Share

BAB 9

Penulis: Nenghally
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah makan malam selesai, suasana di rumah keluarga Wijaya masih diselimuti keheningan. Namun, di balik keheningan itu, ada badai yang berkecamuk di dalam hati Felix. Dengan langkah cepat dan penuh tekad, ia menuju kamar adiknya, Rio, yang berada di lantai atas.

Felix membuka pintu kamar Rio tanpa mengetuk, langsung memasuki ruangan dengan wajah yang penuh amarah. Rio, yang sedang duduk santai di tempat tidurnya dengan sebuah buku di tangan, mendongak dan menatap kakaknya dengan tenang.

Dia sudah bisa menebak bahwa percakapan ini tidak akan berjalan dengan baik, tetapi dia tetap tenang, menunggu apa yang akan Felix katakan.

"Kenapa kau kembali? Dan kenapa kau ingin memimpin perusahaan?" tanya Felix dengan nada tajam dan penuh kekhawatiran. Sorot matanya menunjukkan kecemasan yang mendalam, seolah-olah kehadiran Rio mengancam posisinya dalam keluarga.

Rio meletakkan bukunya dengan tenang di atas meja samping tempat tidur, kemudian menatap kakaknya dengan pandangan yang tajam. Tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Vya Kim
anjayy baguuuss, mampus Erika...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 10

    Suasana di rumah Tuan Anggara sangat tenang, dengan hanya terdengar suara angin yang berhembus lembut melalui pepohonan di taman belakang. Ruangan utama dipenuhi cahaya hangat dari lampu gantung kristal yang tergantung di langit-langit. Tuan Anggara sedang duduk di ruang kerjanya yang luas, memeriksa beberapa dokumen penting di meja kayu mahoni yang besar.Di luar, suasana malam yang hening memberikan ketenangan tersendiri. Semua orang di rumah telah beristirahat, kecuali Tuan Anggara yang masih tenggelam dalam pekerjaannya. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, matanya tetap tajam dan penuh perhatian, seperti biasa saat dia menyelami bisnis yang telah dia bangun selama puluhan tahun.Namun, ketenangan itu segera terpecah saat dering telepon yang tergeletak di meja sampingnya berbunyi. Tuan Anggara mengambilnya dengan tenang, melihat nama yang tertera di layar sebelum menjawabnya."Alyn," gumamnya pelan, sedikit terkejut namun tetap tenang."Ayah, putuskan semua kontrak kerja sama k

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 11

    "Aku siap menghadapi hari ini," gumam Alyn pada dirinya sendiri saat dia bangun pagi itu, merasakan semangat yang mengalir dalam tubuhnya.Dia berjalan ke cermin, menatap bayangannya dengan tekad yang tak tergoyahkan. "Hari ini, aku akan mengambil kembali kendaliku," lanjutnya, suara dalam hatinya terdengar semakin kuat.Alyn mulai merias diri, mengusap lembut wajahnya dengan bedak yang memberikan kesan natural, namun tetap menonjolkan keanggunannya. "Kau harus bersinar lebih terang, Alyn," dia berbicara pada refleksinya di cermin, sambil merapikan rambutnya yang jatuh dengan indah di bahunya.Setelah puas dengan penampilannya, Alyn memilih setelan kerja terbaiknya, mengenakan blazer hitam yang elegan, dipadukan dengan rok pensil dan blus putih.Sebelum berangkat, Alyn kembali menatap cermin, memastikan setiap detailnya sempurna. "Aku siap," dia mengucapkan dengan penuh keyakinan, mengambil tas kerjanya dan melangkah keluar kamar.Saat Alyn membuka pintu kontrakannya dan melangkah kel

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 12

    Begitu lampu di dalam lift padam dan kegelapan menyelimuti mereka, Alyn merasakan dunia di sekitarnya mulai berputar. Detak jantungnya berpacu semakin cepat, napasnya tersengal-sengal dalam kegelapan yang pekat."Alyn, tenang...," suara Rio terdengar samar di telinganya, tetapi itu tidak cukup untuk menahan tubuhnya yang mulai kehilangan kekuatan.Dengan sekejap, lutut Alyn melemas, dan sebelum Rio sempat meraih tangannya, dia terjatuh ke lantai lift, pingsan tanpa suara.Rio merasakan kepanikan menguasainya. Dalam kegelapan yang mencekam, dia meraba-raba, mencari Alyn yang tergeletak di lantai. "Alyn! Bangun!" seru Rio, suaranya penuh kekhawatiran, namun Alyn tidak merespons.Di dalam lift yang kini menjadi ruang tertutup yang menyesakkan, Rio hanya bisa memeluk Alyn, berharap seseorang di luar sana akan segera menyadari apa yang terjadi pada mereka.Rio merogoh saku jasnya dengan tangan yang gemetar, mencari ponselnya di tengah kegelapan yang menekan. Setelah berhasil menemukannya,

