Nau Sang yang merasa sangat bosan terpaksa terus menonton pertunjukan sampai akhir, walau sudah melihat semuanya Nau Sang sama sekali tidak berniat memilih salah satu dari mereka termasuk Putri Fu.Setelah pesta berakhir Nau Sang bergegas keluar, Nau Sang yang sudah berpamitan pada Raja langsung pergi menuju kudanya dan ingin segera pergi.Klutak klutak.Suara langkah kuda yang terdengar di belakangnya membuat Nau Sang menghentikan kudanya, Nau Sang sudah bisa menebak siapa yang ada di belakangnya saat ini."Apa yang membuat Jenderal Yutang mengikuti ku," ucap Nau Sang."Kamu menyadarinya?" Tanya Jenderal Yutang."Malah sangat mengherankan jika aku tidak mengetahuinya," ucap Nau Sang."Kalau begitu apa yang Jenderal inginkan dengan mengikuti ku?" Tanya Nau Sang."Sebenarnya ini tidak pantas tapi mau bagaimana lagi aku juga tidak memiliki pilihan," sahut Jenderal Yutang."Para ketua ku bertanya apa kamu masih akan mengajar mereka lagi? Walau kita sudah berbeda tapi kamu yang membantu m
Tap tap tap.Hima yang berlari pergi langsung berhenti di depan Nau Sang, Hima mengatur nafasnya yang tidak beraturan karena berlari ke arah Nau Sang."Apa yang membuat mu sampai seperti itu," ucap Nau Sang menatap ke arah Hima yang terlihat sangat gelisah."Tidak heran Banyak wanita yang sangat antusias ketua juga mengizinkan wanita ikut berpartisipasi menjadi prajurit," sahut Hima."Memang apa yang salah Untuk itu?" Tanya Nau Sang yang terlihat masih santai."Selama ini tidak ada wanita yang menjadi prajurit," ucap Hima."Kamu saja yang tidak tahu, banyak prajurit wanita di kerajaan lain mungkin mereka sengaja menyamar, dari pada seperti itu Bukankah lebih bagus jika menyatakan secara langsung jika kita menerima prajurit wanita," sahut Nau Sang."Tapi Raja pasti tidak akan setuju," ucap Hima."Belum tentu, sudahlah jangan mengkhawatirkan itu dan kembali berlatih saja jika sudah membuat persiapan," sahut Nau Sang."Haaaaaah, baik ketua," ucap Hima yang hanya bisa pergi sambil menundu
Delapan ratus orang yang mendaftarkan nama masing-masing di bawa ke bagian dalam markas, mereka yang mengantri sampai berjam-jam terlihat sangat kelelahan mereka tidak berani pergi untuk mencari makan karena takut tidak diterima nantinya.Hima yang sudah membawa daftar prajurit langsung memberikannya ke Nau Sang yang berada di dalam ruangannya, sesampainya di dalam Hima cukup terkejut karena melihat ketuanya yang masih sempat tertidur."Ketua," ucap Hima."Apa sudah selesai?" Tanya Nau Sang membuka matanya."Ini daftar mereka yang sudah mendaftarkan nama," ucap Hima."Berapa banyak?" Tanya Nau Sang."Delapan ratus lebih, ketua periksa saja," ucap Hima sambil menaruh kertas di meja Nau Sang."Nanti saja aku akan melihatnya, sekarang sudah mau malam mereka pasti lapar," sahut Nau Sang."Ketua tenang saja, aku dan yang lainnya sudah mempersiapkannya," ucap Hima."Bagus, kalau begitu sekalian tempat tidur mereka juga," sahut Nau Sang."Sudah kami persiapkan juga," ucap Hima."Bagus, kalia
"Ketua," ucap semua serentak."Ujian tadi untuk menentukan seberapa besar kalian memiliki keberanian, walau di Antara Kalian ada yang ketakutan ada yang merasa jijik dan ada yang biasa saja kalian semua memiliki satu kesamaan," sahut Nau Sang."Kesamaan itu adalah kalian tidak ada yang melarikan diri atau jatuh pingsan, keberanian kalian pantas dihargai," sambung Nau Sang."Dengan ini aku nyatakan kalian di terima, kalian bisa bersiap untuk datang kemari dalam waktu lima hari sebagai prajurit ku, tapi jika lewat dari lima hari ada yang masih belum datang yang tidak datang akan langsung di hapus namanya," ucap Nau Sang lagi."Terima Kasih ketua," sahut semua serentak."Kalian bisa pergi, pergilah dengan teratur dan jangan membuat masalah aku tidak ingin ada berita tersebar jika prajurit baru yang aku terima membuat kekacauan," ucap Nau Sang."Baik ketua," sahut semua.Nau Sang yang sudah menyelesaikan ujian untuk para prajuritnya bergegas kembali ke dalam ruangannya, Nau Sang sama seka
