57Pertanyaan Rinjani kemarin malam tidak langsung dijawab Sebastian. Pria bertubuh gagah tersebut, masih belum memutuskan, apakah hendak mengundang orang tuanya, atau tidak. Sebastian khawatir ditolak dan diusir Ardiatma. Apalagi dia telah berpindah keyakinan. Sebab masih bingung, akhirnya Sebastian mendatangi Benigno di rumahnya pagi-pagi. Namun, dia tidak langsung bercerita dan justru bermain dengan kedua anak Benigno. Pria berkumis tipis, mengamati sang tamu. Benigno menduga, jika Sebastian tengah mengalami dilema, dan mungkin membutuhkan bantuannya. Setelah kedua bocah diajak pengasuhnya bermain di luar, Benigno mengajak Sebastian ke ruang kerja. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Benigno tanpa ucapan basa-basi. "Ehm, Rinjani mengajakku untuk mendatangi orang tua, dan mengundang mereka secara resmi," jelas Sebastian. "Itu bagus. Orang tuamu memang harus didatangi dan diundang." "Tapi, aku ngeri kami diusir." Benigno menggeleng. "Kasus kita sama. Dulu juga, orang tuaku menentang
58Selama beberapa hari berikutnya, Rinjani begitu senang dengan perubahan sikap Ardiatma dan Eva. Kedua orang tua Sebastian telah datang ke kediamannya, untuk bermain dengan Dylan. Sore itu, Rinjani pulang lebih cepat, karena Latifah menelepon dan menerangkan, jika Ardiatma dan keluarganya kembali datang. Dalam perjalanan pulang dengan dibonceng Santos menggunakan motor matic sang ajudan, Rinjani menghubungi Falea dan meminta dikirimkan banyak kue ke rumahnya. Sesampainya di tempat tujuan, ternyata Sebastian telah terlebih dahulu tiba. Rinjani menyalami Ardiatma dan Eva dengan takzim, kemudian dia bersalaman dengan Aline dan Riordan. "Ditunggu sebentar, ya. Aku mau mandi dan salat," terang Rinjani sembari bangkit berdiri. "Ya, Kak," balas Aline yang tengah tengkurap di kasur lantai, berhadapan dengan Dylan. Rinjani jalan memasuki kamar utama. Dia mempercepat proses membersihkan diri, kemudian menunaikan salat Asar. Setelahnya, Rinjani keluar untuk bergabung dengan keluarga Anar
59Acara lamaran Minggu pagi menjelang siang itu berlangsung dengan lancar. Puluhan orang memenuhi pekarangan yang telah dihiasi tenda putih campur biru. Tim WO telah bekerja keras Sabtu kemarin, untuk mendekorasi tenda dan bagian dalam rumah. Selain digunakan untuk lamaran, acara pengajian sekaligus siraman juga akan dilangsungkan di sana Kamis siang. Kendatipun itu merupakan pernikahan kedua bagi Sebastian dan Rinjani, tetapi Basman tetap menginginkan diadakannya acara siraman. Terutama untuk menghilangkan berbagai masalah hidup kedua calon pengantin di masa lalu. Ardiatma yang baru kali itu menjumpai keluarga Rinjani, merasa senang melihat keakraban mereka dengan Sebastian. Basman juga tidak sungkan untuk mendatangi dan mengajak Ardiatma berbincang, sesaat setelah acara utama usai, dan semua orang dipersilakan bersantap. Sultan, Gustavo dan Mattias juga turut dalam percakapan tersebut. Gelakak mereka terdengar ke berbagai tempat dan mengejutkan orang-orang di sekitar. "Bapak h
