Share

SURAT WASIAT

Author: Rara Qumaira
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

BAB 29

SURAT WASIAT

Pak Pramono segera membuka map berwarna cokelat yang masih bersegel resmi. Perlahan, beliau mengeluarkan isinya dan bersiap untuk membacakannya.

SURAT WASIAT

Surat wasiat ini dibuat dan ditandatangani pada hari Senin, 7 Desember 2015, bertempat di kantor Notaris Persada Group.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hisyam Hanggara

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 17 Januari 1965

Alamat : Kompleks Puri Cleopatra blok AA nomor 16 Jakarta

Bersama ini menerangkan bahwa saya adalah pemilik sah atas harta kekayaan sebagai berikut.

1.Sebuah rumah mewah yang berdiri di atas tanah seluas 1.200 m² yang terletak di Komplek Puri Cleopatra.

2.Sebuah rumah yang berdiri di atas tanah seluas 900 m² yang terletak di Kompleks Perum Akasia.

3. Sebuah ruko yang berdiri di atas tanah seluas 450 m² yang terletak di Jalan Supriadi nomor 145.

4. Sebuah perusahaan PT Mekar Jaya Abadi yang berdiri di atas lahan seluas 1.700 m².

Bahwa saya bermaksud menghibahkan harta kekayaan saya t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   MENGAMBIL ALIH PERUSAHAAN

    BAB 30MENGAMBIL ALIH PERUSAHAANTanpa memperdulikan Asri, Sekar segera melangkah ke dalam ruangan Aldi yang telah selesai dibersihkan dan duduk di kursi kebesarannya. “Apa yang kamu lakukan? Berdiri!” bentak Asri.“Baca ini!” ujar Pak Agus sambil menyerahkan sebuah map.“Apa ini?” tanya Asri curiga.“Baca saja!” sahut Sekar.Mata Asri membeliak tak percaya membaca berkas di tangannya.“Tidak! Ini tidak benar! Ini pasti akal-akalan kamu saja, iya kan?” ujar Asri.“Terserah kamu mau percaya atau tidak. Tapi yang jelas, itulah kenyataannya!” sahut Sekar tenang.“Ini tidak mungkin!” ujar Asri masih belum percaya.“Hubungi bosmu! Katakan, kami menunggu disini sekarang juga!” ujar Sekar kepada Asri.“Memangnya kamu siapa, berani sekali memerintahku? Apa kamu pikir aku bisa percaya begitu saja?” ejek Asri.“Kalau kamu masih ingin bekerja disini, lakukan saja! Atau kamu lebih suka kehilangan pekerjaan?” ancam Sekar.Asri mulai ragu. Dengan perasaan berkecamuk, dia segera kembali ke ruangann

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   MEMBLOKIR KARTU ALDI

    BAB 31MEMBLOKIR KARTU ALDI“Chintya? Kok tiba-tiba ada disini?” tanya Aldi heran.“He ... sori, bro! Tadi, begitu kamu sampai, aku langsung hubungi dia! Itu pesannya!” ujar Erlangga.“Kamu kemana saja? Aku kangen tahu!” ujar Chintya manja.“Gak kemana-mana. Memang lagi sibuk saja!” sahut Aldi.“Chin, ajak dia senang-senang gih! Biar fresh itu muka!” ujar Erlangga sambil melirik Aldi.Chintya tersenyum sumringah.“Sayang, kita ke puncak yuk! Udah lama kita gak jalan!” ujar Chintya manja.“Kenapa harus jauh-jauh, sih? Di kost kamu aja!” ujar Aldi.“Malas, gak asik. Lagian, kalau disini, pasti banyak gangguan!”“Gak bakalan. Aku sudah matikan ponsel dari tadi. Lagi gak mau diganggu.”“Wah, bagus itu. Ya udah, bagaimana kalau kita check in saja?” tanya Chintya.“Kok kayaknya malah kamu yang ngebet banget?” goda Erlangga.“Memang sih. Mau bagaimana lagi, Mas Aldi ini pelanggan istimewa,” ujar Chintya.“Serius?” pancing Aldi.“Iya, Sayang! Aku kangen banget sama kamu, tahu gak?” “Udah, sa

