Share

Bab 113. Kursi Roda Istimewa

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-17 02:07:36

Tiba-tiba Emma teringat ucapan bibi Inez tadi, ‘Juan, siapa itu? Dan apa hubungannya dengan perempuan kampung itu?’ Emma membathin, diam-diam, ia menatap Elena yang terlihat tak berdaya, rasa penasaran terus menyergap, namun dia berusaha memendamnya.

Setelah tiba di kediaman Rodriguez, Elena segera masuk ke kamar utama, ia termenung sendirian. Ruangan itu biasanya hangat dengan sambutan Diego setiap kali dia masuk, namun kini terasa sepi dan dingin.

Perlahan Elena melangkah, ia mengedarkan pandangannya, semua masih sama. Tempat tidur besar tempat dia bercengkrama dan memadu kasih, lemari besar, meja dan sebuah kursi roda milik Diego.

Perlahan Elena mendekati kursi roda kosong itu, ditatapnya lekat-lekat kursi roda kokoh dengan desaign dan perlengkapan modern. Elena memejamkan mata, Diego sedang tersenyum padanya.

“Sayang, kemarilah.” Diego memanggil Elena dan meminta wanita itu duduk di atas kursi roda bersamanya, saat kursi roda itu baru pertama datang.

“Diego, apa ini … tidak apa-a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 114. Lindungi Elena Dan Juan

    “Mau ke mana tuan Mendez? Sepertinya terburu-buru sekali. Umm, saya lihat kalian ke luar dari kamar utama? Apa yang kalian lakukan di sana?” tanya Emma sinis.“Oh, nyonya Emma. Ini ibu saya, nyonya Victoria Mendez, kebetulan ibu saya berteman baik dengan nyonya Rodriguez, jadi tadi saya menemani ibu saya bertemu nyonya Rodriguez, untuk berpamitan.” Raul menjawab ramah dan diplomatis.“Hahaha, jangan bersandiwara di depan saya, tuan Mendez. Tentu saja kalian bertiga berteman dan berhubungan dekat, karena kalian satu komplotan. Mantan suami, mantan ibu mertua dan mantan menantu, berkomplot untuk mengakali harta Rodriguez.”“Jangan sembarangan bicara, nyonya! Apa maksud Anda berkomplot untuk mengakali harta Rodriguez? Keluarga Mendez memang tidak sebesar keluarga Rodriguez, tapi keluarga Mendez juga salah satu keluarga terpandang dan terhormat di kota ini. Kami tidak butuh harta Rodriguez atau harta siapapun, karena kami pun memiliki harta yang tidak akan habis dimakan tujuh turunan!”Ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 115. Tuntutan Emma

    “Saya di sini, nyonya Emma.” Entah dari mana datangnya tiba-tiba Mario sudah berdiri di belakang Emma. Wanita itu segera berbalik dan menatap Mario dengan sengit.“Bagus! Sekarang suruh orang-orangmu itu untuk minggir, aku mau masuk!” perintah Emma sambil meletakkan tangannya di pinggang.“Ada keperluan apa Anda ingin masuk ke kamar utama, nyonya Emma?” Mario balik bertanya, wajahnya tetap tenang.“Itu bukan urusanmu Mario! Aku ingatkan tempatmu, kamu hanya pesuruh Diego, sekarang Diego sudah tidak ada, jadi kamu tidak berhak melarang-larang aku, karena kamu bukan siapa-siapa!”“Anda benar, saya memang bukan siapa-siapa, saya hanya pesuruh tuan saya. Tapi, bukan berarti Anda bisa seenaknya, nyonya Emma. Saya mendapatkan mandat penuh dari tuan Diego untuk mengatur kediaman ini dan seluruh aset-aset keluarga Rodriguez, sampai diputuskannya hak dan ahli waris yang sah.”“Bagus, kalau begitu. Segera panggil kuasa hukum Rodriguez untuk pembagian harta warisan Rodriguez,” tuntut Emma.“Maaf

