Wakil Jenderal Ajin yang baru pertama kalinya menghilang berpindah tempat terlihat sangat pucat, wakil Jenderal Ajin yang berpindah tempat tidak tahu di mana terus muntah muntah sambil memegangi perutnya."Bukankah itu lebih bagus daripada kamu harus mati nanti malam," ucap Nau Sang." Sebenarnya kamu siapa?" Tanya wakil Jenderal Ajin beralih menatap ke arah Nau Sang."Dari suara ku saja kamu tidak mengetahuinya ternyata kamu sangat bodoh," ucap Nau Sang.Sambil mengusap mulutnya wakil jenderal Ajin mencoba mengingat siapa Nau Sang dari suaranya, setelah mencoba mengingat cukup lama wakil Jenderal Ajin akhirnya berhasil mengingat suara Nau Sang."Kamu wakil jenderal Nau Sang, wakil jenderal yang menggantikan Hua, kamu juga yang melukai banyak pasukan ku," ucap wakil jenderal Ajin."Benar ini memang aku," sahut Nau Sang yang langsung menurunkan penutup wajahnya."Kamu kenapa mengeluarkan ku dari penjara, Seharusnya kamu tahu konsekuensi jika membebaskan tahanan tidak hanya kamu tapi ju
"Maaf Yang Mulia masih belum ditemukan," ucap Jenderal Yutang."Sepertinya para penjaga dan prajurit yang mencari sama sekali tidak berguna aku akan langsung menghukum mati mereka semua saja," sahut Raja Tandua."Maaf Yang Mulia, saat ini kita membutuhkan lebih banyak tenaga jika membunuh mereka malah membuat semangat prajurit lainnya semakin menurun," ucap Nau Sang."Tapi itu karena kesalahan mereka mereka pantas menerimanya," sahut Raja Tandua."Yang dikatakan oleh Nau Sang memang benar Yang Mulia, saat ini Yang muia harus menenangkan diri lebih dulu, sambil mencari wakil Jenderal Ajin kita bersiap menyerang saja," ucap Jenderal Yutang."Haaaaaah, baiklah, kalau begitu aku akan menunggu, wakil Jenderal Nau Sang cepat selesaikan susunan rencana itu," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia," ucap Nau Sang."Baiklah, kalian boleh keluar, aku ingin beristirahat," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia, kami undur diri," ucap Nau Sang dan Jenderal Yutang serentak.Nau Sang dan Jenderal Yutang
Jenderal Yutang yang pergi dari kediaman Nau Sang berniat menuju istana, melihat hari yang semakin malam dan suasana hati Raja Tandua yang sepertinya masih sedang buruk Jenderal Yutang mengurungkan niatnya.Jenderal Yutang bergegas kembali ke rumahnya dan beristirahat, besok pagi ada rapat penting yang harus dihadirinya sekaligus memberikan susunan rencana yang dibuat oleh Nau Sang.Tap tap tap.Tap tap tap.Pagi harinya Nau Sang yang ingin pergi ke aula rapat melihat Jenderal Yutang yang baru turun dari kudanya, Nau Sang menghentikan langkahnya menunggu Jenderal Yutang yang berjalan ke arahnya."Aku kira kamu tidak akan datang ke rapat hari ini," ucap jenderal Yutang."Aku juga tidak ingin datang, tapi mereka yang memaksa ku," ucap Nau Sang."Kasim datang ke kediamanku pagi tadi, aku diminta datang ke istana menghadiri rapat," sambung Nau Sang."Itu pertanda bagus, berarti Raja Tandua sudah menganggap mu bagian dari anggota penting," sahut Jenderal Yutang."Sebenarnya aku tidak pedul
Nau Sang yang melihat semua pasukannya terlihat bersiap dengan santai menjadi penasaran dengan persiapan jenderal Yutang, Nau Sang memutuskan untuk mendatangi markas jenderal Yutang dan melihat bagaimana ekspresi jenderal Yutang yang mempersiapkan pasukannya."Tunggu apa lagi cepat bersiap!" Teriak jenderal Yutang."Jangan terlalu keras pada mereka, bukankah masih ada waktu dua hari lagi," ucap Nau Sang yang tiba-tiba berada di samping jenderal Yutang."Kamu kenapa kemari?" Tanya jenderal Yutang mengernyitkan dahinya melihat Nau Sang."Mereka memang prajurit mu tapi ketua tim mereka seperti murid ku bukankah wajar jika aku memperhatikan mereka," ucap Nau Sang."Atau sebenarnya Jenderal Yutang sudah tidak mau aku melatih mereka lagi," sambung Chen."Haaaaaaaah."Jenderal Yutang menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan, ketua tim nya masih membutuhkan Nau Sang dirinya tidak bisa berkata sesuatu yang membuat Naj.Sang nantinya memilih berhenti melatih mereka."Katakan mereka j