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEDATANGAN ALDI

    BAB 32KEDATANGAN ALDI“Pasti berhubungan dengan wanita itu, kan?”“Sudahlah, Pa. Jangan mengait-ngaitkan Sekar. lagian, ini gak papa, kok. Hanya bengkak sedikit, sebentar juga sembuh.”"Dasar bucin! Sekarang Papa mau tanya. Kenapa dia hari ini gak masuk?”“Dia ada pertemuan dengan pengacara ayahnya, Pa.”“Baru juga bekerja, sudah beberapa kali izin. Kamu tidak bisa seperti itu, Van. Bagaimana tanggapan karyawan lain? Mereka pasti berfikir kamu pilih kasih," ujar Papa Vano."Biarin sajalah, Pa, mereka mau bilang apa. Aku yang lebih tahu mengenai Sekar. Jika tidak ada hal yang benar-benar penting, dia tidak mungkin izin.""Ini yang Papa tidak suka dari kamu. Lembek kalau sudah masalah wanita itu," ujar Sang Papa tak suka.“Pa, jangan begitu dong! Ini aku sudah memenuhi permintaan Papa untuk membantu mengurus perusahaan.”“Papa tahu. Tapi kalau sekretaris kamu sering izin begini, pekerjaannya akan terbengkalai. Yang repot kamu juga!”“Papa gak usah khawatir, aku bisa mengatasi kok!” “T

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEMARAHAN ALDI

    BAB 33KEMARAHAN ALDI"Secara hukum, saya pemilik sah perusahaan ini dan saya sudah mengambil alih kepemimpinan perusahaan ini. Kamu tidak punya hak apapun," sahut Sekar."Jadi itu alasan kamu memblokir semua kartuku? Itu ulah kamu, bukan?" "Tentu saja. Itu kartu milik perusahaan. Aku tidak mungkin membiarkan kamu memegangnya," sahut Sekar santai."Tapi tetap saja, kamu tidak tahu apa-apa mengenai perusahaan ini," ujar Aldi."Apa Anda lupa berapa lama saya menjadi sekretaris Anda?" sahut Sekar.Aldi tak dapat menjawab. Dia mulai gusar.“Apa kamu akan menguasai perusahaan ini sendiri? Jangan lupa, disini ada hak Nasha dan mamanya.”“Tidak ada berkas yang membuktikan bahwa mereka memiliki hak atas perusahaan ini.”“Mereka sedang memperjuangkan haknya. Tunggu saja!” ujar Aldi.“Tentu. Aku juga ingin tahu sejauh mana usaha mereka,” sahut Sekar santai.“Terserah kamu, tapi …." Aldi menggantung ucapannya."Apa?" tanya Sekar."Kembalikan semua yang sudah kuberikan sama kamu!" Sekar terkeke

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEMBALI MASUK PENJARA

    BAB 34KEMBALI MASUK PENJARA“Bapak Aldi telah melakukan kesalahan. Jadi, pihak penggugat mengajukan permohonan pembatalan pembebasan bersyarat atas nama Bapak Aldi.” Petugas kepolisian tersebut memberikan penjelasan.“Memangnya apa yang dilakukan suami saya?” tanya Nasha emosi.“Sha, kendalikan emosimu. Sebaiknya, kamu panggil Aldi kesini.”“Tapi, Ma, kalau Mas Aldi kesini, nanti mereka akan menangkapnya,” sahut Nasha keberatan.“kalau kamu tidak menyuruh Aldi kesini, yang ada dia akan menjadi buronan. Hukumannya bisa semakin berat,” sahut Winda.Dengan langkah berat, Nasha memanggil Aldi yang sedang berbaring di kamarnya.“Mas, bangun! Ada yang nyari kamu di depan!” ujar Nasha.“Siapa, Sha?” sahutnya dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur.“Polisi.”“Apa? Mau apa mereka kesini?”“Mereka bilang mau menangkap kamu. Katanya, kamu melakukan kesalahan sehingga pihak Sekar meminta pembatalan penangguhan penahanan. Memangnya, apa yang sudah kamu lakukan sama Sekar?” tanya Nasha t

