Boooooooooooooooom.Duuuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaarrrr."Nau Sang!" Teriak Jenderal Yutang tepat setelah keluar dari sumur."Ada apa Jenderal Yutang sampai berteriak seperti itu," ucap Nau Sang yang berdiri di belakang jenderal Yutang."Kamu, kamu selamat," sahut jenderal Yutang dengan suara terbata-bata."Tentu saja, atau sebenarnya Jenderal ingin aku mati, sayang sekali itu tidak akan terjadi," ucap Nau Sang."Sial, aku hanya mengkhawatirkan mu," sahut Jenderal Yutang."Oh, kalau begitu maaf sudah membuat Jenderal khawatir, aku hanya ingin menyelamatkan ini," ucap Nau Sang memperlihatkan kepala Raja Kai yang ada di tangannya."Tunggu, kenapa kamu... ." sahut Jenderal Yutang."Aku menebasnya sebelum meledakkan diri," ucap Nau Sang memotong pembicaraan Jenderal Yutang."Ahhhhh, ternyata begitu, kamu kenapa tidak pergi bersama ku saja, sebenarnya ada atau tidak itu sama sekali tidak masalah," sahut Jenderal Yutang."Jika telat kepalanya juga akan meledak, bukankah itu kurang lengkap jika
Nau Sang yang kembali ke rumah menarik nafas lega semua berjalan dengan lancar, Nau Sang hanya tidak menyangka Raja Tanduamberpikiran lebih bijak dengan tidak membunuh kedua Pangeran dan Putri An."Saat tadi kamu meminta ku menebas kepala Raja itu aku yakin waktunya tidak sempat, lalu bagaimana bisa menjadi sempat dan akhirnya berhasil," ucap Aru kebingungan."Ada satu kekuatan Demon yang bisa memperlambat waktu, itu sangat bertentangan dengan hukum alam tapi aku tetap menggunakannya dan aku menggunakannya dengan tubuh manusia ku karena aku bukan Demon seutuhna," sahut Nau Sang."Lalu bagaimana? Apa kamu akan baik-baik saja?" Tanya Aru."Aku baik-baik saja, tapi karena itu juga aku hanya bisa menggunakannya sebentar," ucap Nau Sang."Aku mengira karena itu menentang hukum alam kamu akan berada dalam masalah," sahut Aru."Tidak mungkin," ucap Nau Sang dengan penuh keyakinan."Sudahlah, aku mau beristirahat, aku sangat lelah walau di kehidupan ku sebelumnya seperti ini tidaklah seberapa
Nau Sang menatap kedua Pangeran yang berjalan pergi meninggalkan kediamannya, sebenarnya Nau Sang sendiri mengerti kenapa kedua Pangeran itu membutuhkan bantuannya."Mereka ingin meminta mu menjaga adik mereka padahal di istana adik mereka baik baik saja," ucap Aru.."Bukan seperti itu, setidaknya jika aku berkata akan menjaga adiknya semua orang tidak akan ada yang berani mengganggu adiknya, apalagi jika aku membawanya ke kediaman ku," sahut Nau Sang."Jadi kamu sudah mengetahuinya?" Tanya Aru."Tentu saja, pasti kamu mau bertanya lagi kenapa aku tetap mau melakukannya," ucap Nau Sang."Benar, apa alasannya," sahut Aru."Keduanya nantinya akan sangat berguna, kerajaan Martus hanya memiliki seorang Putri keduanya memiliki kesempatan untuk menjadi Raja kerajaan Martus, jika kerajaan Tarum dan kerajaan Martus bekerja sama kamu pasti tahu bagaimana hasilnya," ucap Nau Sang."Ternyata kamu sudah berpikir sejauh itu," sahut Aru."Tentu saja, jika tidak mana mungkin aku mau membantu mereka
Waktu yang diberikan oleh Nau Sang berjalan dengan cepat, satu persatu mulai kembali berdatangan semua tidak sabaran ingin berlatih menjadi prajurit Nau Sang yang sebenarnya.Semua sudah berkumpul di depan markas Nau Sang, walau mereka sudah diterima secara resmi tidak ada dari mereka yang berani langsung masuk ke dalam.Tap tap tap.Tap tap tap.Nau Sang yang sudah mengetahui inilah harinya dengan cepat pergi ke markasnya, saat melihat semua prajuritnya hanya menunggu di depan markas Nau Sang bergegas menghampiri Hima."Kenapa mereka hanya menunggu di luar saja?" Tanya Nau Sang."Saat aku tanya mereka tidak berani masuk karena ketua belum memerintahkan mereka, sebagai calon prajurit yang baik mereka tidak bisa masuk begitu saja sebelum mendapat perintah," ucap Hima."Ternyata seperti itu, kalau begitu minta mereka masuk ke dalam, dalam waktu satu jam mereka semua harus berkumpul di tanah lapang," sahut Nau Sang."Baik ketua," ucap Hima yang langsung berjalan pergi.Hima bergegas meng
