Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 279. Pemimpin Assassin War

Share

279. Pemimpin Assassin War

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 17:14:08

Malam di Resort Red Lotus terasa magis. Cahaya rembulan memantul lembut di permukaan danau buatan yang mengelilingi bangunan utama, memberikan kesan bahwa tempat itu adalah bagian dari dimensi lain. Rendy melangkah melewati gerbang besar dengan ornamen naga emas, pikirannya terus berputar memikirkan pertemuannya dengan Clarissa.

Lorong menuju suite eksklusif Clarissa dipenuhi dengan hiasan-hiasan artistik, dari lukisan abstrak hingga patung-patung modern yang mengilustrasikan elemen naga. Aroma bunga melati dari diffuser memenuhi udara, menciptakan suasana yang menenangkan, namun Rendy tetap waspada. Dia tahu Clarissa bukan hanya sekadar wanita cantik; dia adalah Elemental Naga Api sekaligus pemimpin Assassin War, organisasi bayangan yang bergerak di bidang pembunuhan terorganisir.

Saat tiba di depan pintu suite, seorang pelayan berpakaian rapi menyambutnya. "Silakan masuk, Tuan Muda. Nona Clarissa telah menunggu Anda," katanya dengan senyum sopan sebelum membuka pintu.

Rendy melangka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   280. Hebatnya Clarissa

    Rendy berdiri mematung sejenak ketika Clarissa mendekat, senyum di wajahnya berubah menjadi sesuatu yang lebih hangat, lebih personal. Dalam satu gerakan halus, dia melingkarkan lengannya di sekitar leher Rendy, menariknya mendekat. Napas Clarissa terasa hangat di kulitnya, aroma lembut melati dari tubuhnya memenuhi udara di antara mereka."Kau tahu, Tuan Muda," bisik Clarissa dengan nada menggoda, "Aku selalu tahu kita akan bertemu lagi, meskipun sebagai musuh sekalipun. Tapi sekarang, semua berbeda, bukan?"Sebelum Rendy bisa merespons, Clarissa menutup jarak di antara mereka, bibirnya menyentuh bibir Rendy dengan lembut namun penuh gairah. Rendy terpaku, merasakan campuran hangat dari ketegangan dan kenyamanan dalam ciuman itu. Detak jantungnya yang awalnya stabil berubah menjadi hentakan liar yang seirama dengan keintiman yang tiba-tiba ini.Waktu terasa melambat. Dalam pikirannya, kenangan masa lalu terlintas—Clarissa yang dulu menjadi musuhnya, seorang pemimpin organisasi pembun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Kebangkitan Naga Perang   281. Kultivasi Ganda

    Dalam remang kamar yang masih dibalut aroma bunga mawar lembut, Rendy membuka matanya. Sebuah sensasi aneh menyelubungi tubuhnya—ringan, seperti ada angin sepoi yang mengangkatnya dari dalam. Namun, jauh di bawah kulitnya, sebuah kekuatan membara. Aliran Qi yang begitu deras seakan-akan mendesak setiap nadinya untuk meluap. Ia memijat pelipis, mencoba memahami apa yang tengah terjadi."Apa ini? Energi sebesar ini… dari mana datangnya?" pikirnya, dadanya naik-turun seiring dengan usaha mengontrol napasnya.Sebuah suara menggema di belakangnya, lembut dan sedikit serak. "Tuan Muda? Ada apa? Anda terlihat berbeda…" Clarissa, dengan rambutnya yang masih berantakan dan mata yang memancarkan rasa ingin tahu, menatapnya sambil bersandar pada bantal.Rendy berbalik, matanya menangkap kecantikan Clarissa yang tak teredam meski dalam keadaan tidak rapi. Ada sesuatu yang membingungkan dalam pikirannya. Bagaimana seseorang seperti Clarissa, yang dulu menjadi musuh bebuyutannya, kini berada di sis

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Kebangkitan Naga Perang   282. Menembus Ranah Gold Core

    Malam pertama di mansion mewah itu membawa keheningan yang sempurna bagi Rendy. Ia memasuki ruangan yang ia pilih, sebuah kamar dengan dinding kaca besar yang menghadap ke taman bambu yang tertata rapi. Cahaya bulan menyusup lembut melalui celah tirai, menciptakan bayangan samar di lantai marmer. Di tengah ruangan, ia meletakkan liontin giok dan patung Jade Dragon di sebuah meja rendah berlapis kayu mahoni. Energi spiritual dari dua benda itu seolah menggetarkan udara di sekitar.Rendy duduk bersila di atas alas meditasinya. Napasnya teratur, mengiringi aliran Qi yang bergerak melalui jalur meridiannya. Di dalam tubuhnya, energi itu seperti sungai yang penuh, mengalir deras tetapi tetap terkendali. Ia memusatkan pikirannya pada inti dantiannya, tempat energi spiritual berkumpul.Qi di dalam tubuhnya mulai menyatu dengan energi liontin giok. Liontin itu memancarkan cahaya lembut kehijauan yang meresap ke kulit Rendy, menghangatkan tubuhnya seperti mentari pagi. Ia membentuk segel tanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Kebangkitan Naga Perang   283. Bantuan Clarissa