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEDATANGAN AIRIN

    BAB 35KEDATANGAN AIRINKring .... Tiba-tiba, ponsel Vano berbunyi.“Halo, Pa! Ada apa?” tanya Vano.“_____.”“Sudah, Pa. Dia ada disini sekarang,” sahut Vano smabil melirik kesal pada Airin.“____.”“Gak bisa gitu dong, Pa! Dia itu tidak kompeten!” “____.”“Tapi, Pa ....”“____.”“Iya, iya!” sahut Vano sambil bersungut-sungut. Airin mendengarkan pembicaraan mereka sambil senyum-senyum. Meski tidak tahu pasti, namun dia bisa menebak arah pembicaraan mereka.Klik. Vano memutusukan panggilan teleponnya. Dia menghela nafas panjang beberapa kali untuk menenangkan diri.“Bagaimana, Pak Vano?” ujar Airin sambil tersenyum manis. Vano merasa semakin muak.“Baiklah, kamu diterima, tapi ____.”“Yey ... terima kasih, Van!” ujar Airin gembira sambil bertepuk tangan.“Aku belum selesai bicara!” bentak Vano. Airin segera menghentikan aksinya sebelum Vano benar-benar marah padanya. “Oke, lanjutkan!” ujar Airin.“Kamu diterima, tapi, jika dalam masa percobaan selama satu bulan kinerja kamu mengece

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   SIDANG PERDANA

    BAB 36SIDANG PERDANA‘Aku tidak rela wanita itu menguasai perusahaan. Enak saja, aku yang mendampingi Mas Hisyam hingga seperti sekarang, malah dia yang dapat warisan. Rugi dong perjuanganku selama ini!’ ujarnya dalam hati.“Maaf, Bu, untuk keperluan administrasi, saya tetap meminta pembayaran di depan!” ujar Pak Adnan.“Tentu saja, Pak! Berapa saya harus membayarnya?” tanya winda dengan gaya elegannya. Pak Adnan menyerahkan sebuah kertas yang berisi rincian dana yang harus dibayarkan. Wind amenelan ludah kasar melihat angka tersebut. Sebenarnya itu memang harga yang pantas untuk pengacara sekelas Adnan Wijaya. Masalahnya, saat ini dia sedang pailit. Uang segitu tentu saja sangat berharga untuknya.“Em ... saya akan membayarnya separuh. Untuk sisanya ... bagaimana kalau saya bayar dengan cara lain!” ujar Winda.“Maksudnya?” tanya Pak Adnan bingung. Dengan penuh percaya diri, Winda melangkah mendekati pria paruh baya tersebut seraya melepaskan beberapa kancingnya sehingga menampakkan p

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   PERMINTAAN ALDI

    BAB 37PERMINTAAN ALDI “Saudara Aldi, anda yang ingin bertemu dengan Anda!” ujar seorang petugas sipir, lalu membuka pintu penjara. Dengan penuh semangat, Aldi bangkit dari posisinya, lalu melangkahkan kakinya. Dia mendengus dengan kesal saat tahu siapa yang datang menjenguknya.“Sayang ... bagaimana keadaan kamu?” tanya Nasha seraya memeluk tubuh sang suami. “Sha ... apaan sih?” protes Aldi seraya mendorong tubuh sang istri perlahan agar menjauh.“Mas ... kamu kenapa sih?” tanya Nasha bingung.“Gak enak dilihat petugas,” sahut Aldi cuek, lalu melangkahkan kakinya dan duduk di kursi yang telah disediakan. Nasha pun mengernyitkan dahinya heran. Namun, tak urung, dia mengikuti langkah sang suami dan duduk di hadapannya. “Kamu kenapa, Mas?” tanya Nasha.“Apanya yang kenapa?” tanya Aldi.“Sejak kemarin, kamu berubah jadi cuek,” sahut Nasha.“Biasa saja.”“Gak, aku yakin pasti ada sesuatu. Katakan, ada apa sebenarnya?” desak Nasha.“Sudah ku bilang tidak ada. Untuk apa kamu kesini?” tan

