Home / Pernikahan / Kebangkitan Istri Yang Diabaikan / Bab 6. Diaku Sebagai Lanara

Share

Bab 6. Diaku Sebagai Lanara

Author: Princess Angel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Wei hanya diam. Dia bangkit dari tanah dan mengelap darah di sudut bibirnya lalu kembali berjongkok di sisi makam istrinya dengan kepala tertunduk. 

Tidak ada keinginan dari Wei untuk membalas pukulan Arga ataupun menolak tuduhannya

Dia tahu ini semua memang salahnya. 

Tanpa sengaja dia telah membunuh istrinya sendiri karena sikap dingin dan tidak pedulinya.

Dia memang pantas untuk dipukul!

Tidak ada air mata mengalir dari matanya ....

Bukan berarti Wei tidak bersedih. Semua air matanya sudah terkuras habis sejak kemarin. 

Sekarang yang Wei rasakan hanyalah kosong dan hampa.

Namun, semua itu malah membuat keluarga Ara menjadi semakin marah dan menganggap Wei sangat tidak berperasaan. 

Mereka mengira Wei merasa senang dan bebas atas kepergian Ara.

Tidak ada lagi istri yang tidak diharapkan dan Wei bisa menikah dengan wanita manapun yang dia mau.

"Wei ... tolong kembalikan anak Mama," kata Eva-mama Ara- dengan air mata yang bercucuran. "Ara anak perempuan Mama satu-satunya ... tolong ... tolong kembalikan dia, Wei ... Mama mohon," kata Eva terisak pilu.

"Seandainya saja Ara tidak menikah denganmu, mungkin dia tidak akan menjadi korban dalam kecelakaan itu karena dia tidak akan pernah terbang ke sana," gumam papa Ara penuh penyesalan.

"Semua ini salahku, Pa ... seandainya saja aku tidak menjodohkan Ara dengan Wei, mungkin putri kita saat ini masih berada di sisi kita," kata Eva menyesali diri.

Wei merasa dadanya kian sesak setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Eva. 

Niatnya semula hanya ingin menyadarkan mamanya agar tidak lagi mengatur-atur hidupnya.

Wei benar-benar tidak pernah berniat untuk menceraikan Ara karena dia juga mencintai istrinya itu lebih dari apapun. 

Siapa sangka Ara benar-benar patah arang dan pergi meninggalkannya.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak mau bersabar, Ara ...," gumam Wei pelan dengan mata yang berkaca-kaca.

Tidak ada satupun orang yang peduli pada kesedihannya. Semua menganggap Wei hanya berpura-pura untuk menutupi rasa bersalahnya.

Orang tua Wei tidak bisa mengikuti prosesi pemakaman karena mereka sedang berada di rumah sakit. Ketika mendengar menantu kesayangannya tewas dalam kecelakaan pesawat, Mama Wei langsung masuk rumah sakit akibat terkena serangan jantung.

Dia merasa sangat bersalah kepada Ara dan menyesali putranya yang tidak bisa membahagiakan gadis malang itu.

Sementara itu di sebuah rumah sakit Prancis, tim medis sedang menunggui seorang wanita yang merupakan pasien kecelakaan pesawat di ruang ICU.

"Di ... mana ini?"

Ara membuka matanya dan merasa bingung melihat ruangan yang serba putih mengelilinginya. 

Dia sempat berpikir kalau dirinya saat ini sudah berada di dunia bawah.

Setelah melihat beberapa wanita dan pria berpakaian medis, barulah Ara sadar kalau saat ini dia sedang berada di rumah sakit.

Perawat dan dokter berambut pirang mulai mendekatinya ketika mengetahui Ara telah sadar.

"Halo, bagaimana kabar Nona? Apa yang Nona rasakan saat ini?" tanya salah satu dari mereka ramah.

"Ha-us ...."

Mendengar kata-kata Ara, seorang perawat segera mengambil segelas air dan menyendok kan air tersebut kepadanya secara lembut dan perlahan.

"Terimakasih," kata Ara pelan.

"Kembali," sahut perawat itu ramah. 

Sepasang suami istri, suaminya berambut coklat sementara istrinya berambut hitam tampak memasuki ruang ICU tempat Ara di rawat.

Mereka adalah Paul dan Hanna.

"Bagaimana keadaannya, dok?" tanya Paul setelah berdiri di samping tempat tidur Ara.

