Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 311. Pedang Darah Kehancuran

Share

311. Pedang Darah Kehancuran

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-02 09:52:30

Rendy Wang melangkah dengan tenang, meski tubuhnya telah penuh luka dan napasnya mulai tersengal. Pedang Elixir di tangannya memancarkan aura Qi Nirvana yang menyala-nyala, bagaikan api abadi yang tidak pernah padam. Namun, Zhang Wei, meski jelas kelelahan dan terluka parah, masih memancarkan energi gelap dari Kuburan Pedang Spiritual. Mata pria itu berkilat dengan semangat perlawanan yang tak mau padam.

"Rendy Wang..." suara Zhang Wei terdengar serak, namun dipenuhi tekad. "Kau membuatku terdesak lebih dari siapapun yang pernah aku hadapi. Tapi jangan berpikir kau sudah menang. Aku akan menunjukkanmu mengapa aku disebut Kultivator Terkuat.

Zhang Wei tiba-tiba mengangkat tangannya ke udara, memanggil seluruh kekuatan Kuburan Pedang Spiritual. Sebuah gemuruh terdengar, seperti ratusan roh meraung dalam penderitaan. Tanah di sekitar mereka bergetar hebat, dan retakan mulai terbentuk di benteng.

"Ritual Jiwa Terakhir-Penyerapan Roh Kuburan!"

Tubuh Zhang Wei mulai menyerap roh-roh dari pe
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   312. Pertarungan Akhir

    Rendy Wang berdiri tegap dengan Pedang Elixir di tangannya, memancarkan aura Qi Nirvana yang semakin kuat. Di hadapannya, Zhang Wei memegang Pedang Darah Kehancuran, sebuah pedang raksasa yang tampak hidup, berdenyut seperti urat nadi, dengan energi merah darah yang menguar ganas. Atmosfer di sekitar mereka terasa begitu berat, seolah dunia sendiri menahan napas untuk menyaksikan pertarungan dua kekuatan dahsyat ini.Zhang Wei menyeringai, meskipun tubuhnya penuh luka. “Rendy Wang, aku akui kau tangguh. Tapi Pedang Darah Kehancuran ini adalah akhir dari semua lawan yang berani menantangku. Bersiaplah untuk mati!”“Kau terlalu percaya diri, Zhang Wei,” jawab Rendy dengan tenang, matanya bersinar dengan tekad. “Felicia Shang tidak hanya memberiku kekuatan penyembuh, tetapi juga teknik pamungkas yang akan mengakhiri kejahatanmu.”Zhang Wei mengayunkan Pedang Darah Kehancuran dengan satu gerakan besar. Tebasan itu menciptakan gelombang energi merah yang memotong tanah, membelah bukit-buki

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kebangkitan Naga Perang   313. Adik Sambung Yang Cantik

    Di Dragon Sky Tower, suasana megah dan modern mendominasi. Lantai atas gedung itu menjadi pusat kendali perusahaan raksasa yang kini berada di tangan Rendy Wang. Setelah pertarungan epik dengan Zhang Wei, Rendy menyadari bahwa kekuatannya belum cukup untuk menghadapi ancaman yang lebih besar. Ia memutuskan untuk mengunjungi Negeri Cakrawala, di mana Selina Khan—Elemental Naga Angin—tengah mengurus cabang perusahaan Dragon Sky. Namun, sebelum keberangkatannya, sebuah kejadian tak terduga mengubah hidupnya.Hari itu, di ruang konferensi utama Dragon Sky Tower, Katrin Chow tengah sibuk mengatur strategi agar perseteruan antara Rendy dan Zhang Wei tetap dirahasiakan dari media dan para pemegang saham. Katrin, dengan gaya profesionalnya, memimpin pertemuan dengan percaya diri.“Tuan Muda, semuanya sudah diatur. Tidak ada satu pun pemberitaan mengenai konflik internal ini yang bocor. Para pemegang saham hanya tahu bahwa kau menggantikan ayahmu sebagai CEO.” Katrin melirik Rendy, yang tampak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kebangkitan Naga Perang   314. Elemental Naga Angin