    Rendy berjalan mendekat, postur tubuhnya santai namun tatapannya penuh arti. "Aku membutuhkan waktu lebih lama di sini," ucapnya dengan nada mantap. "Namun ada satu syarat—kau harus tetap menemaniku, Clarissa."Clarissa mengangkat alisnya, ragu sejenak. "Mengapa, Tuan Muda? Bukankah lebih baik aku memberikanmu privasi untuk berkultivasi?" tanyanya, meski dalam hatinya ada sedikit antisipasi.Rendy menatapnya lekat, lalu mengembuskan napas perlahan. "Aku sudah menyadari sesuatu, Clarissa. Qi yang melimpah dalam tubuhku... itu berasal dari hubungan kita. Kultivasi Ganda. Aku tidak pernah menduganya, tapi efeknya sangat besar. Dan aku berpikir... kita bisa melakukannya lagi."Wajah Clarissa merona, tetapi senyum kecil muncul di sudut bibirnya. "Tuan Muda tahu caranya membuat permintaan yang sulit ditolak," ujarnya setengah bercanda. Ia melangkah mendekat, aroma lembut melati dari rambutnya menguar. "Aku juga mendapatkan banyak manfaat dari Kultivasi Ganda ini. Jika itu yang Tuan Muda ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Kebangkitan Naga Perang   284. Teleportasi Kultivasi

    Pagi itu, Rendy berdiri di ruangan meditasi Safe House dengan patung Jade Dragon di tangannya. Patung itu berpendar lembut, memancarkan energi spiritual yang berdenyut seperti napas hidup. Clarissa berdiri di belakangnya, memperhatikan dengan rasa khawatir yang samar.“Kau masih yakin ingin melakukannya sekarang, Tuan Muda?” tanya Clarissa lagi untuk memastikan, suaranya mengandung nada ragu. “Teleportasi kultivasi bukan teknik sembarangan. Jika energimu tidak stabil, kau bisa terjebak di dimensi perantara.”Rendy mengangguk mantap, matanya tidak meninggalkan patung di tangannya. “Aku tidak punya waktu untuk perjalanan panjang. Nisan Pedang Spiritual di Lembah Roh Kultivator adalah kunci kekuatanku berikutnya. Dengan energi Qi berlimpah ini, aku yakin bisa mengendalikan teleportasi ini. Lagian, aku sudah pernah melakukannya sekali saat mengaktifkan Nisan Pedang Spiritual Guang Yu."Clarissa menggigit bibirnya, lalu menyerahkan sebuah jimat kecil. “Kalau begitu, bawalah ini. Jika kau m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Kebangkitan Naga Perang   285. Ancaman Pedang Spiritual Lao Jin

    Langit di atas Lembah Roh Kultivator mendung kelabu, seolah menekan suasana mencekam yang menyelimuti tempat itu. Suasana yang sama sekali tidak diduga oleh Rendy, karena sebelumnya Lembah Roh Kultivator sangat bersahabat dengannya saat ia mengaktifkan Nisan Pedang Spiritual Guang Yu."Apa yang sedang terjadi pada lembah ini? Kenapa aku merasakan energi kegelapan yang sangat jahat di sini?"Ribuan Nisan Pedang Spiritual hanya terdiam kaku, tampak satu Pedang Spiritual yang bercahaya dan bergetar hebat, membuat Rendy penasaran mendekatinya walaupun terasa olehnya ada penghalang kuat yang menahannya untuk mendekati Pedang Spiritual ini."Aku harus mendekati Nisan Pedang Spiritual ini!" tekadnya dalam hati sehingga ia terus mengerahkan energi Qi untuk melawan kekuatan energi besar yang menghalang dan mendorongnya mundur.Di depan Rendy, Pedang Spiritual Lao Jin bergetar liar, menciptakan suara mendesing seperti jeritan roh yang tak tenang. Aura merah darah mulai merembes keluar, merayap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Kebangkitan Naga Perang   286. Teknik Pembantaian