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 13

    Kata-kata itu menusuk Alyn seperti pisau. Dia merasakan amarah dan rasa sakit bercampur dalam dadanya, namun dia menahan diri, tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan orang-orang kantor.Alyn mengeraskan hati dan mencoba fokus pada pekerjaannya, meskipun hatinya berdenyut kencang akibat tuduhan kejam Felix. Felix mungkin bisa berkata apapun yang dia mau, tapi Alyn tidak akan membiarkan dirinya jatuh hanya karena komentar kejam darinya."Aku harus kuat," bisiknya pada diri sendiri sebelum merapikan berkas di atas meja.Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Nama Dokter MJ muncul di layar, membuat Alyn terkejut."Alyn, saya ingin mengajak Anda untuk konsultasi lebih lanjut tentang Nyctophobia Anda," suara Dokter MJ terdengar tenang namun tegas di ujung sana.Alyn terdiam sejenak, meresapi kenyataan bahwa dia mungkin harus menghadapi sesuatu yang lebih dalam dari sekadar ketakutan biasa. "Baik, Dok. Kapan saya bisa bertemu dengan Anda?""Saya ada waktu akhir pekan. Apakah itu cocok untuk A

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 14

    "Hentikan, Bu!" teriak Rio yang muncul di belakang Bryan. "Alyn adalah asistenku, jadi tolong hormati dia.""Hormati? Dia hanya asisten! Jangan berlebihan," bentak Bu Chintya.Rio meraih tangan Alyn ke belakangnya, dan membungkuk dengan sopan kepada Bryan. "Maaf atas semua kekacauan ini. Saya rasa ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan soal bisnis."Felix yang sejak tadi tenggelam dengan dokumen di mejanya seolah tak peduli, segera berdiri. "Apa maksudmu?""Saya Bryan, asisten Tuan Anggara. Saya di sini untuk mewakili Tuan Anggara dalam menawarkan kerja sama dengan perusahaan ini," jelas Bryan, namun pandangannya tertuju pada tangan Alyn yang masih di genggam oleh Rio.Suasana di ruangan itu seketika berubah. Felix dan Bu Chintya saling bertukar tatapan terkejut. Wajah mereka menunjukkan campuran rasa terkejut dan bangga, jelas tidak menduga bahwa Tuan Anggara akan mengirimkan utusannya secara langsung.Felix, meskipun masih menahan ketegangan, merasa b

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 15

    Alyn menutup pintu mobil Bryan dengan pelan. Di dalam kabin yang hangat, hanya terdengar suara napas mereka berdua. Cahaya lampu jalan yang temaram menembus kaca, menciptakan bayangan lembut di wajah Bryan yang terlihat serius.Bryan meraih kemudi dengan tangan yang tampak sedikit tegang, namun ia belum menghidupkan mesin. Ia menatap lurus ke depan, seolah mencari kata-kata yang tepat untuk memulai percakapan yang sulit ini.Alyn bisa merasakan ketegangan yang menggantung di udara. “Bryan, ada apa?” tanyanya lembut, mencoba memahami kecemasan yang terlihat jelas di wajah sahabatnya itu.Bryan menghela nafas panjang sebelum menjawab, suaranya nyaris berbisik di antara gemuruh samar lalu lintas di kejauhan. "Alyn, aku sangat khawatir. Posisi kamu di Wijaya Group sangat berbahaya."Alyn merasakan dadanya berdesir. Ia tahu bahwa Bryan bukan orang yang suka membesar-besarkan sesuatu tanpa alasan yang jelas. "Apa yang kamu maksud? Apa kamu menemukan sesuatu di dalam?"Bryan menatap Alyn den

