Share

Bab 11b

Penulis: Alibn A.
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ayah!" Naya bergegas menuju suara yang memanggilnya dengan berlari kecil.

Putri kecilku itu berlari dengan riang. Senyum mengembang di bibirnya. Setelah Naya menjauh dari pandangan, aku kembali ke meja sambil mengecek pekerjaan karyawanku. Aku tidak memerhatikan lagi Naya dan ayahnya karena sibuk dengan pekerjaanku.

Tumben dia menepati janji!

Jujur, aku cukup terkejut dengan perubahan yang tiba-tiba dari Mas Adnan. Akhir-akhir ini dia sangat rajin menemui putrinya, tidak seperti sebelumnya. Saat pertama kali izin merantau, dia tidak pernah pulang bahkan setahun satu atau dua kali. Itu pun Naya yang memintaku menghubunginya sebelum kami hilang kontak dengannya. Kalau tidak, mungkin dia tidak akan datang.

Tahun pertama dia datang mengunjungi kami karena izin cuti. Aku tak menanyakan perihal pekerjaannya apa saja. Jika aku bertanya, dia akan menjawab bahwa dia sangat sibuk dengan berbagai macam proyek yang dipegangnya. Dan jawabannya akan selalu seperti itu bila pertanyaan yang sama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Bs dipake tuh jasanya buat jd pengacara lu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 12a

    "Bukan sekarang Sayang, tetapi besok. Pasti besok dia datang lagi." Aku membujuk Naya terus menerus agar ia mau mendengar usulanku segera ke kamar.Aku sangat mengantuk, tetapi tidak mungkin membiarkannya duduk sendiri di sini semalaman. Sebenarnya aku tidak ingin membuat putriku bersedih untuk kesekian kalinya karena membutuhkan sosok ayahnya. Namun aku juga tidak ingin dibodohi dan dibohongi oleh lelaki yang dipanggilnya Ayah itu. Hatiku sudah beku untuknya. Bagaimana mungkin dia mengkhianatiku dan menikahi sahabatku sendiri. Dan wanita itu seakan tidak ada penyesalan di matanya, atau sekedar menyapaku lewat WA atau FB dengan kata maaf atau semacamnya.Luka yang mereka tinggalkan untukku belum sepenuhnya kering. Hati ini seakan tersayat belati dan masih menyisakan luka yang lebar. Sangat sulit untuk diobati. Mereka berkhianat kepadaku dan seakan telah lama merencanakannya di belakangku. Aku tidak mungkin mau terjerumus ke lembah yang sama. Seperti biasa, Naya akhirnya menyerah ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   bab 12b

    "Ini apa, Han?" Ia meraih berkas yang aku berikan kemudian menatapku dengan seksama. Ia memerhatikan isi dokumen tersebut dengan teliti. Kebetulan pagi tadi setelah mengantar Naya, aku langsung ke kantor pengadilan untuk mengambil berkas pendaftaran perceraian. Aku sudah mendaftar beberapa hari yang lalu."Kamu serius, Han?" Aku hanya mengangguk mendengar pertanyaannya sambil menoleh ke samping, tidak ingin menatapnya. Bismillah aku sudah siap dengan keputusanku! "Dengar! Bagaimanapun juga, aku tidak bersedia berpisah. Mas tidak akan pernah mau." Suaranya terdengar berat dan bergetar karena marah.Ia membuang dokumen yang aku berikan begitu saja di atas meja. "Ini keputusanku, Mas! Kau tidak punya hak mengaturku. Aku berhak memutuskan apapun yang terbaik untukku," ujarku tak kalah geram dengan kelakuannya. Aku pun berlalu, tidak peduli dengan reaksinya.Ia hendak meraih tanganku, tetapi aku tepis. "Han! Aku tidak bisa melepaskanmu dan juga Naya. Aku punya tanggung jawab pada putr

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 13a

    POV AdnanSiapa sebenarnya lelaki itu? Hampir setiap hari aku melihatnya ke kedai ini dan bercerita bersama Jihan. Mereka terlihat sangat akrab. Aku benar-benar tidak fokus bermain dengan putriku. Mata ini memerhatikan mereka dari kejauhan. Jihan nampak asyik mengobrol dan bersenda gurau dengan lelaki di depannya. Senyum menyungging dari bibirnya. Beberapa minggu ini aku tidak pernah lagi melihat senyum tulus itu, seakan tidak ada beban.Senyum tulus yang hanya diberikan kepada orang yang seharusnya tidak boleh dia berikan. Sepertinya, aku merindukan senyum itu.Argghh, aku tidak bisa diam begini saja!"Ayah, kenapa tidak jemput Naya di sekolah? Ayah ... Ayah ...." Aku baru saja tersadar dari lamunan. Naya memanggilku dengan menarik celanaku berkali-kali. "Oh, iya. Kenapa Nak? Naya baru saja bilang apa ke Ayah?""Naya bilang, kenapa Ayah gak jemput aku di sekolah?""Oh, Ayah sibuk bekerja, Nak. Lain waktu saja, ya. Ayah janji akan datang menjemputmu ke sekolah.""Janji ya, Ayah!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 13b

