Setelah keluar dari hotel, Ivana bertemu dengan seseorang yang ia kenal yaitu guru waktu ia berada di sekolah menengah atas. Ivana yang kalut dan galau, tanpa pikir panjang Ivana langsung menerima tawaran wanita paruh baya itu dan masuk ke dalam mobilnya."Ivana, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau menangis?" tanya wanita paruh baya itu seraya melihat ke arah Ivana yang sedang duduk di sampingnya. Sedangkan wanita itu menyetir mobil."Ivana...""Tolong Bu Celine, bawa aku pergi dari sini. Kumohon...sembunyikan aku," pinta Ivana yang masih berderai air mata. Tangisnya begitu terisak dan pilu, seakan-akan hancur."Baiklah, kau tenang ya. angan menangis."Wanita bernama Celine itu membawa Ivana ke apartemen miliknya yang berada di daerah Limoges. Sesampainya di sana, Ivana langsung jatuh pingsan setelah merasakan sakit pada perutnya. Celine langsung memanggil putranya, yang berprofesi sebagai seorang dokter untuk memeriksa keadaan Ivana."Sam, bagaimana keadaan Ivana?" tanya Celine kepad
****Rasa kecewa dan sakit hati telah membuat Ivana terluka, ia juga tidak mau kembali pada Edgar. Sebab, apabila ia melihat wajah lelaki itu. Maka bayangan perselingkuhan suaminya, akan terus terbayang di kepalanya bak sebuah film yang diputar berulang-ulang. Ivana tidak mau hatinya kembali terluka, baginya ini sudah cukup menyakitkan."Ma, kita harus segera pergi dari negara ini. Sebelum tuan Denvier menggunakan kekuasaannya untuk menemukan Ivana. Seperti yang kita semua sudah tahu, bahwa tuan Denvier memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menghentikan kita pergi dari negara ini." Sam terdengar terburu-buru, ia membereskan pakaiannya ke dalam koper. Ia memberitahu Ivana dan ibunya untuk segera bergegas juga. Sam dan Celine tak terlalu mempunyai koneksi besar di Eropa, tapi di benua Amerika, keluarga mereka sangat berpengaruh.Ivana tau benar bahwa suaminya itu memiliki power dan koneksi di seluruh Eropa. Apa yang dikatakan Sam benar, sebelum lelaki itu menemukannya, Ivana harus segera
****Pengakuan dari Vanessa bahwa ia dan wanita itu tidak sampai berhubungan badan itu, tetap saja membuat Edgar merasa percuma. Karena semua yang ia lakukan saat ini, tidak dapat membuat istrinya kembali. Edgar baru kali ini merasakan kehilangan yang sangat dalam, padahal dulu saat Vanessa pergi dengan selingkuhannya. Ia merasa tidak sesakit ini, tidak begitu putus asa seperti ini. Itu semua karena Ivana pergi membawa kedua bayinya juga."Kau ada dimana sweetheart? Twins? Kalian baik-baik saja kan? Tolong Tuhan, tolong bantu aku menemukan istri dan anak-anakku. Tolong tunjukkan keberadaan mereka?" guman Edgar dengan air mata yang membasahi wajahnya. Air mata yang jarang sekali ia keluarkan kecuali untuk orang tercintanya.Semalaman Edgar tidak tidur, seharian ia tidak makan dan minum. Wajahnya pucat pasi dan bibirnya terlihat kering. Ia masih berusaha untuk mencari keberadaan istrinya dan ini sudah hari kedua. Bahkan Edgar juga tidak mempedulikan pekerjaan di perusahaannya. Marco yang
Note : Nama papanya Ivana sama anaknya dokter Celine sama ya, Jadi aku pake nama tengah Samuel aja sebagai pembeda. Aku ganti jadi Harry (anak dokter Celine) Berita tentang perselingkuhan Edgar dan mantan istrinya, telah tersebar ke seluruh penjuru negeri. Walaupun berita itu sudah di take down oleh Edgar dan kekuasannya, namun, jejak digital tidak akan pernah hilang selamanya. Orang-orang sudah terlanjur mengetahui tentang perselingkuhan tersebut. Samuel juga terlihat khawatir setelah ia mengetahui perselingkuhan menantunya. Meski, ia bukanlah ayah yang baik dan dekat dengan putrinya. Tapi mendengar kabar buruk ini hati Samuel terhenyak. Dua kali putrinya diselingkuhi, dan ia mulai berpikir apakah ini karena ia yang berselingkuh dari mendiang istrinya dulu? Ivana jadi terkena imbas dari perbuatan bejatnya, bahkan sampai dua kali ia terluka.Saat jam makan siang kantor, Samuel bersiap-siap pergi dari kantornya. Ia akan pergi mengunjungi Edgar yang katanya sedang berada di rumahnya.