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 16

    "Ini gila!" teriak Bu Chintya, suaranya penuh dengan amarah dan ketidakpercayaan. "Bagaimana bisa kamu menyukai wanita itu? Dia adalah ancaman bagi keluarga kita, Rio! Kamu tidak tahu apa yang kamu lakukan!"Pak Putra, akhirnya membuka mulutnya lagi. "Jika kamu melanjutkan ini, Rio, maka kamu akan berdiri sendiri melawan kita semua."Rio menatap ayahnya, mengetahui bahwa dia sekarang berada di persimpangan jalan yang berbahaya. Namun, dia tidak mundur.Rio mencoba meredakan ketegangan dengan suaranya yang lebih tenang, meski masih tetap tegas."Maksudku, aku menyukai pekerjaan Alyn. Dia sangat kompeten," ujarnya, mencari kata-kata yang bisa menjelaskan maksudnya dengan lebih jelas. "Aku tidak tahu alasan pasti kenapa dia berhenti menjadi asisten Felix. Tetapi dari data yang kulihat, dia sudah bekerja sejak perusahaan ini di bangun, kan? Dia banyak berjasa. Kenapa kalian begitu menentangnya?"Pak Putra memperhatikan Rio dengan seksama, ekspresi wajahnya tak banyak berubah, namun ada se

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 17

    Setelah pertemuan panjang yang tampaknya membebani Felix, Alyn melihat bagaimana dia tertekan oleh ekspektasi yang terus meningkat. Dia bisa merasakan ketegangan yang mencekam di ruangan mewah itu, aroma whiskey menguar dari gelas yang ada di tangan Felix.Alyn mengetuk pintu ruangannya dengan lembut. Felix memberi isyarat untuk masuk, dan Alyn, dengan kecantikannya yang tenang dan mata yang penuh kehangatan, melangkah masuk dengan hati-hati."Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Pak Felix?" tanyanya dengan suara lembut namun penuh perhatian.Felix tampak menggelengkan kepala, seakan mencoba menyingkirkan pikiran yang mengganggu. "Tidak apa-apa, Alyn. Saya hanya butuh beberapa momen sendiri."Namun, saat Alyn berbalik untuk pergi, Felix mendadak meminta agar dia tetap di sana. "Tunggu," katanya, suaranya terasa tercekat. "Apakah Anda bisa tetap di sini sebentar?"Alyn terkejut, tetapi berusaha menjaga ekspresinya. Dia mengangguk dan duduk di kursi di depan meja

Bab terbaru

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 112

    Senja perlahan menyelimuti langit dengan semburat jingga keemasan, menciptakan suasana yang tenang dan hangat di tepi pantai. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membelai rambut Alyn yang tergerai. Mereka berjalan berdampingan di sepanjang pasir putih yang halus, sementara ombak bergulung pelan di kejauhan, seolah menyanyikan lagu lembut yang hanya mereka berdua bisa dengar.Rio menghentikan langkahnya. Alyn yang menyadari bahwa Rio tak lagi berjalan di sampingnya berbalik.“Ada apa, Rio?” tanyanya, suaranya lembut namun penuh tanya.Rio menatap Alyn dalam-dalam, seolah ingin memastikan setiap detik yang mereka habiskan bersama di tempat itu akan abadi dalam ingatannya. Wajahnya tegang, namun di matanya ada kehangatan yang tak biasa.“Alyn,” katanya perlahan, suaranya terdengar lebih rendah dan dalam dari biasanya. “Ada sesuatu yang sudah lama ingin aku sampaikan.”Alyn merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Entah mengapa, tatapan Rio kali ini berbeda. Ada se

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 111

    Suara gesekan pintu sel yang berat bergema di ruangan yang suram. Seorang penjaga melangkah maju, membuka pintu sel perlahan."Ericka Hartono, Anda dibebaskan," katanya dengan nada datar, seolah pembebasan ini hanyalah rutinitas lain baginya.Ericka, yang duduk termenung di sudut ruangan, mendongak dengan ekspresi terkejut. Matanya yang sebelumnya kosong kini menyala dengan campuran perasaan kebingungan, kelegaan, dan sedikit ketakutan. Setelah segala yang terjadi, dia tidak pernah membayangkan bahwa hari ini akan datang begitu cepat.Dia berdiri, merapikan pakaiannya yang kusut, lalu melangkah keluar dari sel dengan ragu-ragu. Udara dingin dari luar menyambutnya, membawa serta kenyataan baru yang sulit ia terima. Saat dia berjalan keluar dari penjara, pikirannya dipenuhi dengan banyak pertanyaan. Siapa yang membebaskannya?Di luar, sinar matahari menyilaukan matanya, kontras dengan gelapnya sel yang selama ini menjadi tempatnya. Ericka melangkah ke dunia luar dengan langkah berat, ti