"Anda harus bersyukur karena masa kritisnya telah lewat."

"Kapan dia mulai bisa menjalani operasi wajah?" tanya Paul lagi.

Dia merasa kasihan setiap kali melihat wajah tak berbentuk milik putrinya saat ini yang dibebat kain kasa berwarna putih seperti mumi.

"Siapa kalian?" tanya Ara bingung. 

Dia merasa sama sekali tidak mengenal sepasang suami istri yang menanyakan kabarnya kepada dokter yang berjaga di dekat tempat tidurnya.

Ara bertanya-tanya di dalam hati, apakah mereka orang yang menyelamatkannya dari kecelakaan pesawat itu?

"Nona tidak mengenal mereka?" tanya salah satu dokter merasa heran.

"Tidak."

"Ara ... ini Mama, Sayang."  

Hanna tidak dapat menyembunyikan perasaan terlukanya saat mendengar anak semata wayangnya mengaku tidak mengenalinya.

"Sepertinya Nona Ara mengalami amnesia akibat benturan ketika kecelakaan pesawat itu terjadi," kata dokter setelah melihat reaksi Ara kepada Paul dan Hanna.

"Aku tidak hilang ingatan, aku ingat namaku Ara," bantah Ara merasa cemberut.

"Iya sayang, nama panggilanmu memang Ara, itu diambil dari namamu yang sebenarnya yaitu Lanara," kata Paul menjelaskan dengan hati-hati.

Dia khawatir putri semata wayangnya kembali terguncang ketika mengetahui kalau dirinya telah kehilangan ingatan.

Hanna mengangguk sambil menatap Ara penuh semangat.

Dia merasa senang Ara masih mengingat nama kecil yang diberikan olehnya.

Ara terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa untuk menghadapi Paul dan Hanna yang ngotot mengakuinya sebagai anak mereka.

"Dari mana kalian mengetahui kalau aku adalah Lanara?" tanya Ara bingung.

Wajahnya sudah tidak berbentuk dan tidak ada tanda yang menunjukkan identitas pada dirinya. Bagaimana Paul dan Hanna bisa merasa yakin kalau dirinya adalah Lanara?

"Kamu memegang kalung pemberian Mama yang ada tulisan Lanara diatasnya dan Ara di bagian bawahnya. Apakah kamu ingat? Itu adalah benda favorit yang tidak akan pernah kamu lepas sekalipun kamu sedang mandi," jelas Hanna bersemangat. 

"Jadi begitu ...."

Ara mulai mengerti mengapa Paul dan Hanna mengira dirinya sebagai Lanara, rupanya kesalahpahaman ini terjadi karena dia ditemukan sedang memegang kalung yang merupakan identitas gadis disebelahnya. 

Mungkin karena wajahnya terbakar maka kedua orang tua gadis itu jadi tidak bisa membedakan antara dirinya dan Lanara.

"Apakah kalian mengetahui bagaimana kabar wanita yang duduk di sebelahku saat di pesawat? Apakah dia selamat?" tanya Ara lagi sambil menatap Hanna dan Paul penuh harapan.

Setidaknya kalau Lanara masih hidup suatu saat mereka berdua akan bisa menjelaskan kepada Paul dan Hanna kejadian yang sebenarnya.

Kalau hanya dirinya sendiri yang menjelaskan, Ara takut Hanna akan menangis lagi seperti sebelumnya ketika Ara tidak mengakui wanita itu dan suaminya sebagai orang tuanya. 

"Tidak ada korban selamat selain kamu dan seorang pria muda yang saat ini juga sedang di rawat di ruang ICU. Kamu benar-benar beruntung, Sayang," kata Hanna menjelaskan penuh rasa syukur.

Hanna jelas merasa bersyukur karena putrinya luput dari kematian yang tragis seperti itu.

Ara terdiam. Harapannya untuk bekerja sama dengan Lanara menjelaskan kondisi mereka yang sebenarnya langsung sirna.

Ternyata Lanara benar-benar tewas dalam kecelakaan itu. 

Apa yang akan terjadi jika Paul dan Hanna mengetahui kalau putri kesayangan mereka menjadi salah satu korban dalam kecelakaan itu? 

