Share

USAHA ALDI

Penulis: Rara Qumaira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

BAB 17

USAHA ALDI

"Mana Winda?" tanya Hisyam.

"Winda siapa?" ujarnya tergeragap.

"Jangan bohong kamu! Dimana dia?" tanya Hisyam lagi.

"Saya benar-benar tidak tahu!" sahut Erlangga sembari menahan rasa sakit di tangannya.

"Sayang ... kenapa lama sekali?" teriak Winda, lalu melangkah keluar hanya dengan melilitkan selimut.

"Pa—pa!" ujar Winda gugup.

"Ternyata, begini kelakuan kamu saat diluar?" bentak Hisyam.

"Maafkan aku, Pa! Aku ...."

"Mau beralasan apa lagi kamu? Kamu sudah berkali-kali menghianati aku, tapi masih kumaafkan. Kali ini, aku tidak bisa memaafkan kamu lagi. Winda Amalia binti Suroso, aku jatuhkan talak satu atas kamu!" ujar Hisyam.

"Pa! Jangan lakukan itu! Aku mohon!" teriak Winda.

"Ini sudah keterlaluan. Hari ini, aku bebaskan kamu! Silahkan bersenang-senang sesuka hatimu! Agus, ayo kita pulang!" ujar Hisyam.

"Baik Pak!"

Sambil mengeratkan lilitan selimut di tubuhnya, Winda berlari mengejar Hisyam dan bersimpuh di depannya.

"Pa, aku mohon, jangan lakukan ini!" ujarn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KETAHUAN LAGI

    BAB 18KETAHUAN LAGIAldi menghela nafas panjang."Sekar, tolong beri aku kesempatan lagi! Aku janji aku akan segera menikahi kamu!""Sudah aku bilang kan, aku sudah tidak berminat!" sahut Sekar."Pergi dan jangan pernah muncul lagi dihadapanku !Aku benci sama kamu!" teriak Sekar, lalu memundurkan mobilnya dan kembali melesat di jalanan.Aldi mengacak rambutnya frustasi memandang kepergian Sekar. Dengan perasaan tak menentu, dia kembali melajukan mobilnya ke kantor.Sesampainya di kantor, Aldi disambut oleh Asri, sekretarisnya yang baru."Selamat pagi, Pak!" sapa Asri."Hm!" sahut Aldi tak bersemangat.Tak mengindahkan sambutan atasannya, Asri mengikuti langkah Aldi memasuki ruangannya."Ini berkas-berkas yang harus Bapak tandatangani hari ini!" ujar Asri."Buatkan saya kopi!" ujar Aldi."Baik, Pak!"Tak lama berselang, Asri sudah kembali dengan secangkir kopi."Bapak sakit?" tanya Asri saat mendapati Aldi mengandalkan tubuhnya ke sandaran kursi sembari memejamkan mata."Kepalaku pusi

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   SERANGAN JANTUNG

    Bab 19SERANGAN JANTUNGIrma menghembuskan napas panjang. Dengan perlahan, dia menceritakan semua kejadian dari awal. Sejak mereka bercerai, uang bulanan yang mulai tersendat, kedatangan mereka ke rumah Hisyam dan Winda, kepindahan ke Surabaya, pernikahan kedua Irma, kasus perkosaan tersebut, hingga Arum depresi dan nyaris bunuh diri, juga alasan Arum merubah nama panggilan menjadi Sekar. Dan juga, rencana Arum mendekati Aldi untuk membalas dendam kepada mereka.Irma menceritakan semuanya dengan gamblang, tak ada yang ditutup-tutupi. Tanpa disadari, air matanya pun mengalir saat menceritakan semua itu. Hisyam harus tahu penderitaan putrinya. Hisyam terhenyak. Kenyataan ini, benar-benar menamparnya. Dia telah menyia-nyiakan anak kandungnya. Satu-satunya anak kandungnya. "Kamulah penyebab kehancuran Arum! Kamu yang harus bertanggung jawab atas semua yang menimpa Arum!" ujar Irma sambil membelakangi Hisyam. Hisyam meremas dadanya kuat. Aku yang menjadi penyebab kehancuran putriku sen