    BOOOM!Cahaya merah itu menghantam tanah di depan Rendy dengan dentuman dahsyat, menciptakan gelombang kejut yang mengguncang seluruh lembah. Debu dan pecahan batu beterbangan, membuat Rendy terhuyung meski dia sudah bersiap. Uhuk!Tak kuasa menahan gelombang energi yang dasyat membuat Rendy luka dalam dan memuntahkan darah segar dari mulutnya.Saat debu mereda, sebuah sosok tinggi muncul dari pusaran aura merah yang membara di sekitar Pedang Spiritual Lao Jin. Sosok yang semula hanya berupa pusaran merah perlahan-lahan berwujud seperti manusia.Pria itu mengenakan jubah panjang berwarna hitam dengan pola merah menyerupai darah yang mengering. Matanya bersinar keemasan, menusuk seperti belati yang menguliti jiwa. Wajahnya keras dan tanpa ekspresi, tapi ada keganasan yang menguar dari setiap gerakannya. Dia adalah Lao Jin, pemilik Pedang Spiritual yang telah lama menjadi legenda."Penguasa Nisan Pedang Spiritual? Aku tidak melihat sesuatu yang istimewa darimu," kata Lao Jin dengan suar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Kebangkitan Naga Perang   287. Perlawanan Rendy

    Ketika debu mulai mengendap, cahaya kemerahan dari aura Pedang Spiritual Lao Jin berangsur meredup, meninggalkan retakan di tanah yang berkilau seperti bara api. Sosok Rendy berdiri di tengah puing-puing, tubuhnya penuh luka, tetapi matanya menyala dengan tekad yang tak pernah surut. Energi Qi-nya berdenyut liar, nyaris tak terkendali, namun justru itu yang memberinya kekuatan untuk bertahan. Di hadapannya, Lao Jin tersenyum samar. Bukan senyum kekalahan, tetapi senyum penghormatan yang tipis—hampir seperti pengakuan terhadap keberanian lawannya. "Menarik... Aku pikir kau hanya seorang bocah yang terlalu berani dan sampah kultivasi untuk mendekati pusaka ini. Tapi tampaknya kau memiliki potensi yang lebih besar dari yang kuduga," ujar Lao Jin dengan suara rendah, namun masih penuh tekanan."Cuih! Kamu akan melihat kemampuanku yang lain yang akan mengalahkan kesombonganmu!" kata Rendy sambil memuntahkan darah segar lagi."Hahaha ... aku suka semangatmu! Kalau Kau tidak mati maka aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   451. Pertarungan Strategi

    Alih-alih melepaskan semburan api besar seperti yang biasa ia lakukan, Rendy memejamkan mata. Napasnya tertarik dalam-dalam, dada naik dan turun seirama dengan denyut nadi yang semakin membara. Di dalam pikirannya, nyala api bukan lagi letusan liar yang menghanguskan segalanya, melainkan bara yang mengendap tenang, meresap ke dalam otot-ototnya, menjalar ke tulang dan mengisi setiap pori-pori kulitnya dengan panas yang tak tertahankan. Saat kelopak matanya terbuka kembali, pandangannya jernih dan tajam. Udara di sekelilingnya bergetar, tidak lagi karena kobaran api, tetapi karena gelombang panas yang keluar dari tubuhnya sendiri. Tanah di bawah kakinya menghangat, udara di sekitarnya beriak seperti fatamorgana di atas gurun pasir. Rendy merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah kekuatan yang lebih terkendali, lebih dalam, dan lebih dahsyat dari sebelumnya. Tanpa ragu, ia menerjang ke depan. Gerakannya nyaris tak terlihat, seperti bayangan yang melesat dalam sekejap. Kecepatan itu bukan

  • Kebangkitan Naga Perang   450. Formasi Kutub Es Ketiga

    Rendy melangkah mantap ke dalam pusaran badai es yang berputar liar di belakangnya. Setiap pijakan kakinya menghasilkan bunyi berderak, merambat ke seluruh permukaan es yang retak seperti suara tulang yang patah. Angin dingin menampar wajahnya dengan kasar, membekukan tiap tarikan napas yang keluar dari bibirnya. Butiran salju yang tajam seperti pecahan kaca menari di udara, menyayat kulitnya hingga perih. Namun, di balik semua itu, tekadnya tetap membara.Di hadapannya, Formasi Kutub Es Ketiga berdiri menjulang, dinding-dindingnya yang runcing seolah hendak menusuk langit kelam. Bayangannya yang megah dan menyeramkan menebarkan aura dingin yang membuat dada Rendy terasa sesak. Setiap langkah yang ia ambil semakin menegaskan keberadaannya di tempat terlarang ini. Suara samar bergema di udara, entah dari mana asalnya, seolah ada sesuatu yang mengamati setiap gerak-geriknya dengan mata tak terlihat.Saat ujung kakinya melewati batas wilayah beku itu, tanah di bawahnya mendadak memancark