'Mereka pasti tidak akan bahagia jika mengetahui hal yang sebenarnya. Jadi ... apakah aku harus meneruskan semua kesalahpahaman ini?' batin Ara bingung.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zudia
Thor, maaf sebelumnya. bukankah kalau kecelakaan pesawat itu korban harus tes DNA dgn keluarganya ya? lalu di sini kenapa bisa langsung tahu itu Ara dan dimakamkan begitu saja?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 7. Hasil Penyelidikan 

    Tidak ada satupun yang percaya kalau dirinya bukanlah gadis itu sekalipun Paul dan Hanna.'Mungkin ini memang jalan yang diberikan tuhan untukku, agar bisa memulai hidup baru dengan wajah yang baru,' batin Ara pasrah.Ara membayangkan wajah kedua orang tua dan kakak laki-lakinya. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan keluarganya saat mendapat kabar kecelakaan pesawat yang melibatkan dirinya saat itu.Tanpa terasa air matanya mulai mengalir deras."Mengapa kamu menangis, Sayang? Harusnya kamu merasa bahagia karena bisa selamat dari kecelakaan itu," kata Paul merasa khawatir melihat air mata Ara yang mengalir begitu derasnya. "Aku sedih memikirkan wajahku, Papa," kata Ara dengan perasaan canggung sambil menghapus air matanya."Jangan sedih sayang, kami janji akan berusaha mengembalikan penampilan terbaikmu seperti sedia kala," kata Hanna sambil memeluk Ara penuh kasih sayang.***Gundukan tanah basah itu selalu bertabur warna warni bunga yang menebarkan bau harum.

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 8. Sama-sama Kesepian

    Dia ingin tahu bagaimana reaksi Wei saat melihat hasil penyelidikan yang mengarah kepada Rina sebagai dalang di balik ramainya komentar netizen di foto mereka."Ini ... ini tidak mungkin, aku tidak percaya Rina mampu melakukan hal tercela seperti ini," kata Wei merasa tidak percaya kalau apa yang ada ditangannya saat ini adalah sebuah kebenaran."Sialan! Jadi kamu pikir kita semua yang bohong dan wanita itu yang benar?" tanya Arga marah."Bukan ... bukan begitu maksudku," bantah Wei cepat."Mau sampai kapan kamu terus membelanya? Jangan kamu kira aku tidak tahu kalau sebelumnya kamu pernah menyatakan cinta pada wanita itu dan ditolak! Kamu masih terobsesi padanya, 'kan?" tanya Arga sambil menyipitkan mata tidak bisa menyembunyikan kemarahannya."Tidak! Aku malah bersyukur dia telah menolak ku karena belakangan aku baru tahu kalau wanita yang aku cintai sebenarnya adalah Ara, bukan dia," jawab Wei tegas."Apa gunanya kamu mengetahui kalau kamu mencintai Ara di saat adikku itu sudah per

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 9. Permintaan Paul.

    Ara menggelengkan kepalanya dan tersenyum sedih. 'Dia tidak mungkin sedih, aku rasa dia malah bahagia mendengar berita itu karena dia jadi lebih leluasa untuk menikahi kekasihnya,' batin Ara lagi dengan hati yang berdenyut sakit hingga membuatnya tanpa sadar mengerutkan kening."Ada apa? Mengapa wajahmu tiba-tiba terlihat sedih?" tanya Luke perhatian.Dia menyadari perubahan suasana hati Ara dari wajahnya yang tiba-tiba menjadi sangat sedih dan tertekan. Luke tidak mengerti kesedihan apa yang bisa dirasakan oleh gadis secantik Ara? Dia memiliki segalanya dan orang tua yang sangat menyayanginya.'Apakah dia sedih karena orang tuanya sibuk dan tidak bisa menungguinya di sini?' batin Luke menerka-nerka.Mendengar pertanyaan Luke, Ara segera menepiskan bayangan Wei dari pikirannya."Tidak apa, aku hanya sedang teringat pada seseorang," kata Ara sambil menghela napas panjang."Siapa? Apakah kekasihmu?" tanya Luke ingin tahu."Bukan. Aku memang mencintainya, tapi dia tidak mencintaiku," ka

