Face sudah pasrah pada nasibnya, menyadari bahwa pergerakan sosok misterius di depannya begitu cepat dan sulit diimbangi. Dengan mata terpejam, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada, mencoba menahan serangan yang bisa memberinya luka fatal.Swuzz Duak! Namun, sesaat sebelum pedang pria itu menghantam Face, tubuhnya terpental jauh ke samping, oleh dua orang yang datang menyelamatkannya dengan menendang penyerang itu secara bersamaan. Sosok misterius itu terhempas, namun mendarat di tanah dengan santai seolah-olah tak terjadi apa-apa. Walau seikit terkejut dengan serangan mendadak yang berhasil menggagalkan serangannya."Cih, kau hampir saja merenggut nyawa sahabatku, tapi ternyata kalah oleh orang seperti ini," sindir Noel dengan nada sinis, berdiri tegap di depan Face bersama salah satu pengawal bayangan terbaik keluarga Clark. "Kau... kenapa ada di sini?" tanya Face, masih terengah-engah, bingung dengan kehadiran Noel."Tuan muda yang menyuruh kami, kalau bukan karena pe
Solomon dan bawahannya melancarkan serangan cepat secara bergantian, menghujani musuh dengan pukulan dan tendangan mematikan. Musuh yang mereka hadapi, sosok pengguna segel Iblis, terpojok dan tak mampu menahan hantaman kejam dari Solomon. Swuzz! Duak! Duar! Dengan gerakan cepat dan kuat, pukulan Pernapasan Alam Solomon menghantam tubuh pengguna segel Iblis, membuatnya jatuh tersungkur di tanah. Debu beterbangan, menciptakan suasana yang dramatis saat tiga bawahan Solomon bersiap untuk melancarkan serangan terakhir. "Sekarang!" teriak Solomon dengan penuh semangat, memberi isyarat kepada anak buahnya. Ketiganya melompat ke udara bersamaan, pedang mereka berkilau di bawah sinar matahari yang terik. Swuzz! Clap! Clap! Clap! Seolah menjadi satu, ketiga pedang itu menembus dada, kepala, dan leher musuh yang sudah tak berdaya. Tubuh pengguna segel Iblis itu bergetar sebelum akhirnya tak bisa bergerak lagi, jiwanya melayang meninggalkan dunia ini. Di sisi lain, Noel dan pasu
Di sisi lain, Harley tampak terengah-engah, keringat bercucuran membasahi wajahnya yang pucat pasi. Tubuhnya ambruk bertekuk lutut di tanah, ditopang oleh pedang yang digenggam erat-erat di tangannya.Harley merasakan tubuhnya terasa perih dan sakit yang amat sangat, efek obat penghilang rasa sakit yang diberikan Face sudah tak ada lagi. "Tubuhku... sudah tak bisa digerakkan lagi, semuanya mati rasa," gumam Harley dengan suara serak. Dia mendongak, menatap Vincen yang sedang bertarung mati-matian dengan pemimpin musuh. "Apa yang harus aku lakukan untuk membantunya?"Rasa sakit di tubuhnya begitu mendalam, mengingat dia awalnya memang sudah terluka parah. Kini, ditambah dengan beban melawan musuh yang begitu kuat, tubuhnya seolah menyerah pada kehendak takdir. Namun, api semangat yang membara di hatinya masih belum padam.Harley menoleh ke arah bawahan Vincen, melihat betapa mereka hanya bisa terpana dan tak mampu melihat gerakan cepat pemimpin musuh. Ketakutan tergambar jelas di wajah
