Ian bukanlah tipe yang mudah tergoda oleh panggilan alam. Namun, suara tangisan wanita yang misterius itu memancing rasa penasarannya. Dari awal suara itu mencuri pendengarannya, Ian telah mencoba menyalurkan energi Qi-nya, mencoba merasakan dan melacak asal munculnya suara tersebut. Namun, dunia ini seperti menghambat indranya, membatasi persepsi yang biasanya memiliki radius hingga 30 meter menjadi hanya 5 meter saja. Tapi, semakin Ian berjalan ke depan mengikuti Kapten Felix, ia dapat merasakan keberadaan makhluk itu. Dan dengan itu, Ian mencari alasan untuk memisahkan diri dari Kapten Felix.Baru berjalan tiga meter masuk ke dalam hutan, sosok wanita berpakaian putih muncul di depan matanya. Sosok itu duduk di atas dahan pohon. Rambut hitam panjangnya terurai, menggantung seperti akar pohon. Tatapannya menembus Ian, senyumnya semakin lebar.Tanpa sedikitpun rasa takut yang muncul, Ian memulai percakapan dengan wanita tersebut. "Selamat malam, Nona. Bolehkah aku mencuri sedikit wak
Saat Ian kembali, Kapten Felix masih menunggunya di tepi jalan setapak. Wajahnya yang sebelumnya ramah, kini terlihat tersenyum penuh niat jahat. Matanya memancarkan emosi aneh tak terbendung, seakan dia sedang terobsesi pada Ian. Tapi Ian tidak takut. Sebagai seorang Kultivator Qi Gathering Puncak, Ian dapat dengan mudah menghadapi Kapten Felix yang hanya seorang Grand Master Bela Diri. Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, Kapten Felix melancarkan serangan kejam ke arah Ian. Dengan kekuatannya sebagai Great Master Bela Diri, Kapten Felix melemparkan pukulan keras, berusaha untuk menghajar Ian dan membuatnya pingsan. Namun, Ian dengan lincah menghindar. Ian memiringkan tubuhnya, angin sepoi-sepoi berhembus di samping telinganya bersama dengan kepalan tangan Kapten Felix.Ian dalam sekejap bergerak ke belakang tubuh Kapten Felix. Dengan satu pukulan yang cepat dan presisi, Ian menghantam tengkuk Kapten Felix. Serangan itu begitu kuat sehingga Kapten Felix langsung jatuh pingsan, tak be
[Misi Sampingan Tingkat B+: Eliminasi Arwah Penasaran Desa Batu Merah]__________________________________Misi Sampingan: Eliminasi Arwah Penasaran Desa Batu MerahTingkat Kesulitan: B+Detail Misi:Singkirkan semua arwah penasaran penghuni Desa Batu Merah yang berada di bawah kendali Nyai Ningsih.Hadiah: Spiritualism (Aktif)Hukuman: Kematian__________________________________ Meski Ian tahu dirinya mendapat misi dari sistem, tidak ada perasaan gembira yang terpancar dari wajahnya. Sebaliknya, ekspresi marah dan kekesalan terlihat jelas. "Sudah berapa banyak orang yang telah kalian bunuh?!" geramnya dengan suara yang penuh amarah.Ketika melihat begitu banyak arwah penasaran berkumpul di depannya, Ian menyadari betapa banyaknya korban yang telah jatuh ke tangan penguasa Desa Batu Merah selama dua tahun terakhir. Rasa marah yang membara dalam dirinya semakin memuncak.Nenek tua itu hanya tersenyum menyeringai, menunjukkan gigi-giginya yang tak beraturan. "Entahlah, Nak. Nenek sudah
