Hanya dalam hitungan menit ratusan prajurit wakil Jenderal Ajin terluka parah dan tersungkur di tanah, Jenderal Ajin sendiri tidak mengerti bagaimana Nau Sang bisa bergerak secepat itu tanpa dibantu satupun prajuritnya dan yang lebih membuatnya kebingungan kenapa dia tidak berniat membunuh semua pasukannya."Apa kalian bodoh membiarkan dia bergerak bebas Mengayunkan pedang untuk membunuh kalian semua!" Teriak wakil jenderal Ajin."Maaf wakil Jenderal kami tidak membiarkannya bergerak bebas, hanya saja memang dia bergerak sangat cepat dan tidak menentu ke mana orang dia akan mengayunkan pedang," sahut salah satu prajurit."Ternyata kalian tidak hanya bodoh tapi juga Mulai buta," ucap wakil Jenderal Ajin."Aku tidak mau tahu kalian harus bisa menjaga diri untuk melindungi ku," sambung wakil Jenderal Ajin.Nau Sang yang bisa melihat wajah ketakutan wakil Jenderal Ajin hanya tersenyum, Nau Sang terus Mengayunkan pedangnya melukai para prajurit wakil Jenderal Ajin.Setelah melukai lebih da
Besi panas yang digunakan untuk mengecap budak kriminal benar benar membuat wakil Jenderal Ajin ingin sekali berteriak, karena jika besi itu mengenai tubuhnya tulisan budak akan terus melekat di tubuhnya dan sebagai seorang budak dirinya tidak memiliki kebebasan apapun, yang membuatnya takut adalah tulisan itu dan bukan besi panas yang dipegang Jenderal Yutang.Melihat wajah wakil jenderal Ajin yang berbeda dari sebelumnya membuat jenderal Yutang tersenyum, ternyata wakil Jenderal Ajin sama seperti kriminal lainnya yang takut dengan tulisan budak yang akan melekat tubuh mereka."Apa sekarang Kamu mulai ketakutan? Jika kami membiarkanmu hidup nantinya tanda budak ini akan selamanya melekat di tubuh mu," ucap Jenderal Yutang."Tidak ada prajurit apalagi wakil jenderal yang memiliki tanda budak di tubuh mereka, bahkan mereka yang memiliki tanda budak dibenci oleh masyarakat, kalau kamu hidup kamu sudah akan dianggap sampah tidak peduli dimanapun kamu berada," sambung Jenderal Yutang.Men
Tap tap tap.Tap tap tap.Jenderal Yutang yang tidak bisa tidur semalaman bergegas menuju aula istana, Jenderal Yutang melangkah dengan sangat cepat menuju aula istana yang saat ini pasti sudah di datangi semua orang-orang penting.Karena keberhasilan berkat rencana Nau Sang Raja meminta Nau Sang hadir di rapat pagi, Raja Tandua ingin membahas tentang kerajaan Barasa yang mengirim wakil jenderalnya untuk menyerang kerajaannya."Karena kalian semua sudah datang Mari kita bahas masalah mendesak ini terjadi di kerajaan kita, seperti yang kalian ketahui kemarin kota diserang dan berhasil terselesaikan berkat Jenderal Yutang dan wakil jenderal Nau Sang," ucap Raja Tandua."Demi harga diri kerajaan Tarum aku tidak ingin membiarkannya begitu saja, kita akan menyerang kerajaan Barasq secara langsung seperti yang dilakukannya pada kerajaan kita kemarin, wakil jenderal Ajin yang berhasil di tangkap memberikan beberapa informasi tentang kerajaan Baras yang cukup berguna," sambung Raja Tandua yan
Wakil Jenderal Ajin yang baru pertama kalinya menghilang berpindah tempat terlihat sangat pucat, wakil Jenderal Ajin yang berpindah tempat tidak tahu di mana terus muntah muntah sambil memegangi perutnya."Bukankah itu lebih bagus daripada kamu harus mati nanti malam," ucap Nau Sang." Sebenarnya kamu siapa?" Tanya wakil Jenderal Ajin beralih menatap ke arah Nau Sang."Dari suara ku saja kamu tidak mengetahuinya ternyata kamu sangat bodoh," ucap Nau Sang.Sambil mengusap mulutnya wakil jenderal Ajin mencoba mengingat siapa Nau Sang dari suaranya, setelah mencoba mengingat cukup lama wakil Jenderal Ajin akhirnya berhasil mengingat suara Nau Sang."Kamu wakil jenderal Nau Sang, wakil jenderal yang menggantikan Hua, kamu juga yang melukai banyak pasukan ku," ucap wakil jenderal Ajin."Benar ini memang aku," sahut Nau Sang yang langsung menurunkan penutup wajahnya."Kamu kenapa mengeluarkan ku dari penjara, Seharusnya kamu tahu konsekuensi jika membebaskan tahanan tidak hanya kamu tapi ju