Vincen menatap dengan terkejut saat pemimpin musuh yang dihadapinya tiba-tiba terkena serangan kuat yang datang begitu saja. Sosok yang tiba-tiba menyelamatkannya itu membuat matanya terbelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi."Harley, kau...." suara Vincen tercekat saat ia menyadari bahwa penyelamatnya adalah Harley. Namun, ada perubahan kekuatan yang terjadi pada Harley yang tak pernah Vincen duga sebelumnya. Tubuh Harley tampak mengeluarkan asap hitam, sementara luka-luka di sekujur tubuhnya mengering seketika dan energi spiritual yang menyelimuti tubuh pria itu semakin pekat. Situasi ini membuat Vincen tampak bingung."Apa yang terjadi dengannya?" gumam Vincen dalam hati, penasaran dengan kekuatan mengerikan yang tiba-tiba muncul dalam tubuh Harley. Ia ingin tahu apa yang telah terjadi hingga Harley bisa memiliki kekuatan seperti itu."Apa Anda masih mampu melanjutkan pertarungan, Tuan Muda?" tanya Harley dengan nada penuh kepedulian sambil mengulurkan tangannya p
Sementara itu, pemimpin musuh yang sebelumnya tersungkur di tanah, kini telah bangkit kembali. Dia menatap tajam ke arah Vincen dan Harley yang berdiri di dalam gedung tua, tempat di mana dia sebelumnya terhempas keluar akibat tendangan Harley."Hmph, ternyata mereka masih punya kemampuan tersembunyi," gumam sosok pemimpin musuh dengan ekspresi waspada.Swizz!Mata pemimpin musuh membelalak penuh kaget saat melihat Harley dan Vincen melesat ke arahnya dalam kecepatan penuh.Namun, dia tak mau kalah. Pemimpin musuh pun menggunakan seluruh kecepatannya untuk berlari ke arah Vincen terlebih dahulu.Swut!Duak!Pukulan Vincen dan pemimpin musuh itu akhirnya saling bertemu, menimbulkan gelombang angin besar yang mengguncang sekitar mereka.Duar!Ledakan dahsyat terjadi, menghancurkan tanah di sekitar tempat pertarungan sengit itu. Vincen dan pemimpin musuh sama-sama terhempas ke belakang.Swut!
Pemimpin musuh benar-benar berubah menjadi sosok Iblis yang menakutkan. Tubuhnya berwarna kehitaman, serupa dengan arang yang telah terbakar. Mulutnya terbuka lebar, menampakkan taring-taring tajam nan mengerikan, dan tangannya dilapisi oleh cakar-cakar panjang yang siap mencabik daging. Di punggung sosok tersebut, sayap yang terbentuk dari energi spiritual menjulang tinggi, seolah siap membelah langit dan membuatnya melayang di udara. "Tuan muda, kekuatannya meningkat secara drastis," gumam Harley dengan suara serak, menatap sosok mengerikan itu dengan mata yang terbelalak. Vincen memperhatikan musuhnya dengan ekspresi tenang namun tajam. "Aku menyadarinya, kita harus lebih waspada dan berhati-hati," ujarnya dengan suara rendah, mengepalkan tangannya erat sambil bersiap untuk melancarkan serangan. Harley mengangguk, menarik napas dalam-dalam untuk mengumpulkan kembali fokusnya. Dia menghembuskan napas perlahan, memusatkan kembali energinya pada pertarungan yang kian sengit.
