cukup larut."Mendengar ini, Alya tanpa sadar mengangguk."Ya, sudah larut.""Hotelku lumayan jauh dari sini, jadi bolehkah malam ini aku menginap? Tentu saja aku akan membayar sewa."Mendengar pria itu ingin membayar sewa, Alya merasa hal ini terlalu berlebihan."Bayar sewa apanya, aslinya kamu yang menyewakan rumah ini pada kami. Lagi pula ini hanya untuk semalam, kamu bisa menginap dengan tenang."Setelah mengatakan itu, Alya langsung berdiri. "Aku akan menyiapkan kamarmu."Irfan pun juga ikut berdiri."Nggak usah, aku akan melakukannya sendiri."Dia mengikuti Alya ke kamar tamu. Karena sekarang cuacan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 461

    Alya tidak menyangka hal semacam ini akan terjadi di sekolah.Sebelumnya dia merasa bahwa suasana di sekolah itu bagus, sehingga dia pun menyekolahkan kedua anaknya di situ. Waktu di luar negeri, karena semuanya masih kecil, dia pun tidak memiliki kekhawatiran semacam ini.Namun, sekarang, anak-anaknya perlahan makin besar.Kekurangan dari memiliki orang tua tunggal perlahan akan terlihat di antara teman sekelas mereka.Alya ingat bahwa dirinya juga pernah mengalami situasi seperti ini untuk waktu yang singkat.Ayahnya telah memberikannya banyak kasih sayang.Sebagai nona besar dari Keluarga Kartika yang terpandang, orang-orang itu tidak berani mengejeknya. Sebaliknya, mereka mencoba untuk menyanjungnya karena dia adalah pewaris Keluarga Kartika.Awalnya, Alya senang karena semua orang ingin berteman dengannya. Dia bahkan menganggap dirinya berbeda dari yang lain.Dia kira karena dia memiliki orang tua tunggal, orang-orang akan mengira dia tidak sehat dan tidak mau begitu dekat dengann

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 462

    Sambil berbicara, tatapan tajamnya mendarat pada Cahya.Cahya merasa bersalah dan mengalihkan pandangannya.Dia tahu Rizki pasti meyalahkannya karena membiarkan Hana masuk.Jika ini adalah wanita lain, dia tidak akan membiarkannya masuk begitu saja.Akan tetapi ini adalah Hana. Meskipun tidak ada apa-apa di antara atasannya dan Hana, siapa yang tidak tahu bahwa Hana sudah mengambil hati ibunya Rizki.Di mata orang lain, pernikahan Hana dan Rizki hanyalah masalah waktu.Hana juga mengerti apa maksud dari perkataan Rizki dan merasa agak canggung. Akan tetapi, dia hanya bisa menjelaskan dengan pasrah, "Jangan salahkan Pak Cahya, aku yang memintanya untuk membiarkanku masuk. Aku bilang kalau dia nggak mau, aku akan membuat keributan. Jadi dia nggak punya pilihan lain."Mendengar ini, Rizki terdiam sejenak. Tatapannya jatuh pada wajah Hana."Begitukah?"Hana mengangguk dengan lemah. Sesaat kemudian, Rizki mencibir, "Kamu akan ribut kalau nggak dibiarkan masuk? Hana, sejak kapan kamu jadi se

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 463

    Parfum ....Saat air matanya tengah mengalir, Hana seketika menjadi waspada.Selama 5 tahun, kapan bau parfum wanita pernah tercium pada tubuh Rizki?Selain itu, bau parfum ini tidak kuat, bagaikan bau bunga yang terbawa oleh angin. Kalau tidak benar-benar mengendusnya, baunya sama sekali tidak akan tercium.Para wanita di bar tidak akan menyemprotkan parfum dengan bau selemah ini.Ketika tengah tenggelam dalam pikirannya, Hana didorong oleh Rizki. Karena Rizki menggunakan sedikit kekuatan, Hana pun melangkah mundur dengan terhuyung-huyung.Kemudian dia melihat Rizki memelototinya seperti seekor serigala."Jangan sentuh aku!"Ini adalah pertama kalinya Hana melihat Rizki menunjukkan ekspresi semacam ini. Saking ketakutannya, Hana pun membeku di tempat dan tidak berani mendekat lagi.Namun, ketika memikirkan bau parfum tadi, Hana masih merasa tidak rela."Oke, aku nggak akan menyentuhmu. Tapi beri tahu aku, dari mana bau parfum di tubuhmu itu berasal? Nggak apa-apa kalau kamu nggak meny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 464

    "Hanya untuk mengembalikan jas?"Tidak, Rizki menemukan sebuah kejanggalan. "Katamu, kamu meminjamkannya jasmu saat acara lelang. Acara yang mana?""Masa kamu nggak tahu? Kamu juga hadir di acara itu. Apa? Mungkinkah pada hari itu kalian nggak bertemu?"Rizki terdiam."Kalian sungguh nggak bertemu?""Omong-omong, setelah mengembalikan jasmu, dia berbicara apa lagi denganmu?"Saat ini Felix terdiam untuk sejenak, lalu menjawab, "Rizki, meskipun kita memiliki hubungan bisnis, kita juga teman, 'kan? Tapi bahkan sebagai teman, bisakah kamu nggak mencampuri urusanku? Bahkan kamu juga ingin tahu tentang apa yang dia katakan padaku?"Akan tetapi, Rizki sama sekali tidak peduli dengan argumennya."Jadi kamu mau memberitahuku atau nggak?""Sialan, dasar nggak tahu malu!"Akhirnya di bawah ancaman Rizki, Felix langsung memberi tahu apa yang terjadi kemarin.Setelah menutup telepon, Rizki menatap ponselnya dengan dingin. Tak lama kemudian, dia terpikirkan sesuatu dan tersenyum.Karena urusan beso

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27

Bab terbaru

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status