    Rendy Wang tiba di Negeri Cakrawala, langkahnya mantap menuju Dragon Construction Tower. Meski lelah setelah pertempuran terakhir di Benteng Langit Kegelapan, ia tahu bahwa waktu tidak berpihak padanya. Kekuatan Zhang Wei semakin menjadi ancaman, dan penggabungan Elemental Naga Qi Angin adalah satu-satunya cara untuk menghadapi kultivator yang tak terkalahkan itu.Di ruang utama lantai 100, Selina Khan berdiri memandangi jendela besar yang memperlihatkan kota metropolitan dengan segala keindahannya. Gadis berambut merah itu menoleh ketika pintu terbuka.“Tuan Muda,” sapa Selina lembut namun penuh penghormatan. Ia sedikit membungkuk sebagai bentuk kesetiaan kepada Naga Perang. “Apa yang membawamu ke sini? Aku mendengar kabar kalau kau menghadapi Tuan Zhang di Benteng Langit Kegelapan.”Rendy mengangguk perlahan. ia tidak heran kalau Selina mengetahuinya karena kecerdasan wanita ini di atas rata-rata. Kelihaian Katrin menutupi kejadian di Benteng Langit Kegelapan tidak berpengaruh terha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kebangkitan Naga Perang   315. Hinaan Petugas Keamanan

    Pintu lift terbuka dengan bunyi ding yang tajam. Rendy melangkah keluar, langkahnya santai, jaket cokelat lusuh melindunginya dari dingin yang menggigit.Tak pernah disangkanya akan ada kejadian yang sama persis seperti yang pernah dialaminya di masa sebelumnya.Rendy berjalan santai menuju Lobby yang mengarah ke pintu keluar.Matanya segera bertemu pandang dengan seorang petugas keamanan yang berdiri di depan meja resepsionis, ekspresinya kaku seperti patung batu."Heh! Apa kau karyawan di sini?" Suaranya berat, penuh curiga. Tatapannya menyapu Rendy dari kepala hingga ujung sepatu, seperti ingin menimbang nilai seseorang dari penampilannya saja. "Orang luar tidak diizinkan masuk, apalagi naik ke lantai atas. Kami harus memeriksa identitasmu!"Rendy mendengus kecil, memasukkan tangannya ke saku jaket, lalu menjawab dengan tenang, "Aku tamu Selina Khan."Ucapan itu, seolah memantik tawa. Lima petugas keamanan yang mengelilinginya meledak dalam gelak tawa yang menggema di koridor. Suar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kebangkitan Naga Perang   316. Lelang Artefak Kuno

    Baru saja Rendy meninggalkan gedung perkantoran Dragon Construction, ponselnya berbunyi. Tertera telepon dari Selina Khan. Rendy penasaran dengan keinginan Elemental Naga Angin ini karena ia merasakan energi yang cukup besar dari Selina Khan."Tuan Muda, apa Tuan Muda berkenan untuk menginap beberapa hari di Resort Mentari Senja? Akan ada Lelang Artefak Kuno dalam dua hari ke depan di Balai Lelang Lotus Biru."Suara manis dan merdu Selina terdengar dari balik ponsel.Rendy terdiam sejenak, menimbang-nimbang apakah ia akan langsung terbang dengan pesawat jet pribadi ke Negeri Andalas atau be,rtahan di Negara Cakrawala untuk menghadiri lelang artefak."Apa yang menarik dari lelang tersebut? Kenapa aku harus menunda perjalananku?" tanya Renndy dengan sikap yang dingin.Selina yang tidak menduga mendapatkan jawaban dingin dari Rendy melanjutkan bujukannya."Ada lelang Tungku Alkemis Kuno, Pedang Pembunuh Naga, Giok Naga Merah, dan Pil Seribu Tahun yang menjadi bintang dalam lelang ini sel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kebangkitan Naga Perang   317. Pilihan Sulit

    Di ruang rapat eksklusif di lantai atas Dragon Construction Tower, Selina Khan duduk dengan anggun di depan Rendy. Di meja kaca, proyektor mini memancarkan gambar artefak yang akan dilelang di Balai Lelang Lotus Biru."Barang-barang ini bukan sekadar artefak biasa, Tuan Muda," Selina memulai, suaranya lembut namun sarat keyakinan. "Masing-masing memiliki sejarah panjang dan kekuatan unik yang bisa mengubah permainan, bahkan untuk seorang seperti Anda."Rendy menyandarkan tubuhnya ke kursi, kedua tangannya bersilang di dada. "Jelaskan lebih rinci," katanya singkat, matanya tajam menatap proyeksi pertama.Gambar pertama menampilkan sebuah tungku berbentuk bulat, dengan ukiran rumit berbentuk naga yang melilit di permukaannya. Cahaya keemasan samar terpancar dari retakan kecil di tubuhnya."Ini adalah Tungku Alkemis Kuno," jelas Selina. "Diyakini milik seorang alkemis legendaris dari Negeri Langit. Tungku ini mampu mempercepat proses pembuatan pil dan eliksir hingga sepuluh kali lipat, s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kebangkitan Naga Perang   318. Kekuatan Giok Naga Merah