Keluarga Celine bukankah keluarga sembarangan, melainkan satu dari 5 keluarga yang berpengaruh di California, bahkan di seluruh benua Amerika. Bukan hanya karena kekayaannya saja, sebab kekayaan keluarga Celine tidaklah sebanding dengan kekayaan Edgar dalam bidang bisnis dan sukses menjadi King Of Bussines. Namun alasan yang mendasari keluarga Celine berpengaruh adalah karena rasa hormat orang-orang kepada keluarga mereka. Keluarga Celine sendiri terdiri dari pengacara, hakim, jaksa, polisi, dosen, dokter dan profesi profesi yang mulia. Mereka dihormati karena itu dan berkuasa di sana.Ivana diberikan kehidupan yang nyaman di rumah mewah yang ditempati oleh Celine dan Harry itu. Meskipun nyaman, tapi hatinya tetap merasa kesepian karena jauh dari suaminya. Namun ia harus berada dalam keadaan seperti ini, kesepian tanpa Edgar. Ia juga tidak berencana untuk kembali pada suaminya karena sakit yang ia derita.Akan tetapi, bukan hanya Ivana saja yang sakit dengan perpisahan ini, Edgar juga
Tangan Edgar gemetaran ketika ia membaca surat yang dikirimkan oleh seorang kurir kepadanya. Surat itu berisi permohonan gugatan cerai Ivana terhadap Edgar. Sungguh, Edgar tidak menyangka bahwa masalah rumah tangga yang mereka hadapi sampai separah ini. Wanita itu sampai memutuskan hal seperti ini, keputusan yang harusnya diambil dalam keadaan dingin.Rahangnya Edgar mengeras saat melihatnya, matanya berkilat penuh kemarahan. Ia tidak akan pernah bisa menerima semua ini. "TIDAK!"Teriakan Edgar yang keras dan penuh amarah itu, sontak saja membuat semua penghuni mansion terkejut. Rick dan Julia yang tadinya sedang tidur saja langsung terbangun saat mendengar teriakan Edgar. Padahal semua kamar di mansion ini kedap suara, tapi bisa-bisanya suara Edgar terdengar sampai ke dalam kamar."Ada apa dengan Papa?" tanya Julia sambil mengusap usap matanya. Ia berusaha membuka matanya yang masih ingin terpejam."Ayo kita turun sayang!" ajak Rick seraya menarik tangan istrinya. Mereka berdua pun tu
****Harry terlihat sangat dekat dengan anak-anak Ivana. Bahkan Aileen dan Arion Memanggil Harry dengan sebutan 'daddy' yang artinya ayah, papa. Mereka berdua bahkan terlihat lebih dekat dengan Harry, dibandingkan dengan Ivana, ibu kandung mereka sendiri. "Kalian harus membersihkan tubuh kalian dulu sebelum makan. Lihat, baju kalian basah! Nanti kalau kalian masuk angin bagaimana?" omel Ivana, begitu ia melihat kedua anaknya sedang makan bersama dengan Harry di meja makan. Bahkan Aileen duduk dipangkuan pria tampan berkulit putih bersih itu. "Mama bawel sekali!" sungut Aileen sambil makanannya. "Kami sudah lapar Mom." Arion juga sama, mentang-mentang sudah ada Harry disini. Jadi anak itu bisa membantah ibunya, lalu ia bisa meminta perlindungan dari pria itu. "Kalian-""Ivy sudahlah. Tidak apa mereka seperti ini. Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Ayo, lebih baik kita makan bersama!" ajak Harry kepada Ivana dengan senyuman
Sebesar apapun kasih sayang seorang ibu untuk anaknya, mereka masih membutuhkan sosok ayah sebagai pelengkap, pelindung yang bisa mengayomi seorang anak. Walaupun ada beberapa orang yang mengatakan, bahwa ibu bisa menjalankan dia peran sekaligus yaitu menjadi ayah dan ibu. Sedangkan seorang ayah, hanya bisa menjadi seorang ayah dan tidak. bisa menjadi seorang ibu.Begitu pula yang dialami Ivana, ia berusaha menjadi ibu dan ayah yang baik untuk anak-anaknya. Tapi tetap saja semua itu kurang dan terasa berbeda untuk Arion dan Aileen. Ivana tetaplah seorang ibu, dan sosok yang dianggap ayah oleh mereka adalah Harry. Namun, Ivana mengatakan pada mereka berdua bahwa Harry bukanlah ayah kandung mereka. Hanya saja selama ini, Harry memberikan kasih sayang yang berlimpah pada si kembar. Bersikap seperti ayah yang menyayangi anaknya sendiri, padahal si kembar bukan anaknya."Ma, mama tau kan kalau daddy dokter menyukai Mama. Aku cukup peka Ma, jangan kira aku tidak tahu. Mama tau aku tidak seb
****Setelah melewati dua hari di Maldives, pagi itu Ivana mengajak Edgar untuk melihat matahari terbit dipantai. Dia sengaja' membangunkan suaminya pagi-pagi buta."Hubby, ayo bangun," bisik Ivana pada suaminya sambil mengecup pipi lelaki itu dengan lembut.Merasakan sentuhan dipipi dan wajahnya, lelaki itu pun membuka matanya perlahan. Dia melihat sang istri sedang tersenyum padanya, bibir wanita itu tampak merah, sepertinya Ivana memakai make up. Bahkan istrinya itu masih memakai pakaian tidur."Sayang? Kau memakai make up? Kau mau kemana sepagi ini, hem?" ucap Edgar seraya bertanya pada istrinya dengan terheran."Ayo, kita akan melihat matahari terbit! Sebelumnya kita melihat matahari terbenam, sekarang giliran kita melihat matahari terbitnya!" seru Ivana dengan senyuman semangat dibibirnya. Edgar balas tersenyum lembut, dia menyentuh pipi istrinya dengan lembut.Seketika senyumannya menghilang saat dia merasakan pipi istrinya terasa dingin."Sweetheart, tubuhmu dingin? Apa kau tid
Selagi para pria berada diluar, Aileen dan Laura berasa didalam ruangan itu untuk mengobrol. Banyak sekali hal yang ingin Laura katakan pada Aileen."Aileen, aku sangat sangat berterima kasih kepadamu. Jika bukan karena kau, Levin, mama Sara dan yang lainnya pasti tidak akan memberiku kesempatan kedua. Terimakasih, karena kau sudah sudi memaafkan semua kesalahanku."Laura mengenggam tangan Aileen, matanya berkaca-kaca penuh haru saat menatap wanita berhati mulia dihadapannya ini. Wanita yang sudi memaafkan semua kesalahannya dan memberikan kesempatan kedua. Dia merasa bersalah, karena selama ini sudah mencelakai Aileen dengan mengambil kebahagiaannya."Aku menyesal, kenapa aku merebut Levin dari-"SsttAileen langsung meletakkan jari telunjuknya pada bibir Laura, dia menggelengkan kepalanya dan meminta Laura untuk tidak melanjutkan perkataannya."Jangan bahas masa lalu kak. Jangan menyesali apa yang sudah terjadi. Mungkin ini adalah takdir Tuhan untuk kita. Takdir kakak bersama Levin
Sekarang semua keluarga Denvier sudah berkumpul di rumah sakit, termasuk Aldrich yang berada di Amerika. Dia terbang secepat mungkin ke Paris, setelah mendengar berita tentang ibunya yang koma.Aileen dan Aldrich sangat sedih begitu mengetahui ibu mereka sakit parah dan sekarang wanita yang melahirkan mereka itu sedang bertaruh nyawa di dalam ruangan tempatnya berada."Kenapa papa tidak memberitahuku dan Aldrich kalau mama sakit? Kenapa Pa?" jerit Aileen dengan berurai air mata, dia terlihat terguncang mendengar ibunya sakit. Edgar sendiri terlihat diam, pria paruh baya itu masih tampak syok. Sejak 2 hari yang lalu istrinya terbaring koma."Ai, jangan salahkan papa. Mama yang meminta papa dan kami untuk merahasiakan ini darimu dan Aldrich. Mama tidak mau kau dan Aldrich kepikiran," ucap Arion jelaskan kepada adiknya untuk tidak menyalahkan Papanya lagi. Karena, yang paling terguncang dengan keadaan ibu mereka adalah ayah mereka.Lihat saja, Edgar