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEHAMILAN NASHA

    Bab 20KEHAMILAN NASHANasha tak bergeming. Aldi pun tak berani mengganggunya. Dia hanya berani mendekatkan tubuhnya dan memeluk Nasha dari belakang.Pagi hari,saat Aldi terbangun, dia tak mendapati Nasha di sebelahnya. Dia mendengar seseorang sedang muntah-muntah di kamar mandi.Tok tok tok …."Sha, buka pintunya! Kamu gak papa?" tanya Aldi panik."Sha!" panggil Aldi lagi.Tak lama berselang, Nasha keluar dari kamar mandi."Kamu gak papa?" tanya Aldi lembut.Nasha tak menjawab. Dengan lemas, dia terus melangkah dan kembali ke tempat tidur, lalu berbaring."Kamu sakit?" tanya Aldi lagi."Aku gak papa," sahut Nasha pendek."Habis ini kita ke rumah sakit. Kita periksa sekalian jenguk Papa," ujar Aldi. "Gak perlu! Aku gak papa!" "Aku tidak menerima penolakan!" ujar Aldi tegas. Dia segera melangkah ke lantai bawah. Nasha yang ditinggalkan seorang diri, menitikkan air mata. Tak lama berselang, Aldi sudah kembali dengan secangkir teh hangat."Minumlah! Ini akan menghangatkan perutmu!" uja

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   SEKAR DICULIK

    BAB 21SEKAR DICULIKAgus tersenyum."Sebaiknya Pak Aldi mengurus kantor saja, Bapak biar menjadi tanggung jawab saya dan anak buah saya," sahut Agus. Aldi tersenyum kecut."Terserah Bapak saja!" sahut Aldi."Sha, pulang yuk! Kamu kan gak boleh kecapekan!" ujar Aldi kepada Nasha."Iya, Mas. Pak Agus, kami pulang dulu!" pamit Nasha."Iya, Mbak. Silahkan!" sahut Agus.Perlahan, Nasha dan Aldi melangkah meninggalkan ruangan Hisyam."Kita mau kemana lagi?" tanya Aldi."Katanya mau pulang," sahut Nasha."Ya … mungkin kamu mau ke suatu tempat gitu, mumpung aku belum berangkat kerja.""Memangnya gak papa kamu datang terlambat?" "Gak papa, dong. Aku kan, bosnya. Bolos pun juga gak masalah.""Kalau Papa dengar, bisa diamuk kamu.""Itu kalau Papa kamu bisa bangun lagi," gumam Aldi lirih."Apa, Mas? Gak dengar," tanya Nasha."Yang penting kan, papamu gak dengar. He …," sahut Aldi. "Ayo, mau kemana kita?" tanya Aldi."Aku pengen bubur ayam di simpang lima itu," sahut nasha malu-malu."Ayo!" ja

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   SEKAR DICULIK 2

    BAB 22SEKAR DICULIK 2“Em ... oh, sudah, Bun! Sudah!” sahut Vano gugup.“Ow ya sudah. Bunda khawatir sejak kamu telepon tadi. Ponselnya Bunda hubungi gak bisa.”“Iya, Bun! Lowbath, katanya. Nanti aku sampaikan kalau Bunda menelepon,” ujar Vano menenangkan.“Ya sudah! Terima kasih, van!””Sama-sama, Bun!” *******“Halo, Sayang!” ujar Aldi kepada Nasha melalui sambungan selular.“Halo, Mas! Ada apa?” sahut Nasha.“Bagaimana keadaan kamu? Sudah baikan?” tanya Aldi.Sudah, kok, Mas! Oya, Mas! Nanti pulang kantor tolong belikan aku martabak yang di jalan Thamrin, ya!”pinta Nasha.“Aduh, Sayang! Maaf, aku gak bisa. Ini aku telepon soalnya mau ngabarin kalau hari ini aku harus berangkat ke luar kota,” ujar Aldi sedih.“Kok mendadak, sih, Mas?” tanya Nasha.“Iya, Sayang! Aku pesan kan lewat kurir online saja, ya!” tawar Aldi.“Gak usah, Mas! Nanti aku pesan sendiri saja! Oya, Mas berapa lama disana?” tanya Nasha.“Perkiraan dua sampai tiga hari, Sayang! Kalau semuanya beres, aku pasti seger

