Share

Para Siluman

Author: Cici aremanita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nau Sang membuka kertas yang baru di ambilnya dari burung merpati, setelah mengambilnya Nau Sang langsung membuka dan membaca tulisan nya.

[Teruntuk Ketua aku sudah berhasil sampai ke kerajaan Namgala, aku juga sudah mengatakan semua seperti yang anda minta, saat ini Jenderal Ran mengangkat ku sebagai ketua tim pasukannya.

Tidak hanya itu mereka di sini memperlakukan ku seperti perkiraan anda, padahal sebelum aku menyerahkan berkas wilayah mereka seperti tidak peduli dengan kerajaan Barasa yang diserang.

Dua hari lagi Jenderal Ran akan pergi ke wilayah barunya itu dan aku akan ikut bersamanya.]

Membaca surat dari Ajin Nau Sang tiba-tiba tersenyum, Nau Sang langsung mengeluarkan api dari tangan kirinya untuk membakar kertas, karena hanya jika semua tidak ada semua tidak akan membuatnya ketahuan kalau dirinya lain membebaskan Ajin.

"Apa yang membuatmu senang setelah membaca surat itu? Bukankah itu hanya kabar biasa," ucap Aru.

"Bagimu mungkin itu hanya kabar biasa tapi tidak bagiku, dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Siluman Bersenang-Senang

    Setelah memperhatikan sekelilingnya Nau Sang langsung berpindah tempat ke salah satu pohon besar, Nau Sang duduk bersila sambil menatap siluman singa dan siluman serigala salju yang masih mengikutinya."Jangan membuat kami penasaran, katakan apa yang harus kami lakukan agar kamu melepaskan kami semua," ucap siluman Singa."Dari pada membicarakan itu apa kalian tidak berniat menyerang ku secara bersamaan, kalian semua berjumlah sembilan puluh sembilan jauh lebih banyak dari ku yang seorang diri," sahut Nau Sang."Dari kekuatan Demon yang kamu keluarkan kami tahu kalau kamu bukan orang biasa, setidaknya kamu pasti memiliki hubungan dengan Raja Demon," ucap siluman serigala salju."Benar, karena Raja Demon adalah adik ku," sahut Nau Sang dengan santai sambil tersenyum."Tidak heran, ternyata kamu Kakak Raja Demon," ucap keduanya serentak."Jadi bagaimana? Kalian mau menyerang atau tidak?" Tanya Nau Sang."Tidak, tapi katakan dulu apa yang kamu ingin kami lakukan," ucap siluman singa."Ya

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Penjilat

    Nau Sang yang melihat pasukan Ran menjauh bergegas keluar dari persembunyiannya, Nqu Sang menatap beberapa siluman yang masih memakan mayat pasukan Ran, walau terlihat menjijikan Nau Sanh cukup puas melihat Ran yang kehilangan banyak pasukannya."Haaaaah, sayang sekali dia pergi tanpa terluka," gumam Nau Sang."Bagaimana? Kami sudah membantu mu bukan," ucap siluman singa."Lebih tepatnya kalian membantu diri kalian sendiri," sahut Nau Sang."Kamu!"Siluman singa yang ingin marah mendengar perkataan Chen menarik nafas panjang, siluman singa memilih mengalah karena Nau Sang sulit untuk dihadapinya."Jadi apa tujuan mu sebenarnya meminta kami melalukan itu?" Tanya siluman singa."Tentu saja hanya bersenang-senang, karena sudah selesai aku harus segera pulang," ucap Nau Sang."Apa kamu tidak ingin mengambil wilayah ini?" Tanya siluman singa."Tidak berniat," sahut Nau Sang yang langsung menghilang berpindah tempat."Manusia aneh, atau aku harus menyebutnya Demon aneh," ucap siluman singa