    Di ruang rapat yang remang dengan suasana serius, tatapan Rendy masih tak lepas dari proyeksi Giok Naga Merah. Cahaya merah menyala dari batu giok itu seolah menembus layar, memancarkan aura Qi yang begitu kuat hingga udara di sekitar terasa lebih berat.Rasa panas yang menyengat dirasakan oleh Rendy padahal mereka berada di dalam ruangan bersuhu dingin dengan AC yang menyala 24 jam.Selina juga menyadari perubahan suhu ruangan secara tiba-tiba saat gambar Giok Naga Merah muncul di layar proyektor. Langsung gadis ini mematikan proyektor dan menyalakan lampu ruangan kembali. "Menarik," gumam Rendy, suaranya nyaris tak terdengar. Namun Selina, yang berdiri di sisinya, menangkap perubahan di wajahnya—campuran rasa ingin tahu dan kehati-hatian. "Tuan Muda," Selina berkata, mencoba memecah kesunyian. "Giok Naga Merah memang terkenal dengan kekuatannya yang destruktif. Banyak yang mencoba memilikinya, tapi hampir semuanya gagal mengendalikannya. Legenda bahkan menyebutkan giok ini pernah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kebangkitan Naga Perang   319. Penjelasan Felicia Shang

    Rendy berdiri di balkon ruang VIP gedung Dragon Construction, menikmati hembusan angin malam yang membawa aroma hujan. Matanya menatap jauh ke arah horizon kota metropolitan yang berkilauan seperti lautan bintang. Di belakangnya, suara langkah lembut terdengar, dan ia tahu siapa yang datang. "Felicia," katanya tanpa menoleh."Bagaimana kamu bisa muncul di dunia nyata? Bukankah tempatmu hanya di dalam Lembah Roh Kultivator?" tanya Rendy yang merasa heran dengan kemunculan salah satu roh kultivator kuat dari Nisan Pedang Spiritual.Felicia Shang, wanita berambut hitam panjang dengan sorot mata setajam pedang, berjalan mendekat. Gaun panjangnya berkibar tertiup angin. Meski wajahnya terlihat tenang, ada kekhawatiran yang sulit disembunyikan dalam tatapannya."Aku bisa kemana saja sesuai keinginanku, Rendy. ... aku mendengar tentang rencanamu untuk menghadiri lelang di Lotus Biru," katanya pelan, namun penuh penekanan. "Dan juga tentang ketertarikanmu pada Giok Naga Merah." Rendy hanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   451. Pertarungan Strategi

    Alih-alih melepaskan semburan api besar seperti yang biasa ia lakukan, Rendy memejamkan mata. Napasnya tertarik dalam-dalam, dada naik dan turun seirama dengan denyut nadi yang semakin membara. Di dalam pikirannya, nyala api bukan lagi letusan liar yang menghanguskan segalanya, melainkan bara yang mengendap tenang, meresap ke dalam otot-ototnya, menjalar ke tulang dan mengisi setiap pori-pori kulitnya dengan panas yang tak tertahankan. Saat kelopak matanya terbuka kembali, pandangannya jernih dan tajam. Udara di sekelilingnya bergetar, tidak lagi karena kobaran api, tetapi karena gelombang panas yang keluar dari tubuhnya sendiri. Tanah di bawah kakinya menghangat, udara di sekitarnya beriak seperti fatamorgana di atas gurun pasir. Rendy merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah kekuatan yang lebih terkendali, lebih dalam, dan lebih dahsyat dari sebelumnya. Tanpa ragu, ia menerjang ke depan. Gerakannya nyaris tak terlihat, seperti bayangan yang melesat dalam sekejap. Kecepatan itu bukan

  • Kebangkitan Naga Perang   450. Formasi Kutub Es Ketiga

    Rendy melangkah mantap ke dalam pusaran badai es yang berputar liar di belakangnya. Setiap pijakan kakinya menghasilkan bunyi berderak, merambat ke seluruh permukaan es yang retak seperti suara tulang yang patah. Angin dingin menampar wajahnya dengan kasar, membekukan tiap tarikan napas yang keluar dari bibirnya. Butiran salju yang tajam seperti pecahan kaca menari di udara, menyayat kulitnya hingga perih. Namun, di balik semua itu, tekadnya tetap membara.Di hadapannya, Formasi Kutub Es Ketiga berdiri menjulang, dinding-dindingnya yang runcing seolah hendak menusuk langit kelam. Bayangannya yang megah dan menyeramkan menebarkan aura dingin yang membuat dada Rendy terasa sesak. Setiap langkah yang ia ambil semakin menegaskan keberadaannya di tempat terlarang ini. Suara samar bergema di udara, entah dari mana asalnya, seolah ada sesuatu yang mengamati setiap gerak-geriknya dengan mata tak terlihat.Saat ujung kakinya melewati batas wilayah beku itu, tanah di bawahnya mendadak memancark