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   PENYELAMATAN SEKAR

    BAB 23PENYELAMATAN SEKAR"Mas, jangan begini! Aku mohon,lepaskan aku!" teriak Sekar Aldi melepaskan ciumannya dan terus berusaha memberontak. Namun, Aldi tak menggubris. Dia terus melancarkan aksinya tanpa bekas kasihan. Pakaian Sekar pun sudah terkoyak. “Mas Aldi, aku mohon! Jangan begini!” ujar Sekar sambil tergugu. Dia benar-benar merasa ketakutan.Tiba-tiba, terdengar suara seseorang berusaha mendobrak pintu ruangan tersebut. Aldi yang sudah diselimuti nafsu, tak menggubrisnya dan terus melancarkan aksinya. Tiba-tiba, seseorang meraih kerah kemeja Aldi dan melepaskan bogem mentah ke wajahnya. Aldi yang tak siap pun jatuh tersungkur. Tanpa ampun, pria tersebut terus melancarkan aksinya hingga Aldi babak belur dan tak dapat melawan.Sekar masih shock dan menangis tergugu di sudut ruangan. Pria tersebut yang mulai tersadar akan keberadaan Sekar, segera menoleh. Dia merasa prihatin melihat keadaan Sekar. Pria tersebut yang ternyata Vano, segera meraih selimut di atas dipan dan menye

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   MENJENGUK HISYAM

    BAB 24MENJENGUK HISYAM"Tante! Untuk apa Tante malam-malam datang kesini?" tanya Vano.Wanita tersebut tersenyum sinis."Tentu saja untuk memergoki kelakuanmu. Selarut ini pria dan wanita berduaan, menurutmu apa yang akan terjadi?" ejek wanita tersebut."Tante jangan fitnah, kami tidak berbuat apa-apa," sahut Vano."Tentu saja, karena sudah ketahuan. Bagaimana kalau Tante tidak kesini? Pasti wanita itu sudah menggodamu!" ejek wanita tersebut."Jangan sembarangan, Tante! Sekar bukan wanita seperti itu!" bentak Vano."Lalu dia wanita seperti apa? Bukankah dia itu bekas orang?" lanjut wanita tersebut."Cukup,Tante! Pergi dari sini!" usir Vano."Berani kamu mengusir Tante? Apa kamu mau Tante panggilkan warga agar menggerebek kalian?" ancam wanita tersebut."Apa yang sebenarnya Tante inginkan?" tanya Vano."Tante hanya mau memastikan kalian tidak akan berbuat yang aneh-aneh. Tante tidak mau dia mengacaukan rencana pernikahan kamu dengan pura-pura hamil," ujar wanita tersebut."Aku sudah b

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   PERTEMUAN TAK TERDUGA

    BAB 25PERTEMUAN TAK TERDUGA Pak Agus segera mengurus administrasi rumah sakit. Dia juga mengutus anak buahnya untuk mengkondisikan sehingga saat jenazah tiba, semuanya sudah siap.“Bu Irma ikut kami pulang?” tanya Pak Agus. “Iya, Pak! Aku akan ikut menghadiri acara pemakaman ayah Sekar!” sahut Irma.“Baiklah! Bari, aku akan iku ambulans. Kamu antar Bu Irma dan Nona Sekar ke rumah!” ujar Agus kepada anak buahnya.“Siap, Bos!” sahut Bari.“Mari, Bu Irma!” lanjutnya sopan.******************Pagi ini, Nasha dikejutkan oleh sebuah panggilan dari Aldi.“Halo!” sahut Nasha.“Sha, tolongin aku!” ujar Aldi.“Mas, kamu kenapa?” tanya Nasha panik.“Sayang, sekarang aku di kantor polisi. Tolong, kamu segera kesini. ! Bawa pengacara keluarga kita sekalian!”“Memangnya apa yang terjadi?”“Aku gak bisa cerita sekarang. Sebaiknya kamu segera kesini! Aku gak mau dipenjara!” ujar Aldi.“Ya udah, Mas! Aku hubungi Pak Pramono dulu!”Klik. Nasha segera mematikan sambungan ponselnya, lalu menghubungi p