    POV Adnan"Naya, cepat masuk, Nak! Sudah malam. Mas seharusnya membawa jam tangan atau jam walker sekalian agar mengingat waktu.""Maaf, tadi Naya keasyikan bermain sehingga lupa waktu. Lain kali, aku akan memerhatikan lagi waktu." Aku meminta Naya agar segera masuk. Aku tidak boleh gegabah membuat kesalahan untuk sementara waktu. Tidak boleh secepat ini. Sebisa mungkin Jihan harus luluh dengan usahaku memperbaiki diri agar dia yakin denganku. Wanita dengan bulu mata lentik itu tidak menyahut atas jawabanku. Dia hanya berbalik dan hendak menutup pintu. "Ayah!" Naya berbalik, memanggilku. Tadinya, aku akan pergi."Iya, Nak.""Ayah gak bobo di lumah? Kok, bobo di tempat kelja telus?" Mata gadis kecil itu masih menatapku, menunggu jawaban.Aku jadi kikuk, bingung akan menjawab seperti apa. Pertanyaan anak kecil itu cukup membuatku salah tingkah. Entah akan berkata jujur atau tidak. "Iya, Sayang. Dia harus kembali bekerja, tidak ada hari selain bekerja dan bekerja," sahut Jihan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 14a

    POV Adnan"Nak, semua itu?" tanya Ibu dan menatapku juga. Aku belum menjawab pertanyaan mereka. Semakin aku menjawab, semakin mereka akan bertanya kenapa dan mengapa."Coba kami periksa, ya. Akan kami informasikan kalau sudah mencukupi atau ada yang kurang," ucap mereka, kemudian menerima perhiasan yang aku berikan."Baik, Pak. Tolong buatkan kwitansi dan bukti pembayaran untuk kami." Setelah mereka membuatkan kwitansi dan menyerahkan padaku, kedua lelaki itu izin pamit. Kami diminta untuk menunggu kabar selanjutnya dari mereka.Aku berbalik dan menyerahkan beberapa dokumen ke Mama dan adikku, Lisa. "Mas, pokoknya Lisa gak terima. Hanya itu perhiasan yang aku miliki," ucapnya dengan nada cemberut."Mama sudah lama ingin ngoleksi semua perhiasan itu dan setelah semua sudah terkumpul, kamu langsung berikan ke orang. Gimana Mama bisa dapatin lagi, Adnan?" Mama juga ikut protes padaku."Terus, kita harus gimana lagi? Kalian akan membayar pakai apa?" tatapku ke mereka dengan kesal. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 14b

    POV Adnan"Ya, sebelumnya, Mas masih nyari-nyari peluang kerja di teman-teman yang lain. Setelah itu, aku ke rumah Mas Yanto. Telepon aja kalau tidak percaya!" ucapku meyakinkan. Untungnya, dia tidak menelepon balik. Ia pasti ragu untuk menelepon karena khawatir mengganggu, dan juga tidak memungkinkan di waktu jam kerja seperti ini. Aku sudah mempertimbangkan dengan menyuruhnya menghubungi. Lagi pula, dia tidak mungkin seberani itu.Ia lekas membalikkan badannya karena kesal dengan ucapanku. Aku pun tak ingin menggubris karena sudah sangat lelah bukan karena kerja, tetapi lelah hati memikirkan Jihan yang masih bersikukuh, ditambah lagi Raisya yang menanyaiku seakan menginvestigasi.Aku bangkit dari tempat duduk, hendak ke ruang makan. Aku sangat lapar hari ini. Mungkin karena mood yang lagi kurang baik, perut pun ikut protes. "Sya, siapin makanan, ya! Mas mau makan." Aku berjalan sedikit cepat untuk menghampirinya sebelum dia masuk ke kamar. "Dia atas meja sudah ada, Mas. Buka aja