Sebelum pergi Nau Sang lebih dulu pergi menemui Ajin, Nqu Sang memberitahu apa yang harus dilakukan oleh Ajin bersamaan setelah dirinya pergi."Aku akan berangkat pergi untuk menyerang kerajaan Barasa, kamu kembalilah ke sana ambil semua yang menurut mu penting lalu bersembunyi untuk sementara, setelah aku dan pasukan lainnya kembali pulang kamu bergegaslah pergi ke kerajaan Namgala," ucap Nau Sang."Apa yang harus aku lakukan setelah tiba di sana?" tanya Ajin."Beritahu saja semua yang terjadi, jilat mereka dan berikan kertas wilayah kerajaan Barasa ke kerajaan Namgala, menggunakan kekuatan Demon kamu tidak perlu takut mati di bunuh, tapi tetap waspada," ucap Nau Sang."Baik ketua," sahut Ajin sambil menganggukkan kepalanya penuh semangat.Nau Sang bergegas kembali menyusul prajuritnya yang sudah lebih dulu berada di depan gerbang kota, bersamaan dengan tibanya Nau Sang Jenderal Yutang dan pasukan nya berjalan ke arah Nau Sang dan menatap mereka, setelah sama-sama menganggukan kepala
Selesai menghabisi pasukan kerajaan Barasa Jenderal Yutang membawa jenderal Guan kerajaan Barasq ke istana mereka yang sudah hancur, jenderal Yutang tiba-tiba teringat perkataan Ajin yang mengatakan kalau rencana yang ada hanya diketahui oleh raja Kai dan jenderal Guan.Setibanya di sana Jenderal Yutang langsung menghampiri pasukan Nau Sang yang bertarung melawan kedua Pangeran, kedua Pangeran kerajaan barasa bersikeras meminta Nau Sang melepaskan adiknya yang saat ini berada tepat di samping mereka.Treeeeeeeeeeeennnng.Treeeeeeeeeeeennnng.Treeeeeeeeeeeennnng."Lepaskan adikku, atau aku bunuh kalian semua," ucap Pangeran Wu Pangeran pertama kerajaan Barasa."Benar, lepaskan adikku jika kalian tidak ingin mati saat ini juga," sahut Fa, Pangeran kedua kerajaan Barasa."Hanya kalian berdua ingin membunuh pasukan ku, berhentilah bermimpi lihatlah sampai sekarang para prajurit ku yang berhasil kalian lukai hanya beberapa," ucap Nau Sang."Kalian sepertinya sangat menyayangi nya, kalau be
Boooooooooooooooom.Duuuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaarrrr."Nau Sang!" Teriak Jenderal Yutang tepat setelah keluar dari sumur."Ada apa Jenderal Yutang sampai berteriak seperti itu," ucap Nau Sang yang berdiri di belakang jenderal Yutang."Kamu, kamu selamat," sahut jenderal Yutang dengan suara terbata-bata."Tentu saja, atau sebenarnya Jenderal ingin aku mati, sayang sekali itu tidak akan terjadi," ucap Nau Sang."Sial, aku hanya mengkhawatirkan mu," sahut Jenderal Yutang."Oh, kalau begitu maaf sudah membuat Jenderal khawatir, aku hanya ingin menyelamatkan ini," ucap Nau Sang memperlihatkan kepala Raja Kai yang ada di tangannya."Tunggu, kenapa kamu... ." sahut Jenderal Yutang."Aku menebasnya sebelum meledakkan diri," ucap Nau Sang memotong pembicaraan Jenderal Yutang."Ahhhhh, ternyata begitu, kamu kenapa tidak pergi bersama ku saja, sebenarnya ada atau tidak itu sama sekali tidak masalah," sahut Jenderal Yutang."Jika telat kepalanya juga akan meledak, bukankah itu kurang lengkap jika
Nau Sang yang kembali ke rumah menarik nafas lega semua berjalan dengan lancar, Nau Sang hanya tidak menyangka Raja Tanduamberpikiran lebih bijak dengan tidak membunuh kedua Pangeran dan Putri An."Saat tadi kamu meminta ku menebas kepala Raja itu aku yakin waktunya tidak sempat, lalu bagaimana bisa menjadi sempat dan akhirnya berhasil," ucap Aru kebingungan."Ada satu kekuatan Demon yang bisa memperlambat waktu, itu sangat bertentangan dengan hukum alam tapi aku tetap menggunakannya dan aku menggunakannya dengan tubuh manusia ku karena aku bukan Demon seutuhna," sahut Nau Sang."Lalu bagaimana? Apa kamu akan baik-baik saja?" Tanya Aru."Aku baik-baik saja, tapi karena itu juga aku hanya bisa menggunakannya sebentar," ucap Nau Sang."Aku mengira karena itu menentang hukum alam kamu akan berada dalam masalah," sahut Aru."Tidak mungkin," ucap Nau Sang dengan penuh keyakinan."Sudahlah, aku mau beristirahat, aku sangat lelah walau di kehidupan ku sebelumnya seperti ini tidaklah seberapa