Jenderal Yutang yang meninggalkan markas Nau Sang langsung menuju istana, Jenderal Yutang ingin segera memberitahu Raja Tandua Apa yang dipikirkan oleh Nau Sang, karena apa yang dipikirkan oleh Nau Sang ada benarnya.Dengan langkah tergesa-gesa Jenderal Yutang langsung menuju Ruang Baca Raja Tandua, karena terlalu bersemangat Jenderal Yutang bahkan tidak mengetuk pintu lebih dulu dan langsung masuk ke dalam hingga mengejutkan Raja yang membaca Laporan harian."Apa yang membuat Jenderal Yutang terburu-buru seperti itu sampai tidak mengetuk pintu lebih dulu," ucap Raja Tandua."Maaf atas kelancangan ku Yang mulia Raja tapi yang ingin aku katakan sangat penting," sahut Jender Yutang."Benarkah, kalau begitu katakan lebih dulu biar aku putuskan Apa itu benar-benar penting atau tidak," ucap Raja Tandua."Baik Yang Mulia," sahut Jenderal Yutang."Ini tentang hati Demon yang nantinya akan digunakan untuk syarat perdamaian yang mulia, Sepertinya kita tidak perlu mencari hati untuk kamu bikin
Setelah memperhatikan semuanya dengan sangat teliti Jenderal Yutang sudah mengetahui apa maksud rencana Nau Sang, rencana Nau Sang yang terlihat sederhana pasti bisa mengecoh kerajaan musuh tapi Jenderal Yutqng tidak menyangka Nau Sang akan tetap menghadapi semua sebagai umpan.Walau merasa terbantu dengan rencana Nau Sang tetap saja Jenderal Yutang terus kepikiran perkataan Nau Sang yang ingin jadi jenderal perang sepertinya, Jenderal Yutang penasaran seperti apa rencana Nau Sang nantinya untuk menggantikan posisinya itu.Baaaaaaaam.Jenderal Yutang memukul mejanya sangat keras dan menarik nafas panjang, tidak peduli apa rencana Nau Sang dirinya pasti tidak akan membiarkannya berjalan begitu saja dengan mudah."Benar, sekarang aku harus ke istana, aku harus memberitahu Raja tentang rencana ini," ucap Jenderal Yutang.Gambar yang ada di atas meja langsung diambil dan di bawanya pergi, Jenderal Yutang bergegas menaiki kudanya menuju istana kerajaan.Setibanya di istana Jenderal Yutang
Hanya dalam hitungan menit ratusan prajurit wakil Jenderal Ajin terluka parah dan tersungkur di tanah, Jenderal Ajin sendiri tidak mengerti bagaimana Nau Sang bisa bergerak secepat itu tanpa dibantu satupun prajuritnya dan yang lebih membuatnya kebingungan kenapa dia tidak berniat membunuh semua pasukannya."Apa kalian bodoh membiarkan dia bergerak bebas Mengayunkan pedang untuk membunuh kalian semua!" Teriak wakil jenderal Ajin."Maaf wakil Jenderal kami tidak membiarkannya bergerak bebas, hanya saja memang dia bergerak sangat cepat dan tidak menentu ke mana orang dia akan mengayunkan pedang," sahut salah satu prajurit."Ternyata kalian tidak hanya bodoh tapi juga Mulai buta," ucap wakil Jenderal Ajin."Aku tidak mau tahu kalian harus bisa menjaga diri untuk melindungi ku," sambung wakil Jenderal Ajin.Nau Sang yang bisa melihat wajah ketakutan wakil Jenderal Ajin hanya tersenyum, Nau Sang terus Mengayunkan pedangnya melukai para prajurit wakil Jenderal Ajin.Setelah melukai lebih da
Besi panas yang digunakan untuk mengecap budak kriminal benar benar membuat wakil Jenderal Ajin ingin sekali berteriak, karena jika besi itu mengenai tubuhnya tulisan budak akan terus melekat di tubuhnya dan sebagai seorang budak dirinya tidak memiliki kebebasan apapun, yang membuatnya takut adalah tulisan itu dan bukan besi panas yang dipegang Jenderal Yutang.Melihat wajah wakil jenderal Ajin yang berbeda dari sebelumnya membuat jenderal Yutang tersenyum, ternyata wakil Jenderal Ajin sama seperti kriminal lainnya yang takut dengan tulisan budak yang akan melekat tubuh mereka."Apa sekarang Kamu mulai ketakutan? Jika kami membiarkanmu hidup nantinya tanda budak ini akan selamanya melekat di tubuh mu," ucap Jenderal Yutang."Tidak ada prajurit apalagi wakil jenderal yang memiliki tanda budak di tubuh mereka, bahkan mereka yang memiliki tanda budak dibenci oleh masyarakat, kalau kamu hidup kamu sudah akan dianggap sampah tidak peduli dimanapun kamu berada," sambung Jenderal Yutang.Men