Latest chapter

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   HARI PERNIKAHAN

    “Terima kasih karena kamu sudah menyelamatkan aku hari ini,” ujar Vano dengan mimik wajah serius. Sekar menatap menatap wajah sahabatnya tersebut dengan mimik wajah yang semakin kebingungan. “Apaan sih? Aku gak ngerti deh!” ujar Sekar lagi. Vano terkekeh geli menatap wajah wanita di hadapannya yang menurutnya terlihat lucu dan menggemaskan.“Lho, Van, dari tadi?” tanya Irma yang tiba-tiba muncul.“Bunda!” seru Vano, lalu bangkit dari posisinya dan mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut.“Barusan, Bun. Aku kangen sama masakan bunda, makanya main kesini,” sahut Vano seraya terkekeh.“Ayo langsung ke ruang makan. kebetulan bunda hari ini masak kesukaan kamu,” sahut Irma. “Asyik ... kayaknya bunda sudah ada feeling aku mau main nih!” ujar Vano. Dengan santai, dia menggandeng lengan wanita paruh baya tesebut menuju ruang makan meninggalkan Sekar yang masih bengong di tempatnya. Selang tak berapa lama kemudian, Sekar pun sudah menyusul mereka.***“Van!” panggil Sekar. Saat ini

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   TERJEBAK

    BAB 39TERJEBAKVano melepaskan jasnya dan melonggarkan dasinya untuk mengurai rasa panas yang menguasai tubuhnya. Sayangnya, usaha yang dia lakukan sia-sia, tubuhnya semakin tak dapat dikendalikan. Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Airin masuk ke dalam ruangan dengan membawa secangkir minuman. Pakaian yang melekat erat ditubuhnya, ditambah lagi dua kancing yang terbuka di bagian atas membuat Vano menatapnya tanpa berkedip. Vano meneguk ludahnya kasar.“Kamu kenapa, van? Sakit?” tanya Airin. Vano tak menjawab. Pandangannya masih terfokus pada gundukan kenyal yang terlihat menantang di hadapannya. Airin tersenyum tipis penuh kemenangan, lalu dengan santainya duduk di pangkuan pria tersebut.“Wow ... aku bahkan bisa merasakannya. Mau aku bantu melepaskannya?” ujar Airin dengan gaya manjanya seraya mengusap dada Vano dengan lembut. Tubuh Vano semakin memanas. Spontan, dia meraih tengkuk wanita tersebut, lalu menyambar bibirnya dengan lumatan yang panas. Airin semakin diatas angin. Ta

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEJUJURAN VANO

    BAB 38KEJUJURAN VANO“Berdasarkan bukti-bukti dan kesaksian para saksi, maka saudara Aldi Wiratama dinyatakan bersalah dengan hukuman tujuh tahun penjara.” Ketuk palu hakim, mengakhiri jalannya sidang hari ini. Aldi menghembuskan nafas lega. Meskipun dia harus mendekam dalam penjara, setidaknya hukumannya jauh lebih ringan dari tuntutan yang seharusnya yaitu dua belas tahun penjara. Nasha pun tak kuasa menahan air matanya. Kini, dia harus berjuang seorang diri membesarkan anaknya nantinya.Usai sidang selesai, Nasha menghampiri sang suami sebelum kembali di bawa lapas."Mas!" ujar Nasha lirih."Jaga anak kita baik-baik. Maaf aku tidak menemani kamu membesarkan anak kita nantinya!" ujar Aldi."Mas!" Spontan, Nasha mendekap tubuh sang suami dengan erat. Dia menangis tergugu dalam pelukan sang suami.“Aku akan membebaskan kamu, Sha. Aku tidak akan mengikatmu dalam ikatan pernikahan yang tidak sehat ini. Nasha Syakilla binti Suwito, aku ja---“ Belum selesai Aldi menyelesaikan kalimatnya