60Rinjani tiba di rumah sakit beberapa menit sebelum jam 5 sore. Dia dan keluarganya mendatangi Sebastian, yang telah menunggu sejak tadi di lobi utama. Pasangan calon pengantin tersebut berbincang sambil berbisik-bisik. Kemudian mereka berembuk dengan Basman dan yang lainnya, sebelum melangkah menyusuri lorong panjang menuju ruang perawatan. Sesampainya di tempat tujuan, banyak orang yang mengamati mereka penuh minat. Mirna mengajak para tamu meneruskan langkah memasuki ruangan dalam, di mana Anton berada. Kehadiran Rinjani disambut mantan Ibu mertuanya dengan tangisan. Ningsih mengucapkan permintaan maaf atas tingkah putranya di masa silam, yang menyebabkan hati Rinjani terluka. Perempuan bermata besar tersebut hanya manggut-manggut. Rinjani tidak tahu harus menjawab apa, dan segera mengurai dekapan. Rinjani menyalami mantan Ayah mertuanya dengan takzim. Dia terkejut ketika Abbas juga meminta maaf. Terutama karena tidak berusaha mendamaikan Rinjani dan Anton, sebelum perceraian
61*Grup Konvoi OTW Bogor*Zulfi : Bus satu, lagi pada kuis berhadiah kue putu, lupis, cireng isi ayam pedas, dan klepon. Yanuar : Bus dua, sudah selesai kuisnya. Sekarang kami lagi menikmati aneka kacang, roti abon, bolu gulung dan gorengan. Andri : Bus tiga, cemilannya rada berat. Lontong isi, tahu Sumedang, sate usus dan sate telur puyuh. Yang manisnya ada dadar gulung sama gemblomg. Yoga : Bus empat, suguhannya komplet. Siomay, batagor, dimsum dan gohyong. Haryono : Kok, di bus kalian, makanannya enak-enak? Haikal : Memangnya di bus lima, kudapannya apaan, @Yono? Haryono : Cuma bika Ambon, sosis Solo, pie buah, lemper, otak-otak, tahu crispy, dan getuk. Hamid : Yono, pamer! Hans : Merendah untuk meninggikan diri!Benigno : Tak kemplang kowe, Yon!Dante : Rese! Aku jadi pengen bika! Baskara : Kesel aku sama Pria Eksotis! Ivan : Yono memang sengaja bikin kita emosi. Hadrian : Minta kepret emang!Sebastian : Aku ngiler sama sosis Solo.Brayden : Aku mau lemper. Luthfan : A
62Rombongan calon pengantin laki-laki yang turun dari hotel seberang, tiba di depan gerbang besar penuh hiasan bunga. Mereka disambut keluarga calon mempelai perempuan dengan lemparan aneka bunga. Ambar mengalungkan rangkaian bunga pada Sebastian. Kemudian Basman mempersilakan semua anggota rombongan memasuki tempat akad nikah, yang digelar di taman besar yang telah disulap menjadi area pesta kebun nan indah. Sekian menit berikutnya, Sebastian memutar badan ke belakang untuk melihat calon istrinya. Pria berbaju beskap pengantin salem, mengerjap-ngerjapkan mata menyaksikan Rinjani yang tengah jalan sambil bergandrngan tangan dengan Lidya dan Faidhan. Gaun pengantin khas Sunda yang dikenakan Rinjani, terlihat gemerlap dengan banyaknya permata yang disematkan sang desainer. Kebaya salem dan rok batik senada, terlihat sangat pas dikenakan perempuan bertubuh tinggi tersebut. Sebastian bangkit berdiri untuk menggeser kursi buat calon istrinya. Setelah Rinjani duduk, Sebastian kembali me
63Tepat jam 7.15 malam, pasangan pengantin baru tiba di depan gerbang bunga. Mereka menunggu aba-aba dari Aditya, yang menjadi ketua pasukan ring satu. Setelah Aditya mengacungkan jempol ke atas, Sebastian dan Rinjani jalan dengan pelan sambil bergandrngan tangan. Mereka menelusuri karpet biru seraya menyunggingkan senyuman lebar. Sesampainya di pelaminan, keduanya duduk berdampingan. Fikri dan Khairani memulai acara resepsi, dengan ucapan salam yang langsung dijawab hadirin."Bang, aku penasaran. Pertunjukan apa yang akan disuguhkan teman-teman kita kali ini?" tanya Khairani. "Seperti biasa, akan ada musik band. Tapi, jika pada pesta-pesta sebelumnya, Pak Sebastian ikut jadi pemain musik, kali ini tidak," jelas Fikri. "Siapa saja yang akan tampil, Bang?" desak Khairani sembari memandangi panggung yang telah disorot dua lampu besar dari kanan dan kiri. "Ada Pak Linggha, Pak Giandra, Pak Trevor, Pak Ivan, Mas Chesta, Mas Panglima, dan penggantinya Pak Sebastian, yakni Non Aline."