Kekuatan Ian yang baru saja meningkat membuat Nenek Tua itu merasa seperti berada di tepi jurang. Kembali dengan kegagalan bukanlah opsi, karena bayang-bayang Nyai Ningsih yang menakutkan selalu mengintai di belakangnya. Dengan berat hati, Nenek Tua itu memilih untuk menutupi rasa takutnya di balik topeng keberanian."Bocah Tampan, apa kau mengira dirimu mampu menaklukkanku hanya dengan mengalahkan para anak buahku?" ucapnya, suaranya bergetar seperti daun kering di angin, mencoba mengejek. Namun, matanya adalah cermin jiwa yang tak bisa berdusta. Di balik kilauan sinisnya, tersembunyi cahaya kecemasan, mengetahui bahwa Ian bukanlah lawan yang bisa ditaklukkan begitu saja.Ian, seolah tak mendengar, berbisik halus, “Flashing Dash: Reflected Moon …”Dalam sekejap, seperti bayangan yang lenyap ditelan malam, Ian menghilang dari pandangan Nenek Tua itu. "Apa?!" Nenek Tua itu terkejut, matanya bergerak liar ke kiri dan kanan, mencoba menangkap bayangan Ian yang kini telah menghilang.Seol
Meski terbelenggu oleh kekuasaan Nyai Ningsih, keenam anggota regu kancil tetap merasakan ikatan tak terpisahkan di antara mereka. Seolah-olah mereka adalah satu organisme, mereka bergerak dalam harmoni, setiap gerakan mereka adalah bagian dari sebuah simfoni yang lebih besar. Mereka adalah enam pasukan khusus yang bergerak dalam satu tubuh, saling melengkapi dan menutupi kelemahan satu sama lain. Tio, pria dengan rambut jabrik yang lebat, seperti singa di hutan, memancarkan aura merah yang membara, seolah-olah ia adalah sebuah obor di tengah kegelapan. Ia bergerak cepat, seperti panah yang dilepaskan dari busurnya, mengarah ke Ian dengan tinju yang terbakar dalam api membara, seperti meteor yang jatuh ke bumi. Sementara itu, Dahlia, wanita dengan rambut pendek yang menyerupai sayap burung, menancapkan kakinya ke tanah dengan kekuatan yang luar biasa. Dalam sekejap, tanah di sekitar Ian bergetar, dan akar-akar pohon raksasa muncul dari dalam tanah seperti ular-ular raksasa yang bang
“Ini?!” Ian sangat terkejut dengan aura yang dikeluarkan Nyai Ningsih. Ia tahu Nyai Ningsih memiliki kekuatan yang melebihi dirinya, namun Ian tak menyangka akan sejauh ini![Ding!][Mendeteksi Host berada dalam situasi yang sangat pelik][Menginisiasi Misi Sampingan][Misi Sampingan Tingkat S-: Eliminasi Nyai Ningsih]__________________________________Misi Sampingan: Eliminasi Nyai NingsihTingkat Kesulitan: S-Detail Misi:Nyai Ningsih adalah arwah penasaran yang hampir berevolusi menjadi roh jahat. Dia memiliki tingkat kekuatan setara Foundation Establishment Puncak, hanya setengah langkah saja dari ranah Golden Core. Segera eliminasi Nyai Ningsih dari dunia ini.Hadiah: Mata Mistik (Acak)Hukuman: Misi “Selamatkan Regu Kancil” akan otomatis gagal.__________________________________“Ini sangat menarik,” Ian berkata dengan senyum menyeringai. Suaranya tampak bergetar, ada perasaan takut, semangat, bercampur gembira. “Aku pernah membunuh seorang Grand Master Bela Diri saat aku hany
Nyai Ningsih menggerakkan tangannya dengan lembut, namun efeknya seperti badai dahsyat. Seolah-olah ada tenaga tersembunyi yang meledak keluar, mendorong Ian ke belakang dengan kekuatan yang tak terkendali. Seketika itu, Ian jatuh meluncur dari udara bagaikan bola sepak.Bam!Suara retaknya struktur bangunan memecah keheningan. Getaran yang kuat merambat melalui tanah, membuat setiap serpihan dan debu terangkat ke udara, menari-nari dalam kekacauan. Di tengah reruntuhan, sebuah lubang besar terbentuk, seolah bumi sendiri telah menelan apa pun yang berada di jalannya. Lubang tersebut berdiameter lima meter, cukup besar untuk menelan beberapa rumah bata merah yang berdiri teguh sebelumnya.Di tengah lubang tersebut, Ian terbaring, kehilangan sebagian besar kekuatannya. Darah merah segar mengalir dari sudut mulutnya, menciptakan kontras yang mencolok dengan debu dan reruntuhan di sekitarnya. Namun, di balik kelemahan fisiknya, ada keajaiban yang terjadi. Di bawah efek pasif dari kemampua