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 116. Ahli Waris

    “Tunggu! Siapa bayi itu? Kenapa ada di sini?” teriak Emma sambil berdiri, ia menatap tajam pada bayi yang berada dalam gendongan pengasuh. Sontak semua terkejut, namun belum sempat mereka bereaksi Emma mendekati pengasuh bayi.“Heh pelayan, bayi siapa ini? Kenapa kamu bawa ke sini?” tanya Emma tegas, tentu saja pelayan itu ketakutan, namun dia mendekap bayi itu dengan Erat. Ketika Emma menjulurkan tangannya hendak meraih bayi di dalam gendongan pelayan, seketika Elena berdiri dan mendorong Emma menjauh.“Jangan sentuh anakku!” tegas Elena. Semula wanita itu lemas, namun seketika kekuatannya muncul manakala Emma mencecar putranya. Elena segera mengambil alih Juan yang berada dalam gendongan pengasuh.Sejenak Emma tertegun, namun kemudian tertawa terbahak-bahak.“Apa? Anakmu? Aku bisa tebak siapa bapak anak itu? Harusnya kamu bawa dia ke keluarga Mendez, bukan ke sini.”“Tutup mulutmu, Emma! Ini adalah bayi Diego Rodriguez, di sini adalah rumahnya.” Elena berkata tegas, semua yang had

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 117. Bukti Otentik

    Ketua pengacara itu melihat pada Mario, Mario pun mengangguk, ia segera ke luar, lalu kembali lagi dengan beberapa orang, diantaranya adalah seorang wanita. “Siapa Mereka?” tanya Emma lantang, “kenapa bawa-bawa orang luar ke mari?”“Maaf nyonya Emma, bukankah Anda meminta bukti mengenai bayi nyonya Elena, kalau bayi itu adalah milik tuan Diego Rodriguez?” tanya ketua pengacara tenang.“Ya, lalu apa kaitannya dengan mereka?”“Mereka adalah para dokter ahli yang menangani pengobatan dan teraphy tuan Diego Rodriguez, dan juga seorang ahly obgyn yang menangani kehamilan hingga persalinan nyonya Elena.”“Hahaha, apa kamu pikir aku bodoh? Pasti mereka adalah para dokter gadungan, yang sudah kalian bayar.”“Maaf nyonya, kami adalah para tenaga ahli medis yang tersumpah di bawah kekuatan hukum untuk tidak menyalahgunakan tugas-tugas kami. Kami mempunyai surat izin resmi dan tersertifikasi.”Salah seorang dokter itu pun membantah tuduhan Emma. Ketua pengacara pun memperkenalkan mereka masing-

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 118. Sosok Penyelamat

    “Baiklah, kalau kamu mau melihat anak ini mati. Aku hitung mundur,” ujar Emma sambil mengangkat bayi Elena tinggi-tinggi, “tiga … dua … sa….”“Tidak!” teriak Elena sambil berlutut di lantai. “Pak pengacara, tolong turuti permintaan Emma. Aku tidak peduli soal harta, yang penting putraku selamat.” Elena berkata dengan suara bergetar. Ketua tim pengacara itu hanya menghela napas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Baiklah nyonya Emma, tapi tolong turunkan bayi itu dulu, berikan pada ibunya. Kasihan dia menangis keras sekali.” Pengacara berkata dengan suara memohon.“Banyak omong! Makanya cepat selesaikan. Berikan semua bagian bocah ini atas nama Emma Rodriguez. Aku masih berbaik hati membiarkan bagain yang seperempat buat Elena dan bocah ini, itu lebih dari cukup buat orang kampung seperti dia.”“Baik-baik, nyonya Emma, akan segera saya lakukan.”Pengacara senior itu kembali duduk, lalu mengambil beberapa berkas dari timnya. Suasana di ruangan itu menjadi tegang, Mereka menah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 119. Wanita Dari Masa Lalu

