"Tadi Clay datang untuk memberitahuku bahwa Mauren benar-benar sudah buta! Sepertinya operasinya gagal!" Naomi merasa semakin gembira saat mengatakan hal itu."Gagal?""Ya!""Memang karma!" sahut Yuki langsung. Yuki menyaksikan semua perbuatan Mauren untuk menjebak Naomi belakangan ini. Saat wanita itu mempertaruhkan matanya untuk menjebak Naomi, Yuki sudah merasa bahwa kekejaman Mauren benar-benar luar biasa. Namun pada akhirnya, Mauren tetap saja harus menanggung akibat dari kekejamannya ini."Iya nih, benar-benar karma!" kata Naomi sambil tersenyum."Dia terlalu percaya pada Clay!" balas Yuki lagi."Benar, dia terlalu percaya pada Clay!" Mengingat seberapa besar kepercayaan Mauren kepada Clay, tebersit kegetiran dalam hati Naomi. Dia juga pernah begitu memercayai Clay, bahkan sangat yakin Clay masih akan bisa memulihkan penglihatannya setelah buta. Namun akhirnya ... apa artinya kepercayaan itu?"Dia hanya nggak menyangka, kalau sudah sampai seperti ini, orang yang seharusnya diperc
"Kamu tahu Gibson?" tanya Corin dengan wajah bangga saat melihat Mauren yang tampak pucat.Gibson? Mauren tidak asing dengan nama ini. Selama bekerja di bawah Clay setengah tahun ini, Mauren banyak mengetahui kalangan konglomerat di dalam dan luar negeri. Gibson adalah orang kaya pertama di Durith!"Huh, apa kamu mau bilang, ternyata kamu ini putri Pak Gibson setelah dirawat Keluarga Harison selama bertahun-tahun ini?" tanya Mauren dengan nada menyindir. Sebenarnya dia sangat merendahkan status Corin. Meski tidak pernah mengungkapkannya, Mauren tahu bahwa topik ini adalah tabu bagi Corin!"Huh, maunya sih begitu! Tapi, punya Keluarga Harison saja sudah cukup bagiku," jawab Corin. Kemudian dia melanjutkan, "Hanya saja, Naomi itu ternyata keponakan Gibson! Apa kamu tahu ap aitu keponakan? Artinya, Naomi adalah putri dari adik perempuan Gibson!"Semakin dijelaskan, wajah Mauren semakin memucat. Pada akhirnya, dia bahkan tidak bisa menyembunyikan bibirnya yang gemetaran. Naomi? Seketika, d
"Naomi, aku nggak nyangka Gibson pamanmu. Hehe. Tapi, kamu benar-benar menyedihkan. Kamu akhirnya membutuhkan perlindungan pamanmu," ucap Mauren."Ya, kamu benar. Aku punya paman, gimana denganmu?" timpal Naomi yang sengaja memprovokasi Mauren."Aku punya Clay kok!" sahut Mauren dengan penuh kebencian. Satu-satunya yang dimilikinya untuk sekarang adalah Clay. Dulu, dia tidak pernah tahu bagaimana perasaan seseorang yang hidup tanpa memiliki apa-apa. Sekarang, dia sudah memahaminya.Bagaimanapun, Mauren sebatang kara, bahkan tidak bisa melihat lagi. Hasil seperti ini sungguh tidak pernah dibayangkannya, juga tidak akan bisa diterimanya.Naomi memejamkan matanya untuk sesaat. Ketika membukanya kembali, tebersit kilatan tajam. Dia berkata, "Ya, Clay untukmu saja."Naomi berbicara seolah-olah dia sama sekali tidak menginginkan Clay. Apakah Mauren sudah puas dengan memanfaatkan Clay untuk membalas dendam? Ya, seharusnya memang begitu.Di kehidupan lampau, Mauren selalu berada di dekat Clay
"Mana mungkin aku bisa memaafkannya?" tanya Mauren yang tampak sedih. Mendengar ini, Clay memejamkan matanya untuk sesaat. Ketika membukanya kembali, terlihat kilatan tajam yang cukup mengerikan."Aku akan menuntutnya!" pekik Mauren dengan nada melengking. Mengapa dia harus berpura-pura bersikap baik lagi di saat Naomi sudah menghina ibunya? Kebetulan, dia bisa menggunakan peluang ini untuk menyatakan sikapnya terhadap Naomi. Jadi, kelak dia tidak perlu bersandiwara lagi.Sementara itu, Clay terbelalak mendengar Mauren ingin menuntut Naomi. Dia menatap Mauren yang tampak berantakan dengan tatapan tidak tega, lalu menarik napas dalam-dalam dan berucap, "Aku akan menangani masalah ini.""Aku nggak perlu permintaan maafnya lagi. Maaf sekali, Kak Clay. Kali ini, aku nggak bisa memikirkan perasaanmu lagi," ujar Mauren dengan lembut sekaligus tegas.Sikap Mauren ini jelas-jelas menunjukkan bahwa selama ini dia mementingkan perasaan Clay, tetapi Naomi telah menghina ibunya yang merupakan bata