Bab terbaru

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   HARI PERNIKAHAN

    “Terima kasih karena kamu sudah menyelamatkan aku hari ini,” ujar Vano dengan mimik wajah serius. Sekar menatap menatap wajah sahabatnya tersebut dengan mimik wajah yang semakin kebingungan. “Apaan sih? Aku gak ngerti deh!” ujar Sekar lagi. Vano terkekeh geli menatap wajah wanita di hadapannya yang menurutnya terlihat lucu dan menggemaskan.“Lho, Van, dari tadi?” tanya Irma yang tiba-tiba muncul.“Bunda!” seru Vano, lalu bangkit dari posisinya dan mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut.“Barusan, Bun. Aku kangen sama masakan bunda, makanya main kesini,” sahut Vano seraya terkekeh.“Ayo langsung ke ruang makan. kebetulan bunda hari ini masak kesukaan kamu,” sahut Irma. “Asyik ... kayaknya bunda sudah ada feeling aku mau main nih!” ujar Vano. Dengan santai, dia menggandeng lengan wanita paruh baya tesebut menuju ruang makan meninggalkan Sekar yang masih bengong di tempatnya. Selang tak berapa lama kemudian, Sekar pun sudah menyusul mereka.***“Van!” panggil Sekar. Saat ini

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   TERJEBAK

    BAB 39TERJEBAKVano melepaskan jasnya dan melonggarkan dasinya untuk mengurai rasa panas yang menguasai tubuhnya. Sayangnya, usaha yang dia lakukan sia-sia, tubuhnya semakin tak dapat dikendalikan. Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Airin masuk ke dalam ruangan dengan membawa secangkir minuman. Pakaian yang melekat erat ditubuhnya, ditambah lagi dua kancing yang terbuka di bagian atas membuat Vano menatapnya tanpa berkedip. Vano meneguk ludahnya kasar.“Kamu kenapa, van? Sakit?” tanya Airin. Vano tak menjawab. Pandangannya masih terfokus pada gundukan kenyal yang terlihat menantang di hadapannya. Airin tersenyum tipis penuh kemenangan, lalu dengan santainya duduk di pangkuan pria tersebut.“Wow ... aku bahkan bisa merasakannya. Mau aku bantu melepaskannya?” ujar Airin dengan gaya manjanya seraya mengusap dada Vano dengan lembut. Tubuh Vano semakin memanas. Spontan, dia meraih tengkuk wanita tersebut, lalu menyambar bibirnya dengan lumatan yang panas. Airin semakin diatas angin. Ta

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEJUJURAN VANO

    BAB 38KEJUJURAN VANO“Berdasarkan bukti-bukti dan kesaksian para saksi, maka saudara Aldi Wiratama dinyatakan bersalah dengan hukuman tujuh tahun penjara.” Ketuk palu hakim, mengakhiri jalannya sidang hari ini. Aldi menghembuskan nafas lega. Meskipun dia harus mendekam dalam penjara, setidaknya hukumannya jauh lebih ringan dari tuntutan yang seharusnya yaitu dua belas tahun penjara. Nasha pun tak kuasa menahan air matanya. Kini, dia harus berjuang seorang diri membesarkan anaknya nantinya.Usai sidang selesai, Nasha menghampiri sang suami sebelum kembali di bawa lapas."Mas!" ujar Nasha lirih."Jaga anak kita baik-baik. Maaf aku tidak menemani kamu membesarkan anak kita nantinya!" ujar Aldi."Mas!" Spontan, Nasha mendekap tubuh sang suami dengan erat. Dia menangis tergugu dalam pelukan sang suami.“Aku akan membebaskan kamu, Sha. Aku tidak akan mengikatmu dalam ikatan pernikahan yang tidak sehat ini. Nasha Syakilla binti Suwito, aku ja---“ Belum selesai Aldi menyelesaikan kalimatnya