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 10. Pasangan Yang Mesra

    Dia benar-benar ingin bebas dari jeratan keluarga bangsawan ini. Berbagai acara yang dihadirinya dalam waktu satu bulan ini benar-benar membuatnya lelah. Ara bukan tipe orang yang bisa mengenakan topeng kapan saja di wajahnya agar tetap terlihat lemah lembut dan sopan sebagaimana perilaku para bangsawan pada umumnya. Dia terbiasa bersikap bebas dan apa adanya sejak kecil. Apalagi dia dikelilingi oleh kakak laki-lakinya dan Wei yang selalu siap sedia untuk melindunginya kapan dan dimanapun. Di keluarga ini, Ara merasa hidupnya penuh dengan tekanan. Lanara adalah putri yang terlahir dari darah campuran, antara papanya yang bangsawan dan mamanya yang orang biasa saja. Tidak sedikit saudara sepupu yang memandangnya hanya sebelah mata. "Apakah kamu tidak menyukai kehidupan seperti ini?" tanya Paul merasa heran. Bukankah kehidupan mewah dan kelas atas ini banyak menjadi impian para gadis? Mengapa gadis di hadapannya ini malah bersikap tidak peduli dan ingin cepat pergi? "Sejujurnya m

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 11. Pilihan Tepat

    "Di sana pasti sudah malam hari, apakah dia sedang memeluk kekasihnya? Apakah mereka sudah meresmikan hubungan mereka?" gumam Ara tidak dapat menyembunyikan rasa pahitnya.Ara rasa sedih, iri dan cemburu membayangkan wanita lain dalam pelukan Wei, padahal dia sendiri yang sudah menikah dua tahun dengan Wei sama sekali tidak mendapatkan kemewahan seperti itu.Ara merasa kesulitan untuk melepaskan bayangan Wei dari dalam benaknya. Pria itu seperti sudah terpatri di dalam hatinya. Walaupun dia sudah berusaha untuk melupakannya tapi bayangan pria itu selalu menghantui kemanapun dirinya pergi.Suara ponsel membuyarkan lamunannya. Ara menatap layar ponselnya untuk mengetahui siapa yang meneleponnya saat ini. Ini panggilan dari Luke."Halo?" sapa Ara tanpa semangat."Halo, apa aku mengganggumu dengan telepon ini?" tanya Luke sambil mengerutkan kening.Dia bisa mendengar suara tidak bersemangat gadis yang diteleponnya ketika menyapa dirinya."Tidak, aku hanya sedang banyak pikiran, maafkan a

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 12. Bertemu Mantan Kekasih Lanara

    "Mungkin saja ... siapa yang tahu, tapi aku yakin seratus persen kalau pria itu benar-benar telah jatuh cinta kepada putri kita," jawab Paul penuh keyakinan.Dia juga laki-laki, dia bisa melihat bagaimana tatapan penuh asmara dan memanjakan yang dilemparkan Luke kepada Ara."Semoga saja kali ini putri kita tidak akan dikecewakan lagi seperti sebelumnya," kata Hanna penuh harap."Jangan khawatir, Luke berbeda dengan pria sialan itu," kata Paul sambil menepuk bahu istrinya menenangkan.Lagian Paul pikir Ara bukanlah Lanara, tidak ada trauma atas hubungan masa lalu pada dirinya. Jadi kemungkinan Ara menerima cinta Luke jauh lebih besar dari pada Lanara.Paul tidak tahu kalau trauma Ara akan cinta tidak kurang dari Lanara. Bedanya Lanara dikecewakan oleh kekasihnya, sementara Ara dikecewakan oleh suaminya.Di kafe ...."Bisakah setelah ini kamu mengantar aku belanja?" tanya Ara kepada Luke."Tentu, apa yang ingin kamu beli?""Aku ingin beli baju."Luke mengerutkan kening heran."Apakah La

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 13. Abaikan Saja Dia 

    Ara merangkul pinggang Luke dari belakang untuk menahan agar Luke jangan sampai memukuli Joan kembali."Kamu lihat? Lanara masih mencintaiku, buktinya dia menghalangi kamu untuk memukulku kembali ... hehe," kata Joan sambil terkekeh penuh kemenangan dan menghapus darah dari sela bibirnya."Kamu!" Luke bergegas ingin menghajar Joan hingga Ara ikut terseret ke depan."Cukup! Luke, hentikan perkelahian ini!" kata Ara tegas."Tapi dia ....""Mari kita abaikan dia, aku bukanlah Lanara yang dulu, aku tidak punya perasaan apapun dengannya," kata Ara sungguh-sungguh.Luke menoleh ke arah Ara yang masih memeluknya dari belakang. Tubuhnya yang semula tegang menjadi rileks setelah mendengar kata-kata Ara.'Ara benar, dia bukanlah Lanara, aku tidak seharusnya terpancing pada omongan pria sialan ini,' batin Luke sambil menghela napas mencoba meredakan kemarahannya.Melihat Luke yang sudah mulai tenang, Ara pun melepaskan pelukannya."Kamu bohong, kamu masih mencintaiku, 'kan?" tanya Joan kepada Ar