01"Mas, aku pamit," tutur Keisha Mahira sambil mengulurkan tangan kanannya. Sebastian Anargya tidak menyahut. Dia bahkan tidak berbalik dan memfokuskan pandangan ke luar jendela. Seolah-olah dedaunan yang tengah bergoyang di pohon dalam pot bunga itu, lebih menarik daripada perempuan di belakangnya. "Aku tadinya berharap, bisa mengakhiri hubungan ini baik-baik," sambung Keisha sambil menurunkan tangannya. "Baik-baik?" tanya Sebastian sembari memutar badan. "Perselingkuhanmu adalah hal terburuk yang pernah kudapatkan dalam hidup ini," lanjutnya. "Kita sudah pernah membahas ini, dan aku telah menjelaskan semuanya dengan detail." "Kamu hanya drama, Kei. Playing victim. Padahal korbannya adalah aku, bukan kamu!" "Aku sudah berulang kali meminta maaf. Kumohon, Mas bisa memahami jika aku masih mencintai Mas Anton, bahkan dari dulu rasa ini tidak pernah berkurang." Sebastian menggertakkan gigi. "Jangan sebut namanya di depanku!" Keisha mendengkus kuat. "Inilah yang membuatku sulit j
63Tepat jam 7.15 malam, pasangan pengantin baru tiba di depan gerbang bunga. Mereka menunggu aba-aba dari Aditya, yang menjadi ketua pasukan ring satu. Setelah Aditya mengacungkan jempol ke atas, Sebastian dan Rinjani jalan dengan pelan sambil bergandrngan tangan. Mereka menelusuri karpet biru seraya menyunggingkan senyuman lebar. Sesampainya di pelaminan, keduanya duduk berdampingan. Fikri dan Khairani memulai acara resepsi, dengan ucapan salam yang langsung dijawab hadirin."Bang, aku penasaran. Pertunjukan apa yang akan disuguhkan teman-teman kita kali ini?" tanya Khairani. "Seperti biasa, akan ada musik band. Tapi, jika pada pesta-pesta sebelumnya, Pak Sebastian ikut jadi pemain musik, kali ini tidak," jelas Fikri. "Siapa saja yang akan tampil, Bang?" desak Khairani sembari memandangi panggung yang telah disorot dua lampu besar dari kanan dan kiri. "Ada Pak Linggha, Pak Giandra, Pak Trevor, Pak Ivan, Mas Chesta, Mas Panglima, dan penggantinya Pak Sebastian, yakni Non Aline."
62Rombongan calon pengantin laki-laki yang turun dari hotel seberang, tiba di depan gerbang besar penuh hiasan bunga. Mereka disambut keluarga calon mempelai perempuan dengan lemparan aneka bunga. Ambar mengalungkan rangkaian bunga pada Sebastian. Kemudian Basman mempersilakan semua anggota rombongan memasuki tempat akad nikah, yang digelar di taman besar yang telah disulap menjadi area pesta kebun nan indah. Sekian menit berikutnya, Sebastian memutar badan ke belakang untuk melihat calon istrinya. Pria berbaju beskap pengantin salem, mengerjap-ngerjapkan mata menyaksikan Rinjani yang tengah jalan sambil bergandrngan tangan dengan Lidya dan Faidhan. Gaun pengantin khas Sunda yang dikenakan Rinjani, terlihat gemerlap dengan banyaknya permata yang disematkan sang desainer. Kebaya salem dan rok batik senada, terlihat sangat pas dikenakan perempuan bertubuh tinggi tersebut. Sebastian bangkit berdiri untuk menggeser kursi buat calon istrinya. Setelah Rinjani duduk, Sebastian kembali me
61*Grup Konvoi OTW Bogor*Zulfi : Bus satu, lagi pada kuis berhadiah kue putu, lupis, cireng isi ayam pedas, dan klepon. Yanuar : Bus dua, sudah selesai kuisnya. Sekarang kami lagi menikmati aneka kacang, roti abon, bolu gulung dan gorengan. Andri : Bus tiga, cemilannya rada berat. Lontong isi, tahu Sumedang, sate usus dan sate telur puyuh. Yang manisnya ada dadar gulung sama gemblomg. Yoga : Bus empat, suguhannya komplet. Siomay, batagor, dimsum dan gohyong. Haryono : Kok, di bus kalian, makanannya enak-enak? Haikal : Memangnya di bus lima, kudapannya apaan, @Yono? Haryono : Cuma bika Ambon, sosis Solo, pie buah, lemper, otak-otak, tahu crispy, dan getuk. Hamid : Yono, pamer! Hans : Merendah untuk meninggikan diri!Benigno : Tak kemplang kowe, Yon!Dante : Rese! Aku jadi pengen bika! Baskara : Kesel aku sama Pria Eksotis! Ivan : Yono memang sengaja bikin kita emosi. Hadrian : Minta kepret emang!Sebastian : Aku ngiler sama sosis Solo.Brayden : Aku mau lemper. Luthfan : A