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   PERMINTAAN ALDI

    BAB 37PERMINTAAN ALDI “Saudara Aldi, anda yang ingin bertemu dengan Anda!” ujar seorang petugas sipir, lalu membuka pintu penjara. Dengan penuh semangat, Aldi bangkit dari posisinya, lalu melangkahkan kakinya. Dia mendengus dengan kesal saat tahu siapa yang datang menjenguknya.“Sayang ... bagaimana keadaan kamu?” tanya Nasha seraya memeluk tubuh sang suami. “Sha ... apaan sih?” protes Aldi seraya mendorong tubuh sang istri perlahan agar menjauh.“Mas ... kamu kenapa sih?” tanya Nasha bingung.“Gak enak dilihat petugas,” sahut Aldi cuek, lalu melangkahkan kakinya dan duduk di kursi yang telah disediakan. Nasha pun mengernyitkan dahinya heran. Namun, tak urung, dia mengikuti langkah sang suami dan duduk di hadapannya. “Kamu kenapa, Mas?” tanya Nasha.“Apanya yang kenapa?” tanya Aldi.“Sejak kemarin, kamu berubah jadi cuek,” sahut Nasha.“Biasa saja.”“Gak, aku yakin pasti ada sesuatu. Katakan, ada apa sebenarnya?” desak Nasha.“Sudah ku bilang tidak ada. Untuk apa kamu kesini?” tan

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   SIDANG PERDANA

    BAB 36SIDANG PERDANA‘Aku tidak rela wanita itu menguasai perusahaan. Enak saja, aku yang mendampingi Mas Hisyam hingga seperti sekarang, malah dia yang dapat warisan. Rugi dong perjuanganku selama ini!’ ujarnya dalam hati.“Maaf, Bu, untuk keperluan administrasi, saya tetap meminta pembayaran di depan!” ujar Pak Adnan.“Tentu saja, Pak! Berapa saya harus membayarnya?” tanya winda dengan gaya elegannya. Pak Adnan menyerahkan sebuah kertas yang berisi rincian dana yang harus dibayarkan. Wind amenelan ludah kasar melihat angka tersebut. Sebenarnya itu memang harga yang pantas untuk pengacara sekelas Adnan Wijaya. Masalahnya, saat ini dia sedang pailit. Uang segitu tentu saja sangat berharga untuknya.“Em ... saya akan membayarnya separuh. Untuk sisanya ... bagaimana kalau saya bayar dengan cara lain!” ujar Winda.“Maksudnya?” tanya Pak Adnan bingung. Dengan penuh percaya diri, Winda melangkah mendekati pria paruh baya tersebut seraya melepaskan beberapa kancingnya sehingga menampakkan p

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEDATANGAN AIRIN

    BAB 35KEDATANGAN AIRINKring .... Tiba-tiba, ponsel Vano berbunyi.“Halo, Pa! Ada apa?” tanya Vano.“_____.”“Sudah, Pa. Dia ada disini sekarang,” sahut Vano smabil melirik kesal pada Airin.“____.”“Gak bisa gitu dong, Pa! Dia itu tidak kompeten!” “____.”“Tapi, Pa ....”“____.”“Iya, iya!” sahut Vano sambil bersungut-sungut. Airin mendengarkan pembicaraan mereka sambil senyum-senyum. Meski tidak tahu pasti, namun dia bisa menebak arah pembicaraan mereka.Klik. Vano memutusukan panggilan teleponnya. Dia menghela nafas panjang beberapa kali untuk menenangkan diri.“Bagaimana, Pak Vano?” ujar Airin sambil tersenyum manis. Vano merasa semakin muak.“Baiklah, kamu diterima, tapi ____.”“Yey ... terima kasih, Van!” ujar Airin gembira sambil bertepuk tangan.“Aku belum selesai bicara!” bentak Vano. Airin segera menghentikan aksinya sebelum Vano benar-benar marah padanya. “Oke, lanjutkan!” ujar Airin.“Kamu diterima, tapi, jika dalam masa percobaan selama satu bulan kinerja kamu mengece