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 14. Sepupu Yang Mendominasi 

    Luke tampak tercengang melihat ara dalam balutan atas bawah yang terlihat modis dan elegan tapi tetap terlihat casual. Gadis dihadapannya jadi terlihat jauh lebih mempesona dibandingkan ketika dia berpakaian sederhana seperti sebelumnya."Apakah tidak bagus?" tanya Ara bingung.Dia kembali mematut dirinya di depan cermin. Namun, Ara merasa setelan ini benar-benar bagus dan sesuai dengan seleranya. Mengapa Luke tidak berkomentar apa-apa?"Ehm ... pakaian itu sangat bagus dan sesuai sekali untukmu," kata Luke setelah sadar dari keterpanaannya."Benar bagus?" tanya Ara tidak yakin.Dia khawatir Luke hanya pura-pura menyetujui pilihannya karena tidak ingin membuatnya kecewa."Itu benar-benar bagus, bahkan aku sampai terpana," kata Luke mengakui dengan telinga yang memerah."Oke, kalau begitu aku pilih yang ini," kata Ara sambil kembali ke ruang ganti.Tiba-tiba ponsel Luke berdering. Dia mengerutkan kening melihat nama penelepon yang tertera di layar ponselnya. Wajah Luke tampak semakin

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 189. Melahirkan

    Reza dan Eva diam tidak berkutik. Memang benar awalnya mereka mengira Wei tidak bisa masak dan khawatir Ara akan keracunan makanan. Mana mereka tahu kalau Wei ternyata pandai memasak makanan selezat itu.Beberapa waktu telah terlewati, berat badan Ara mulai meningkat setelah mendapatkan perawatan dari Wei. Eva dan Reza kini benar-benar bisa menarik napas lega.Wajah Ara pun lebih bersinar penuh kebahagiaan ketika usia kandungannya semakin bertambah. Dia dan Wei sudah bisa merasakan pukulan dan tendangan sang bayi di dalam kandungannya melalui permukaan perut ketika sedang diusap atau di pegang.Hubungannya dengan Paul dan Hanna pun tetap berjalan seperti biasa walaupun Hanna akhirnya mengetahui kalau dirinya bukanlah Lanara yang asli."Bagaimana kabarmu dan anak di dalam kandunganmu?" tanya Hanna penuh perhatian ketika dia menelepon Ara."Aku baik Ma, anak di dalam kandunganku juga baik," jawab Ara sambil tersenyum bahagia mendapat perhatian dari semua orang yang di kasihnya."Mama

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 188. Tidak Ada Lebih

    Wei benar-benar tidak menyangka kalau Ara akan berkata seperti itu. Tadinya dia berpikir hanya dirinya saja yang akan merasa kehilangan dan bersedih atas perpisahan ini, ternyata istrinya juga mengalami hal yang sama."Percaya tidak? kali ini Papamu tidak akan mengusir aku," kata Wei sambil tersenyum menatap ara penuh kasih."Benarkah?" tanya Ara tidak percaya."Yakin!""Apakah Papa membatalkan syarat itu?""Sepertinya begitu, semua ini karena calon anak kita," kata Wei sambil mengusap punggung bawah Ara pelan."Apakah kamu benar-benar akan dibiarkan tinggal disini bersamaku?" tanya Ara was-was.Dia benar-benar tidak yakin kalau papanya akan berubah pikiran. Setahu Ara papanya adalah orang yang konsisten dan tidak akan pernah berubah pikiran jika sudah memutuskan tentang suatu hal. Bisakah kali ini papanya membuat pengecualian karena calon cucunya yang belum lahir?"Aku akan menemanimu tinggal di sini dan memasak. Bukankah kamu ingin masakan yang aku masak?" tanya Wei sambil mencubit

