Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 359. Elemental Naga Petir

Share

359. Elemental Naga Petir

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-10 21:43:15

Setelah hari yang penuh dengan percakapan serius dan keputusan yang menggantung, malam itu menjadi saksi keputusan besar yang akan diambil Seruni. Ia telah memikirkannya matang-matang sejak Rendy menyampaikan niatnya. Di kamarnya yang dipenuhi aroma melati, ia duduk di depan jendela besar yang menghadap ke taman teratai. Bulan purnama bersinar terang, seolah menyinari jalannya.

Pintu diketuk pelan.

“Masuk,” kata Seruni lembut.

Rendy melangkah masuk, wajahnya tampak serius namun penuh harap. Ia berdiri beberapa saat, memandang Seruni yang terlihat begitu tenang, seolah sedang berbicara dengan dirinya sendiri.

“Aku sudah memutuskan,” kata Seruni akhirnya, menatap Rendy dengan mata yang memancarkan keteguhan. “Aku akan membantumu, Tuan Muda. Jika ini memang satu-satunya cara untuk menyempurnakan Elemental Naga Petir di tubuhmu, aku siap melakukannya.”

Rendy tampak lega, meskipun ia tahu keputusan ini bukanlah hal yang mudah bagi Seruni. “Terima kasih, Seruni. Aku tidak akan pernah melupa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   360. Nisan Pedang Kabut Darah

    Malam itu, di tengah keheningan setelah ritual kultivasi ganda, Jade Dragon di tubuh Rendy tiba-tiba bergetar hebat, seolah merespons panggilan yang tak bisa diabaikan. Getarannya begitu kuat hingga membuat tubuh Rendy limbung. Aura emas yang biasanya melingkupinya berubah menjadi merah gelap, penuh dengan energi yang mengancam.“Rendy, ada apa?” tanya Seruni dengan nada cemas, tetapi Rendy hanya mengangkat tangan, memberi isyarat agar dia tidak mendekat.“Aku... tidak tahu,” gumam Rendy. “Tapi ini seperti... panggilan. Jade Dragon ingin aku pergi.”Tanpa menunggu jawaban, tubuh Rendy dilingkupi cahaya naga yang mengangkatnya dari tanah. Dalam sekejap, ia melesat pergi, meninggalkan semua orang yang masih terpaku di tempatnya. Seruni, Selina, dan yang lainnya hanya bisa memandang dengan kebingungan dan kekhawatiran.Saat Rendy tiba di Lembah Roh Kultivator, tempat itu dipenuhi dengan aura mistis yang berat. Langit di atasnya tampak gelap dengan pusaran energi merah darah. Di pusat lem

    Last Updated : 2025-01-11
  • Kebangkitan Naga Perang   361. Godaan Shin Kang dan Pedang Kabut Darah

    Getaran hebat dari Pedang Kabut Darah semakin intens, membuat tanah di sekitarnya retak. Energi merah gelap menyebar seperti kabut yang menyeramkan, memenuhi lembah dengan aura yang membawa ketakutan mendalam. Keenam Roh Kultivator berdiri dalam formasi, masing-masing mengerahkan energi spiritual mereka untuk meredam kekuatan dari Nisan Pedang Spiritual.Aiden mengangkat kedua tangannya, cahaya biru yang dingin memancar dari tubuhnya, menciptakan lingkaran perlindungan di sekitar nisan. “Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi! Shin Kang harus tetap tersegel!”Guang Yu berdiri di sampingnya, tombak emas di tangannya bergetar, memancarkan aura yang berat. “Rendy, tetap di tempatmu! Jangan biarkan suara itu mempengaruhimu!”Namun, Rendy tidak bisa mengabaikan suara di dalam hatinya. Suara Shin Kang semakin jelas, seperti bisikan yang terus-menerus menarik perhatiannya. Aura merah gelap yang berasal dari Pedang Kabut Darah terasa begitu akrab, seolah memanggil jiwa terdalam Rendy.“Bocah!