  • Kebangkitan Naga Perang   449. Formasi Kutub Es Kedua

    Rendy menarik napas dalam-dalam, udara dingin menusuk paru-parunya, sementara matanya yang tajam menyapu badai salju yang mengamuk di sekelilingnya. Setiap butir salju yang beterbangan seakan menceritakan ancaman, namun tekadnya tak tergoyahkan. Setelah berhasil menaklukkan prajurit es pertama yang menyerang dengan keberanian setara badai itu, ia melangkah ke dalam kegelapan beku Formasi Kutub Es Tujuh Langkah. Angin mengaum lebih liar, menyembunyikan jebakan mematikan di balik tirai putih yang terus berputar.Saat langkah pertamanya menuju formasi kedua, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar hebat, mengirimkan getaran menakutkan ke seluruh tubuhnya. Tanah itu runtuh, menciptakan celah besar seakan ingin menelannya hidup-hidup. Dengan refleks instan, Rendy melompat ke samping, namun matanya menangkap gerakan kilat ... dinding es raksasa melesat dari bawah dan atas, berusaha menjepitnya dalam pelukan maut."Sial!" teriak Rendy, suara yang tertiup angin seolah menyatu dengan rintihan bad

  • Kebangkitan Naga Perang   448. Prajurit Es

    Angin menderu tanpa ampun, menerjang wajah Rendy dengan suhu yang menusuk, seakan ribuan jarum es menyusup ke dalam kulitnya. Di sekelilingnya, salju menari liar, berputar-putar membentuk pusaran putih yang seakan ingin menelan segala sesuatu yang berada di lintasan badai. Di tengah kekacauan itu, dua sosok prajurit es meluncur bak bayangan, melangkah tanpa jejak di atas permukaan salju yang telah membeku kaku.Rendy, yang tengah berlari menyusuri medan yang terselimuti badai, tiba-tiba mengayunkan tubuhnya ke samping. Tepat di saat itulah, sebuah pedang es berkilauan meluncur mendekat, hampir saja menyapu bahunya dengan kecepatan yang mematikan. Udara di sekitar pedang itu bergetar, menampakkan efek membekukan yang menyeramkan pada setiap hal yang disentuhnya."Dekat sekali!" seru Rendy dengan nada terkejut, namun ia tak sempat mengeluh. Dalam satu gerakan refleks, ia memutar badannya dan melayangkan tendangan ke arah bayang-bayang prajurit itu. Namun, tendangannya hanya menyentuh ke

  • Kebangkitan Naga Perang   447. Formasi Kutub Es

    Di balik tirai salju tebal yang menutupi setiap sudut Pegunungan Es Abadi, dunia terlihat seperti lukisan sunyi yang menyimpan keindahan dan kematian sekaligus. Namun, Rendy, dengan tatapan waspada dan langkah yang terukur, tahu bahwa di balik pesona dingin itu tersimpan jebakan mematikan yang dirancang oleh Keluarga Besar Bai. Setiap langkah yang diambilnya terasa bagai melangkah di atas kristal pecah; dingin yang menusuk hingga ke dalam tulang, diiringi oleh ketidakpastian medan yang licin dan berbahaya. Angin kencang menyusup lewat celah-celah antara puncak gunung, mendesis seperti bisikan kematian. Butiran es kecil yang tersapu angin menghantam wajahnya, meninggalkan rasa perih yang membakar, sementara jubah hitamnya menari liar di tengah pusaran salju, kontras dengan hamparan putih yang tak berujung. Rendy menatap sekeliling dengan mata tajam, menyusuri setiap bayangan dan jejak samar yang tertutup salju. Tiba-tiba, ia berhenti. Di bawah langkahnya, ada sebuah bekas jejak yang