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 187. Takut

    Kekhawatiran Eva pun menjadi kenyataan. Ara benar-benar tidak bernafsu untuk makan apapun, dia hanya memakan manisan buah tanpa dibarengi dengan nasi dan lauk-pauk. Ini mengakibatkan tubuh ara yang sudah ramping menjadi semakin kurus."Pa, apakah tidak sebaiknya kita biarkan saja Wei datang ke sini dan memasak untuk adikku?" tanya Arga sambil mengerutkan kening ketika melihat Ara dari kejauhan.Tubuh adiknya itu dari hari kehari menjadi semakin kurus. Ini benar-benar membuat Arga menjadi prihatin dan khawatir."Iya Pa, Sudahlah demi kebaikan anak dan cucu kita, sebaiknya kita mengalah saja. Batalkan syarat satu tahun tidak bertemu itu. Mama khawatir terjadi apa-apa sama Ara," kata Eva dengan mata berkaca-kaca menatap wajah suaminya.Reza menatap istri dan anak laki-lakinya dengan tatapan tidak berdaya. Dia juga sebenarnya sudah ada pikiran ke arah sana. Reza bisa melihat perkembangan kondisi Ara yang dari hari ke hari semakin lemah karena tidak mau makan. "Baiklah. Arga, kamu jemput

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 186. Ingin Masakan Wei

    "Aku ikut!" kata Arga tiba-tiba."Tidak!" sahut Eva dan Reza bersamaan."Mengapa tidak?" tanya Arga bingung."Kamu tidak lihat? Ara muntah-muntah hebat setelah melihatmu, apakah kamu ingin adikmu itu muntah terus gara-gara melihatmu?" tanya Eva sambil melotot ke arah Arga."Kamu harus menghindar dari adikmu selama tiga bulan kehamilan awal agar dia tidak terlalu tersiksa karena terus mengeluarkan makanan yang ada di perutnya."" ... " Arga tidak dapat berkata-kata mendengar apa yang orang tuanya katakan.Dia mentap kedua orang tuanya dengan tatapan menyalahkan. Bukankah semua ini karena ulah kedua orang tuanya yang ingin memisahkan adiknya dari Wei? Mengapa sekarang dia yang harus menanggung akibatnya?Dibenci tidak hanya oleh Ara tapi juga oleh calon keponakannya yang belum lahir.Di kantor, Wei tampak menatap ke luar jendela sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.Ini baru sebulan, tapi rasanya seperti se abad. Wei tidak henti berdoa agar istrinya benar-benar hamil. Ha

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 185. Tersenyum Menggemaskan

    Wuzini terdiam, setahun memang bukan waktu yang lama untuk sebuah restu, tapi masalahnya apakah keduanya tidak akan terpikat pada orang lain selama waktu yang ditentukan itu?"Mereka meminta aku dan Ara berpisah selama setahun. JIka selama setahun itu perasaan kami tidak berubah, barulah mereka akan kembali merestui hubungan kami.""Apakah kamu yakin kalau kamu dan istrimu akan bisa menjaga kesetiaan masing-masing selama satu tahun itu?" tanya Wuzini tidak yakin."Yakin."Wuzini hanya menghela napas panjang melihat tekad anak laki-lakinya untuk mendapatkan restu dari keluarga istrinya kembali. Dia hanya menepuk bahu Wei sebelum mengajak anaknya itu masuk ke dalam kantor untuk membahas masalah pekerjaan.Ara dan Arga masuk ke dalam rumah tanpa banyak bicara. Ara masih marah karena kakaknya mengajukan syarat yang begitu sulit untuknya dan Wei. Satu tahun bukanlah waktu yang sebentar, bagaimana kalau suaminya itu malah jatuh cinta pada wanita lain dan benar-benar menceraikannya?Arga me

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 184. Syarat Mendapat Restu

    Arga menyerbu masuk ke dalam kantor Wei tanpa basa basi. Dia langsung menuju Wei dan ingin menghajarnya namun, di halangi oleh Ara."Minggir!" kata Arga sambil mendelik marah ke arah adiknya."Tidak, kakak tidak boleh memukulnya!" Kata Ara keras kepala menatap kakaknya yang sedang marah."Kamu tidak tahu malu berlindung pada perempuan!" kata Arga sambil menunjuk Wei yang ada di belakang Ara." ... " Wei tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab kata-kata Arga. Bukannya dia tidak mau berhadapan dengan kakak iparnya, tapi Ara sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk maju. Wei takut jika dia memaksa maju maka Ara akan marah kepadanya.Baginya lebih baik membiarkan Arga marah dari pada Ara yang marah kepadanya."Dia suamiku, tidak ada salahnya aku melindunginya!" kata Ara seperti induk ayam yang menjaga anak-anaknya."Tapi aku kakakmu!""Tapi kamu mau menyakiti suamiku!""Itu karena kamu!""Tidak, itu bukan karena aku, tapi karena keegoisanmu sendiri ... kamu tahu betul bagaimana