Asap tebal perlahan menguap, Vincen dan Harley terlihat berdiri terengah-engah dari kejauhan, tersapu oleh cahaya matahari yang cukup terik.Groaar!Raungan mengerikan bergema dari pusaran kawah besar, akibat serangan dahsyat yang baru saja dilancarkan oleh Vincen.Vincen menatap Harley dengan mata yang penuh tekad, pandangan mereka terkunci satu sama lain, seolah merasakan ikatan batin yang menghubungkan pemikiran mereka. Dengan senyuman singkat, mereka mengangguk bersamaan, menegaskan tekad bersama.Bagaikan pasangan elang yang bersiap terbang, mereka berdua melompat ke udara dengan garis sinar matahari yang menyala di langit. Energi spiritual putih dan merah yang dimiliki Harley dan Vincen bersatu dalam harmoni, menciptakan siluet raksasa berwarna putih merah yang melintasi cakrawala, menciptakan pemandangan yang memukau dan menggetarkan jiwa.Solomon dan Noel menengadah ke atas dengan mata terbelalak, terpana melihat siluet raksasa be
Beberapa hari berlalu setelah pertarungan mengerikan yang terjadi dipinggiran kota. Terlihat Vincen perlahan-lahan membuka matanya, cahaya lembut menembus jendela kamar tempat ia terbaring.Veronica, yang telah setia berada di sampingnya, segera menyadari perubahan itu. Dengan mata berkaca-kaca dan hati yang berdebar, ia mendekatkan diri ke samping tempat tidur."Vincen, kamu sudah bangun?" suaranya bergetar, penuh harapan dan kekhawatiran.Vincen mencoba mengumpulkan kekuatannya, rasa sakit yang masih tersisa dari pertarungan itu terasa menghujam setiap inci tubuhnya. Namun, saat matanya bertemu dengan Veronica, sebuah senyum lemah terukir di wajahnya. "Veronica... aku...," suaranya serak, ia menelan ludah, berusaha keras untuk berbicara.Veronica segera menggenggam tangan Vincen, air matanya jatuh membasahi pipi. "Tidak usah bicara dulu," ucapnya berusaha menenangkan.Vincen mengangguk perlahan, matanya tidak lepas dari Veronica. Ia mer
Vincen berdiri di depan jendela besar rumahnya, pandangannya kosong melintasi langit malam yang penuh bintang. Tangan kanannya yang menggenggam telepon genggam sedikit gemetar. Wajahnya yang tadinya tegang dan pucat perlahan mulai menunjukkan raut lega saat mendengar berita tersebut dari ujung telepon. "Apa benar-benar semua telah dikalahkan, Master?" suaranya terdengar serak, mencari kepastian."Iya, Tuan Clark. Semua sudah beres. Tidak perlu khawatir lagi," jawab suara di seberang sana, tegas dan menenangkan.Seketika, otot-otot yang tegang di leher Vincen melunak. Dia menutup matanya, menghela napas panjang dan mengusap muka dengan kedua tangannya. Pria itu kemudian berjalan pelan menuju sofa, duduk dengan letih. Rasa cemas yang selama ini menderanya perlahan menguap, digantikan oleh rasa syukur yang dalam.Vincen menatap ke atas, mengucap syukur dalam hati. Kepalanya yang tadinya dipenuhi oleh ketakutan dan kecemasan tentang apa yang mungkin terjadi pada orang-orang di sekitarnya
Dentuman keras menggema, membuat tanah di bawah mereka bergetar dan debu mengepul tinggi ke udara. Saat kekuatan mereka berdua saling beradu satu sama lainTubuh Harley bergetar karena kekuatan yang baru saja dia lepaskan. Matanya menyala tajam, energi spiritualnya mengalir seperti sungai yang deras. Di depannya, Lizzy dengan cekatan menahan serangannya dengan pedang yang ia oegang, menciptakan gelombang energi yang bertabrakan dengan pukulan Harley.Asap perlahan mulai menghilang, Lizzy berdiri tegak, pedangnya masih terjulur ke depan, tapi nafasnya terengah-engah menandakan usaha yang ia keluarkan.Harley, di sisi lain, masih terpaku di posisinya, matanya terpaku pada sosok Lizzy yang ternyata mampu menahan serangannya. Ada rasa kagum yang bercampur dengan kegigihan dalam dirinya, mengetahui bahwa pertarungan ini akan lebih sulit dari yang dia bayangkan.Dengan gerakan yang begitu cepat, Harley dan Lizzy saling menyerang dengan serangan dahsyat yang bertenaga. Benturan energi spirit