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Melakukan Apa Saja

    Semalaman Nau Sang tidak bisa tidur walau dirinya yakin di waktu rapat nanti bisa membungkam semua orang, semua para penjilat yang ingin bekerja sama dengannya atau ingin memata-matanya akan dibuatnya kecewa secara langsung saat rapat pagi.Setibanya di aula istana Nau Sang duduk tepat di samping jenderal Yutang, saat ingin ke kursinya Nau Sang tersenyum sinis ke arah menteri kanan Cian, tidak hanya padanya Nau Sang juga menyunggingkan bibir saat para menteri penjilat lain menyapanya."Haaaah, akhirnya kali ini kamu datang juga," ucap Raja Tanduq yang baru memasuki aula."Maaf Yang Mulia, aku pergi karena sesuatu yang mendesak terjadi," sahut Nau Sang"Tidak masalah, jangan meminta maaf," ucap Raja Tandua."Kabar kamu ingin membawa Putri An ke kediaman mu menyebar dengan sangat cepat, apalagi saat mereka tahu Putri An menolak tawaran mu," sambung Raja Tandua."Aku sudah mendengarnya dari jenderal Yutang kemarin Yang Mulia, tapi aku sama sekali tidak berniat memiliki istri atau selir u

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Melepaskan

    Beberapa orang yang melihat Aru berjalan pelan ke arahnya, satu wanita dan dua pria terlihat begitu menginginkan Aru yang masih membantai tidak peduli hewan spiritual level berapa yang ada di sekitarnya."Pedang yang baik mau kah kamu menjadi milik kami," ucap Tin satu satunya wanita yang berjalan ke arah Aru."Kami sama sekali tidak masalah jika kamu memilih siapa pun dari kami,"sahut Ash."Benar, Tapi akan lebih bagus jika kamu memilih ku," ucap Al.Aru sama sekali tidak menghiraukan ketiganya yang mencoba mendekatinya, karena bagi Aru mereka sama sekali tidak sebanding dengan Nau Sang."Jangan seperti itu, aku akan memperlakukan mu dengan sangat lembut," ucap Tin lagi."Benar, aku juga sama," sahut Ash.Wheeeeeeeeeeeeeeeeeeessss.Aru yang tidak menyukai mereka langsung menyerang ketiganya, walau sengaja tidak mengenai mereka Aru berharap mereka menyerah dan bergegas pergi."Roh pedang itu cukup galak tapi baik hati, dia sengaja tidak mau mengenai kita," ucap Tin."Aku jadi semakin

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Melatih Prajurit Baru

    Nau Sang menjelaskan pada prajuritnya bagaimana caranya menyerap inti spiritual, setelah merasa semua sudah mengerti Nau Sang meminta semua prajuritnya mulai menyerap inti spiritual yang ada di tangan mereka saat ini.Mengetahui betapa berusaha Nau Sang untuk mendapatkan inti spiritual mereka juga tidak ingin gagal, semua prajurit baru meyakinkan diri mereka kalau mereka pasti bisa berhasil.Dari dalam ruangannya Nau Sang bisa melihat kalau saat ini prajuritnya sudah ada yang berhasil menyelesaikan penyerapan inti spiritual, melihat itu Nau Sang sama sekali tidak terkejut karena keberhasilan itu sendiri berasal dari tekad yang kuat, jika semua prajuritnya memiliki tekad yang kuat tentu saja mereka bisa menyelesaikan penyerapan inti spiritual."Kerja bagus, sekarang biarkan aku melihat seperti apa pelatihan mereka selama beberapa hari," ucap Nau Sang pelan.Para prajurit Nau Sang yang sudah selesai menyerap inti spiritual merasa tubuh mereka sangat berbeda dari sebelumnya, mereka seper

