Indira tidak bisa menahan emosinya lagi. Sekujur tubuhnya tampak gemetaran. Kini, seluruh tamu sibuk bergosip. Clay menatap Naomi dengan dingin, bahkan wajah tampannya dipenuhi amarah.Apa-apaan ini? Apakah Naomi begitu tidak sabar untuk terbebas darinya? Dia sampai menggunakan cara seekstrem ini? Benar, menurut Clay, cara ini sangat ekstrem. Wanita ini pasti sengaja!Selama ini, Naomi selalu bersikap tidak acuh terhadap Mauren. Namun, kini wajah mungilnya justru memperlihatkan kekecewaan mendalam. Tatapan Naomi bahkan dipenuhi kebencian.Clay berpikir, apa yang telah dilakukannya sampai membuat Naomi begitu membencinya? Tangannya terkepal erat memikirkannya. Dia menatap wanita di depannya ini dan berkata, "Naomi, kita pulang dulu."Meskipun situasi sudah begitu parah, Clay masih berusaha menahan emosinya. Naomi menekankan lagi, "Aku mau cerai!"Sikap Clay yang terus mengalah hanya membuatnya makin merajalela. Naomi tahu bahwa gugatan cerai mereka tidak boleh ditunda terlalu lama. Mesk
Tebersit kebahagiaan pada sorot mata Corin. Dia maju, lalu memapah Indira dengan ekspresi agak sedih. "Ibu, sudahlah, jangan marah lagi." Bisa terdengar bahwa Corin merasa agak lega sekarang.Dengan bantuan Corin, Indira datang ke hadapan Mauren. Eden yang melihatnya langsung ketakutan sampai ingin sekali melarikan diri. Dia membatin, 'Gimana ini? Kenapa Pak Clay pergi begitu saja dan meninggalkanku sendiri?'"Cepat keluar dari sini!" bentak Indira dengan lantang. Sikapnya terhadap Mauren tidak seperti saat menghadapi Naomi. Bagaimanapun, Naomi adalah menantunya selama bertahun-tahun. Meskipun tidak suka, Indira harus menjaga harga diri Naomi demi martabat Keluarga Harison.Namun, hal ini tidak berlaku untuk Mauren. Indira berusaha menahan amarahnya saat menghadapi Naomi. Kini, dia pun melampiaskan seluruh amarahnya terhadap Mauren."Pak Clay saja sudah pergi, kenapa dia masih berani di sini? Nggak tahu malu sekali!" Karena Naomi sudah pergi, orang-orang mulai mencela Mauren.Wajah Mau
Di mobil, Naomi terus memandang ke luar jendela. Cahaya lampu menyinari wajah mungilnya, membuatnya tampak cantik, tetapi terkesan sedih.Alviva tidak menghadiri pesta tadi, hanya menjemput Naomi sesuai dengan jam yang disepakati. Namun, dia tahu ada masalah yang terjadi saat melihat Mauren keluar barusan.Alviva menyodorkan sebotol air mineral sambil berucap, "Minum dulu.""Terima kasih," sahut Naomi sambil menerima botol tersebut.Sesudah meminumnya, Naomi merasa lebih lega. Dia memanggil, "Alviva.""Ya?" sahut Alviva."Menurutmu, kenapa manusia harus menikah?" tanya Naomi tiba-tiba.Naomi berpacaran 7 tahun dengan Clay. Meskipun Indira tidak menyukainya, Keluarga Harison tidak bisa mengekangnya karena mereka belum menikah. Itu sebabnya, Naomi tidak peduli.Namun, sejak menikah dengan Clay, masalah pun mulai datang bertubi-tubi. Setiap anggota Keluarga Harison menekan Naomi sampai membuatnya merasa stres.Alviva menyahut, "Pilihan setiap orang berbeda, jadi tekanan yang dirasakan jug
Clay sontak termangu. Kerabat? Untuk sesaat, muncul harapan dalam benaknya. Akan tetapi, dia segera menggeleng dan menyahut, "Naomi tidak punya keluarga."Sesudah menikah, Clay adalah satu-satunya keluarga Naomi. Kini, Naomi tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Begitu memikirkan hasil ini, Clay seketika merasa getir."Aku tahu, kamu pernah bilang orang tuanya sudah meninggal saat dia masih kecil. Neneknya depresi karena masalah ini. Tapi, apa mungkin neneknya punya kerabat?" tanya Dylan."Dia pasti akan memberitahuku kalau pria itu memang kerabatnya," balas Clay. Menurutnya, mereka cukup jujur terhadap satu sama lain. Namun ... begitu memikirkan hal ini, hati Clay terasa sakit. Entah sudah berapa lama mereka tidak saling terbuka?"Tetap saja ada kemungkinan seperti itu!" seru Apolo. Dia tidak percaya Naomi akan mencari pria tua dan mencampakkan suami seperti Clay. Dia yakin dengan pemikirannya ini.Sesudah mendengar spekulasi ini, Clay mulai merasa ragu. Dia sungguh berharap Gibs
Mendengar ini, Clay sontak terkesiap. Di UGD? Tanpa bertanya, Clay langsung turun dari ranjang dan mengambil jaket untuk keluar.Kepala pelayan yang berada di lantai bawah pun tercengang melihat Clay, apalagi majikannya belum mengganti pakaian. Dia hendak maju mengatakan sesuatu, tetapi Clay sudah berlari pergi seperti ada masalah mendesak.Jika dibandingkan dengan Clay yang gelisah semalaman, Naomi justru tidur nyenyak. Apolo memang sempat mengganggunya, tetapi dia tertidur lagi setelah mengakhiri panggilan.Sekarang, Naomi telah berada di kantornya. Alviva sedang berdiri di depan sambil melaporkan, "Sore ini, Pak Bradlie akan pergi ke pinggiran timur kota. Kalau kamu punya waktu, sebaiknya ikut ke sana." Bagaimanapun, Bradlie adalah klien besar mereka, tentu harus dihormati."Ya, sudah seharusnya aku pergi," sahut Naomi. Meskipun Alviva tidak mengatakannya, Naomi tetap akan pergi.Alviva menambahkan dengan penuh percaya diri, "Aku sudah mengatur tim desain untuk mengurus proyek baru.