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 15a

    POV Adnan"Mas dari rumah Jihan 'kan?""Bukan seperti itu, Sya. Mas hanya kunjungi Naya""Mas kenapa mengunjungi Naya terus?""Naya kan putri, Mas. Jadi, aku masih punya tanggung jawab untuk mengunjunginya.""Trus mas gak sayang lagi sama Dita? Aku tidak pernah lihat lagi Mas bermain dengan Dita. Mas lebih sibuk di sana 'kan?""Bukan itu masalahnya, Sya. Dita, putri Mas dan begitu juga Naya. Mas hanya ....""Hanya apa? Oh, ok, sekarang aku sudah mengerti, Mas tidak perlu menjelaskan. Mas sepertinya belum move on dari Jihan.""Kamu salah paham, Sya!" Ia menepis tanganku, yang hendak meraih lengannya."Aku tahu, kok, Mas dari rumah Jihan. Mas tidak usah berkelit. Pokoknya Mas harus ceraikan Jihan mulai dari sekarang! Mas harus memilih salah satu. Aku tidak mau Mas membagi kasih sayang dengan yang lain selain kepada kami." Raisya meninggalkanku sendiri di meja makan dengan ekspresi tajam. Aku masih terdiam dan hanya melihat punggungnya dari belakang. Bagaimana dia tahu aku belum pisah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 15b

    POV AdnanAku sedikit mengernyitkan dahi. Lelaki di depanku ini terlalu banyak yang dia ketahui tentang aku dan Jihan. Pasti Jihan yang memberitahu, tak ada orang lain yang bersamanya selain Jihan."Kami belum resmi. Tunggu! Dari mana anda tahu?""Tidak penting dari mana aku tahu." Dia menyodorkan kartu namanya padaku.Dahiku berkerut. Aku meraih dan melihatnya. "Anda pengacara? Itu artinya, Jihan klien anda?" Dia hanya tersenyum.Aku tahu sekarang. Dia pengacara Jihan dan jelas telah tahu secara keseluruhan."Anda terlalu naif menyia-nyiakan wanita seperti Jihan. Dia wanita yang baik, penyabar, dan juga pintar. Bagaimana anda bisa mengkhianatinya?" Seketika jari-jariku mengepalkan tinju. Caranya berkata seperti mengejekku."Apa maksudmu?" tanyaku padanya sambil menatapnya tajam."Ayah ...." Aku menoleh pada suara yang menyapaku. Suara Naya mencairkan ketegangan di antara kami."Iya, Sayang." Ia mendekat kemudian meraih tanganku. Aku pun beranjak dari tempat duduk, mengikuti langkah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 50b

    "Apa maksudmu, Mba? Aku tidak merayu siapapun, apa kau salah orang?" Raisya membelalak. "Tidak usah berlagak tidak tahu. Beberapa hari lalu, aku melihatmu berbicara dengan suamiku di depan rumahmu. Dan aku tidak menyangka suamiku ikut masuk ke rumah ini. Apalagi coba kalau bukan kau ajak ... ih, astaghfirullah ...."Raisya berpikir keras untuk mengingat-ingat. Setahunya tidak ada seorang pun yang dia ajak ke rumah. Mana mungkin? Namun kemudian, dia mulai mengingat sesuatu. "Pak Burhan?""Nah, kau mengetahui namanya. Kau pasti sudah lama mengincarnya 'kan?""Mba, aku tidak pernah merayu suamimu atau apapun yang kau tuduhkan. Beberapa hari yang lalu dia memang ke rumahku karena memperbaiki lampu rumah ini.""Apa? Kenapa kau memintanya, bukan meminta yang lain atau teknisi saja?""Sebenarnya, aku menanyainya alamat atau kontak teknisi, tapi suamimu yang menawarkan sendiri. Katanya, dia juga pengalaman memperbaiki lampu yang rusak. Jadi, aku persilakan. Tidak ada yang lain."Erma, wanit

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 50a

    Di sebuah kamar yang cukup luas, kedua insan itu masih terlibat obrolan serius. Mata mereka belum terpejam. Keduanya masih hanyut, membahas kisah mereka yang dulu. Di dalam hati terdalam, masih ada kekaguman Jihan terhadap lelaki di sampingnya. Tidak terkecuali, Arka. Ketabahannya menunggu, tidak diragukan lagi. "Han!""Iya, Mas." Jihan menoleh ke sisi kanannya. Lelaki itu sedang berbaring sambil menatap langit kamar."Aku ingin bercerita, tapi posisimu terlalu jauh. Apakah kau tidak ingin mendekat? Berbaringlah di sisiku!" ucap Arka dengan seringai senang."Mas!" Pipi Jihan seketika merah merona karena godaan suaminya. "Kenapa? Naya sudah tidur 'kan?" Lelaki bermata tajam itu membalikkan badan dan menghadap ke arah Jihan.Wanita di hadapannya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena memang benar putrinya sudah tidur. Arka mendekatkan dan menyandarkan kepala Jihan ke dadanya. Wanita itu hanya patuh dan mengikuti arahan Arka."Mas!" tegur Jihan."Hmm ...."Jihan mendongakkan