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 110

    Hakim menatap kedua terdakwa, Bu Ratna dan Bryan, dengan tatapan dingin. Setelah mendengar semua kesaksian dan bukti yang diajukan selama persidangan, suasana di ruang sidang terasa tegang, seolah menunggu vonis yang tak terelakkan. "Setelah mempertimbangkan semua fakta yang disampaikan di persidangan ini," kata hakim dengan suara tegas, "pengadilan memutuskan bahwa terdakwa, Ratna Anggara, terbukti bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Ny. Anggara beberapa tahun yang lalu, serta upaya menghilangkan nyawa Alyn baru-baru ini." Suara berbisik terdengar dari para pengunjung sidang, tetapi hakim tidak terpengaruh dan melanjutkan, "Selain itu, terdakwa juga terbukti bersalah karena merencanakan serangkaian manipulasi dan tindakan kriminal lainnya untuk mempertahankan posisinya dan kekuasaan di Anggara Group." Hakim beralih pada Bryan yang kini tampak pucat. "Bryan Wijaya, Anda juga terbukti bersalah atas berbagai kejahatan, termasuk fitnah terhadap Rio Putra Wijaya, mela

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 109

    Saat Jinu dipanggil ke depan sebagai saksi, suasana ruang sidang semakin tegang. Jinu, dengan sikap tenang namun tegas, berdiri di depan para hakim. Dia mengangkat sumpah dengan penuh kesadaran bahwa apa yang akan dia katakan akan menjadi kunci dalam kasus ini."Nama saya Jinu," ia memulai, "dan selama ini, saya adalah tangan kanan Bryan. Saya diutus untuk memata-matai keluarga Ericka, serta menjaga agar semuanya tetap berjalan sesuai rencana Bryan dan Bu Ratna."Desas-desus di antara hadirin mulai terdengar. Mata Felix tampak terbelalak, seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Keluarga Wijaya saling bertukar pandang, menyadari bahwa mereka juga telah menjadi bagian dari permainan yang lebih besar.Pengacara yang mewakili Alyn berdiri dan mulai bertanya. "Bisa Anda jelaskan lebih lanjut, apa yang Anda maksud dengan memata-matai keluarga Ericka?"Jinu menghela napas sebelum melanjutkan. "Bryan dan Bu Ratna merencanakan segalanya. Mereka memanipulasi hubungan

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 108

    Keesokan harinya, sidang dilanjutkan dengan suasana yang jauh lebih tegang. Ruang sidang dipenuhi oleh orang-orang yang telah mengikuti perkembangan kasus ini, termasuk anggota keluarga Wijaya yang hadir dengan wajah serius. Felix duduk di barisan depan bersama keluarganya, matanya tajam menatap ke depan, mencoba mencerna segala sesuatu yang terjadi. Hakim mengetukkan palunya dengan tegas, meminta ketenangan di ruang sidang yang mulai riuh setelah bukti baru disampaikan. “Pengacara, apakah Anda memiliki saksi yang bisa mendukung bukti yang baru saja diajukan?” tanyanya dengan nada serius. Pengacara Alyn berdiri dengan tenang. "Yang Mulia, kami memang memiliki saksi yang relevan untuk memperkuat tuduhan terhadap terdakwa. Kami ingin memanggil Dokter MJ ke hadapan persidangan." Ruang sidang hening sesaat ketika pintu terbuka dan Dokter MJ masuk. Dia berjalan menuju mimbar saksi, menundukkan kepala sebentar sebelum duduk di kursi yang disediakan. Semua mat