  • Kebangkitan Naga Perang   446. Keluarga Besar Terakhir

    Rendy melangkah mantap ke utara, angin dingin menerpa wajahnya, membawa serta butiran salju yang berkilauan di bawah cahaya rembulan. Hembusan napasnya mengepul, seiring dengan tekad yang semakin menguat di dalam dadanya. Ia harus menemui Keluarga Besar Bai secara langsung. Tiga kultivator Bai yang ia biarkan hidup telah menyampaikan pesannya, tetapi ia ragu pesan itu cukup kuat untuk menghentikan mereka."Aku harus memastikan mereka tidak menggangguku saat berhadapan dengan Zhang Wen," gumamnya, kedua matanya menatap lurus ke depan, penuh determinasi.Dalam perjalanannya, Rendy menyadari satu hal: ia telah melewatkan kesempatan menanyakan keberadaan ayahnya kepada Keluarga Xie dan Zhao. Pertarungan sengit dengan mereka telah menyita seluruh perhatiannya, dan kini, hanya Keluarga Besar Bai yang mungkin memiliki jawaban.Pegunungan Es Abadi membentang di hadapannya, rumah bagi Keluarga Besar Bai. Sebuah perkampungan luas tersembunyi di balik lapisan pertahanan berlapis, dengan formasi

  • Kebangkitan Naga Perang   445. Akhir Keluarga Besar Zhao

    Rendy Wang berdiri tegak di antara puing-puing kediaman keluarga Zhao. Angin malam berdesir, membawa aroma debu dan darah yang masih hangat. Kedua pedangnya—Pedang Kabut Darah dan Pedang Penakluk Iblis—berkilauan tajam di bawah cahaya bulan. Di hadapannya, Zhao Tiangxin menatap tajam, jubah patriarknya berkibar ditiup energi qi yang bergetar di sekelilingnya."Naga Perang!" suara Zhao Tiangxin bergema seperti guntur. "Aku akan menunjukkan padamu mengapa aku disebut sebagai Patriark Zhao!"Tangannya terangkat tinggi, telapak tangannya bersinar emas. Dengan satu gerakan sigil tangan, ia menarik energi langit dan bumi. "Formasi Penghancur Langit!"Awan di atas mereka bergolak, berputar membentuk pusaran yang menyedot kekuatan dari sekelilingnya. Udara bergetar, dan dalam sekejap, ratusan tombak qi berwarna emas terbentuk di langit, melayang dengan ujungnya mengarah lurus ke tubuh Rendy.Rendy mengangkat satu alis. "Begitu? Kau pikir formasi ini bisa menghentikanku?"Dengan satu hentakan

  • Kebangkitan Naga Perang   444. Korban Pedang Penakluk Iblis

    Dengan kecepatan yang tak terbayangkan, Rendy melesat ke depan seperti kilatan petir yang menyambar langit. Pedang Penakluk Iblis di tangannya bergetar, memancarkan cahaya merah menyala yang menebarkan hawa kematian di sekelilingnya. Dalam satu tebasan, gelombang energi memancar deras, menggetarkan udara dan menciptakan pusaran angin yang menghantam para praktisi keluarga Zhao dengan kekuatan dahsyat."Kalian yang mencari kematian kalian sendiri! Aku telah memberi kalian kesempatan untuk hidup! Kini, kesempatan itu telah hilang!" teriak Rendy yang bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak kelihatan oleh mata biasa.Wuuusssh!Clash!Jeritan kesakitan menggema saat beberapa dari mereka terpental ke belakang, menghantam dinding dengan keras hingga retakan besar terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, yang lain bahkan tak sempat menghindar—hanya ada kilatan merah yang membelah tubuh mereka, meninggalkan sisa-sisa tubuh yang jatuh dengan suara berdebum ke tanah."Apa ini? Dasar iblis! Ti

  • Kebangkitan Naga Perang   443. Badai Keluarga Besar Zhao

    Malam itu, kediaman Keluarga Besar Zhao dipenuhi ketegangan yang merayap di setiap sudut benteng megah mereka. Cahaya lentera berkelap-kelip, memantulkan bayangan tajam dari para kultivator dan praktisi bela diri yang berjaga. Mata mereka tajam, napas tertahan, tangan menggenggam erat senjata seolah bersiap menghadapi bahaya yang sewaktu-waktu bisa menerjang.Di tengah ruang utama yang dipenuhi aroma dupa, seorang pria tua duduk di singgasananya dengan tenang. Rambut dan janggut putihnya tergerai panjang, namun tubuhnya yang bercahaya menunjukkan bahwa usia bukanlah batasan bagi kekuatannya. Zhao Tiangxin, pemimpin Keluarga Besar Zhao, menatap tajam ke arah seorang pengintai yang baru saja kembali dari misi penyelidikan."Siapa yang cukup kejam menghancurkan Keluarga Besar Xie?" Suaranya berat, penuh wibawa, bergema di seluruh ruangan.Kultivator pengintai itu menelan ludah sebelum menjawab, tubuhnya sedikit gemetar. "Lapor, Tuan Besar! Pembunuh Patriark Xie adalah seorang pemuda yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status