Setelah mengatasi hambatan yang ditimbulkan Indira, semua perusahaan mitra kembali bekerja sama dengan Studio Ode.Naomi terus mengantor di Posh Jewelry selama beberapa hari ini. Sementara itu, tanggung jawab operasional di Studio Ode diserahkan sepenuhnya pada Alviva yang telah merekrut 3 tim desainer. Setelah draf kasar selesai, desain detail proyek Lavish International yang awalnya ditangani Naomi juga diserahkan pada tim desain. Naomi hanya perlu melakukan pemeriksaan final.Perkembangan pesat Studio Ode dalam beberapa bulan terakhir pun melejitkan citra Naomi sebagai wanita karier. Perhatian semua orang kini tertuju padanya. Di sisi lain, Indira yang tidak tahu bahwa Naomi telah bergabung dengan Posh Jewelry, sedang menyusun strategi untuk menyingkirkannya.....Di sebuah gedung kantor yang tinggi.Eden sedang memberikan laporan pada Clay yang berdiri di depan jendela besar. Setelah laporannya selesai, dia teringat sesuatu dan berujar lagi, "Bu Indira sangat sibuk belakangan ini."
Setelah memberikan informasi yang begitu mengejutkan, Clay pun langsung pergi. Sekarang walau dia tidak mengatakan apa pun, Indira juga sudah tahu apa yang harus dilakukannya.Setengah jam kemudian, Indira dan Isabel baru tersadar dan saling memandang. Tatapan mereka masih terlihat kebingungan. "Keponakan Gibson?""Ya!" Indira mengangguk.Isabel mengulang pertanyaannya, "Gibson dari Monarch International?""Ya!" jawab Indira seraya mengangguk.Isabel bergumam, "Dia ...." Saat ini Isabel tidak tahu harus berkomentar apa, sama halnya dengan Indira. Naomi ternyata adalah keponakan Gibson, ini adalah fakta yang tidak diduga siapa pun. Meskipun hanya keponakan, tetap saja Naomi adalah kerabat satu-satunya Gibson di dunia ini.Dilihat dari sikapnya, Gibson juga tampaknya memperlakukan kerabatnya ini dengan sangat Istimewa. Wajah Indira langsung tampak pucat. Bibirnya bergerak hendak mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya dia mengurungkan niatnya. Corin yang baru masuk langsung merasakan keaneha
Naomi masih tidak tahu apa yang terjadi saat ini. Setelah rapat seharian di kantor, dia langsung kembali ke Breeze Villa. Saat itu Gibson telah menunggunya di meja makan. Awalnya Gibson mengatakan hanya akan tinggal selama 3 hari. Namun entah apa alasannya, dia jadi menetap lebih lama dari rencana awal."Lauk malam ini kelihatannya enak juga," komentar Naomi setelah duduk di meja makan.Gibson menatapnya sekilas, lalu berkata, "Memang enak! Semua ini kesukaanmu.""Terima kasih, Paman.""Karena semuanya sudah lumayan di sini, rencananya besok aku akan pulang," kata Gibson. Tadi sore Gibson menerima kabar bahwa Indira telah mencabut semua hal yang bisa merugikan Naomi. Namun sekarang Keluarga Harison telah mengetahui hubungan Gibson dengan Naomi.Asalkan mereka jadi lebih segan terhadap Naomi, itu sudah cukup bagi Gibson.Naomi mengangkat alisnya dan bertanya, "Besok?""Ya."Naomi terdiam."Sebelumnya aku menetap lebih lama karena khawatir padamu. Tapi sekarang tampaknya nggak perlu khaw
Kini muncul lagi seorang keponakan Gibson, orang-orang itu pasti akan kembali mencoba mendekati mereka. Oleh karena itu, Naomi juga harus lebih berhati-hati. Melihat Naomi begitu cerdik, Gibson juga jadi lebih tenang.Setelah itu, Gibson kembali menyerahkan beberapa tiket ke hadapan Naomi, "Bulan ini ada dua pameran lukisan di sini, kamu pergi sama Bradlie saja.""Sebanyak ini?" tanya Naomi."Cocok atau nggaknya seseorang, bukan hanya harus dilihat dari minat dan pandangan hidupnya, tapi juga harus lihat apakah bisa menerima semua sisi pasangannya," kata Gibson.Resital musik adalah hobi Bradlie, sedangkan pameran lukisan adalah kesukaan Naomi. Setelah memahami maksud Gibson, Naomi merasa sangat terharu. Dia menarik napas dalam-dalam untuk meredam rasa sakit dalam hatinya."Paman ....""Mau menangis?" tanya Gibson."Bukan, bukan mau nangis!" sergah Naomi."Syukurlah kalau bukan mau nangis!" Saat muda, Gibson telah banyak membuat kekasihnya menangis. Karena itu, sekarang dia paling tida
