melihat Hima dan prajurit yang lainnya terdiam Nau Sang sudah tahu apa yang mereka pikirkan, sebelumnya prajurit Jenderal Yutang selalu mengejek mereka mengejek pelatihan yang diajarkannya saat menjadi ketua Hima dan yang lainnya sangat enggan dan ingin menolak mereka semua."Aku tahu apa yang kalian pikirkan, tapi kita tidak bisa menolak mereka, sudah sepantasnya mereka menjadi prajurit ku juga karena Jenderal Tang yang memberikannya, aku harap kalian bisa menahan ego masing-masing," ucap Nau Sang."Apa kalian mengerti!" sambung Nau Sang."Kami mengerti ketua," sahut Hima dan prajurit senior lainnya.Penolakan secara tidak langsung para murid senior membuat murid lainnya kebingungan, kenapa mereka sampai seperti itu pikir prajurit baru karena mereka tidak mengerti permasalahannya."Baiklah, aku ucapkan terima kasih untuk kejutan selamat dari kalian, sebagai hadiah kembalian aku akan berikan kalian semua libur latihan selama tiga hari," ucap Nau Sang."Terima kasih ketua," sahut semua
Pemakaman berjalan dengan lancar tidak ada satupun hambatan, keluarga pelayan yang mati juga sudah merelakan kepergian keluarganya itu, Nau Sang memberi kompensasi yang sepantasnya di terima oleh keluarga pelayannya.Semua sudah selesai tapi masih ada yang belum terselesaikan, Nau Sang masih belum tahu siapa yang membunuh pelayannya itu dan apa alasannya membunuhnya, kenapa pelayannya itu mati di ruang penyimpanan sedangkan para pelayannya tidak mungkin kekurangan uang, Nau Sang yakin dirinya sudah memberi para pelayannya gaji yang cukup.Setelah selesai pemakaman Nau Sang mengumpulkan para pelayan dan penjaga yang ada di rumahnya tanpa terkecuali, Nau Sang ingin memastikan apa selama ini gaji yang diberikannya masih kurang.Semua terdiam menatap Nau Sang memasang wajah serius, mereka sudah bisa menebak kalau Nau Sang mengumpulkan mereka karena pelayan yang baru saja di kubur."Apa kalian tahu kenapa aku memanggil kalian?" Tanya Nau Sang."Tidak Tuan," sahut semua serentak."Seperti y
Nau Sang sudah tahu harus melakukan apa dan mencarinya di mana, orang yang membunuh pelayan itu saat ini masih berada di kota, mata-mata dari kerajaan Namgala itu memiliki nyali yang besar walau sudah membunuh pelayannya masih berani berkeliaran di sekitarnya."Ternyata kamu benar-benar bisa memanggil roh," ucap Aru."Sudah kubilang kamu hanya perlu mempercayai ku, Sekarang aku tidak memiliki waktu untuk berdiam dan hanya berbicara dengan mu, mata-mata yang membunuh pelayanku itu masih berada di kota ini dia memiliki Nyali yang besar karena masih berani tinggal walau sudah membunuh pelayan ku," sahut Nwu Sang."Sepertinya dia mengira dia sangat hebat, mengira pembunuhan yang dilakukannya tidak akan ada yang mengetahuinya benar-benar sangat tidak masuk di akal," sambung Nau Sang yang langsung berjalan pergi."Jadi apa kamu akan Membunuhnya setelah mendapatkannya?" Tanya Aru lagi."Tentu saja, aku malah akan langsung memenggal kepalanya dan mengirimnya ke kerajaan Namgala, tentu saja se
Pangeran Fua bergegas mendatangi ayahnya yang berada di Ruang Baca seperti biasa, sebelum pesta nanti malam Pangeran Fua ingin memberitahu ayahnya tentang mata-mata yang dibunuh oleh Nau Sang, Barang bukti yang sudah dikumpulkan oleh mata-mata itu tentu saja harus diberikan kepada ayahnya.Tok tok tok.Mendengar suara ketukan pintu Raja Tanduq meminta siapapun yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam, Raja Tandua sudah bisa menebak kalau yang datang adalah putranya."Sekarang apalagi," ucap Raja Tandua tanpa menolehkan kepalanya dan fokus memeriksa laporan para menteri."Aku datang hanya ingin memberitahu kalau wakil jenderal Nau Sang baru saja membunuh seseorang," sahut Pangeran Fuah membuat Raja Tandua terkejut.Raja Tandua yakin Nau Sang tidak mungkin membunuh sembarang orang tanpa alasan, lalu kali ini Apa alasannya membunuh seseorang pikirnya."Wakil Jenderal Nau Sang membunuh mata-mata yang mengawasi kerajaan ini, mata-mata itu berasal dari kerajaan Namgala, sepertinya yang suda