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 49b

    Nyonya Assel berbalik. "Siapa yang kau panggil ayah putri kecil? Bukankah Papa ganteng yang berdiri di sampingmu, ayahmu?" tunjuk Nyonya Assel ke Arka."Iya, Nek. Ini Papaku." Alis wanita di depannya seketika tertaut ke atas."Hmmm, aku masih muda, loh. Kok, panggilnya nenek?" ucap Nyonya Assel cemberut. Ia tidak suka dengan panggilan putri kecil di depannya, meskipun itu jujur. Anak sekecil dia mana bisa membedakan usia tua maupun muda. Panggilan itu telah menciderai perawatannya yang sudah ia gelontorkan selama bertahun-tahun. Entah nominalnya sudah tidak bisa dihitung lagi dengan kalkulator, tetapi tiba-tiba dinafikan oleh anak kecil dalam sepersekian detik. "Maaf, Tante.""Nah, gitu dong. Putri kecil yang pintar! Apakah kau mengenal paman ini? Kau memanggilnya apa tadi?""Dia bukan pam- ....""Oh, mungkin anak kecil itu mengira aku seperti papanya. Wajah orang kan hampir banyak yang serupa, tapi tak sama." Sebelum Naya melanjutkan jawabannya, Adnan sudah menyambung, kemudian be

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 49a

    Saat itu, Arka berjalan diapit oleh dua ratu cantik. Di tangan kirinya seorang putri kecil yang sangat menggemaskan, sedangkan di sisi kanannya, wanita anggun yang sedang mengapit lengannya. Mereka terus berjalan beriringan hingga ke singgasana pengantin.Semua mata tertuju ke mereka. Sebuah pemandangan yang sempurna untuk ditonton banyak orang. Mereka tidak menyangka bahwa tamu undangan sudah berdatangan lebih dulu. Padahal acara baru saja dimulai. Lelaki cambang yang duduk bersebelahan dengan Nyonya Assel, seketika membulatkan kedua bola matanya. Ia masih sangsi dengan apa yang dilihatnya. Adnan tidak bisa menafikan bahwa wanita yang berdiri di atas sana ialah mantan istrinya. Ia tidak menyangka Jihan sangat menakjubkan. Jihan sangat cantik bak seorang ratu sehari. Tanpa keraguan dari dasar hatinya. Ia tidak pernah melihat Jihan mengenakan gaun seindah itu. Di mana dia selama ini sehingga belum pernah menyaksikan istri sendiri sangat cantik, bak bidadari? Selama ini, dia hanya

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 48b

    Pagi itu, Adnan bangun dari tidur dan bersiap berangkat ke tempat kerja. Lisa masih bermalas-malasan di kamar karena hari itu bukan jadwalnya bekerja di pagi hari. Jadi, dia masih punya waktu untuk melanjutkan tidur karena semalam menonton serial drama di ponselnya. Sebenarnya, Lisa cukup senang bila kakaknya tinggal bersama di rumah, karena dia sangat takut di rumah sendiri selama sebulan belakangan. Itulah kenapa semalam dia tidak melanjutkan pertanyaannya karena tidak ingin kakaknya berubah pikiran dan kembali ke kosan. "Lisa ... Lis ... Di mana ya, kopi dan gulanya? Sarapan juga tidak ada. Kenapa dapurnya kosong semua?" Adiknya tidak menjawab.Selama sebulan belakangan, Adnan sangat sibuk menyiapkan makanan dan sarapan untuk dirinya sendiri. Padahal dulu, semua sudah tersedia tanpa diminta. Apalagi pakaian, ia harus menyiapkan sendiri segala keperluannya. Bahkan dia harus mencuci sendiri pakaiannya. Adiknya yang diharapkan tidak bisa diandalkan. Terlalu malas. Sudah seminggu,