Setelah istrinya disuntikan obat-obatan, tak lama kemudian Ivana langsung tidak sadarkan diri. Denyut jantungnya melemah, ternyata tubuh Ivana tidak merespon dengan baik kemoterapi kedua ini. Dia langsung berikan penolakan dan saat itu juga Ivana berada dalam keadaan kritis. Dia tidak sadarkan diri dan dokter mengatakan kalau dia sedang koma.Edgar menangis meraung-raung, tak percaya dengan fakta ini. Dia bahkan menyesali keputusannya membujuk Ivana kemoterapi kedua."Istriku masih bisa sadar kan, dok? Katakan padaku, sialan!" teriak Edgar kepada dokter Wayne, dengan berurai air mata."Saya tidak yakin, Pak." Wayne menatap Ivana yang tak sadarkan diri diatas ranjang tersebut dengan alat-alat medis yang terpasang ditubuhnya, untuk menopang kehidupannya.Edgar dapat menangkap kepasrahan pada perkataan Wayne, dan dia tidak menerima itu. Edgar langsung menarik jas dokter milik Wayne dengan kasar."Jangan bicara seperti itu. Katakan yang jelas! Kau ini adalah dokter spesialis kanker terbai
Disaat Aileen sedang dalam perjalanan menuju ke London bersama suaminya, Ivana sedang berjuang melawan efek kemoterapi yang luar biasa menyerang anggota tubuhnya. Dia kesakitan, berkeringat, mual, muntah, mudah lelah, rambut rontok, imunitas tubuh menurun drastis.Terkadang Ivana ingin menyerah, tapi dia tidak tega melihat suami, anak sulung dan menantu perempuannya yang berusaha agar dia sembuh. Hari ini Ivana akan melakukan kemoterapi yang kedua, Edgar, Emily dan Arion berharap agar keadaan Ivana segera membaik."Sweetheart, tenanglah...aku ada disini."Ivana tersenyum lembut pada suaminya, dia membalas genggaman tangan suaminya dengan lembut. Wanita yang rambutnya sudah dipotong pendek itu, menatap sang suami dengan sendu."Aku akan baik-baik saja, aku akan kuat demi dirimu dan anak-anak. Tapi jika aku-""Kau akan baik-baik saja. Jangan katakan apapun, sweetheart!" sela Edgar sambil mengecup pipi Ivana dengan penuh kasih sayang. Matanya penuh cahaya pengharapan, dia berharap istrin
Edgar tak henti merutuki dirinya dalam hati, dia sangat menyesal sudah berpikiran yang bukan-bukan terhadap istrinya. Tanpa ia ketahui selama 1 bulan ini, Ivana menyimpan kesedihan dan penderitaannya seorang diri.Dia paham, kenapa Ivana sampai menyembunyikan hal sebesar ini dari semua orang? Itu semua karena sifatnya, yang tidak ingin semua orang menjadi khawatir kepadanya."Pa, aku akan menghubungi Aileen dan Aldrich.""Jangan, A."Suara Ivana terdengar lirih, namun membuat kedua pria itu terkejut mendengarnya. Mereka melihat ke arah wanita yang terbaring diatas ranjang itu. Dia perlahan mulai membuka matanya."Sweetheart, kau sudah siuman?" Edgar mendekati wajah sang istri dengan berlinang air mata. Ivana tahu, pasti Edgar dan Arion seperti ini karena mereka sudah tahu tentangnya.Bibir Ivana mengulum senyuman yang memperlihatkan ketegaran. Hebatnya wanita itu bahkan tidak menangis didepan suami dan putra sulungnya. Dia tidak mau terlihat lemah di depan orang-orang yang dia cintai.