Naomi menoleh. Tatapannya yang dingin seketika memperlihatkan sedikit ejekan. Dia tersenyum. Tidak terlihat kegetiran sedikit pun karena dia menyembunyikan seluruh emosinya dengan baik.Naomi berucap, "Kalau begitu, beri tahu aku tujuan kedatanganmu. Kamu datang untuk minta maaf atau membantunya mengklarifikasi? Aku sangat penasaran, apakah dia akan memberi tahu publik bahwa ibuku merebut suami ibunya? Atau aku harus mengaku sebagai pelakor?"Mata Clay sontak terbelalak. Napasnya pun memburu. Harus diakui bahwa masalah ini terlalu rumit sehingga orang luar tidak akan bisa membedakan mana yang salah dan benar lagi. Akan tetapi, kalau orang-orang itu memilih untuk mempertahankan rumah tangga, mereka tentu akan berpihak pada Naomi.Senyuman Naomi menjadi makin lebar saat melihat Clay hanya menatapnya tanpa berbicara. Setelah itu, dia melanjutkan, "Atau aku harus memberi tahu publik bahwa aku masih punya adik, anak haram ayahku? Adik tiri ini awalnya ingin membalas dendam kepada ibuku kare
"Selain itu, dia sudah berniat jahat sejak datang ke Kota Lathe!" jelas Naomi. Yang dikatakannya memang benar. Mauren menghancurkan pernikahannya tanpa peduli Naomi adalah satu-satunya kerabat yang dia miliki. Kini, setelah Mauren berakhir tragis seperti ini, orang-orang malah berpikir Naomi seharusnya merawatnya?"Dia tidak berniat jahat!" pekik Clay sambil menatap Naomi yang tampak dipenuhi amarah."Nggak ada gunanya membahas itu sekarang," sahut Naomi. Dia tahu bahwa Mauren si jalang selalu memutarbalikkan fakta. Intinya, Naomi tidak akan mengunggah permohonan maaf maupun klarifikasi di medsos.Pada akhirnya, Naomi pun keluar dari Posh Jewelry. Ketika Clay keluar, dia melihat Naomi menaiki mobil Bradlie. Saat itu juga, dia langsung mengepalkan tangannya dengan erat.Setiap kali melihat Naomi, Clay selalu merasa wanita ini bagaikan burung yang keluar dari sangkar. Sebelumnya ketika berada di sisi Clay, Naomi tidak pernah menunjukkan kemampuannya. Begitu mendapatkan kebebasan, Naomi p
Begitu mencium aroma jengkol, Bradlie sontak mengernyit. Naomi menatap Bradlie yang tampak tidak terbiasa, lalu mengambilnya dengan garpu dan menyodorkannya kepada Bradlie. Dia berkata, "Aku merasa agak bau saat makan pertama kali. Tapi, coba saja. Kamu nggak akan menyesal."Ketika Naomi membawa Clay keluar makan untuk pertama kali, pria itu juga menolak untuk mencoba jengkol. Akhirnya, Naomi gagal membuatnya terbiasa dengan lingkungan seperti ini dan malah dirinya sendiri yang terseret ke dunia Clay."Ini benar-benar bisa dimakan?" tanya Bradlie yang sangat mementingkan kebersihan. Selain itu, dia kurang bisa menerima aroma makanan ini."Kamu coba saja," sahut Naomi. Bradlie menatapnya dengan ragu, lalu akhirnya membuka mulut dan memakannya dengan cepat."Gimana?" tanya Naomi yang menatap Bradlie. Dia sangat penasaran, apakah ada perbedaan antara Bradlie dan Clay?Waktu itu, setelah Clay memasukkan jengkol ke mulutnya, dia langsung melepehkannya, sama sekali tidak berniat untuk mencob
[ Apa maksudmu? ]Bukan hanya Clay, siapa pun tidak akan menyukai pertanyaan seperti ini. Tidak berselang lama, Edric mengirimkan video kepadanya.Terlihat Naomi menyuapi Bradlie, bahkan keduanya bergandengan tangan. Begitu melihat kedai itu dengan saksama, Clay sontak tercengang."Naomi!" gumam Clay sambil menggertakkan giginya. Sejam lalu, wanita ini bertengkar dengannya. Sesudah itu, Naomi membawa Bradlie ke tempat kencan pertama mereka? Meskipun kedai itu telah direnovasi dan sudah bertahun-tahun berlalu, pohon besar di depannya tetap terlihat familier bagi Clay. Kini, dunianya seolah-olah telah runtuh.Edric menelepon Clay. Clay memejamkan mata, berusaha supaya tetap tenang. Sesudah menerima telepon video itu, terlihat ekspresi aneh Edric. Pria itu bertanya, "Kalian benaran sudah cerai?""Ya." Clay mengiakan."Kalian baru bercerai, tapi Bradlie sudah berkencan dengannya. Gimana perasaanmu?" tanya Edric. Ketika masa sekolah, Bradlie satu tingkat lebih tinggi dari mereka. Keduanya s
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d