“Apa yang terjadi?” Nyai Ningsih merasakan peningkatan aura yang signifikan dari dalam perangkap bulan. Tiba-tiba saja, semburan cahaya putih menyilaukan memancar dari perangkap bulan, menyatu dengan api membara dan panas yang keluar dari sela-sela batu. Dalam sekejap, udara dipenuhi dengan kehangatan yang tak tertahankan.Bagaikan bola panas, perangkap bulan itu meledak dengan hebatnya, menghancurkan dirinya sendiri berkeping-keping. Serpihan-serpihan batu yang terlempar dari ledakan itu menyebar ke segala arah, jatuh terbakar api putih, membuatnya tampak seperti meteor jatuh. Ledakan yang dahsyat itu menghancurkan seluruh bangunan di desa tersebut, meninggalkan puing-puing yang terbakar dan hancur. Dinding-dinding rumah yang kuat runtuh seperti kertas yang terkena api. Bahkan pohon beringin merah yang megah, yang berdiri kokoh di belakang Nyai Ningsih, tidak bisa bertahan dari hujan batu api putih yang menerpa. Dalam sekejap, pohon itu terbakar dan roboh dalam gemuruh yang menggunc
"Zeus, kali ini aku akan membunuhmu!” teriak Ian penuh keyakinan. Zeus menatap Ian dengan mata yang memancarkan cahaya keemasan. Di baliknya, ada kekuatan yang mengguncang alam semesta. Ian merasakan getaran itu, seolah langit dan bumi bergetar dalam irama yang tak terduga. “Jangan terlalu yakin dulu, Ian! Aku masih punya kartu As yang bahkan belum aku gunakan saat melawan Ryan!” ujar Zeus dengan tenang. Suaranya seperti guntur yang merayap di udara, menggema di telinga Ian. Hal ini tentu mengagetkan Ryan, yang semenjak tadi telah bertarung secara seimbang dengan Zeus. “Maksudmu, kamu tadi belum benar-benar serius?” Ryan menatap Zeus dengan pandangan campuran antara kagum dan ketidakpercayaan. Zeus hanya tersenyum, namun senyuman itu seakan menunjukkan konfirmasinya. “Mode Dewa: Petir Surgawi!” serunya. Cahaya keemasan di matanya semakin terang, dan angin berputar di sekitarnya. Ian merasa seolah berada di pusat badai. Petir tiba-tiba menyambar entah dari mana, dan mengenai tubuh
Balor menatap Ian dengan mata yang penuh tekad. "Aku akan mengembalikan Otoritas yang telah kucuri dari Hades." Sebuah cahaya keemasan muncul dari tengah dahi Balor, terbang dan merasuk ke kepala Ian.Ian merasakan sesuatu yang kembali padanya, kekuatannya mendekati sempurna. "Ini?" tanyanya, terkejut."Ya," jawab Balor dengan suara yang semakin lemah. "Dengan ini, Jalan Asura telah kembali pada penguasa samsara." Ia menoleh ke arah Verethragna. "Hei, cepat beri Ian senjatamu!"Verethragna tertawa. "Chill bro~" ucapnya. "Ian, aku memang tidak bisa mengembalikan Otoritas Jalan Deva, tapi aku bisa memberimu sebuah senjata terkuat yang dapat membunuh apapun."Verethragna memejamkan matanya, menciptakan senjata yang sesuai dengan bayangannya. Dari ruang kosong di depannya, cahaya emas menyeruak. Cahaya itu membentuk bilah dan gagang pedang.Pedang itu memiliki bilah panjang dan tajam, terbuat dari baja legendaris yang sudah tidak ada lagi di