    Last Updated : 2025-01-11
  • Kebangkitan Naga Perang   362. Menyegel Pedang

    Rendy berdiri terpaku, tubuhnya dikelilingi aura emas yang berdenyut dengan gelombang energi naga. Di depannya, Pedang Kabut Darah bergetar hebat, memancarkan cahaya merah darah yang mengancam, seolah-olah sedang berusaha melepaskan diri dari belenggu yang terakhir. Suara Shin Kang terus menggema di dalam pikirannya, menggoda, memaksa, merayu dengan janji-janji kekuatan yang tidak terbatas.“Lihatlah mereka, bocah,” suara Shin Kang terdengar tajam. “Para Roh Kultivator itu? Mereka lemah. Bahkan talisman segel mereka tidak bisa menahan kekuatanku. Kau tahu apa artinya ini? Aku adalah pilihan terbaikmu. Dengan kekuatanku dan Pedang Kabut Darah ini, tak satu pun dari musuhmu akan bertahan. Bahkan Zhang Wei akan jatuh tanpa perlawanan.”Di sisi lain, Abigail, dengan napas tersengal-sengal, berusaha bangkit dari tanah. Wajahnya yang biasanya tenang sekarang penuh kepanikan. “Rendy!” serunya, suaranya dipenuhi kepedihan. “Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Kau harus membantu kami! Jangan

    Last Updated : 2025-01-11
  • Kebangkitan Naga Perang   363. Melawan Takdir Langit

    Tanpa ragu, Rendy maju dan mendekati Pedang Kabut Darah yang masih bergetar hebat.Dengan satu tarikan yang penuh determinasi, Rendy mencabut Pedang Kabut Darah dari Nisan Spiritual. Cahaya merah darah menyembur dari bilahnya, memenuhi langit dengan aura gelap yang mencekam. Pedang itu terasa hidup di tangannya, denyut kekuatan yang seolah menyatu dengan napasnya sendiri. Tubuhnya diliputi energi yang luar biasa—kekuatan yang bahkan belum pernah ia rasakan sebelumnya.“Aku akan mengembalikannya setelah menghadapi Zhang Wei,” ucap Rendy dengan suara yang tegas, tapi ada nada kepedihan di balik kata-katanya. “Ambisi Zhang Wei lebih mengerikan daripada Shin Kang. Dunia membutuhkan kekuatan ini untuk menghentikannya.”Keenam Roh Kultivator menatapnya dengan ekspresi terkejut dan kekecewaan mendalam. Aiden Lee melangkah maju dengan tatapan penuh ketegasan. “Rendy, kau tak mengerti apa yang kau lakukan! Pedang itu bukan sekadar senjata, tapi entitas yang hidup dengan haus akan darah. Ia akan

    Last Updated : 2025-01-11
  • Kebangkitan Naga Perang   364. Rendy vs Enam Roh Kultivator

    Aura pertempuran memenuhi udara saat keenam Roh Kultivator mengelilingi Rendy, masing-masing memancarkan kekuatan spiritual mereka yang luar biasa. Rendy berdiri di tengah lingkaran itu dengan Pedang Kabut Darah di tangannya, aura merah gelap menyelubungi tubuhnya seperti kabut mematikan.“Jangan salahkan aku kalau kalian terluka! Aku tidak ingin melukai kalian!” seru Rendy, nada suaranya menunjukkan campuran keputusasaan dan ketegasan.Namun, Aiden Lee menjawab dengan tatapan dingin. “Kalau begitu, lepaskan pedang itu, Rendy. Sebelum semuanya terlambat!”Lao Jin maju lebih dulu, energi emas yang berbentuk naga mengelilinginya. “Kau keras kepala, Rendy. Tapi aku tidak akan membiarkan Shin Kang kembali, meskipun itu berarti melawan muridku sendiri!”Dengan gerakan cepat, Lao Jin menyerang, tinjunya mengarah ke dada Rendy, membawa kekuatan spiritual yang cukup untuk menghancurkan gunung kecil. Rendy mengangkat Pedang Kabut Darah, menangkis serangan itu dengan mudah.BOOOM!Tabrakan ener

    Last Updated : 2025-01-11
  • Kebangkitan Naga Perang   365. Mengeluarkan Shin Kang

    Rendy menggenggam Pedang Kabut Darah dengan erat, merasakan kekuatan dahsyat yang mengalir ke tubuhnya. Aura merah pekat menyelimuti dirinya, dan perlahan, aura pembunuh mulai tampak semakin nyata. Matanya sedikit berubah, dengan semburat merah yang memancarkan energi gelap.“Bagaimana rasanya memegang pedang spiritual paling kuat di dunia?” suara Shin Kang terdengar dari dalam pedang, suaranya dingin namun penuh daya pikat.Rendy menghela napas berat, tetapi rasa ingin tahunya tak dapat ia tahan. “Luar biasa… seperti tubuhku dipenuhi kekuatan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.”Shin Kang tertawa kecil, tawa yang penuh dengan kesombongan. “Tentu saja, bocah. Pedang ini adalah mahakarya, senjata yang bisa mengubah nasib seorang kultivator. Tapi itu hanya permulaan. Kekuatan sebenarnya baru bisa kau rasakan jika aku… dibebaskan.”Rendy menatap pedang itu dengan ragu. “Bagaimana cara mengeluarkanmu?” tanyanya. Dalam benaknya, ia sadar bahwa ia membutuhkan Shin Kang untuk sepenuhn