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 48a

    Setelah dari kantor, Adnan mengendarai motornya menuju rumah kedua orang tuanya. Hampir sekitar sebulan, dia tidak berkunjung ke rumah. Sebelum menuju rumah, dia menyempatkan diri mengunjungi Lisa. Ia memperlambat laju motornya saat mendekati sebuah bangunan dua lantai, kemudian mencari parkiran motor. Setelah menemukan ruang kosong untuk menyimpan motornya, ia bergegas menuju bangunan tersebut. Ia masuk dan menuju lantai atas, tempat di mana para karyawan untuk beristirahat sekaligus berganti pakaian untuk bersiap-siap pulang dan berganti pekerja lain secara shift. Lisa mendapatkan shift pagi. Lantai atas merupakan ruang untuk SPA (Solus Per Aqua), sedangkan lantai bawah untuk Salon. Ya, adiknya bekerja di salon tersebut sebagai cleaning service untuk penebusan utangnya. Selain itu, Lisa tidak punya pilihan untuk bekerja karena Adnan sudah tidak mengirimkan uang lagi padanya. Adnan terus berjalan setelah menaiki tangga terakhir, kemudian berbelok ke kiri. Di ujung jalan ialah ru

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 47b

    "Ya, tau sendiri kan. Dia biang dari semua kegagalan hubungan kalian beberapa tahun silam. Dan kamu tau, gak. Dia juga sangat menyukai Mas Arka. Itulah kenapa dia selalu menghalangimu, pun menjelekkanmu di depan Mas Arka. Bahkan dia pernah memprovokasi Mas Arka. Sekarang dia sedang menerima akibat dari kejahatannya. Dia belum juga menikah sampai sekarang. Dia mengira Mas Arka akan melamarnya. Wanita itu terlalu terobsesi. Seharusnya dia move on dan mulai membuka hati untuk yang lain. Kasian kalau nanti jadi perawan tua.""Mungkin itu sudah jadi pilihannya, Met.""Entahlah! Bagiku, mungkin itu karma.""Mmm ...."Beberapa undangan sudah tersebar, begitu juga untuk keluarga dan kerabat terdekat. Akan tetapi, Jihan tidak tahu kalau undangan untuk alumni sudah disebar juga. Padahal dia sendiri yang berencana akan mengirim ke grup."Han, kita meet up yuk! Udah lama loh, kita tidak mengobrol lagi." Meta menyambung lagi setelah jeda beberapa menit."Okay. Aku juga udah kangen, kita udah lama

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 47a

    Kedua orang dewasa sedang duduk di atas kursi terbuat dari kayu jati minimalis. Mereka berada di dalam ruangan dengan luas sekitar enam belas meter. Di sekitar mereka terdapat meja dan kursi yang sama. Cahaya lampu menyinari sangat lembut dan tidak menyilaukan mata, sehingga membuat pengunjung nyaman. Meskipun di luar sudah pagi, ruangan tersebut tetap menyalakan lampu agar terkesan menyenangkan, sekaligus terlihat elegan dengan cahaya oranye. Wanita yang mereka tunggu pun datang menghampiri mereka, setelah menunggu beberapa menit**Setelah menjelaskan maksud kedatangan mereka, Ibu Anna pulang lebih dulu karena ada beberapa hal yang harus dilakukan. Hal penting baginya bahwa Jihan sudah mengerti dan tidak ada lagi kesalahpahaman. Setidaknya, dia sudah membantu putranya memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi kemarin. "Jangan ditunda apalagi diperlambat. Mama tunggu kabar dari kalian secepatnya." Setelah mengatakan itu, wanita tua tersebut beranjak pergi."Baik, Ma."Arka dan Jihan

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 46b

    Ia melihat sekali lagi bangunan di depannya untuk memastikan bahwa pintu rumah yang dia ketuk adalah rumahnya. Ia mencoba, memanggil nama istrinya, Raisya berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban dari dalam. "Ke mana orang di dalam rumah ini?" tanyanya dalam hati.Adnan memutuskan untuk menunggu di teras depan rumah. Mungkin saja, istrinya sedang keluar bersama putrinya. Hampir sekitar tiga jam, orang yang ditunggu-tunggu belum kunjung datang. Matahari sudah sangat terik. Adnan semakin gelisah dan mulai lapar. Tubuhnya semakin lemas. Hingga malam pun tiba, seorang wanita bersama gadis kecil keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki pagar rumah. Ia menghentikan langkahnya saat melihat seorang lelaki di depan rumahnya. "Raisya! Aku menunggu kalian sejak pagi tadi. Kalian dari mana saja?" Lelaki itu mendongakkan wajahnya. Ia seakan tidak kuat lagi untuk berdiri."Untuk apa kau kembali ke sini? Aku pikir kau sudah mati.""Kamu? kamu mendoakan Mas seperti itu? Ini kan rumahku, jadi

DMCA.com Protection Status