Share

Bab 152

Di sisi lain, Harley tampak terengah-engah, keringat bercucuran membasahi wajahnya yang pucat pasi. Tubuhnya ambruk bertekuk lutut di tanah, ditopang oleh pedang yang digenggam erat-erat di tangannya.

Harley merasakan tubuhnya terasa perih dan sakit yang amat sangat, efek obat penghilang rasa sakit yang diberikan Face sudah tak ada lagi. "Tubuhku... sudah tak bisa digerakkan lagi, semuanya mati rasa," gumam Harley dengan suara serak. Dia mendongak, menatap Vincen yang sedang bertarung mati-matian dengan pemimpin musuh. "Apa yang harus aku lakukan untuk membantunya?"

Rasa sakit di tubuhnya begitu mendalam, mengingat dia awalnya memang sudah terluka parah. Kini, ditambah dengan beban melawan musuh yang begitu kuat, tubuhnya seolah menyerah pada kehendak takdir. Namun, api semangat yang membara di hatinya masih belum padam.

Harley menoleh ke arah bawahan Vincen, melihat betapa mereka hanya bisa terpana dan tak mampu melihat gerakan cepat pemimpin musuh. Ketakutan tergambar jelas di wajah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status