    Last Updated : 2025-01-11
  • Kebangkitan Naga Perang   366. Tawaran Aiden Lee

    Aiden Lee berdiri dengan tubuh yang masih dipenuhi luka, tetapi tangannya terangkat untuk menunjukkan sebuah Talisman Rune yang bersinar lembut dengan cahaya keemasan. Rune itu terlihat rumit, seakan ditulis dengan tangan seorang ahli. Aura yang terpancar darinya terasa kuat dan memancarkan energi spiritual murni.“Rendy,” panggil Aiden dengan suara tegas namun tidak memaksa. “Jika kau benar-benar tidak mau meninggalkan Pedang Kabut Darah dan bersikeras menggunakan kekuatan Shin Kang, maka aku punya satu solusi yang akan menguntungkan kedua belah pihak!"Rendy menatap talisman itu dengan penuh tanya. “Apa itu, Guru?”“Talisman ini,” jelas Aiden sambil memperlihatkan rune yang melayang di antara tangannya, “bisa mengekang kekuatan Shin Kang. Jika kau membebaskannya dari Nisan Pedang Spiritual, kekuatannya akan terbatasi hingga hanya setengahnya. Dengan begitu, ia tidak akan menjadi ancaman bagi dunia, sekaligus memastikan kau tetap bisa mengendalikan Pedang Kabut Darah tanpa terpengaru

    Last Updated : 2025-01-12
  • Kebangkitan Naga Perang   367. Keputusan Rendy

    Rendy membuka matanya perlahan, tatapannya tajam namun penuh dengan ketenangan yang baru ditemukan. Ia menatap Pedang Kabut Darah di tangannya, kemudian bergantian memandang para gurunya yang terluka namun tetap berdiri teguh, siap menghadapi apapun demi melindungi dunia dari ancaman kegelapan.Suara Shin Kang bergema lagi, kali ini lebih mendesak. “Jangan dengarkan mereka, bocah! Mereka hanyalah pengecut yang takut pada kekuatan sejati! Kau tahu, hanya aku yang bisa memberimu keunggulan melawan Zhang Wei. Dunia ini tidak layak untuk dilindungi—kau harus menguasainya! Akua kan membuatmu menjadi Penguasa Dunia!"Namun, suara itu tidak lagi mengusik pikiran Rendy seperti sebelumnya. Ia mengambil napas dalam-dalam, menguatkan hatinya. Pandangannya kembali pada Aiden Lee, yang masih memegang Talisman Rune di tangannya.“Guru,” kata Rendy, suaranya mantap. “Aku menerima talisman rune itu. Aku akan membebaskan Shin Kang dengan batasan yang aman. Aku percaya, kekuatan sejati tidak hanya data

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   483. Konflik Berlanjut

    Clara menatap tajam ke arah Rendy, matanya menyala dengan amarah yang tak tertahankan. "Jangan kau kira tindakanmu ini akan mengubah kebencianku padamu!" suaranya dingin, nyaris menggigit, tanpa sedikit pun nada terima kasih.Rendy menghela napas panjang, mencoba memahami kekerasan hati Clara. Wajahnya dipenuhi kebingungan, tetapi suaranya tetap tenang. "Aku terus mencarimu, Clara! Buat apa aku membunuhmu? Apa untungnya bagiku?" katanya, menatapnya lekat-lekat, mencari celah di balik tatapan penuh kebencian itu.Clara menyilangkan tangan di dadanya, dagunya sedikit terangkat, menegaskan keangkuhannya. "Aku tidak percaya padamu! Aku datang untuk memperingatimu. Berhenti mencari Kekuatan Tertinggi, atau kami akan menghancurkanmu!" suaranya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena tekad yang membaja.Rendy mengernyit. "Kekuatan Tertinggi? Apakah organisasi itu yang membuatmu membenci aku?" tanyanya, mencoba menelisik lebih dalam.Clara tak menjawab. Dengan santai, ia melangkah ke b

  • Kebangkitan Naga Perang   482. Sahabat Atau Musuh Lama?