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEMBALI MASUK PENJARA

    BAB 34KEMBALI MASUK PENJARA“Bapak Aldi telah melakukan kesalahan. Jadi, pihak penggugat mengajukan permohonan pembatalan pembebasan bersyarat atas nama Bapak Aldi.” Petugas kepolisian tersebut memberikan penjelasan.“Memangnya apa yang dilakukan suami saya?” tanya Nasha emosi.“Sha, kendalikan emosimu. Sebaiknya, kamu panggil Aldi kesini.”“Tapi, Ma, kalau Mas Aldi kesini, nanti mereka akan menangkapnya,” sahut Nasha keberatan.“kalau kamu tidak menyuruh Aldi kesini, yang ada dia akan menjadi buronan. Hukumannya bisa semakin berat,” sahut Winda.Dengan langkah berat, Nasha memanggil Aldi yang sedang berbaring di kamarnya.“Mas, bangun! Ada yang nyari kamu di depan!” ujar Nasha.“Siapa, Sha?” sahutnya dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur.“Polisi.”“Apa? Mau apa mereka kesini?”“Mereka bilang mau menangkap kamu. Katanya, kamu melakukan kesalahan sehingga pihak Sekar meminta pembatalan penangguhan penahanan. Memangnya, apa yang sudah kamu lakukan sama Sekar?” tanya Nasha t

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEMARAHAN ALDI

    BAB 33KEMARAHAN ALDI"Secara hukum, saya pemilik sah perusahaan ini dan saya sudah mengambil alih kepemimpinan perusahaan ini. Kamu tidak punya hak apapun," sahut Sekar."Jadi itu alasan kamu memblokir semua kartuku? Itu ulah kamu, bukan?" "Tentu saja. Itu kartu milik perusahaan. Aku tidak mungkin membiarkan kamu memegangnya," sahut Sekar santai."Tapi tetap saja, kamu tidak tahu apa-apa mengenai perusahaan ini," ujar Aldi."Apa Anda lupa berapa lama saya menjadi sekretaris Anda?" sahut Sekar.Aldi tak dapat menjawab. Dia mulai gusar.“Apa kamu akan menguasai perusahaan ini sendiri? Jangan lupa, disini ada hak Nasha dan mamanya.”“Tidak ada berkas yang membuktikan bahwa mereka memiliki hak atas perusahaan ini.”“Mereka sedang memperjuangkan haknya. Tunggu saja!” ujar Aldi.“Tentu. Aku juga ingin tahu sejauh mana usaha mereka,” sahut Sekar santai.“Terserah kamu, tapi …." Aldi menggantung ucapannya."Apa?" tanya Sekar."Kembalikan semua yang sudah kuberikan sama kamu!" Sekar terkeke

  • Kau Hancurkan Hidup Ibuku, Ku Hancurkan Hidup Anakmu   KEDATANGAN ALDI

    BAB 32KEDATANGAN ALDI“Pasti berhubungan dengan wanita itu, kan?”“Sudahlah, Pa. Jangan mengait-ngaitkan Sekar. lagian, ini gak papa, kok. Hanya bengkak sedikit, sebentar juga sembuh.”"Dasar bucin! Sekarang Papa mau tanya. Kenapa dia hari ini gak masuk?”“Dia ada pertemuan dengan pengacara ayahnya, Pa.”“Baru juga bekerja, sudah beberapa kali izin. Kamu tidak bisa seperti itu, Van. Bagaimana tanggapan karyawan lain? Mereka pasti berfikir kamu pilih kasih," ujar Papa Vano."Biarin sajalah, Pa, mereka mau bilang apa. Aku yang lebih tahu mengenai Sekar. Jika tidak ada hal yang benar-benar penting, dia tidak mungkin izin.""Ini yang Papa tidak suka dari kamu. Lembek kalau sudah masalah wanita itu," ujar Sang Papa tak suka.“Pa, jangan begitu dong! Ini aku sudah memenuhi permintaan Papa untuk membantu mengurus perusahaan.”“Papa tahu. Tapi kalau sekretaris kamu sering izin begini, pekerjaannya akan terbengkalai. Yang repot kamu juga!”“Papa gak usah khawatir, aku bisa mengatasi kok!” “T

DMCA.com Protection Status