  • Kebangkitan Naga Perang   449. Formasi Kutub Es Kedua

    Rendy menarik napas dalam-dalam, udara dingin menusuk paru-parunya, sementara matanya yang tajam menyapu badai salju yang mengamuk di sekelilingnya. Setiap butir salju yang beterbangan seakan menceritakan ancaman, namun tekadnya tak tergoyahkan. Setelah berhasil menaklukkan prajurit es pertama yang menyerang dengan keberanian setara badai itu, ia melangkah ke dalam kegelapan beku Formasi Kutub Es Tujuh Langkah. Angin mengaum lebih liar, menyembunyikan jebakan mematikan di balik tirai putih yang terus berputar.Saat langkah pertamanya menuju formasi kedua, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar hebat, mengirimkan getaran menakutkan ke seluruh tubuhnya. Tanah itu runtuh, menciptakan celah besar seakan ingin menelannya hidup-hidup. Dengan refleks instan, Rendy melompat ke samping, namun matanya menangkap gerakan kilat ... dinding es raksasa melesat dari bawah dan atas, berusaha menjepitnya dalam pelukan maut."Sial!" teriak Rendy, suara yang tertiup angin seolah menyatu dengan rintihan bad

  • Kebangkitan Naga Perang   448. Prajurit Es

    Angin menderu tanpa ampun, menerjang wajah Rendy dengan suhu yang menusuk, seakan ribuan jarum es menyusup ke dalam kulitnya. Di sekelilingnya, salju menari liar, berputar-putar membentuk pusaran putih yang seakan ingin menelan segala sesuatu yang berada di lintasan badai. Di tengah kekacauan itu, dua sosok prajurit es meluncur bak bayangan, melangkah tanpa jejak di atas permukaan salju yang telah membeku kaku.Rendy, yang tengah berlari menyusuri medan yang terselimuti badai, tiba-tiba mengayunkan tubuhnya ke samping. Tepat di saat itulah, sebuah pedang es berkilauan meluncur mendekat, hampir saja menyapu bahunya dengan kecepatan yang mematikan. Udara di sekitar pedang itu bergetar, menampakkan efek membekukan yang menyeramkan pada setiap hal yang disentuhnya."Dekat sekali!" seru Rendy dengan nada terkejut, namun ia tak sempat mengeluh. Dalam satu gerakan refleks, ia memutar badannya dan melayangkan tendangan ke arah bayang-bayang prajurit itu. Namun, tendangannya hanya menyentuh ke

  • Kebangkitan Naga Perang   447. Formasi Kutub Es

    Di balik tirai salju tebal yang menutupi setiap sudut Pegunungan Es Abadi, dunia terlihat seperti lukisan sunyi yang menyimpan keindahan dan kematian sekaligus. Namun, Rendy, dengan tatapan waspada dan langkah yang terukur, tahu bahwa di balik pesona dingin itu tersimpan jebakan mematikan yang dirancang oleh Keluarga Besar Bai. Setiap langkah yang diambilnya terasa bagai melangkah di atas kristal pecah; dingin yang menusuk hingga ke dalam tulang, diiringi oleh ketidakpastian medan yang licin dan berbahaya. Angin kencang menyusup lewat celah-celah antara puncak gunung, mendesis seperti bisikan kematian. Butiran es kecil yang tersapu angin menghantam wajahnya, meninggalkan rasa perih yang membakar, sementara jubah hitamnya menari liar di tengah pusaran salju, kontras dengan hamparan putih yang tak berujung. Rendy menatap sekeliling dengan mata tajam, menyusuri setiap bayangan dan jejak samar yang tertutup salju. Tiba-tiba, ia berhenti. Di bawah langkahnya, ada sebuah bekas jejak yang