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   PERMINTAAN ALDI

    BAB 37PERMINTAAN ALDI “Saudara Aldi, anda yang ingin bertemu dengan Anda!” ujar seorang petugas sipir, lalu membuka pintu penjara. Dengan penuh semangat, Aldi bangkit dari posisinya, lalu melangkahkan kakinya. Dia mendengus dengan kesal saat tahu siapa yang datang menjenguknya.“Sayang ... bagaimana keadaan kamu?” tanya Nasha seraya memeluk tubuh sang suami. “Sha ... apaan sih?” protes Aldi seraya mendorong tubuh sang istri perlahan agar menjauh.“Mas ... kamu kenapa sih?” tanya Nasha bingung.“Gak enak dilihat petugas,” sahut Aldi cuek, lalu melangkahkan kakinya dan duduk di kursi yang telah disediakan. Nasha pun mengernyitkan dahinya heran. Namun, tak urung, dia mengikuti langkah sang suami dan duduk di hadapannya. “Kamu kenapa, Mas?” tanya Nasha.“Apanya yang kenapa?” tanya Aldi.“Sejak kemarin, kamu berubah jadi cuek,” sahut Nasha.“Biasa saja.”“Gak, aku yakin pasti ada sesuatu. Katakan, ada apa sebenarnya?” desak Nasha.“Sudah ku bilang tidak ada. Untuk apa kamu kesini?” tan

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   SIDANG PERDANA

    BAB 36SIDANG PERDANA‘Aku tidak rela wanita itu menguasai perusahaan. Enak saja, aku yang mendampingi Mas Hisyam hingga seperti sekarang, malah dia yang dapat warisan. Rugi dong perjuanganku selama ini!’ ujarnya dalam hati.“Maaf, Bu, untuk keperluan administrasi, saya tetap meminta pembayaran di depan!” ujar Pak Adnan.“Tentu saja, Pak! Berapa saya harus membayarnya?” tanya winda dengan gaya elegannya. Pak Adnan menyerahkan sebuah kertas yang berisi rincian dana yang harus dibayarkan. Wind amenelan ludah kasar melihat angka tersebut. Sebenarnya itu memang harga yang pantas untuk pengacara sekelas Adnan Wijaya. Masalahnya, saat ini dia sedang pailit. Uang segitu tentu saja sangat berharga untuknya.“Em ... saya akan membayarnya separuh. Untuk sisanya ... bagaimana kalau saya bayar dengan cara lain!” ujar Winda.“Maksudnya?” tanya Pak Adnan bingung. Dengan penuh percaya diri, Winda melangkah mendekati pria paruh baya tersebut seraya melepaskan beberapa kancingnya sehingga menampakkan p

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEDATANGAN AIRIN

    BAB 35KEDATANGAN AIRINKring .... Tiba-tiba, ponsel Vano berbunyi.“Halo, Pa! Ada apa?” tanya Vano.“_____.”“Sudah, Pa. Dia ada disini sekarang,” sahut Vano smabil melirik kesal pada Airin.“____.”“Gak bisa gitu dong, Pa! Dia itu tidak kompeten!” “____.”“Tapi, Pa ....”“____.”“Iya, iya!” sahut Vano sambil bersungut-sungut. Airin mendengarkan pembicaraan mereka sambil senyum-senyum. Meski tidak tahu pasti, namun dia bisa menebak arah pembicaraan mereka.Klik. Vano memutusukan panggilan teleponnya. Dia menghela nafas panjang beberapa kali untuk menenangkan diri.“Bagaimana, Pak Vano?” ujar Airin sambil tersenyum manis. Vano merasa semakin muak.“Baiklah, kamu diterima, tapi ____.”“Yey ... terima kasih, Van!” ujar Airin gembira sambil bertepuk tangan.“Aku belum selesai bicara!” bentak Vano. Airin segera menghentikan aksinya sebelum Vano benar-benar marah padanya. “Oke, lanjutkan!” ujar Airin.“Kamu diterima, tapi, jika dalam masa percobaan selama satu bulan kinerja kamu mengece