Harley melihat ke sekitar arena pertarungan. Setelah mengalahkan lawannya, matanya mencari sosok Solomon yang terlihat berada dalam kesulitan. Dengan langkah cepat dan pasti, Harley melompat melewati pohon dan bebatuan yang ada dibawahnya, bergegas menuju Solomon yang tampak kewalahan.Solomon, dengan tubuhnya yang sudah renta, berusaha menangkis serangan dengan teknik pernapasan Alam. Wajahnya terlihat pucat dan keringat membanjiri dahi, menunjukkan betapa dia berjuang untuk bertahan. Harley, dengan mata yang tajam dan gerakan cepat, langsung menghampiri, mengayunkan pukulan kuat ke arah sosok lawan Solomon. membuatnya sosok tersebut terhempas jauh ke belakang."Anda tidak apa-apa?!" teriak Harley bertanya sambil berdiri didepan pria tua itu. Solomon, dengan napas yang tersengal, hanya bisa mengangguk pelan dan mencoba untuk tetap berdiri.Sosok yang terhempas barusan, terlihat terbang kembali ke arah Harley, melakukan serangan cepat.Namun, Harley dengan gerakan lincah, melindungi
Lotar segera waspada saat menatap sosok yang membangkitkan energi spiritual Iblis. Dia tahu betul bahwa pengguna energi spiritual kegelapan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.Menarik napas dalam-dalam, Lotar memutuskan untuk tidak menahan kekuatan lagi. Dia melepaskan seluruh energi spiritualnya yang mendalam dan kuat."Hahaha... bagus, gunakan semua kekuatanmu, pak tua!" seru pengguna energi spiritual kegelapan dengan nada mengejek, sambil melayang di udara bak sosok yang menguasai langit.Swuz!Tak ada yang menduga, Lotar tiba-tiba menghilang dari tempatnya. Hanya terdengar ledakan dahsyat saat dia melompat ke atas dengan kecepatan luar biasa.Sosok pengguna energi spiritual kegelapan tersenyum mengejek, seolah sudah tahu akan serangan Lotar. Dia dengan mudah menahan serangan pukulan dahsyat dari Lotar, tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga.Duak!Gelombang angin menerjang sekitar mereka akibat benturan pukulan Lotar yang ditahan oleh sosok pengguna energi kegelapan dengan s
Harley berdiri dengan tegap, tatapan matanya terkunci pada sosok yang dengan tenang menahan serangannya.Tanah di bawah kaki mereka terbelah, membentuk jurang kecil, dan debu berterbangan mengelilingi area pertarungan mereka. Sosok tersebut, dengan ekspresi yang tidak terbaca, membetulkan posisi kakinya, menyiapkan diri untuk serangan berikutnya.Harley, dengan kecepatan kilat, melancarkan pukulan lain, namun Sosok itu hanya mengangkat tangan kanannya dan dengan mudahnya mengalihkan serangan tersebut. Gerakan Sosok itu begitu tenang dan terkendali, seolah-olah dia sedang berada dalam latihan rutin bukan dalam pertarungan sengit.Harley merasakan emosi yang mulai membuncah di dalam dadanya, dia tidak pernah bertemu lawan yang seakan meremehkannya seperti itu. Setiap serangan yang dia lancarkannya hanya seperti angin lalu bagi Sosoj tersebut.Kemarahan dan kekaguman bercampur dalam pandangannya, namun dia tidak akan menyerah. Dengan rahang yang mengeras, Harley mengumpulkan seluruh kek
