Share

ya itu

"Nah, itu jawabnya. Kakak dan Ken punya jawaban yang sama, jadi jangan tanya," ujar Kenzi.

"Ya kan kamu anak bungsu. Pastilah jadi pandeg Mami di Purwokerto."

"Iya nggak juga bontot harus jadi pandeg. Pisang saja kalau dekat-dekat dengan induk pohon nggak besar-besar. Apa lagi kita."

"Ya nggak harus jadi tetangga juga. Apa mau menikahi Irma?" ledek Kaisar.

"Ogah. Lagi cari made ini ngapak, katanya 'Ora ngapak, ora kepenak' ngono loh, masee."

Keduanya terbahak. Menertawakan selera yang terlihat sama namun kekonyolannya yang sedikit berbeda.

Mobil sampai di depan rumah Arin. Kaisar dan Kenzi turun dari mobil.

"Mas," sambut Arin dengan senyum terbaiknya. Dia lantas mencium punggung tangan Kaisar. Konyolnya, Kenzi ikut juga menyodorkan tangannya.

"Ini lupa," kelakar Kenzi membuat Kaisar menatap adiknya dingin.

"Ih! Ni tangan kebiasaan. Suka mampir-mampir, hehehe," omel Kenzi pada tangannya sendiri sambil memukulnya dan menurunkannya.

"Masuk, Mas, Kak."

"Rin, panggil Kenzi pakai nama saja.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status