  • Kebangkitan Naga Perang   446. Keluarga Besar Terakhir

    Rendy melangkah mantap ke utara, angin dingin menerpa wajahnya, membawa serta butiran salju yang berkilauan di bawah cahaya rembulan. Hembusan napasnya mengepul, seiring dengan tekad yang semakin menguat di dalam dadanya. Ia harus menemui Keluarga Besar Bai secara langsung. Tiga kultivator Bai yang ia biarkan hidup telah menyampaikan pesannya, tetapi ia ragu pesan itu cukup kuat untuk menghentikan mereka."Aku harus memastikan mereka tidak menggangguku saat berhadapan dengan Zhang Wen," gumamnya, kedua matanya menatap lurus ke depan, penuh determinasi.Dalam perjalanannya, Rendy menyadari satu hal: ia telah melewatkan kesempatan menanyakan keberadaan ayahnya kepada Keluarga Xie dan Zhao. Pertarungan sengit dengan mereka telah menyita seluruh perhatiannya, dan kini, hanya Keluarga Besar Bai yang mungkin memiliki jawaban.Pegunungan Es Abadi membentang di hadapannya, rumah bagi Keluarga Besar Bai. Sebuah perkampungan luas tersembunyi di balik lapisan pertahanan berlapis, dengan formasi

  • Kebangkitan Naga Perang   445. Akhir Keluarga Besar Zhao

    Rendy Wang berdiri tegak di antara puing-puing kediaman keluarga Zhao. Angin malam berdesir, membawa aroma debu dan darah yang masih hangat. Kedua pedangnya—Pedang Kabut Darah dan Pedang Penakluk Iblis—berkilauan tajam di bawah cahaya bulan. Di hadapannya, Zhao Tiangxin menatap tajam, jubah patriarknya berkibar ditiup energi qi yang bergetar di sekelilingnya."Naga Perang!" suara Zhao Tiangxin bergema seperti guntur. "Aku akan menunjukkan padamu mengapa aku disebut sebagai Patriark Zhao!"Tangannya terangkat tinggi, telapak tangannya bersinar emas. Dengan satu gerakan sigil tangan, ia menarik energi langit dan bumi. "Formasi Penghancur Langit!"Awan di atas mereka bergolak, berputar membentuk pusaran yang menyedot kekuatan dari sekelilingnya. Udara bergetar, dan dalam sekejap, ratusan tombak qi berwarna emas terbentuk di langit, melayang dengan ujungnya mengarah lurus ke tubuh Rendy.Rendy mengangkat satu alis. "Begitu? Kau pikir formasi ini bisa menghentikanku?"Dengan satu hentakan

  • Kebangkitan Naga Perang   444. Korban Pedang Penakluk Iblis

    Dengan kecepatan yang tak terbayangkan, Rendy melesat ke depan seperti kilatan petir yang menyambar langit. Pedang Penakluk Iblis di tangannya bergetar, memancarkan cahaya merah menyala yang menebarkan hawa kematian di sekelilingnya. Dalam satu tebasan, gelombang energi memancar deras, menggetarkan udara dan menciptakan pusaran angin yang menghantam para praktisi keluarga Zhao dengan kekuatan dahsyat."Kalian yang mencari kematian kalian sendiri! Aku telah memberi kalian kesempatan untuk hidup! Kini, kesempatan itu telah hilang!" teriak Rendy yang bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak kelihatan oleh mata biasa.Wuuusssh!Clash!Jeritan kesakitan menggema saat beberapa dari mereka terpental ke belakang, menghantam dinding dengan keras hingga retakan besar terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, yang lain bahkan tak sempat menghindar—hanya ada kilatan merah yang membelah tubuh mereka, meninggalkan sisa-sisa tubuh yang jatuh dengan suara berdebum ke tanah."Apa ini? Dasar iblis! Ti

  • Kebangkitan Naga Perang   443. Badai Keluarga Besar Zhao

    Malam itu, kediaman Keluarga Besar Zhao dipenuhi ketegangan yang merayap di setiap sudut benteng megah mereka. Cahaya lentera berkelap-kelip, memantulkan bayangan tajam dari para kultivator dan praktisi bela diri yang berjaga. Mata mereka tajam, napas tertahan, tangan menggenggam erat senjata seolah bersiap menghadapi bahaya yang sewaktu-waktu bisa menerjang.Di tengah ruang utama yang dipenuhi aroma dupa, seorang pria tua duduk di singgasananya dengan tenang. Rambut dan janggut putihnya tergerai panjang, namun tubuhnya yang bercahaya menunjukkan bahwa usia bukanlah batasan bagi kekuatannya. Zhao Tiangxin, pemimpin Keluarga Besar Zhao, menatap tajam ke arah seorang pengintai yang baru saja kembali dari misi penyelidikan."Siapa yang cukup kejam menghancurkan Keluarga Besar Xie?" Suaranya berat, penuh wibawa, bergema di seluruh ruangan.Kultivator pengintai itu menelan ludah sebelum menjawab, tubuhnya sedikit gemetar. "Lapor, Tuan Besar! Pembunuh Patriark Xie adalah seorang pemuda yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status