    Mata Emma terbelalak melihat wanita itu. “Dia ….”Emma mengerutkan kening, berusaha membongkar ingatannya tentang wanita yang serasa tidak asing itu. Tiba-tiba Emma tersenyum, sekilas rencana licik melintas di benaknya.Emma segera menghabiskan minumannya, lalu merapihkan penampilannya, setelah itu dia berdiri mendekati wanita itu.“Selamat siang, nyonya Clara,” sapa Emma. Demi mendengar ada yang memanggil namanya wanita itu mengangkat wajahnya.“Selamat siang, Anda siapa? Apakah saya mengenal Anda?” tanya wanita itu sambil memperhatikan Emma dari ujung rambut sampai ujung kaki.Emma tersenyum manis, “Boleh saya duduk?” tanya Emma ramah, wanita itu mengangguk, Emma pun duduk di hadannya.“Sudah lama sekali kita tidak pernah bertemu, kamu pasti lupa.”“Katakan, kamu siapa? Dan bagaimana kamu mengenal saya, karena saya baru saja datang ke kota ini.” Wanita itu mendesak sambil mengerutan kening.“Apa kamu masih ingat dengan keluarga Rodriguez?” tanya Emma mengingatkan. Wanita itu terdia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 120. Rencana Emma

    “Apa?!” Clara terbelalak, ia menatap Emma dengan tatapan aneh dan bingung. “Kamu gila, bagaimana mungkin bisa berpikiran seperti itu.”Emma menghela napas dalam. “Percayalah Clara, masa depan anakmu akan terjamin dengan menjadi bagian keluarga rodriguez.”“Sebentar, sebagai anggota keluarga Rodriguez, kamu adalah salah satu ahli waris Diego. Lalu, mengapa kamu menawarkan sesuatu yang konyol ini? Apa untungnya buatmu?” Clara menyela ucapan Emma, ia benar-benar bingung dan tidak habis pikir, mengapa Emma menawarkan anaknya untuk menjadi ahli waris Rodriguez kalau ada ahli waris yang sah? Jauh di hatinya, Clara menangkap sesuatu yang tidak beres, tidak mungkin Emma melakukan itu hanya karena kasihan, pasti dia akan memanfaatkan anaknya untuk keuntungan Emma sendiri.“Kamu benar, aku memang anggota keluarga Rodriguez, tapi aku hanyalah sepupu Diego. Selama Diego tidak mempunyai ahli waris yang sah, dalam hal ini anak, maka aku akan mendapatkan bagian.” Emma berkata datar, ia berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 121. Selamat Datang

    “Maksud tuan, Emma dan Clara bekerjasama? Tapi untuk apa? Dan apa kaitannya dengan Clara?” Mario bertanya sambil menatap Raul penasaran. Oke, memang masuk akal kalau Emma berniat buruk, karena dia pasti ingin membalas dendam. Tapi Clara? Wanita itu sama sekali tidak mempunyai alasan untuk membalas dendam, karena Diego tidak pernah merugikannya, justru sebaliknya, dia yang telah menyakiti Diego.“Kalau menurut cerita kalian, Emma dan Clara sebelumnya pernah terlibat pembicaraan, bukan? Dan Clara mempercayai ucapan-ucapan Emma. Jadi, bukan tidak mungkin sekarang keduanya bekerjasama.” Raul mencoba mengungkapkan pendapatnya.“Tapi, sudah lama sekali Clara menghilang. Dari info yang saya dapat, setelah Clara membatalkan pernikahannya dengan tuan, ia diusir oleh kedua orang tuanya, lalu pergi ke luar negri dan tidak pernah kembali ke mari lagi.” Mario menambahkan.“Nah itu yang harus kamu selidiki, Mario. Besar kemungkinan Clara kembali ke kota ini, dan secara tidak sengaja bertemu dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 159. Akhir

    “Apa? Ke kantor polisi? Tapi ada pak?”“Nanti akan kami jelaskan di kantor, kami menunggu kedatangan Anda segera, nyonya.”Raul terbangun mendengar suara percakapan Elena dengan polisi.“Ada apa, sayang?” tanya Raul pelan dengan suara yang serak.“Polisi meminta untuk datang, tapi tidak menjelaskan masalah apa,” jawab Elena dengan suara rendah.Raul mengangguk seraya mengelus tangan Elena lembut, “kita akan segera ke sana.”“Baiklah, pak. Kami akan segera ke sana,” ucap Elena kembali berbicara di telepon.“Siap nyonya, terima kasih atas kerjasamanya.”Setelah panggilan berakhir Elena menghela napas, ada kekhawatiran di wajahnya.“Kira-kira ada masalah apa ya, Raul?”“Entahlah, sayang. Nanti kita akan tahu setelah di kantor polisi. Kamu tenang saja, aku akan menemanimu. Sekarang kamu bersiap-siap dulu, aku akan menghubungi Mario dan tim pengacara agar mereka datang terlebih dahulu ke kantor polisi.”Raul berkata lembut sambil membelai rambut Elena, wanita itu mengangguk. Raul menghadia