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEMBALI MASUK PENJARA

    BAB 34KEMBALI MASUK PENJARA“Bapak Aldi telah melakukan kesalahan. Jadi, pihak penggugat mengajukan permohonan pembatalan pembebasan bersyarat atas nama Bapak Aldi.” Petugas kepolisian tersebut memberikan penjelasan.“Memangnya apa yang dilakukan suami saya?” tanya Nasha emosi.“Sha, kendalikan emosimu. Sebaiknya, kamu panggil Aldi kesini.”“Tapi, Ma, kalau Mas Aldi kesini, nanti mereka akan menangkapnya,” sahut Nasha keberatan.“kalau kamu tidak menyuruh Aldi kesini, yang ada dia akan menjadi buronan. Hukumannya bisa semakin berat,” sahut Winda.Dengan langkah berat, Nasha memanggil Aldi yang sedang berbaring di kamarnya.“Mas, bangun! Ada yang nyari kamu di depan!” ujar Nasha.“Siapa, Sha?” sahutnya dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur.“Polisi.”“Apa? Mau apa mereka kesini?”“Mereka bilang mau menangkap kamu. Katanya, kamu melakukan kesalahan sehingga pihak Sekar meminta pembatalan penangguhan penahanan. Memangnya, apa yang sudah kamu lakukan sama Sekar?” tanya Nasha t

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEMARAHAN ALDI

    BAB 33KEMARAHAN ALDI"Secara hukum, saya pemilik sah perusahaan ini dan saya sudah mengambil alih kepemimpinan perusahaan ini. Kamu tidak punya hak apapun," sahut Sekar."Jadi itu alasan kamu memblokir semua kartuku? Itu ulah kamu, bukan?" "Tentu saja. Itu kartu milik perusahaan. Aku tidak mungkin membiarkan kamu memegangnya," sahut Sekar santai."Tapi tetap saja, kamu tidak tahu apa-apa mengenai perusahaan ini," ujar Aldi."Apa Anda lupa berapa lama saya menjadi sekretaris Anda?" sahut Sekar.Aldi tak dapat menjawab. Dia mulai gusar.“Apa kamu akan menguasai perusahaan ini sendiri? Jangan lupa, disini ada hak Nasha dan mamanya.”“Tidak ada berkas yang membuktikan bahwa mereka memiliki hak atas perusahaan ini.”“Mereka sedang memperjuangkan haknya. Tunggu saja!” ujar Aldi.“Tentu. Aku juga ingin tahu sejauh mana usaha mereka,” sahut Sekar santai.“Terserah kamu, tapi …." Aldi menggantung ucapannya."Apa?" tanya Sekar."Kembalikan semua yang sudah kuberikan sama kamu!" Sekar terkeke

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEDATANGAN ALDI

    BAB 32KEDATANGAN ALDI“Pasti berhubungan dengan wanita itu, kan?”“Sudahlah, Pa. Jangan mengait-ngaitkan Sekar. lagian, ini gak papa, kok. Hanya bengkak sedikit, sebentar juga sembuh.”"Dasar bucin! Sekarang Papa mau tanya. Kenapa dia hari ini gak masuk?”“Dia ada pertemuan dengan pengacara ayahnya, Pa.”“Baru juga bekerja, sudah beberapa kali izin. Kamu tidak bisa seperti itu, Van. Bagaimana tanggapan karyawan lain? Mereka pasti berfikir kamu pilih kasih," ujar Papa Vano."Biarin sajalah, Pa, mereka mau bilang apa. Aku yang lebih tahu mengenai Sekar. Jika tidak ada hal yang benar-benar penting, dia tidak mungkin izin.""Ini yang Papa tidak suka dari kamu. Lembek kalau sudah masalah wanita itu," ujar Sang Papa tak suka.“Pa, jangan begitu dong! Ini aku sudah memenuhi permintaan Papa untuk membantu mengurus perusahaan.”“Papa tahu. Tapi kalau sekretaris kamu sering izin begini, pekerjaannya akan terbengkalai. Yang repot kamu juga!”“Papa gak usah khawatir, aku bisa mengatasi kok!” “T

DMCA.com Protection Status