Langit malam yang gelap berpadu dengan gemerisik dedaunan yang tertiup angin kencang, menciptakan suasana yang mencekam di tengah pepohonan yang rimbun. Di kejauhan, cahaya obor dari para pemuja Iblis menerangi area sekeliling mereka, membentuk lingkaran yang terang benderang. Sementara itu, dari balik kegelapan, Lotar, Harley, Face, Solomon dan bawahannya bersembunyi di balik pepohonan besar, mata mereka fokus memantau setiap gerakan pemuja Iblis. Wajah mereka tegang, penuh konsentrasi, tangan mereka memegang senjata yang siap digunakan.Lotar, memberi isyarat untuk mendekat. Dia berbisik, "Sekarang atau tidak sama sekali." Mereka mengangguk, mengerti akan tugas yang harus dilakukan. Perlahan, mereka bergerak keluar dari persembunyian, mengatur langkah agar tidak mengundang perhatian.Solomon, dengan pisau panjang di tangannya, memimpin langkah. Harley dan Face mengikuti di belakang, sementara Lotar bergerak melingkar, mencari sudut yang lebih baik untuk menyerang. Mereka mendekat,
Sementara itu, di kediaman keluarga Clark, suasana hati para penghuni rumah sedang riang gembira. Vincen menemui keluarga pujaan hatinya, Veronica, ditemani oleh Nenek Elma yang kini menjadi wali untuknya."Kami semua sudah sepakat untuk menggelar pernikahan mereka berdua satu Minggu lagi, bagaimana pendapat Anda, Nyonya Ritsu?" tanya Pak Tua Shancez dengan penuh antusias, sebagai wakil pembicaraan keluarga Shancez."Jika itu keinginan kalian, aku tidak keberatan sama sekali. Malahan, aku juga ingin segera memiliki cicit dari mereka berdua," jawab Elma sambil tersenyum hangat, melirik Vincen dan Veronica yang duduk bersebelahan.Semua anggota keluarga Shancez tersenyum bahagia, merasa lega karena tidak ada penolakan dari pihak keluarga Vincen.Veronica terlihat sangat bahagia. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya dia akan dapat bersanding dengan pria yang telah mencuri hatinya selama ini.Mereka pun melanjutkan obrolan dengan santai, sambil menikmati hidangan makan malam yang lezat.
Matahari terbenam perlahan, memberikan cahaya temaram yang melapisi bukit pinggiran kota Helsia.Solomon dan para bawahannya bergerak cepat saat sudah sampai diwilayah tujuan, menuruni jalan setapak yang berliku, memenuhi perintah Vincen. Daun-daun kering berderak di bawah tapak sepatu mereka, mengumumkan kedatangan mereka kepada siapa pun yang mungkin mendengar.Di kejauhan, Solomon melihat siluet Lotar, Harley, dan Face yang bersembunyi di balik semak-semak, mengintai gerak-gerik kelompok pemuja kekuatan Iblis. Mereka tampak tegang, mata mereka tajam mengawasi setiap gerakan yang mencurigakan.Solomon memberi isyarat kepada bawahannya untuk bergerak lebih hati-hati. Mereka merunduk, menghindari siluet yang bisa terlihat oleh musuh. Udara dingin malam semakin menambah ketegangan.Sesampainya di posisi yang lebih dekat, Solomon dan timnya bergabung dengan Lotar dan yang lainnya. Lotas berbisik. "Ada dua belas orang yang kemungkinan akan melakukan ritual di sana," ujarnya sambil menun
Harley pun akhirnya setuju untuk bersembunyi, walau sebenarnya dia ingin bertarung dengan orang-orang tersebut.Mereka segera mencari tempat persembunyian yang aman di ruangan tersebut. Lotar melirik ke sekeliling, menemukan ruang kecil di belakang tumpukan kotak kayu tua. Ia memberi isyarat pada Harley dan Face untuk mengikutinya ke sana."Ssst, jangan berisik," bisik Lotar saat mereka memasuki ruang kecil itu, bersembunyi di balik kotak-kotak kayu.Harley dan Face menahan napas, mencoba untuk tidak membuat suara apa pun. Mereka melihat sekelompok orang berpakaian hitam itu berkumpul di tengah ruangan, berbicara dengan suara yang pelan dan serius. Lotar mencoba untuk mendengarkan percakapan mereka, mencari informasi penting yang bisa digunakan nanti.Salah satu orang berpakaian hitam melihat ke arah tempat mereka bersembunyi, membuat jantung Lotar berdegup kencang. Namun, untungnya orang itu tidak mendekati mereka dan melanjutkan percakapannya dengan yang lain.Tiba-tiba, seorang pr