"Maaf Yang Mulia masih belum ditemukan," ucap Jenderal Yutang."Sepertinya para penjaga dan prajurit yang mencari sama sekali tidak berguna aku akan langsung menghukum mati mereka semua saja," sahut Raja Tandua."Maaf Yang Mulia, saat ini kita membutuhkan lebih banyak tenaga jika membunuh mereka malah membuat semangat prajurit lainnya semakin menurun," ucap Nau Sang."Tapi itu karena kesalahan mereka mereka pantas menerimanya," sahut Raja Tandua."Yang dikatakan oleh Nau Sang memang benar Yang Mulia, saat ini Yang muia harus menenangkan diri lebih dulu, sambil mencari wakil Jenderal Ajin kita bersiap menyerang saja," ucap Jenderal Yutang."Haaaaaah, baiklah, kalau begitu aku akan menunggu, wakil Jenderal Nau Sang cepat selesaikan susunan rencana itu," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia," ucap Nau Sang."Baiklah, kalian boleh keluar, aku ingin beristirahat," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia, kami undur diri," ucap Nau Sang dan Jenderal Yutang serentak.Nau Sang dan Jenderal Yutang
Jenderal Yutang yang pergi dari kediaman Nau Sang berniat menuju istana, melihat hari yang semakin malam dan suasana hati Raja Tandua yang sepertinya masih sedang buruk Jenderal Yutang mengurungkan niatnya.Jenderal Yutang bergegas kembali ke rumahnya dan beristirahat, besok pagi ada rapat penting yang harus dihadirinya sekaligus memberikan susunan rencana yang dibuat oleh Nau Sang.Tap tap tap.Tap tap tap.Pagi harinya Nau Sang yang ingin pergi ke aula rapat melihat Jenderal Yutang yang baru turun dari kudanya, Nau Sang menghentikan langkahnya menunggu Jenderal Yutang yang berjalan ke arahnya."Aku kira kamu tidak akan datang ke rapat hari ini," ucap jenderal Yutang."Aku juga tidak ingin datang, tapi mereka yang memaksa ku," ucap Nau Sang."Kasim datang ke kediamanku pagi tadi, aku diminta datang ke istana menghadiri rapat," sambung Nau Sang."Itu pertanda bagus, berarti Raja Tandua sudah menganggap mu bagian dari anggota penting," sahut Jenderal Yutang."Sebenarnya aku tidak pedul
Nau Sang yang melihat semua pasukannya terlihat bersiap dengan santai menjadi penasaran dengan persiapan jenderal Yutang, Nau Sang memutuskan untuk mendatangi markas jenderal Yutang dan melihat bagaimana ekspresi jenderal Yutang yang mempersiapkan pasukannya."Tunggu apa lagi cepat bersiap!" Teriak jenderal Yutang."Jangan terlalu keras pada mereka, bukankah masih ada waktu dua hari lagi," ucap Nau Sang yang tiba-tiba berada di samping jenderal Yutang."Kamu kenapa kemari?" Tanya jenderal Yutang mengernyitkan dahinya melihat Nau Sang."Mereka memang prajurit mu tapi ketua tim mereka seperti murid ku bukankah wajar jika aku memperhatikan mereka," ucap Nau Sang."Atau sebenarnya Jenderal Yutang sudah tidak mau aku melatih mereka lagi," sambung Chen."Haaaaaaaah."Jenderal Yutang menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan, ketua tim nya masih membutuhkan Nau Sang dirinya tidak bisa berkata sesuatu yang membuat Naj.Sang nantinya memilih berhenti melatih mereka."Katakan mereka j
Sebelum pergi Nau Sang lebih dulu pergi menemui Ajin, Nqu Sang memberitahu apa yang harus dilakukan oleh Ajin bersamaan setelah dirinya pergi."Aku akan berangkat pergi untuk menyerang kerajaan Barasa, kamu kembalilah ke sana ambil semua yang menurut mu penting lalu bersembunyi untuk sementara, setelah aku dan pasukan lainnya kembali pulang kamu bergegaslah pergi ke kerajaan Namgala," ucap Nau Sang."Apa yang harus aku lakukan setelah tiba di sana?" tanya Ajin."Beritahu saja semua yang terjadi, jilat mereka dan berikan kertas wilayah kerajaan Barasa ke kerajaan Namgala, menggunakan kekuatan Demon kamu tidak perlu takut mati di bunuh, tapi tetap waspada," ucap Nau Sang."Baik ketua," sahut Ajin sambil menganggukkan kepalanya penuh semangat.Nau Sang bergegas kembali menyusul prajuritnya yang sudah lebih dulu berada di depan gerbang kota, bersamaan dengan tibanya Nau Sang Jenderal Yutang dan pasukan nya berjalan ke arah Nau Sang dan menatap mereka, setelah sama-sama menganggukan kepala
Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b
Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l
Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d
Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak
Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang
Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj
Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u
Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men
Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta