Share

Bab 63

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pov Yudatara

Aku dan Raihan mendekati Salma.

"Bunda ...."

"Ndaaa ..., ndaaa." Raihan mengikuti ucapanku.

Salma tersenyum pada Raihan tanpa menoleh padaku. Ada apa denganmya?

"Sayang, kamu kenapa?"

Raihan sedang asik bermain di karpet permadani. Anak itu sesekali berjalan dan berguling-guling.

Salma masih terdiam saat aku tanya. Perlahan aku duduk disampingnya. Lalu kuraih tubuhnya dan menyandarkan ke dadaku. Syukurlah dia menurut.

"Kamu kenapa diam, Sayang?" tanyaku lagi. Kali ini sambil membelaii lembut kepalanya.

"Maaf, Mas. Tadi ... tidak sengaja aku mendengar pembicaraanmu dengan Mira."

Astaga! Jadi, Salma sudah tau? Apa sebaiknya aku katakan sejujurnya tentang hubunganku dulu dengam Mira?

"Apa yang kamu dengar, Sayang?"

"Ada hubungan apa Mas dengan Mira?"

Aku menghela napas panjang. Semoga saja Salma mau memahamiku.

"Mira itu dulu kekasihku. Namun dulu di lebih memilih Rio. Karena saat itu Rio jauh lebih mapan dariku."

Kami sesaat terdiam. Sungguh luar biasa istrik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
ini ni si ipar racun
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 64

    "Kenapa tidak diangkat, Mas?' Suamiku menghela napas panjang. Terlihat jelas foto profile Mira muncul pada layar ponsel Mas Yuda. Hati ini terasa diremas. Apalagi mengingat hubungan yang pernah terjadi di antara mereka cukup lama. Tentunya kenangan diantara mereka akan kembali terlintas di saat bertemu kembali. "Baiklah," sahutnya seraya menggeser tombol hijau dan speaker pada layar ponsel. "Hallo, Tara Sayang ...." Terdengar jelas suara manja dari Mira. Ternyata mereka juga punya panggilan khusus. Mungkin itu panggilan sayang Mira untuk Mas Yuda. "Mau apa lagi kamu, Mira?" Mas Yuda membalasnya dengan nada tegas. "Tegang banget, sii ...h? Santai dooong! Pasti ada perempuan kampungan itu di dekatmu?" "Stop menghubungiku jika tidak ada yang penting!" sahut Mas Yuda. "Tara ... aku akan merebutmu kembali!" Astaga! Baru beberapa hari aku menikah. Ujiannya sudah begitu berat. Ya Allah, berikan aku kekuatan untuk menghadapi semua ini. "Dasar wanita gila!" umpat Mas Yuda seraya memut

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 65

    "Kenapa? Takutkan lo sama gue?" Dengan Mata mendelik, Mira berkacak pinggang tepat di hadapanku. "Mau kamu apa, sih? Aku salah apa sama kamu?" lirihku masih berusaha tenang. "Pergilo dari sini! Tara itu seharusnya milik gue." "Sudahlah, Mira! Kamu harus menerima kenyataan. Allah sudah menetapkan siapa pasangan kita." "Nggak usah ceramah! Lo memang cocoknya sama si Rio. Sama-sama miskin juga. Eh, gimana kalau kita tukeran aja?" Dasar gila! Sebaiknya aku segera pergi dari sini. "Hey, mau kemana, lo ?" Spontan aku menghentikan langkah ketika hijabku ditarik kasar oleh Mira. "Dasar kampungan dan nggak berpendidikan! Nggak sopan! " "Aaww ...!" Mira semakin menarik hijabku dan nyaris terbuka. "Jangan, Mir!" Sekuat tenaga aku menarik kembali hijab yang sebagian masih melekat di kepalaku. Namun Mira semakin beringas. Kini sebagian rambutku juga ikut ditarik paksa olehnya. "Aaww ... tolong!' Aku menjerit. Kulit kepalaku seakan ingin copot karena Mira menariknya terlalu kuat. "Lep

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 66

    "Mungkin kalian tidak menyadari adanya CCTV tersembunyi di setiap sudut rumah ini," sahut Mas Yuda seraya menunjuk sesuatu yang sangat kecil terpasang di sisi atas dinding langit-langit, berada tak jauh dari kepalaku Semua mata tertuju pada arah yang ditunjuk oleh Mas Yuda "Apaa?" wajah Mira tampak memucat. Tubuhnya mendadak gemetar. Aku bernapas lega. Mas Yuda tersenyum seraya meremas jemariku di sisi samping tubuhnya. Aku tau dia percaya padaku "Benar, sebaiknya kita lihat CCTV saja," ujar Ayah. Aku melirik Mira yang tampak panik. wajahnya yang cantik itu, kini lebih putih karena pucat. Pasti saat ini dia sedang berpikir keras. Aku memberikan sedikit senyuman manis ketika dia melirikku sesaat tadi. "Sudah, sudah! Ayo kita sarapan dulu!" Kami mengikuti Ayah kembali menuju ruang makan. Sementara aku mengembalikan tugas ke ruang laundry pada mariam. Sepanjang sarapan Mira terlihat gelisah. Dia diam seribu bahasa. Tumben. "Bagaimana proyekmu, Yuda? Lancar?" Ayah membuka per

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 67

    "Huh, diam-diam ternyata kerjanya cari muka. Pantas Ayah belain kamu terus. Bilang kamu baik. Ya Iyalah! Pasti kamu sudah sering mempengaruhi Ayah." Aku terlonjak ternyata Mira telah berada di balik pintu kamar Ayah. Wanita itu sudah rapi dengan pakaian muslimah modernmya. "Terserah kamu, Mir. Asal kamu tau, Aku sudah dekat dengan Ayah Surya jauh sebelum mengenal Yuda. Jadi wajar aja kalau Ayah Surya lebih menyayangi aku dari pada kamu!" Sahutku tenang seraya senyum yang kubuat semanis mungkin. Mira terlihat semakin geram. Matanya melotot padaku. Namun dia tak menjawab apa-apa lagi. Aku gegas beranjak meninggalkannya. Khawatir Ayah nanti mendengar pembicaan kami. Terdengar hentakan-hentakan kaki di belakangku. Aku tersenyum puas. Pasti saat ini Mira sangat kesal padaku. Aku menghampiri Yuda di ruang kerjanya. Suamiku itu sedang mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor. "Mas, kamu baik-baik aja, kan?" "Ya. Ayah bicara apa aja sama kamu." "Nanti lah aku cerita," sahutku s

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 68

    "Bukankah Raihan masih ASI?" Kak Rio menatapku dari atas hingga ke bawah dengan senyum menyeringai. Risih sekali rasanya. Perasaanku semakin tidak enak. "Ya! Permisi dulu, Kak." Gegas aku beranjak meninggalkan kakak iparku itu dan secepatnya masuk ke kamarku. "Salma ....! Salma ....!: Tak kuhiraukan panggilan laki-laki itu. Lega rasanya saat sudah masuk kamar. Aku langsung membaringkan tubuh Raihan untuk kuberi ASI. Hingga kurang lebih satu jam, akhirnya Raihan tertidur pulas. Ada rasa gelisah dihati. Bagaimanapun juga, hati ini tak bisa menerima kebersamaan Mas Yuda dan Mira tadi pagi. Tiga tahun bukanlah waktu yang sedikit yang telah mereka lalui bersama. Pastilah banyak kenangan yang masih tersimpan. Aku menghela napas panjang. Berusaha menguatkan hati untuk percaya pada suamiku. Bukankah kami sudah berjanji untuk saling percaya dan saling menguatkan. ⁷ Aku meraih ponselku. Sepertinya tadi ada beberapa pesan yang masuk aku belum buka. Benar saja. Ada panggilan dan beberap

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 69

    Aku berjalan menyusuri lorong hingga keluar tepat di samping rumah. Pak supir sudah menungguku sejak tadi. "Salma, mau kemana?" Aku hampir terlonjak mendengar sapaan kak Rio. "M-mau ke tempat WO, kak." "Mau aku antar?" tanyanya seraya tersenyum. "Tidak usah, Kak. Nanti aku mungkin janjian sama Mas Yuda." sahutku terpaksa berbohong. Aneh, tadi pagi istrinya dibiarkan berangkat bareng Mas Yuda Sekarang malah mau antar aku. Seperti apa sebenarnya kehidupan rumah tangga mereka? "Kamu ...terlihat cantik, Salma. Sebaiknya jangan jalan sendiri. Yuda pasti tidak akan keberatan jika aku menemanimu." "Tidak perlu, Kak. Aku sama supir, kok." Tanpa menunggu jawaban darinya, gegas aku beranjak meninggalkan laki-laki itu, lalu masuk ke dalam mobil. Karena sudah siang. Jalanan sudah mulai macet. Hampir satu jam aku baru tiba di kantor Mas Yuda. "Selamat siang, Bu!" Para karyawan sudah mengenalku. Mereka menyapaku ramah. Saat keluar dari lift, aku melewati kubikel para karyawan. Beberap

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 70

    Aku terpekik ketika melihat seorang wanita sedang duduk tepat di kursi khusus CEO milik Yuda. Wanita licik itu tersenyum penuh kemenangan melihat kedatanganku. Matanya terus menatap tajam. Perlahan aku melangkah masuk mendekati wanita angkuh itu. "Mira, ngapain kamu di sini?" tanyaku berusaha tenang. "Hei, perempuan kampung. Jauh sebelum kamu kenal Yuda, Aku udah sering mondar-mandir di sini. Semua karyawan di sini kenal denganku. Tidak akan ada yang berani melarang aku masuk ke sini," sahutnya seraya memandangku dari atas ke bawah dengan tatapan sinis. Hmm ..., pantes aja Mira dengan mudahnya masuk ke ruangan Mas Yuda. Ternyata dia sudah terbiasa. Sikap para karyawan tadi juga aneh. Apa benar mereka takut dengan Mira? "Tapi sekarang ada Aku, istrinya Mas Yuda. Silakan kamu keluar dari ruangan ini," ujarku pelan namun penuh penekanan. "Enak aja main usir! Yudanya aja nggak masalah aku di sini. Aku mau nunggu sampai Yuda selesai meeting." Mira mulai kelihatan gusar. "Ada

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 71

    "Mas, tadi Selvi kenapa?" tanyaku penasaran setelah kami berada di mobil. Suamiku ini memilih untuk pergi bersama supir. "Selvi terbukti membocorkan rahasia perusahaan pada perusahaan Angel. Tapi sebelumnya Aku dan Rein sudah antisipasi. Selvi sebenarnya telah memberikan informasi yang salah pada perusahaan Angel. Kemungkinan perusahaan Angel justru akan bangkrut," jawab Mas Indra panjang lebar. "Loh, Mas Yuda kenapa bisa tau bahwa Selvi mencoba untuk berkhianat?" "Rein mencurigai beberapa orang di kantor. Salah satunya Selvi Dan kami berhasil menjebaknya." "Mas, sahabatmu yang bernama Rein itu luar biasa. Apa dia tidak takut anak dan istrinya terancam karena pekerjaannya itu?" "Rein belum menikah. Dia mencintai seorang wanita, tapi wanita itu telah menikah. Walau demikian cintanya pada wanita itu tak pernah pudar. Bahkan dia selalu menjaga wanita itu dari kejauhan. Dia tak pernah rela wanita itu disakiti oleh siapapun, termasuk suaminya sendiri." Aku tertegun mendengar ceri

Bab terbaru

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 220

    "Mas, sepertinya lagi banyak tamu." Langkah Seruni terhenti ketika hendak masuk ke dalam rumah bersama Elkan. "Mereka semua kakak-kakakku. Ayo kita masuk!" Seruni merasa ciut ketika melihat penampilan kakak-kakak Elkan dan keponakannya yang glamour dan elegan. Sangat jauh berbeda dengan dirinya yang sangat sederhana. "Kenapa? Takut? Atau malu?" bisik Elkan saat Seruni menolak untuk masuk ke dalam. Seruni menggeleng dengan wajah pucat. Ia takut tidak diterima oleh keluarga besar suaminya. "Ayo Sayang ...!" Seruni menunduk menatap pakaiannya. Untunglah di mall tadi dia sudah berganti pakaian dengan yang baru. Kemeja dan kulot berbahan silk import yang sempat membuat Seruni ternganga melihat harganya. Setelah menarik napas panjang, Seruni menggandeng tangan Elkan untuk masuk ke dalam. "Selamat malam semua ...!" sapa Elkan pada keluarga besarnya yang sedang berbincang di ruang tamu. "Malam ..., nah ini dia yang ditunggu-tunggu2 sudah datang." Semua menoleh ke arah pintu. Seruni m

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 219

    "Kami akan mengundang kalian di acara resepsi kami minggu depan." Elkan menyerahkan sebuah undangan berwarna perak. "Resepsi?" Salma masih memandang heran dengan keduanya. "Syukurlah. Akhirnya kamu menikah juga. Aku pikir kamu akan seperti Rein." Yuda tertawa lega. Elkan tersenyum namun sesekali masih mencuri-curi memandang Salma dengan lekat. Hal ini pun tidak luput dari penglihatan Seruni dan Yuda. Mereka berbincang hangat. Seruni sesekali ikut tertawa, menjawab secukupnya jika ada yang bertanya. Kesan pertama Seruni pada Salma adalah seorang wanita yang lembut dan ramah. Sungguh Seruni sangat kagum pada sahabat suaminya itu. Seruni pun merasa ada sesuatu antara suaminya dengan Salma. Namun entahlah, dia belum bisa menerka-nerka. Seruni melihat tatapan yang berbeda dari suaminya saat memandang Salma. Raihan dan Maina pun sangat akrab dengan Elkan. Seruni juga melihat suaminya itu sudah sangat familiar dengan lingkungan di rumah itu. Termasuk para pelayannya. Namun Seruni melih

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 218

    "Elkan .. , akhirnya kamu datang," ucap Salma. Sungguh ia tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Elkan spontan berdiri, lalu menatap wanita yang hampir menjadi istrinya itu dengan lekat. Semua kenangan itu langsung terlintas begitu saja di benaknya. Banyak waktu yang telah mereka lalui bersama. Kenangan itu masih sangat segar di ingatannya. Salma pun demikian. Ia mampu melewati masa-masa sulitnya bersama Elkan. Pria yang mau menemaninya di saat dirinya tak punya siapa-siapa. Pria yang selalu menyemangatinya di saat dirnya lemah. Entah apa yang terjadi jika tak ada Elkan di dekatnya waktu itu. Elkan bahkan mau berkorban demi kebahagiaannya dan Yuda. Seruni merasakan ada sesuatu diantara suaminya dan wanita yang dipanggil Salma itu. Wanita berhijab yang sangat cantik dan anggun. Seruni sempat kagum pada kecantikan wajah Salma yang begitu menenangkan.. "Om Elkan, ayo kita masuk!" Yumaina menarik lengan kekar Elkan untuk masuk ke ruang tamu. "Astaghfirullah ... Sampai l

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 217

    "Maaf, ya ...! Maaf ...! Saya permisi dulu. Istri saya sudah menunggu!" "Apaa? Istri?" "Mas Elkan becanda ya? "Memangnya Mas Elkan sudah punya istri?" Para wanita penggemar Elkan itu bukannya menjauh, malah semakin penasaran ketika Elkan mengatakan ditunggu istrinya. "Oke ... oke, Aku akan perkenalkan istriku pada kalian." Elkan berkata seraya tersenyum menatap istrinya yang sedang cemberut sejak tadi. Mata Seruni melebar mendengar ucapan Elkan. Wanita itu lantas memberi kode dengan tangannya agar suaminya itu tidak melakukannya. Dia belum siap jika Elkan memperkenalkan dirinya sebagai istrinya di depan umum. "Yang mana istrinya Mas Elkan?" "Ayo dong Mas kenalin sama kita-kita!" Para wanita itu penasaran sambil memandang sekeliling. Elkan tak menyia-nyiakan kesempatan itu, perlahan melangkah menuju meja Seruni. Para Wanita itu terus memperhatikan Elkan yang ternyata menghampiri seorang gadis remaja yang sangat cantik walau tanpa riasan wajah. Gadis dengan rambut panjangnya

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 216

    "Mas, kita ke mall ini?" Seruni memandang takjub mall besar dan megah di hadapannya. "Iya. kita parkir mobil dulu." Mobil Elkan baru saja memasuki Mall besar di daerah cassablanca. Karena akhir pekan, mall itu tampak sangat ramai pengunjung. Bahkan untuk masuk mencari parkir saja harus sabar mengantri. "Mau nonton dulu, atau belanja?" "Nonton bioskop, Mas? Wah, pasti bioskopnya bagus banget di sini." Elkan terkekeh melihat kepolosan Seruni. Gadis yang unik, namun sangat menyenangkan.. "Aku belanja apa lagi sih, Mas?" "Kata Mama, pakaian kamu itu standar remaja banget modelnya. Nanti orang-orang pikir aku ini bukan suamimu. Tapi Bapakmu." Mereka terbahak-bahak. "Tapi aku enggak ngerti model, Mas." "Gampang. Nanti minta bantuin manager tokonya." Setelah memarkir mobil, Elkan membawa Seruni masuk ke dalam mall. Nampak banyak muda mudi yang berpasangan menghabiskan waktu berakhir pekan. Seruni bergelayut manja pada lengan Elkan. Sesekali berdecak kagum melihat kemegahan mall ya

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 215

    "Loh, Seruni kamu ngapain di sini?" Bu Astrid menegur Seruni yang berada di dapur. "Selamat pagi, Ma. Aku lagi masak sarapan untuk Mas," sahut Seruni tenang. Ia tak menyadari kalau Bu Astrid sudah melotot pada beberapa pelayan di sana. "M-maaf nyonya. Kami tadi sudah melarang. Tapi Non Seruni tetap mau di sini," sahut salah seorang pelayan. "Nggak apa-apa, Ma. Runi sejak kemarin nggak ngapa-ngapain. Bingung, cuma makan dan tidur aja," jelas Seruni sambil mengupas udang di wastafel. Nyonya Astrid hanya menggeleng-geleng kepala, lalu berjalan meninggalkan dapur, kemudian menghampiri putranya yang sedang minum kopi di teras samping. "Elkan, istrimu itu sebaiknya kuliah saja. Sepertinya dia jenuh di rumah." "Apa? Kuliah? Bagaimana nanti jika ada pria seumurannya yang tertarik dengannya?" pikir Elkan dalam hati. Pasti akan banyak pria yang akan tertarik dengan istrinya yang cantik itu. "Elkan, kok malah ngelamun? Kamu setuju, kan?" "Ya nanti aku bicarakan dulu dengan Seruni, Ma."

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 214

    "M-massshh ...!" Lagi-lagi Seruni mengigau menyebut kata 'mas'. Suara Seruni hampir mirip seperti desahan di telinga Elkan. Hingga membuat miliknya memberontak di bawah sana. Elkan tak mungkin melakukannya disaat istrinya tertidur. Dia tak bisa membayangkan gadis itu akan terkejut bahkan mungkin berteriak di saat terjaga nanti. Elkan geleng-geleng kepala. Saat ini dia hanya bisa menikmati pelukan Seruni yang cukup erat. Hembusan napas gadis itu menyapu hangat wajahnya. Kini mereka saling berhadapan dan sangat dekat. Elkan mulai bergerak gelisah. Rasa lapar yang tadi menyerangnya kini berubah menjadi rasa yang berbeda. Perlahan didekatkan wajahnya pada Seruni hingga mereka nyaris tak berjarak. Elkan memberanikan diri mengecup singkat bibir ranum milik istrinya. Cukup singkat, namun berkali-kali. Setelah menarik napas panjang, Elkan mencoba untuk mengecupnya lebih lama. Mungkin sedikit melumatnya dengan lembut tidak akan membuat istrinya itu terjaga. Bagai kecanduan, Elkan tak ma

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 213

    "Ini kamar Mas?" Seruni memandang takjub kamar yang begitu besar, bahkan lebih besar dari rumah mereka di desa. Kamar yang menyatu dengan ruang kerja Elkan itu dilengkapi dengan berbagai elektronik dan perabot mewah. "Iya. Ini rumah orang tua Mas. Semua fasilitas di rumah ini milik Mama dan Papa. Kalau rumah Mas tidak sebesar ini." Elkan duduk di tepi ranjang. Memandang Seruni yang masih terkagum-kagum dengan kamar mewah mirip hotel kelas bintang lima itu. Elkan tersenyum melihat wajah Seruni yang sedang terpesona. "Aku berasa mimpi bisa tidur di kamar ini, Mas." . Elkan langsung teringat sesuatu setelah mendengar ucapan Seruni. Tidur di kamar ini berdua dengan Seruni tentu sangat indah. Ini pasti akan menjadi malam pertamanya yang luar biasa. Pikiran liar pria tampan itu langsung travelling ke mana-mana. Mungkin setelah ini ia akan mengajak Seruni membeli beberapa pakaian, termasuk beberapa pakaian tidur yang sexy dan transparan. Elkan meneguk salivanya saat membayangkan Seruni

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 212

    Elkan menggandeng Seruni yang nampak sangat gugup. Ia melihat Seruni tidak percaya diri dengan penampilannya yang sangat sederhana. "Selamat datang Tuan muda!" seorang wanita paruh baya membuka pintu dan mempersilakan Elkan dan Seruni masuk. "Mama Papa di mana, Mbok?" "Ada di ruang keluarga, Tuan." Mbok Asih, salah satu asisten rumah tangga mereka memandang Seruni dengan penuh tanda tanya. Selama bertahun-tahun bekerja di rumah orang tua Elkan, baru kali ini anak majikannya itu membawa wanita ke rumah. "Ini Seruni, Mbok. Istriku." Seruni mengangguk seraya tersenyum pada Mbok Asih." "Oalaaah, nikahannya jadi, toh waktu itu? Mbok kirain nggak jadi gara-gara nyonya dan tuan nggak bisa hadir. ya sudah sana cepat dikenali istrinya!" "Iya, Mbok. Seruni memandang Elkan penuh tanda tanya. ia tak mengerti apa yang dibicarakan Mbok Asih. Elkan pun blm sempat membicarakannya. "Yuk kita ke atas. Mama dan Papaku di sana." Seruni memandang setiap foto yang ia jumpai. Ada beberapa fot

DMCA.com Protection Status