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 107

    Ruangan sidang dipenuhi keheningan yang tegang. Para hadirin duduk di barisan bangku kayu, menahan napas menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Di depan, hakim duduk dengan sikap tenang, meski ketegangan terasa mengental di udara.Di sisi lain ruang, Alyn berdiri dengan tegas di meja penggugat, diapit oleh Rio dan Jinu. Di seberang, Bryan tampak duduk dengan wajah penuh ketegangan, ditemani oleh Bu Ratna yang berusaha menjaga wibawanya meski suasana terasa semakin tak terkendali.Sidang ini bukan sekadar pertempuran hukum biasa. Ini adalah puncak dari segala tipu daya, pengkhianatan, dan rahasia yang selama bertahun-tahun tersembunyi. Alyn tahu bahwa semua yang terjadi selama ini bermuara pada hari ini. Hari di mana kebenaran akan membebaskannya, atau menghancurkannya.Pengacara Alyn maju ke depan, membawa sebuah amplop putih yang disegel dengan rapi. "Yang Mulia," katanya dengan suara lantang. "Kami telah melakukan tes DNA dan hasilnya jelas. Bryan bukan anak kandu

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 106

    Rio mengerutkan kening, mencoba memahami situasi yang semakin rumit. Alyn yang sejak tadi begitu bersemangat terdiam, dia mulai berpikir keras. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Lalu tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul, membuatnya terhenyak."Jangan-jangan..." Alyn berhenti, menatap Rio dan Jinu dengan mata melebar. “Bryan bukan anak kandung Bu Ratna?”Suasana seketika hening. Rio menatap Alyn, terkejut dengan dugaan itu. “Maksudmu?”“Pikirkan, Rio. Jika Bryan memang anak kandung Bu Ratna dan Tuan Anggara, seharusnya dia tahu siapa aku dari awal. Tapi kalau dia bukan anak kandung, mungkin ada alasan lain kenapa dia begitu terobsesi padaku.” Alyn mulai berbicara cepat, seakan mencoba mengejar pemikirannya sendiri. Jinu menatap Alyn dengan serius, wajahnya menunjukkan pemahaman yang baru. “Itu masuk akal,” katanya akhirnya. "Mungkin saja sejak awal, Bryan memang hanya anak pura-pura dan tahu permainan Bu Ratna. Tapi... dia malah terjebak dalam perasaannya sendiri pada Alyn.”Rio

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 105

    “Aku tahu ini tidak gratis, kan?” tanya Alyn, suaranya terdengar rendah namun tegas. Dia tahu bahwa Jinu bukan tipe orang yang melakukan sesuatu tanpa alasan.Jinu tersenyum tipis, seolah sudah menunggu pertanyaan itu. "Kau tahu betul, Alyn. Aku ingin Ericka dibebaskan sebagai imbalannya."Mendengar permintaan itu, Rio langsung tersentak. "Tidak! Dia sudah mencelakai Alyn dan ibunya. Ericka tidak pantas dibiarkan begitu saja!" Rio membentak, kemarahan dan kebencian terhadap Ericka terpancar dari matanya.Namun, Jinu tetap tenang, seakan dia sudah memperkirakan reaksi Rio. "Kau salah, Rio..." ucap Jinu pelan tapi pasti. "Itu bukan Ericka... tapi ibu Bryan."Kata-kata Jinu membuat udara di antara mereka terasa berat. Rio menatap Jinu dengan tatapan bingung, mencoba memahami apa yang baru saja didengarnya.“Apa maksudmu? Ibu Bryan?”Jinu menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Ibu Bryan adalah dalang dari semua ini. Dialah yang selama ini menarik tali di balik layar, termasuk menjeb

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 104

    Alyn terdiam, mencoba mencerna situasi yang baru saja terjadi. Rasanya seperti semakin banyak rahasia yang terungkap, namun semuanya masih kabur dan tidak jelas. Ia tahu, ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, sesuatu yang jauh di luar kendalinya."Rio, kita harus menemukan cara untuk menghentikan ini semua sebelum segalanya semakin hancur. Aku tidak bisa membiarkan semua orang yang aku cintai terjebak dalam permainan ini," ucap Alyn, nadanya dipenuhi kegelisahan.Rio menggenggam tangan Alyn erat, matanya bersinar penuh ketegasan. "Kita akan hadapi ini bersama. Aku tahu Bryan sedang merencanakan sesuatu, dan sepertinya ini lebih dari sekadar menghancurkan Felix. Dia ingin lebih dari itu."Alyn memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan dirinya. Bryan, yang dulunya sahabat setia keluarga, kini berubah menjadi musuh dalam selimut. Perasaannya bercampur antara ketakutan dan kekecewaan. Bagaimana bisa orang yang begitu dekat dengannya berubah menjadi ancaman terbesar dalam hidupny

DMCA.com Protection Status