Ketika pil itu meluncur melewati kerongkongan Ian, tiba-tiba tubuhnya diselimuti oleh api hijau. Namun, anehnya, api itu tidaklah panas; sebaliknya, ia merasa hangat dan nyaman. Luka-luka di tubuhnya sembuh dengan cepat, bahkan lebih dari yang efek kemampuan Healing Factor miliknya."Inikah kekuatan yang aku dapatkan dari pil NTZ?" gumam Ian, memandangi kedua tangannya dengan keterkejutan.Namun, suara tajam membuyarkan lamunan Ian. "Tentu saja tidak, bodoh!" ujar sosok yang muncul dari atas langit. "Itu adalah kekuatan dari Api Lotus Hijau milikku."Sosok itu turun perlahan, sayap-sayapnya yang berjumlah dua belas terbentang dengan megah. Setiap sayapnya memiliki warna yang berbeda, mereka semua terbuat dari berbagai macam Api Surgawi."Ian Herlambang," kata sosok itu dengan nada dingin, "aku tak menyangka kamu telah mencapai ranah Celestial. Namun, aku melihat bahwa ini bukanlah pencapaianmu sendiri. Ranah kultivasimu masih belum stabil. Beristi
Gelombang kejut dari benturan kekuatan yang dahsyat itu merambat dengan cepat, mengguncang bumi dan langit. Bumi bergetar, seakan-akan planet ini menahan nafas terakhirnya. Di kota-kota besar Indonesia, gedung-gedung menjulang seperti pohon-pohon raksasa yang terguncang oleh badai. Kaca-kaca jendela pecah, mengirimkan serpihan tajam ke jalanan yang berubah menjadi medan perang. Teriakan panik memenuhi udara, menciptakan simfoni ketakutan yang menggema di antara reruntuhan.Di wilayah pesisir, air laut mengundur sejenak, mengejar takdirnya yang tak terhindarkan. Lalu, ombak raksasa muncul, menggulung daratan dengan amarah yang tak terkendali. Tsunami itu menghancurkan segala yang ada di jalurnya: kapal-kapal terangkat dan terhempas ke darat, rumah-rumah luluh lantak, dan manusia berlarian tanpa arah, berusaha menyelamatkan diri dari amukan alam yang tak terbendung. Mata mereka dipenuhi ketakutan, melihat bencana bak kiamat ini.Jakarta, kota yang pernah ramai dan be
Angin malam berhembus kencang, membawa desau yang menegangkan. Ian, dengan napas yang tersengal, mengumpulkan sisa kekuatannya. "Aku belum selesai, Zeus!" serunya, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. “Aku tak akan pernah membiarkanmu menyentuh Lisa!”Zeus hanya tertawa, suaranya bergema seperti guntur yang menggelegar. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan sebesar itu?" ejeknya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dari ujung jari-jarinya, tombak petir mulai terbentuk, cahayanya menyilaukan dan memancarkan energi yang mengerikan. “Baiklah, aku beri kamu kesempatan untuk menghiburku lagi. Dan kali ini, aku tidak akan diam saja, jadi …”“Jangan kecewakan aku,” bisik Zeus dengan suara yang tegas dan berat. Setiap kata yang terucap menekankan ancaman yang tersirat.Ian mengencangkan genggaman tangannya, cahaya di matanya semakin berkobar. "Demi Lisa, dan demi seluruh orang yang takdirnya telah kau permainkan, aku tidak aka
Bulan purnama yang terang benderang seakan menjadi saksi atas pertemuan dua kekuatan besar di langit Jakarta yang malam itu terasa berbeda. Aura tegang menyelimuti kota, dan angin malam berhembus seolah-olah ingin menceritakan kisah epik yang akan terjadi.Di bawah sinar bulan yang memantulkan cahaya putih, Ian berdiri dengan rambutnya yang mengalir bagai sungai perak. Matanya yang biru kehijauan bersinar tajam, menembus kegelapan malam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Zeus berdiri megah, senyumnya lebar dan penuh dengan kegembiraan pertempuran. Sorot matanya yang berkilau menandakan ia siap untuk pertarungan yang telah lama dinantikan.Baik Ian ataupun Zeus, mereka berdua adalah Overgod, eksistensi yang telah melampaui batas-batas manusia biasa, dan malam itu, mereka akan menunjukkan kekuatan mereka yang bisa mengguncang alam semesta.Dalam kesunyian malam yang hanya ditemani gemerlap bintang, Ian berbisik mengucapkan nama
