Share

Kejutan

Penulis: Cici aremanita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semua menatap ke arah jenderal Yutang dan Nau Sang, semua prajurit Jenderal Yutang seperti tidak percaya dikatakan oleh Jenderal Yutang baru saja.

Mereka menatap jenderal Yutang yang terlihat sangat serius dengan perkataannya, walau mereka tidak tahu kenapa Jenderal Yutang mengatakan semua itu.

"Aku tahu apa yang sedang kalian pikirkan, aku mengambil keputusan ini secara sepihak tanpa memberitahu kalian lebih dulu," ucap jenderal Yutang.

"Tapi... ."

"Kami bersedia Jenderal," sahut semua serentak membuat jenderal Yutang yang mendengarnya sangat terkejut.

"Tunggu, apa yang baru saja kamu katakan," ucap Jender Yutang tidak percaya apa yang baru saja di dengarnya.

"Kami bersedia menjadi prajurit wakil jenderal Nau Sang," sahut semua prajurit serentak.

Jenderal Yutang terdiam mendengar perkataan para prajuritnya, Jenderal Yutang mengira para prajuritnya akan merasa sedih dan terpukul karena dirinya menyerahkan hampir dari mereka semua ke Nau Sang, tapi mendengar para prajuritmu berkata den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Pelayan Mati

    melihat Hima dan prajurit yang lainnya terdiam Nau Sang sudah tahu apa yang mereka pikirkan, sebelumnya prajurit Jenderal Yutang selalu mengejek mereka mengejek pelatihan yang diajarkannya saat menjadi ketua Hima dan yang lainnya sangat enggan dan ingin menolak mereka semua."Aku tahu apa yang kalian pikirkan, tapi kita tidak bisa menolak mereka, sudah sepantasnya mereka menjadi prajurit ku juga karena Jenderal Tang yang memberikannya, aku harap kalian bisa menahan ego masing-masing," ucap Nau Sang."Apa kalian mengerti!" sambung Nau Sang."Kami mengerti ketua," sahut Hima dan prajurit senior lainnya.Penolakan secara tidak langsung para murid senior membuat murid lainnya kebingungan, kenapa mereka sampai seperti itu pikir prajurit baru karena mereka tidak mengerti permasalahannya."Baiklah, aku ucapkan terima kasih untuk kejutan selamat dari kalian, sebagai hadiah kembalian aku akan berikan kalian semua libur latihan selama tiga hari," ucap Nau Sang."Terima kasih ketua," sahut semua

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mencari Pelakunya

    Pemakaman berjalan dengan lancar tidak ada satupun hambatan, keluarga pelayan yang mati juga sudah merelakan kepergian keluarganya itu, Nau Sang memberi kompensasi yang sepantasnya di terima oleh keluarga pelayannya.Semua sudah selesai tapi masih ada yang belum terselesaikan, Nau Sang masih belum tahu siapa yang membunuh pelayannya itu dan apa alasannya membunuhnya, kenapa pelayannya itu mati di ruang penyimpanan sedangkan para pelayannya tidak mungkin kekurangan uang, Nau Sang yakin dirinya sudah memberi para pelayannya gaji yang cukup.Setelah selesai pemakaman Nau Sang mengumpulkan para pelayan dan penjaga yang ada di rumahnya tanpa terkecuali, Nau Sang ingin memastikan apa selama ini gaji yang diberikannya masih kurang.Semua terdiam menatap Nau Sang memasang wajah serius, mereka sudah bisa menebak kalau Nau Sang mengumpulkan mereka karena pelayan yang baru saja di kubur."Apa kalian tahu kenapa aku memanggil kalian?" Tanya Nau Sang."Tidak Tuan," sahut semua serentak."Seperti y

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mata Mata Lemah

    Nau Sang sudah tahu harus melakukan apa dan mencarinya di mana, orang yang membunuh pelayan itu saat ini masih berada di kota, mata-mata dari kerajaan Namgala itu memiliki nyali yang besar walau sudah membunuh pelayannya masih berani berkeliaran di sekitarnya."Ternyata kamu benar-benar bisa memanggil roh," ucap Aru."Sudah kubilang kamu hanya perlu mempercayai ku, Sekarang aku tidak memiliki waktu untuk berdiam dan hanya berbicara dengan mu, mata-mata yang membunuh pelayanku itu masih berada di kota ini dia memiliki Nyali yang besar karena masih berani tinggal walau sudah membunuh pelayan ku," sahut Nwu Sang."Sepertinya dia mengira dia sangat hebat, mengira pembunuhan yang dilakukannya tidak akan ada yang mengetahuinya benar-benar sangat tidak masuk di akal," sambung Nau Sang yang langsung berjalan pergi."Jadi apa kamu akan Membunuhnya setelah mendapatkannya?" Tanya Aru lagi."Tentu saja, aku malah akan langsung memenggal kepalanya dan mengirimnya ke kerajaan Namgala, tentu saja se

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Menghadiri

    Pangeran Fua bergegas mendatangi ayahnya yang berada di Ruang Baca seperti biasa, sebelum pesta nanti malam Pangeran Fua ingin memberitahu ayahnya tentang mata-mata yang dibunuh oleh Nau Sang, Barang bukti yang sudah dikumpulkan oleh mata-mata itu tentu saja harus diberikan kepada ayahnya.Tok tok tok.Mendengar suara ketukan pintu Raja Tanduq meminta siapapun yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam, Raja Tandua sudah bisa menebak kalau yang datang adalah putranya."Sekarang apalagi," ucap Raja Tandua tanpa menolehkan kepalanya dan fokus memeriksa laporan para menteri."Aku datang hanya ingin memberitahu kalau wakil jenderal Nau Sang baru saja membunuh seseorang," sahut Pangeran Fuah membuat Raja Tandua terkejut.Raja Tandua yakin Nau Sang tidak mungkin membunuh sembarang orang tanpa alasan, lalu kali ini Apa alasannya membunuh seseorang pikirnya."Wakil Jenderal Nau Sang membunuh mata-mata yang mengawasi kerajaan ini, mata-mata itu berasal dari kerajaan Namgala, sepertinya yang suda

