"Ketua," ucap semua serentak."Ujian tadi untuk menentukan seberapa besar kalian memiliki keberanian, walau di Antara Kalian ada yang ketakutan ada yang merasa jijik dan ada yang biasa saja kalian semua memiliki satu kesamaan," sahut Nau Sang."Kesamaan itu adalah kalian tidak ada yang melarikan diri atau jatuh pingsan, keberanian kalian pantas dihargai," sambung Nau Sang."Dengan ini aku nyatakan kalian di terima, kalian bisa bersiap untuk datang kemari dalam waktu lima hari sebagai prajurit ku, tapi jika lewat dari lima hari ada yang masih belum datang yang tidak datang akan langsung di hapus namanya," ucap Nau Sang lagi."Terima Kasih ketua," sahut semua serentak."Kalian bisa pergi, pergilah dengan teratur dan jangan membuat masalah aku tidak ingin ada berita tersebar jika prajurit baru yang aku terima membuat kekacauan," ucap Nau Sang."Baik ketua," sahut semua.Nau Sang yang sudah menyelesaikan ujian untuk para prajuritnya bergegas kembali ke dalam ruangannya, Nau Sang sama seka
Jenderal Yutang yang meninggalkan markas Nau Sang langsung menuju istana, Jenderal Yutang ingin segera memberitahu Raja Tandua Apa yang dipikirkan oleh Nau Sang, karena apa yang dipikirkan oleh Nau Sang ada benarnya.Dengan langkah tergesa-gesa Jenderal Yutang langsung menuju Ruang Baca Raja Tandua, karena terlalu bersemangat Jenderal Yutang bahkan tidak mengetuk pintu lebih dulu dan langsung masuk ke dalam hingga mengejutkan Raja yang membaca Laporan harian."Apa yang membuat Jenderal Yutang terburu-buru seperti itu sampai tidak mengetuk pintu lebih dulu," ucap Raja Tandua."Maaf atas kelancangan ku Yang mulia Raja tapi yang ingin aku katakan sangat penting," sahut Jender Yutang."Benarkah, kalau begitu katakan lebih dulu biar aku putuskan Apa itu benar-benar penting atau tidak," ucap Raja Tandua."Baik Yang Mulia," sahut Jenderal Yutang."Ini tentang hati Demon yang nantinya akan digunakan untuk syarat perdamaian yang mulia, Sepertinya kita tidak perlu mencari hati untuk kamu bikin
Setelah memperhatikan semuanya dengan sangat teliti Jenderal Yutang sudah mengetahui apa maksud rencana Nau Sang, rencana Nau Sang yang terlihat sederhana pasti bisa mengecoh kerajaan musuh tapi Jenderal Yutqng tidak menyangka Nau Sang akan tetap menghadapi semua sebagai umpan.Walau merasa terbantu dengan rencana Nau Sang tetap saja Jenderal Yutang terus kepikiran perkataan Nau Sang yang ingin jadi jenderal perang sepertinya, Jenderal Yutang penasaran seperti apa rencana Nau Sang nantinya untuk menggantikan posisinya itu.Baaaaaaaam.Jenderal Yutang memukul mejanya sangat keras dan menarik nafas panjang, tidak peduli apa rencana Nau Sang dirinya pasti tidak akan membiarkannya berjalan begitu saja dengan mudah."Benar, sekarang aku harus ke istana, aku harus memberitahu Raja tentang rencana ini," ucap Jenderal Yutang.Gambar yang ada di atas meja langsung diambil dan di bawanya pergi, Jenderal Yutang bergegas menaiki kudanya menuju istana kerajaan.Setibanya di istana Jenderal Yutang
Hanya dalam hitungan menit ratusan prajurit wakil Jenderal Ajin terluka parah dan tersungkur di tanah, Jenderal Ajin sendiri tidak mengerti bagaimana Nau Sang bisa bergerak secepat itu tanpa dibantu satupun prajuritnya dan yang lebih membuatnya kebingungan kenapa dia tidak berniat membunuh semua pasukannya."Apa kalian bodoh membiarkan dia bergerak bebas Mengayunkan pedang untuk membunuh kalian semua!" Teriak wakil jenderal Ajin."Maaf wakil Jenderal kami tidak membiarkannya bergerak bebas, hanya saja memang dia bergerak sangat cepat dan tidak menentu ke mana orang dia akan mengayunkan pedang," sahut salah satu prajurit."Ternyata kalian tidak hanya bodoh tapi juga Mulai buta," ucap wakil Jenderal Ajin."Aku tidak mau tahu kalian harus bisa menjaga diri untuk melindungi ku," sambung wakil Jenderal Ajin.Nau Sang yang bisa melihat wajah ketakutan wakil Jenderal Ajin hanya tersenyum, Nau Sang terus Mengayunkan pedangnya melukai para prajurit wakil Jenderal Ajin.Setelah melukai lebih da