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 158. Malam Yang Menggelora

    “Tuan muda…” Raul dan Elena menghentikan langkah mereka, keduanya saling menatap lalu membalikan tubuh mereka.Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Raul dan Elena. Wajah lelaki itu ditumbuhi janggut dan jambang lebat, ia mengenakan mantel hitam dan penutup kepala rajut serta syal abu-abu membelit lehernya. Tatapan lelaki itu lurus pada Raul dengan tatapan penuh tanya.“Ah, paman. Senang bertemu denganmu kembali,” sambut Raul sambil tersenyum, ia menyalami pria itu dengan ramah.“Saya juga senang bisa melihat tuan muda lagi, dan…” Pria itu terdiam sejenak, ia melihat pada Elena, seulas senyum menghiasi wajahnya, “sepertinya, tuan telah menemukan apa yang Anda cari.”“Haha, itu benar paman,” sahut Raul bahagia dan bangga, “Oya, ini Elena, cintaku yang selama ini aku cari.” Raul mengenalkan Elena pada lelaki itu, “Sayang, ini paman penjaga makam, beliau tinggal di sekitar sini. Dulu disaat masa-masa suram dan kehancuran hatiku, paman ini yang menemaniku dan mem

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 157. Lupakan Yang Sudah Terjadi

    “Mia, ada apa?” tanya Elena bingung melihat perubahan ekspresi Mia yang seperti ketakutan. Begitu pun Raul dan Mario serta Chavela dan Miguel, mereka semua yang ada di tempat itu kebingungan.“Mia, apa yang membuatmu terlihat cemas dan ketakutan begini? Kamu sekarang sudah aman bersama kami,” ujar Raul yang ditimpali dengan anggukan yang lain.“Tuan, nyonya… Bagaimana dengan Emma? Sa-saya khawatir dia akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.” Mia mengungkapkan kekhawatirannya dengan suara terbata-bata. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Emma melakukan berbagai manipulasi. Sewaktu Diego masih hidup saja Emma sangat berani, apalagi sekarang. Dan semua itu sudah terbukti, bahkan ia sendiri sudah menjadi korban kekejaman Emma.“Kamu tenang saja, Mia. Dalam insiden terakhir, orang-orang kita berhasil melumpuhkan orang-orangnya Emma. Tidak lama kemudian polisi pun datang membekuk mereka.”Kali ini Mario angkat bicara, karena dia ada dikejadian terakhir dalam baku hantam dengan orang-o

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 156. Jangan Pergi Lagi

    Keesokan harinya Elena membuka mata dan mendapati dirinya masih dalam pelukan hangat Raul. Lelaki itu memeluknya erat seolah takut kehilangan lagi. Elena tersenyum, ditatapnya pria tampan di sampingnya yang tertidur nyenyak itu. Perlahan Elena mengangkat tangan Raul, namun tangan kekar itu tidak bergerak, malah memeluknya semakin erat.Elena hanya menghela napas panjang. “Raul…” Lelaki itu hanya menggeliat sebentar, namun tidak melepaskan tangannya dari pinggang Elena.“Raul… Sudah pagi, aku lapar…” gumam Elena pelan.“Selamat pagi, sayang,” sahut Raul sambil tersenyum, ia membuka matanya, lalu mencium kening Elena lembut. “Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan siapkan sarapan kita.”“Apa? Kamu mau menyiapkan sarapan?” tanya Elena heran.“Loh memangnya kenapa?”“Sudahlah Raul, tunjukan saja dapurnya di mana biar aku siapkan sarapannya.”“Tidak-tidak, sayang. Kamu adalah ratuku, maka kewajibanku untuk melayanimu. Kamu bersih-bersih diri dulu, di lemari itu ada pakaianmu, aku pikir masih f

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status