Zeus terbang di atas langit Jakarta yang kelabu, pakaian putih yang biasa ia kenakan kini terkoyak-koyak, menandakan ledakan dahsyat yang baru saja terjadi. Di bawahnya, kawah raksasa seluas 10 kilometer membentang, asap dan debu masih mengepul dari tanah yang hangus. Sekitar 20 Celestial tergeletak dengan luka-luka mendalam, termasuk Fortuna yang terbaring lemah, sementara yang lainnya lenyap ditelan ledakan.Bagaimanapun juga, Hades adalah kultivator dengan ranah Celestial Puncak. Meski dia telah memberikan otoritasnya pada Ian, tapi dia masih memiliki energi melimpah yang cukup untuk membunuh semua kultivator di bawah ranah Celestial Puncak. Tindakan Hades ini telah mengguncang fondasi organisasi Kadukeus, namun Zeus hanya tertawa ringan di atas sana. Zeus tampak tidak mempedulikan ada atau tidaknya Kadukeus. Karena baginya, selama hal itu menyenangkan, maka ia tidak akan memperdulikan hal lain. Dan apa yang dilakukan Hades, cukup menghiburnya."Adikku
“Huh?” Ian menoleh ke samping, telinganya menangkap suara ledakan yang menggema dari kejauhan. Langit malam yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh letupan cahaya yang mirip dengan matahari terbenam, namun tiba-tiba saja, sebuah cahaya keemasan yang menyilaukan melintas bagai bintang jatuh dan menghantam tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa, menghempaskan tubuh Ian ke tembok. Dalam sekejap, tembok tersebut langsung retak dan hancur berkeping-keping, debu dan puing berserakan di udara.Cahaya itu kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Ian, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Cahaya keemasan itu seolah menjadi cairan panas yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membuat Ian meronta kesakitan seperti binatang buas yang terluka parah.Di tengah rasa sakit yang memuncak, suara sistem terdengar kacau di telinganya.[Ding!][Mendeteksi adanya energi asing yang mencoba menyingkirkan sistem]Ian mengerang kesakitan, tubuhny
Zeus melayang di atas reruntuhan yang masih mengepulkan asap, tatapannya dingin dan tak tergoyahkan menembus ke bawah ke arah para anggota Zodiak yang terkapar tak berdaya."Sampai di sinilah perjuangan kalian berakhir," suaranya tenang namun mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. "Sekarang, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami."Zeus mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Petir berkumpul di telapaknya, berputar dengan liar dan bersinar terang hingga menyilaukan mata. Dengan satu gerakan tegas dan pasti, ia melepaskan bola petir itu ke arah Libra dan rekan-rekannya yang sudah tidak berdaya.Mereka hanya bisa menatap dengan pasrah pada serangan maut yang mendekat. Cahaya biru yang menyilaukan memancar dengan intensitas yang memenuhi pandangan, menelan tubuh Libra, Virgo, Sagitarius, dan Aquarius dalam kilauan yang membutakan.Dentuman keras menggema, membelah kesunyian malam yang kacau. Ledakan itu begitu dahsyat hingg