Siapa yang tidak mau dicintai secara ugal-ugalan dan diratukan oleh suaminya sendiri? Ya, itulah yang dirasakan oleh Aileen saat ini. Apa-apa Leon, ini itu Leon, segala keinginannya yang kadang aneh-aneh juga terpenuhi oleh suaminya.Punya suami tampan, kaya, baik, walaupun agak dingin, tapi perhatian adalah berkah terindah dari Tuhan yang Aileen dapatkan. Plus, suaminya memang cinta pertama Aileen dari zaman kanak-kanak."Ayo ganti bajumu. Aku akan mengantarmu ke kampus," kata Leon kepada sang istri sambil membawakan piring cucian ke wastafel untuk dia cuci.Aileen langsung menggelengkan kepalanya. "Eh? Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri. Kata Pak Evan, kau ada rapat penting dan kau haru bersiap. Kalau kau mengantarku, kau akan terlambat!""Tidak ada pergi sendiri Baby. Aku akan mengantarmu dulu sampai ke kampus, lalu pergi ke kantor," sahut Leon sambil menggerakkan tangannya untuk mencuci piring. Dia meletakkan piring cuciannya pada tempatnya j
Perubahan Ivana akhir-akhir ini membuat Edgar curiga dan meminta seseorang untuk menyelidiki Ivana. Istrinya itu tak lagi bersikap mesra padanya, apalagi setiap kali Edgar mengajak Ivana berhubungan intim. Wanita itu selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Kini semua kecurigaan Edgar terkuak saat orang suruhannya menyerahkan beberapa foto yang menunjukkan kebersamaan Ivana bersama seorang pria bernama Wayne yang merupakan seorang dokter disebuah rumah sakit."Kenapa kau tega melakukan ini padaku, Ivana? Apa karena aku sudah tua? Jadi aku tidak bisa memuaskanmu lagi?" cecar Edgar murka, setelah dia melempar foto-foto itu ke wajah istrinya.Ivana melihat foto-foto yang menunjukkan kedekatannya dan Wayne di sana, foto-foto tersebut menunjukkan banyak layar rumah sakit. Hatinya berdebar, dia takut kalau suaminya akan tahu apa yang dia lakukan di rumah sakit itu."Aku tidak pernah selingkuh darimu, Hubby.""Persetan dengan semua yang kau katakan! Buktinya sudah ada didepan mata. Kau seri
****Sakit hati Laura diabaikan oleh suaminya seperti itu. Disaat dia sudah menyadari semua kesalahannya dan dia tidak mau berpisah dari Levin, meskipun nanti bayi mereka sudah lahir ke dunia.Dia berusaha untuk kembali meraih kepercayaan Levin kembali, tapi nyatanya tidak mudah. Levin malah semakin menjauh darinya. Lelaki itu hanya perhatian kepadanya saat bersama keluarganya saja. Bicara pun seperlunya."Aku harus meminta maaf pada Aileen dan mengakui semua kesalahanku. Aku belum sempat bertemu dengannya dan meminta maaf. Aku akan mengakui segalanya pada Aileen," gumam Laura sambil mengusap basah disudut matanya."Laura, kau sedang apa di sini nak? Apa kau tidak ikut dengan Levin?" Sara menghampiri menantunya yang sedang berada di dapur seorang diri."Ah.. tidak Ma. Aku lelah, jadi aku di rumah saja."Suara Laura yang terdengar serak itu menimbulkan kecurigaan Sara. Dia merasa Laura sedang menangis, karena Laura bahkan tak berani melihatnya, menunjukkan wajahnya."Laura, kau kenapa