Besi panas yang digunakan untuk mengecap budak kriminal benar benar membuat wakil Jenderal Ajin ingin sekali berteriak, karena jika besi itu mengenai tubuhnya tulisan budak akan terus melekat di tubuhnya dan sebagai seorang budak dirinya tidak memiliki kebebasan apapun, yang membuatnya takut adalah tulisan itu dan bukan besi panas yang dipegang Jenderal Yutang.Melihat wajah wakil jenderal Ajin yang berbeda dari sebelumnya membuat jenderal Yutang tersenyum, ternyata wakil Jenderal Ajin sama seperti kriminal lainnya yang takut dengan tulisan budak yang akan melekat tubuh mereka."Apa sekarang Kamu mulai ketakutan? Jika kami membiarkanmu hidup nantinya tanda budak ini akan selamanya melekat di tubuh mu," ucap Jenderal Yutang."Tidak ada prajurit apalagi wakil jenderal yang memiliki tanda budak di tubuh mereka, bahkan mereka yang memiliki tanda budak dibenci oleh masyarakat, kalau kamu hidup kamu sudah akan dianggap sampah tidak peduli dimanapun kamu berada," sambung Jenderal Yutang.Men
Tap tap tap.Tap tap tap.Jenderal Yutang yang tidak bisa tidur semalaman bergegas menuju aula istana, Jenderal Yutang melangkah dengan sangat cepat menuju aula istana yang saat ini pasti sudah di datangi semua orang-orang penting.Karena keberhasilan berkat rencana Nau Sang Raja meminta Nau Sang hadir di rapat pagi, Raja Tandua ingin membahas tentang kerajaan Barasa yang mengirim wakil jenderalnya untuk menyerang kerajaannya."Karena kalian semua sudah datang Mari kita bahas masalah mendesak ini terjadi di kerajaan kita, seperti yang kalian ketahui kemarin kota diserang dan berhasil terselesaikan berkat Jenderal Yutang dan wakil jenderal Nau Sang," ucap Raja Tandua."Demi harga diri kerajaan Tarum aku tidak ingin membiarkannya begitu saja, kita akan menyerang kerajaan Barasq secara langsung seperti yang dilakukannya pada kerajaan kita kemarin, wakil jenderal Ajin yang berhasil di tangkap memberikan beberapa informasi tentang kerajaan Baras yang cukup berguna," sambung Raja Tandua yan
Wakil Jenderal Ajin yang baru pertama kalinya menghilang berpindah tempat terlihat sangat pucat, wakil Jenderal Ajin yang berpindah tempat tidak tahu di mana terus muntah muntah sambil memegangi perutnya."Bukankah itu lebih bagus daripada kamu harus mati nanti malam," ucap Nau Sang." Sebenarnya kamu siapa?" Tanya wakil Jenderal Ajin beralih menatap ke arah Nau Sang."Dari suara ku saja kamu tidak mengetahuinya ternyata kamu sangat bodoh," ucap Nau Sang.Sambil mengusap mulutnya wakil jenderal Ajin mencoba mengingat siapa Nau Sang dari suaranya, setelah mencoba mengingat cukup lama wakil Jenderal Ajin akhirnya berhasil mengingat suara Nau Sang."Kamu wakil jenderal Nau Sang, wakil jenderal yang menggantikan Hua, kamu juga yang melukai banyak pasukan ku," ucap wakil jenderal Ajin."Benar ini memang aku," sahut Nau Sang yang langsung menurunkan penutup wajahnya."Kamu kenapa mengeluarkan ku dari penjara, Seharusnya kamu tahu konsekuensi jika membebaskan tahanan tidak hanya kamu tapi ju
"Maaf Yang Mulia masih belum ditemukan," ucap Jenderal Yutang."Sepertinya para penjaga dan prajurit yang mencari sama sekali tidak berguna aku akan langsung menghukum mati mereka semua saja," sahut Raja Tandua."Maaf Yang Mulia, saat ini kita membutuhkan lebih banyak tenaga jika membunuh mereka malah membuat semangat prajurit lainnya semakin menurun," ucap Nau Sang."Tapi itu karena kesalahan mereka mereka pantas menerimanya," sahut Raja Tandua."Yang dikatakan oleh Nau Sang memang benar Yang Mulia, saat ini Yang muia harus menenangkan diri lebih dulu, sambil mencari wakil Jenderal Ajin kita bersiap menyerang saja," ucap Jenderal Yutang."Haaaaaah, baiklah, kalau begitu aku akan menunggu, wakil Jenderal Nau Sang cepat selesaikan susunan rencana itu," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia," ucap Nau Sang."Baiklah, kalian boleh keluar, aku ingin beristirahat," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia, kami undur diri," ucap Nau Sang dan Jenderal Yutang serentak.Nau Sang dan Jenderal Yutang