Mauren berusaha keras untuk melihat pemandangan di depannya dengan jelas. Namun, dia sama sekali tidak melihat tangan Clay yang melambai di hadapannya. Pandangannya tetap saja gelap. Suasana di ruangan itu tiba-tiba menjadi tegang."Dokter!" teriak Clay dengan marah. Teriakan ini membuat situasi semakin mencekam. Dokter Jamie juga mulai berkeringat dingin. Dia maju dengan ketakutan dan bertanya, "Bu Mauren, apakah Anda melihat sesuatu?" Suaranya terdengar gemetaran.Sebenarnya, semua orang sudah tahu jelas apa yang terjadi pada Mauren saat ini. Hati Mauren sangat ketakutan. Dia melambaikan tangannya sendiri di depan matanya, tetapi tidak melihat apa pun! Semuanya terlihat gelap gulita! Hidupnya langsung terasa hancur pada detik itu juga."Aku ... kenapa ...." Dia tidak bisa melihat apa pun. Bukankah sudah operasi? Bukankah seharusnya hari ini dia sudah bisa melihat dunia lagi? Kenapa jadi begini? Kenapa dia tidak bisa melihat apa pun?"Kak Clay! Kak Clay!" teriak Mauren sambil berusaha
Sebagai wanita karier saat ini, Naomi tidak terlalu memusingkan soal teman makannya selama ini. Ditambah lagi dengan reputasi Gibson yang mendukungnya, tentu tidak akan ada paparazi yang berani menulis berita gosip sembarangan.Di mobil, Bradlie duduk di kursi sopir, sementara Naomi duduk di kursi penumpang depan. Bradlie memulai pembicaraan, "Pamanmu sudah pulang?""Ya, seharusnya memang sudah pulang dari dulu. Tapi karena cemas denganku, dia jadi menetap beberapa hari lagi." Semua ini juga karena Keluarga Harison! Naomi teringat kembali dengan keganasan Indira dan Alfon yang bertekad mengusirnya dari Kota Lathe waktu itu. Tak diragukan lagi, jika Naomi benar-benar pergi dari Kota Lathe saat itu, Indira juga pasti tidak akan melepaskannya begitu saja."Ya, kamu memang membuat orang cemas saja," kata Bradlie."Mana ada!" sergah Naomi."Kelihatannya seperti itu!" balas Bradlie.Naomi terdiam. Dari postur tubuh, Naomi memang rentan membuat orang cemas. Karena terlalu pendek dan mungil, k
Bradlie membalas, "Dasar kamu ini! Untung saja kamu menemukan pamanmu!" Kalau tidak, kemungkinan besar Keluarga Harison telah menghabisinya. Karena keberadaan Gibson saat itu, Keluarga Harison jadi tidak berdaya menghadapi Naomi.Naomi membalas, "Aku juga merasa beruntung!" Meski saat itu Naomi tidak takut terhadap apa pun, tetap harus diakui bahwa keberadaan Gibson memang membuatnya jauh lebih bersemangat.....Setelah makan siang, Bradlie mengantarkan Naomi langsung ke Posh Jewelry. Saat Naomi turun dari mobilnya, Bradlie kembali mengingatkannya, "Akan kujemput jam 6 sore nanti.""Ya." Naomi mengangguk. Durasi resital musik tidak pendek, jadi setidaknya mereka harus makan dulu agar bisa menikmati pertunjukan dengan sepenuh hati. Hanya saja sejujurnya, bahkan setelah makan pun, Naomi tidak akan punya waktu untuk menikmati pertunjukan itu.Setelah Bradlie pergi, Naomi mengambil tasnya dan berjalan menuju ke arah kantor. Saat berbalik, dia melihat Clay yang sedang berdiri dan memandangn
"Tadi Clay datang untuk memberitahuku bahwa Mauren benar-benar sudah buta! Sepertinya operasinya gagal!" Naomi merasa semakin gembira saat mengatakan hal itu."Gagal?""Ya!""Memang karma!" sahut Yuki langsung. Yuki menyaksikan semua perbuatan Mauren untuk menjebak Naomi belakangan ini. Saat wanita itu mempertaruhkan matanya untuk menjebak Naomi, Yuki sudah merasa bahwa kekejaman Mauren benar-benar luar biasa. Namun pada akhirnya, Mauren tetap saja harus menanggung akibat dari kekejamannya ini."Iya nih, benar-benar karma!" kata Naomi sambil tersenyum."Dia terlalu percaya pada Clay!" balas Yuki lagi."Benar, dia terlalu percaya pada Clay!" Mengingat seberapa besar kepercayaan Mauren kepada Clay, tebersit kegetiran dalam hati Naomi. Dia juga pernah begitu memercayai Clay, bahkan sangat yakin Clay masih akan bisa memulihkan penglihatannya setelah buta. Namun akhirnya ... apa artinya kepercayaan itu?"Dia hanya nggak menyangka, kalau sudah sampai seperti ini, orang yang seharusnya diperc
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d