    Rendy menatap tubuh wanita yang berdiri di tengah kekacauan Klub Red Lotus. Gaun merahnya berkibar pelan, seolah ikut menari bersama cahaya lampu temaram yang berpendar di langit-langit. Aroma alkohol, asap rokok, dan keringat bercampur menjadi satu dalam udara yang berat. Mata Rendy menyipit, mengamati siluet wanita itu."Kenapa aku merasa mengenalnya?" pikirnya, langkahnya perlahan mendekat."Nona, ada masalah apa sampai kamu mengacau di Klub Red Lotus ini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh kewaspadaan.Plok! Plok! Plok!Tepukan tangan menggema, menggantikan hiruk-pikuk yang sempat mereda. Wanita bergaun merah itu tetap membelakanginya, tubuhnya tegak, aura misterius menguar dari setiap gerakannya."Apa kita perlu memanggil bantuan, Tuan Muda?" suara manager klub terdengar penuh kehati-hatian."Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" Rendy menjawab, tetap melangkah maju.Sebuah tawa kecil menggema, renyah namun menusuk."Hihihi ... selamat datang, Jendral Wang!"Suara i

  • Kebangkitan Naga Perang   481. Masalah di Klub Red Lotus

    Tok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu menggema di dalam ruangan, menginterupsi atmosfer hangat yang tercipta antara Rendy dan Jessy. Rendy yang duduk di sofa menoleh dengan malas, sementara Jessy menghela napas panjang, kesal karena momennya terganggu."Siapa?" tanya Jessy, suaranya tajam, penuh ketidaksabaran.Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah pucat seorang pria berseragam hitam. Ia adalah manager klub, tampak gelisah, peluh mulai bercucuran di pelipisnya."Gawat, Chief! Ada sedikit masalah di Klub!" katanya dengan suara bergetar. Matanya sekilas melirik ke arah Rendy, lalu cepat-cepat menunduk saat melihat ekspresi tajam pria yang dikenal sebagai Naga Perang—sosok legendaris di dunia gelap Khatulistiwa.Jessy melipat tangan di dadanya, wajahnya penuh kejengkelan. "Masalah kecil saja tidak bisa kamu tangani! Bagaimana kamu bisa mempertahankan jabatanmu?"Seakan darahnya terkuras, wajah manager itu semakin pucat. Ia menelan ludah, tidak berani menatap Jessy."Apa yang terjad

  • Kebangkitan Naga Perang   480. Romansa Rendy dan Jessy

    Dalam keheningan yang hanya diisi suara dengungan komputer, Jessy menatap layar dengan penuh konsentrasi. Cahaya biru dari monitor memantul di wajahnya yang tegang, memperlihatkan garis-garis kelelahan yang tersembunyi di balik sorot matanya yang tajam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sesekali berhenti untuk meneliti setiap baris kode dengan seksama. Rendy berdiri di belakangnya, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik kencang, matanya tak berkedip menatap layar holografik yang terus berubah di hadapan mereka."Aku menemukannya," bisik Jessy, suaranya bergetar oleh ketegangan yang nyaris tak tertahankan. "Ada lokasi yang tersembunyi dalam sistem mereka... Ini bukan sekadar markas biasa, Ketua. Ini pusat dari segalanya."Rendy mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ada api yang menyala di matanya, kemarahan yang selama ini ia pendam akhirnya menemukan bentuknya. "Di situlah ibuku disekap?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.Jessy menoleh padanya, menatap dalam-dal

  • Kebangkitan Naga Perang   479. Jessy, Sang Ahli Teknologi

    Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta

  • Kebangkitan Naga Perang   478. The New Rendy

    Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"

  • Kebangkitan Naga Perang   477. Kehancuran Huang Corporation

    Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj

  • Kebangkitan Naga Perang   476. Membongkar Penyamaran

    Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng

  • Kebangkitan Naga Perang   475. Hinaan Vera

    HA-HA-HA ...!!!Tawa itu meledak di udara, menggetarkan ruangan dengan gaungnya yang menusuk telinga. Vera Huang menepuk-nepuk pahanya, seolah ucapan yang baru didengarnya adalah lelucon paling konyol yang pernah ada."Ha-ha-ha! Astaga, Rendy! Aku tahu kamu ini miskin dan tidak berguna, tapi aku sungguh tidak menyangka kamu juga pintar membual!" katanya dengan nada mengejek, matanya menyipit penuh penghinaan.Rendy mengepalkan tangan, kuku-kukunya hampir menembus kulit telapak tangannya sendiri. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan penuh amarah. "Aku tidak berbohong! Aku memang Naga Perang yang akan menarik seluruh investasi Wang Industries dari Huang Corporation! Aku sudah muak hidup seperti ini, tanpa kejelasan dan tanpa harga diri!" suaranya bergetar, bukan karena ketakutan, tapi karena tekad yang sudah tak bisa dibendung lagi"Mentang-mentang nama margamu sama dengan nama perusahaan Grade A, terus kamu klaim kalau itu perusahaanmu? Hah! Sungguh lucu dan tak masuk akal!" sind

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status