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Surat Darinya

    Acara yang diselenggarakan oleh Raja Tandua sangat membosankan, sebenarnya bukan hanya pesta kali ini yang membosankan hampir semua pesta sangat membosankan baginya."Haaaaah."Nau Sang menarik nafas panjang berharap pesta cepat berakhir, setelah memberikan hadiah untuk jenderal Yutang Nau Sang ingin segera pulang ke rumahnya.Proooook prooook proooook.Suara tepukan tangan membuat Nau Sang yang hampir tertidur seketika terbangun, Nau Sang melihat ke arah Jenderal Yutang yang menertawakannya pelan karena dirinya hampir tertidur."Sial," umpat Nau Sang."Sebelum mengakhiri pesta mari kita mari kita sama-sama memberikan hadiah untuk mantan Jenderal Yutang yang sudah banyak berjasa, walau mantan jenderal Yutang tetap akan bekerja di kerajaan ini kita memberikan hadiah atas kerja kerasnya," ucap Raja Tandua."Dan sebagai hadiah dari ku aku akan memberikan ini," sambung Raja Tandua meminta beberapa prajurit mengangkat peti yang ada di bawah Raja Tandua."Di dunia ini tidak ada yang lebih b

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Menulis Surat

    Tangan Nau Sang menulis surat undangan dan meminta Raja-raja kerajaan datang ke kerajaan Tarum, mereka harus datang untuk pembahasan yang sangat penting.Raja Tandua memoercayakan semuanya karena hanya dirinya yang dapat di percaya untuk meyakinkan Raja kerajaan lain, karena kabar tentangnya pasti sudah menyebar ke berbagai kerajaan."Aku sudah menulis suratnya, kalian berdua antar ke kerajaan yang sudah aku kirim undangannya," ucap Nau Sang"Aku juga," sahut Ancu."Jika kamu tidak mau sama sekali tidak masalah kamu hanya perlu pergi dari ku," ucap Nau Sang."Kejamnya kamu, setelah aku membantu mu masih berani mengusirku," sahut Ancu."Aku tidak melihat ke belakang, sesuatu yang tidak berguna untukku pasti akan langsung kubuang," ucap Nau Sang."Benar-benar kejam dan tidak berperasaan," sahut Ancu."Itu aku, jadi cepat pergi sebelum aku berubah pikiran dan lebih memilih kamu pergi dari ku," ucap Nau Sanb."Berisik sekali, baiklah aku akan pergi sekarang juga, dasar manusia," sahut Anc

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Pembicaraan Para Raja

    Para Raja yang sudah datang menggunakan cara masing-masing berkumpul di dalam sebuah ruangan, Raja Tandua tidak membuang waktu dan bersiap memulai rapat seriusnya, saat ini Raja Tandua masih belum mengatakan apapun karena Nau Sang dan penasehat barunya masih belum tiba."Kita akan menunggu Jenderal kerajaan ku dan penasehat baru ku lebih dulu, saat ini mereka sedang dalam perjalanan kemari," ucap Raja Tandua."Lalu bagaimana dengan wakil jenderal?" tanya Raja Wanum dari kerajaan Mratus"Sayang sekali posisi wakil jenderal saat ini kosong," ucap Raja Tandua membuat semua terkejut mendengarnya."Tunggu, ke mana wakil jenderal Nau Sang kami datang karena dia yang... ." Raja Agih."Maaf terlambat," ucap Nau Sang yang berjalan memasuki ruangan.Semua terdiam dan tidak mengerti apa maksud Raja Tandua, padahal Nau Sang datang tapi kenapa Raja Tandua mengatakan posisi wakil jenderal saat ini sedang kosong."Tidak masalah, kalian berdua masuklah, kami belum membahas apapun," ucap Raja Tandua.

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Memberitahu Tentang Mata mata

    Nau Sang kembali ke rumahnya dengan sangat serius, rapat berhasil dengan sempurna tapi untuk meyakinkan Raja Tandua sepenuhnya dirinya harus membuat susunan secepatnya dan menunjukkan kalau cara yang akan digunakan tidak akan salah dan tidak akan pernah salah.Sekembalinya Nau Sang di dalam kamar belasan kertas besar dibentangkannya memenuhi kamarnya, tanpa henti Nau Sang membuat susunan selama satu hari satu malam.Keringat yang terus menetes membasahi pipinya sama sekali tidak dihiraukan olehnya, setelah semua selesai Nau Sang akhirnya bisa bernafas lega.Nau Sang memperhatikan semua susunan yang baru saja diselesaikannya, semua sudah sangat sempurna dan tidak memiliki sedikit Celah yang akan membuat dirinya kalah."Haaaaaaa."Nau Sang menarik nafas panjang sambil menyandarkan tubuhnya, dirinya ingin beristirahat sejenak sebelum mengantar semua susunan itu dan menjelaskan pada Raja Tandua apa yang ada di setiap susunannya.Nau Sang yang hanya tidur selama 2 jam dibangunkan oleh Aru,

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Terselesaikan

    Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Raja Sanwan

    Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Jenderal Ran

    Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Peperangan Besar Di Mulai

    Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Dia Lagi

    Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Persiapan Kerajaan Musuh

    Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Sudah Benar Benae Siap

    Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Prajurit Bantuan

    Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengaku

    Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta

DMCA.com Protection Status