Nau Sang membuka kertas yang baru di ambilnya dari burung merpati, setelah mengambilnya Nau Sang langsung membuka dan membaca tulisan nya.[Teruntuk Ketua aku sudah berhasil sampai ke kerajaan Namgala, aku juga sudah mengatakan semua seperti yang anda minta, saat ini Jenderal Ran mengangkat ku sebagai ketua tim pasukannya.Tidak hanya itu mereka di sini memperlakukan ku seperti perkiraan anda, padahal sebelum aku menyerahkan berkas wilayah mereka seperti tidak peduli dengan kerajaan Barasa yang diserang.Dua hari lagi Jenderal Ran akan pergi ke wilayah barunya itu dan aku akan ikut bersamanya.]Membaca surat dari Ajin Nau Sang tiba-tiba tersenyum, Nau Sang langsung mengeluarkan api dari tangan kirinya untuk membakar kertas, karena hanya jika semua tidak ada semua tidak akan membuatnya ketahuan kalau dirinya lain membebaskan Ajin."Apa yang membuatmu senang setelah membaca surat itu? Bukankah itu hanya kabar biasa," ucap Aru."Bagimu mungkin itu hanya kabar biasa tapi tidak bagiku, dan
Setelah memperhatikan sekelilingnya Nau Sang langsung berpindah tempat ke salah satu pohon besar, Nau Sang duduk bersila sambil menatap siluman singa dan siluman serigala salju yang masih mengikutinya."Jangan membuat kami penasaran, katakan apa yang harus kami lakukan agar kamu melepaskan kami semua," ucap siluman Singa."Dari pada membicarakan itu apa kalian tidak berniat menyerang ku secara bersamaan, kalian semua berjumlah sembilan puluh sembilan jauh lebih banyak dari ku yang seorang diri," sahut Nau Sang."Dari kekuatan Demon yang kamu keluarkan kami tahu kalau kamu bukan orang biasa, setidaknya kamu pasti memiliki hubungan dengan Raja Demon," ucap siluman serigala salju."Benar, karena Raja Demon adalah adik ku," sahut Nau Sang dengan santai sambil tersenyum."Tidak heran, ternyata kamu Kakak Raja Demon," ucap keduanya serentak."Jadi bagaimana? Kalian mau menyerang atau tidak?" Tanya Nau Sang."Tidak, tapi katakan dulu apa yang kamu ingin kami lakukan," ucap siluman singa."Ya
Nau Sang yang melihat pasukan Ran menjauh bergegas keluar dari persembunyiannya, Nqu Sang menatap beberapa siluman yang masih memakan mayat pasukan Ran, walau terlihat menjijikan Nau Sanh cukup puas melihat Ran yang kehilangan banyak pasukannya."Haaaaah, sayang sekali dia pergi tanpa terluka," gumam Nau Sang."Bagaimana? Kami sudah membantu mu bukan," ucap siluman singa."Lebih tepatnya kalian membantu diri kalian sendiri," sahut Nau Sang."Kamu!"Siluman singa yang ingin marah mendengar perkataan Chen menarik nafas panjang, siluman singa memilih mengalah karena Nau Sang sulit untuk dihadapinya."Jadi apa tujuan mu sebenarnya meminta kami melalukan itu?" Tanya siluman singa."Tentu saja hanya bersenang-senang, karena sudah selesai aku harus segera pulang," ucap Nau Sang."Apa kamu tidak ingin mengambil wilayah ini?" Tanya siluman singa."Tidak berniat," sahut Nau Sang yang langsung menghilang berpindah tempat."Manusia aneh, atau aku harus menyebutnya Demon aneh," ucap siluman singa
Semalaman Nau Sang tidak bisa tidur walau dirinya yakin di waktu rapat nanti bisa membungkam semua orang, semua para penjilat yang ingin bekerja sama dengannya atau ingin memata-matanya akan dibuatnya kecewa secara langsung saat rapat pagi.Setibanya di aula istana Nau Sang duduk tepat di samping jenderal Yutang, saat ingin ke kursinya Nau Sang tersenyum sinis ke arah menteri kanan Cian, tidak hanya padanya Nau Sang juga menyunggingkan bibir saat para menteri penjilat lain menyapanya."Haaaah, akhirnya kali ini kamu datang juga," ucap Raja Tanduq yang baru memasuki aula."Maaf Yang Mulia, aku pergi karena sesuatu yang mendesak terjadi," sahut Nau Sang"Tidak masalah, jangan meminta maaf," ucap Raja Tandua."Kabar kamu ingin membawa Putri An ke kediaman mu menyebar dengan sangat cepat, apalagi saat mereka tahu Putri An menolak tawaran mu," sambung Raja Tandua."Aku sudah mendengarnya dari jenderal Yutang kemarin Yang Mulia, tapi aku sama sekali tidak berniat memiliki istri atau selir u