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 183. Algojo  

    "Kita baru berpisah tadi malam," kata Ara tidak tahu apakah harus menangis atau tertawa mendengar kata-kata Wei."Tapi buatku itu seperti sudah lama sekali," kata Wei mengerucutkan bibirnya sedih.Kebiasaan itu benar-benar buruk. Dia telah terbiasa tidur dengan istrinya, hingga ketika Ara pergi, Wei benar-benar tidak bisa tidur sampai pagi. Anehnya sampai detik ini juga matanya benar-benar cerah dan sama sekali tidak mengantuk. "Matamu ada lingkaran hitamnya, apakah tadi malam kamu tidak tidur nyenyak?" tanya Ara sambil melihat ke arah mata Wei."Aku tidak bisa tidur tanpamu," jawab Wei lebih seperti keluhan."Bagaimana kalau kamu istirahat sekarang?""Apakah kamu akan menemani aku?""Ya.""Oke," kata Wei sambil membopong tubuh istrinya masuk ke dalam kamar tempatnya biasa tidur jika bekerja lembur di kantor.Setelah membaringkan Ara, Wei juga naik ke atas kasur dan membaringkan dirinya di sebelah Ara."Mengapa kamu masih belum tidur?" tanya Ara setelah beberapa waktu berlalu Wei mas

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 182. Sangat Merindukan 

    Pagi yang cerah. Namun, suasana di perusahaan milik Wei malah terlihat suram. Semua karyawan dan staf di perusahaan itu tampak tertekan karena suasana hati sang bos sepertinya sedang tidak baik-baik saja.Tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Bahkan salah tanda koma dalam berkas yang akan di tanda tangani oleh Wei pun bisa membuatnya ngamuk. Joy hanya meringis ketika para staf mengeluh dan menanyakan ada apa sebenarnya dengan bos mereka. Tidak biasanya Wei bersikap seperti saat ini. Mereka benar-benar merasa tersiksa dan tertekan menghadapi sikap Wei yang tidak seperti biasanya itu."Mungkinkah Bos kita itu salah makan?" tanya salah satu staf kepada Joy."Jangan menduga yang aneh-aneh! Kerjakan saja tugas kalian dengan baik agar tidak dimarahi lagi," kata Joy sambil berlalu dari hadapan semua staf yang menemuinya.Joy sendiri tidak berani menanyakan langsung kepada Wei, apa yang menjadi masalah sebenarnya hingga dia menunjukkan sikap seperti itu."Mungkin nyonya Ara tahu apa yang s

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 181. Perpisahan 

    "Ehm ... tidakkah sebaiknya kita tanyakan saja kepada Ara, apakah dia ingin pulang mengikuti kalian atau tetap di sini?" Wuzini yang sejak awal bersikap pasif mulai mengeluarkan suaranya.Semua tatapan mata langsung tertuju kepada Ara. "Kamu harus ikut kami pulang. Papa menunggumu di rumah, dia sedang tidak sehat," kata Arga dengan nada tidak ingin di tolak."Kamu memaksanya," geram Wei."Kamu benar, aku memaksanya!""Kamu ... kamu ...."Wei merasa seperti tercekik dan tidak bisa berkata-kata ketika mendengar pengakuan Arga yang blak-blakan."Papa sakit apa, Kak?" tanya Ara mulai merasa cemas."Kamu akan tahu jika kamu pulang," jawab Arga datar.Dia tidak ingin memberitahukan kepada Ara kalau papanya hanya terserang flu biasa. Jika Ara tahu tentu saja adiknya ini tidak akan mau pulang ke rumah mereka saat ini juga. Adapun mengapa papanya tidak mau ikut adalah karena papanya sudah terlalu kesal dengan Wei dan keluarganya.Sejak berita kematian putrinya, Reza memang selalu menghindar

DMCA.com Protection Status