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Memberi Pelajaran

    Nau Sang menatap Hima yang berdiri di depannya dan baru masuk tanpa mengetuk pintu, saat melihat Nau Sang yang menatapnya dengan serius Hia baru menyadari kalau Nau Sang saat ini pasti sedang marah padanya."Maafkan aku ketua, aku dengan tidak sopan langsung masuk ke dalam," ucap Hima menundukkan kepalanya."Baguslah kalau kamu sudah sadar, sekarang katakan apa yang terjadi," sahut Nau Sang."Aku dengar para menteri kembali mencari masalah lagi, mereka melakukan protes pada Raja kalau ketua menyiksa para prajurit baru ketua," ucap Hima."Haaaaah, mereka itu benar-benar," sahut Nau Sang menggelengkan kepalanya."Tapi ketua tenang saja, mereka sudah diam saat berhadapan dengan Jendera Yutang, jenderal Yutang yang membantu ketua bicara," ucap Hima."Kenapa dia melakukannya?" Tanya Nau Sang."Tidak tahu ketua, jenderal bahkan menantang menteri Cian dan menantangnya," ucap Hima.Mendengar itu Nau Sang menyipitkan matanya, Nau Sang sama sekali tidak senang mendengar Jenderal Yutang sudah m

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Hari Yang Ditunggu

    Wheeeeeeeeeeeeeeeeessss.Asap hitam memenuhi setiap markas prajurit wanita Nau Sang, semua prajurit yang memang belum tidur menghirup asap dan merasa sangat sesak.Satu persatu prajurit wanita Nau Sang terjatuh tidak sadarkan diri, empat ratus lebih prajurit wanita Nau Sang langsung tidak sadarkan diri.Beberapa prajurit wanita yang baru kembali ke kamar masing masing yang berjumlah lima puluh orang merasa sangat terkejut, mereka yang baru selesai mandi malam terkejut melihat teman sekamar mereka sudah tidak sadarkan diri."Sesuatu pasti sudah terjadi sesuatu," ucap salah satu prajurit wanita yang langsung berlari keluar.Di luar beberapa prajurit wanita yang berada di kamar berbeda sama-sama terkejut dan kebingungan, di kamar mereka teman mereka yang lain juga tidak sadarkan diri."Apa di kamar kalian juga sama?" Tanya kalah satu prajurit wanita."Tidak tahu kenapa mereka tidak sadarkan diri, mereka tidak seperti sedang tertidur," ucap prajurit wanita lainnya."Ini sudah jelas kalau

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Memberinya Pelajaran Lagi

    Nau Sang sama sekali tidak takut jika prajuritnya kalah, saat melihat semua prajurit wanitanya Nau Sang mulai mencari yang sekiranya cocok untuk menjadi lawan ketua Yaze."Kamu Yu, lawan dia," ucap Nau Sang menunjuk ke arah wanita yang sebelumnya mengaku sebagai saudaranya."Ketua mengetahui nama ku," sahut Yu."Tentu saja, jadi buktikan jika kamu layak menjadi saudara ku," ucap Nau Sang setengah berbisik."Aku tidak akan mengecewakan ketua," sahut Yu.Yu yang terlihat sangat bersemangat langsung maju ke depan, Yu memberi hormat pada Raja Tandua lalu menatap tajam ketua Yaze."Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, karena ketua Nau Sang juga yang mengajari ku tapi aku tidak memiliki pilihan, aku tidak akan mengalah demi martabat Jenderal Yutang," ucap ketua Yaze."Bodoh, siapa yang meminta mu mengalah, aku bahkan bisa mengalahkan mu tanpa mengalah sekalipun," sahut Yu."Hehehe, kamu sudah seperti ketua Nau Sang saat mendaftar menjadi prajurit biasa dulu, kalau begitu buktikan," uca

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Terselesaikan

    Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Raja Sanwan

    Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Jenderal Ran

    Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Peperangan Besar Di Mulai

    Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Dia Lagi

    Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Persiapan Kerajaan Musuh

    Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Sudah Benar Benae Siap

    Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Prajurit Bantuan

    Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengaku

    Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta

DMCA.com Protection Status