Acara yang diselenggarakan oleh Raja Tandua sangat membosankan, sebenarnya bukan hanya pesta kali ini yang membosankan hampir semua pesta sangat membosankan baginya."Haaaaah."Nau Sang menarik nafas panjang berharap pesta cepat berakhir, setelah memberikan hadiah untuk jenderal Yutang Nau Sang ingin segera pulang ke rumahnya.Proooook prooook proooook.Suara tepukan tangan membuat Nau Sang yang hampir tertidur seketika terbangun, Nau Sang melihat ke arah Jenderal Yutang yang menertawakannya pelan karena dirinya hampir tertidur."Sial," umpat Nau Sang."Sebelum mengakhiri pesta mari kita mari kita sama-sama memberikan hadiah untuk mantan Jenderal Yutang yang sudah banyak berjasa, walau mantan jenderal Yutang tetap akan bekerja di kerajaan ini kita memberikan hadiah atas kerja kerasnya," ucap Raja Tandua."Dan sebagai hadiah dari ku aku akan memberikan ini," sambung Raja Tandua meminta beberapa prajurit mengangkat peti yang ada di bawah Raja Tandua."Di dunia ini tidak ada yang lebih b
Tangan Nau Sang menulis surat undangan dan meminta Raja-raja kerajaan datang ke kerajaan Tarum, mereka harus datang untuk pembahasan yang sangat penting.Raja Tandua memoercayakan semuanya karena hanya dirinya yang dapat di percaya untuk meyakinkan Raja kerajaan lain, karena kabar tentangnya pasti sudah menyebar ke berbagai kerajaan."Aku sudah menulis suratnya, kalian berdua antar ke kerajaan yang sudah aku kirim undangannya," ucap Nau Sang"Aku juga," sahut Ancu."Jika kamu tidak mau sama sekali tidak masalah kamu hanya perlu pergi dari ku," ucap Nau Sang."Kejamnya kamu, setelah aku membantu mu masih berani mengusirku," sahut Ancu."Aku tidak melihat ke belakang, sesuatu yang tidak berguna untukku pasti akan langsung kubuang," ucap Nau Sang."Benar-benar kejam dan tidak berperasaan," sahut Ancu."Itu aku, jadi cepat pergi sebelum aku berubah pikiran dan lebih memilih kamu pergi dari ku," ucap Nau Sanb."Berisik sekali, baiklah aku akan pergi sekarang juga, dasar manusia," sahut Anc
Para Raja yang sudah datang menggunakan cara masing-masing berkumpul di dalam sebuah ruangan, Raja Tandua tidak membuang waktu dan bersiap memulai rapat seriusnya, saat ini Raja Tandua masih belum mengatakan apapun karena Nau Sang dan penasehat barunya masih belum tiba."Kita akan menunggu Jenderal kerajaan ku dan penasehat baru ku lebih dulu, saat ini mereka sedang dalam perjalanan kemari," ucap Raja Tandua."Lalu bagaimana dengan wakil jenderal?" tanya Raja Wanum dari kerajaan Mratus"Sayang sekali posisi wakil jenderal saat ini kosong," ucap Raja Tandua membuat semua terkejut mendengarnya."Tunggu, ke mana wakil jenderal Nau Sang kami datang karena dia yang... ." Raja Agih."Maaf terlambat," ucap Nau Sang yang berjalan memasuki ruangan.Semua terdiam dan tidak mengerti apa maksud Raja Tandua, padahal Nau Sang datang tapi kenapa Raja Tandua mengatakan posisi wakil jenderal saat ini sedang kosong."Tidak masalah, kalian berdua masuklah, kami belum membahas apapun," ucap Raja Tandua.
Nau Sang kembali ke rumahnya dengan sangat serius, rapat berhasil dengan sempurna tapi untuk meyakinkan Raja Tandua sepenuhnya dirinya harus membuat susunan secepatnya dan menunjukkan kalau cara yang akan digunakan tidak akan salah dan tidak akan pernah salah.Sekembalinya Nau Sang di dalam kamar belasan kertas besar dibentangkannya memenuhi kamarnya, tanpa henti Nau Sang membuat susunan selama satu hari satu malam.Keringat yang terus menetes membasahi pipinya sama sekali tidak dihiraukan olehnya, setelah semua selesai Nau Sang akhirnya bisa bernafas lega.Nau Sang memperhatikan semua susunan yang baru saja diselesaikannya, semua sudah sangat sempurna dan tidak memiliki sedikit Celah yang akan membuat dirinya kalah."Haaaaaaa."Nau Sang menarik nafas panjang sambil menyandarkan tubuhnya, dirinya ingin beristirahat sejenak sebelum mengantar semua susunan itu dan menjelaskan pada Raja Tandua apa yang ada di setiap susunannya.Nau Sang yang hanya tidur selama 2 jam dibangunkan oleh Aru,