Yoseph merasa kasihan terhadap Naomi yang hubungan pernikahannya bisa sampai ke tahap seperti ini. Clay bahkan meminta Naomi mendonorkan korneanya untuk menolong wanita lain. Apanya yang sementara? Sungguh sial wanita yang menikahi pria yang sanggup mengatakan hal seperti ini.....Di pagi hari ini, kehebohan bukan hanya terjadi di pihak Naomi. Di pihak Keluarga Harison, Indira juga sibuk menelepon ke Keluarga Lawrence. Tentu saja, tujuannya adalah untuk meminta maaf mengenai kejadian semalam. Namun tak disangka, ibu Odele malah menolak perjodohan dengan keluarga mereka secara tidak langsung."Mauren sialan!" Tak perlu diragukan lagi, alasannya pasti karena Mauren.Clay saja masih belum bercerai, tapi sudah membiarkan pelakor ini menghadiri acara dengan istri sahnya. Tindakan seperti ini sama saja dengan tidak menghormati orang lain. Dulu, semua orang merasa Keluarga Harison adalah keluarga konglomerat, sehingga semua orang ingin mendekati mereka. Namun sekarang ....Selain keluarga be
Setelah Alviva keluar, Naomi meraih teleponnya untuk menelepon Gibson. Ponselnya terjatuh di kantor Clay, sehingga dia melewatkan telepon dari pamannya itu. Gibson langsung menerima teleponnya."Paman.""Ada yang aneh dengan masalah Mauren," kata Gibson langsung."Apa?""Apa kamu yakin kalian nggak pernah kenal sebelumnya?" tanya Gibson lagi."Nggak kenal!" Terlepas dari kehidupan lalu, Naomi sangat yakin dia tidak pernah bertemu dengan Mauren sebelumnya. Oleh karena itu, Naomi juga tidak tahu peran seperti apa Mauren dalam kehidupannya ini."Kalau begitu aku harus memastikan hal ini lagi," balas Gibson."Apa ada masalah?" tanya Naomi."Apa kamu nggak merasa semua yang dilakukannya di Kota Lathe itu selalu menargetkanmu?"Naomi terdiam. Tentu saja dia merasa Mauren menargetkannya. Baik dari penculikan itu sampai rumor yang beredar, kini ditambah lagi dengan masalah kornea, semua ini bagaikan jebakan yang beruntun."Aku tahu dia menargetkanku." Naomi sudah tahu hal ini setelah mendengar
Clay semakin kecewa melihat ibunya ini. Dulu Indira sangat baik hati. Saat mereka kecil dulu, Indira sering sekali membawa mereka ke panti asuhan untuk membantu anak-anak lainnya. Corin adalah anak yang diadopsinya dan Indira selalu memperlakukannya seperti putri kandungnya sendiri."Ibu kenapa ... jadi seperti ini sekarang?" kata Clay dengan kecewa setelah terdiam cukup lama.Intonasi Clay yang berubah dari marah menjadi kecewa, membuat Indira juga tertegun. Kemarahan telah membutakan dirinya. Indira baru tersadar dengan ucapannya saat emosi tadi. Setelah memejamkan matanya, Indira berusaha meredam amarahnya dalam hati.Orang yang berada di puncak emosinya pasti akan berubah 180 derajat. Indira menarik napas, lalu melanjutkan, "Clay, aku bukannya nggak bersimpati pada kejadian yang menimpa dirinya. Tapi, ini bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan sekarang. Apa kamu mengerti itu?"Memangnya Clay mau bagaimana mengurusnya? Apakah dia mau merawat Mauren seumur hidup? Indira sudah pasti
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d