60Rinjani tiba di rumah sakit beberapa menit sebelum jam 5 sore. Dia dan keluarganya mendatangi Sebastian, yang telah menunggu sejak tadi di lobi utama. Pasangan calon pengantin tersebut berbincang sambil berbisik-bisik. Kemudian mereka berembuk dengan Basman dan yang lainnya, sebelum melangkah menyusuri lorong panjang menuju ruang perawatan. Sesampainya di tempat tujuan, banyak orang yang mengamati mereka penuh minat. Mirna mengajak para tamu meneruskan langkah memasuki ruangan dalam, di mana Anton berada. Kehadiran Rinjani disambut mantan Ibu mertuanya dengan tangisan. Ningsih mengucapkan permintaan maaf atas tingkah putranya di masa silam, yang menyebabkan hati Rinjani terluka. Perempuan bermata besar tersebut hanya manggut-manggut. Rinjani tidak tahu harus menjawab apa, dan segera mengurai dekapan. Rinjani menyalami mantan Ayah mertuanya dengan takzim. Dia terkejut ketika Abbas juga meminta maaf. Terutama karena tidak berusaha mendamaikan Rinjani dan Anton, sebelum perceraian
59Acara lamaran Minggu pagi menjelang siang itu berlangsung dengan lancar. Puluhan orang memenuhi pekarangan yang telah dihiasi tenda putih campur biru. Tim WO telah bekerja keras Sabtu kemarin, untuk mendekorasi tenda dan bagian dalam rumah. Selain digunakan untuk lamaran, acara pengajian sekaligus siraman juga akan dilangsungkan di sana Kamis siang. Kendatipun itu merupakan pernikahan kedua bagi Sebastian dan Rinjani, tetapi Basman tetap menginginkan diadakannya acara siraman. Terutama untuk menghilangkan berbagai masalah hidup kedua calon pengantin di masa lalu. Ardiatma yang baru kali itu menjumpai keluarga Rinjani, merasa senang melihat keakraban mereka dengan Sebastian. Basman juga tidak sungkan untuk mendatangi dan mengajak Ardiatma berbincang, sesaat setelah acara utama usai, dan semua orang dipersilakan bersantap. Sultan, Gustavo dan Mattias juga turut dalam percakapan tersebut. Gelakak mereka terdengar ke berbagai tempat dan mengejutkan orang-orang di sekitar. "Bapak h
58Selama beberapa hari berikutnya, Rinjani begitu senang dengan perubahan sikap Ardiatma dan Eva. Kedua orang tua Sebastian telah datang ke kediamannya, untuk bermain dengan Dylan. Sore itu, Rinjani pulang lebih cepat, karena Latifah menelepon dan menerangkan, jika Ardiatma dan keluarganya kembali datang. Dalam perjalanan pulang dengan dibonceng Santos menggunakan motor matic sang ajudan, Rinjani menghubungi Falea dan meminta dikirimkan banyak kue ke rumahnya. Sesampainya di tempat tujuan, ternyata Sebastian telah terlebih dahulu tiba. Rinjani menyalami Ardiatma dan Eva dengan takzim, kemudian dia bersalaman dengan Aline dan Riordan. "Ditunggu sebentar, ya. Aku mau mandi dan salat," terang Rinjani sembari bangkit berdiri. "Ya, Kak," balas Aline yang tengah tengkurap di kasur lantai, berhadapan dengan Dylan. Rinjani jalan memasuki kamar utama. Dia mempercepat proses membersihkan diri, kemudian menunaikan salat Asar. Setelahnya, Rinjani keluar untuk bergabung dengan keluarga Anar
57Pertanyaan Rinjani kemarin malam tidak langsung dijawab Sebastian. Pria bertubuh gagah tersebut, masih belum memutuskan, apakah hendak mengundang orang tuanya, atau tidak. Sebastian khawatir ditolak dan diusir Ardiatma. Apalagi dia telah berpindah keyakinan. Sebab masih bingung, akhirnya Sebastian mendatangi Benigno di rumahnya pagi-pagi. Namun, dia tidak langsung bercerita dan justru bermain dengan kedua anak Benigno. Pria berkumis tipis, mengamati sang tamu. Benigno menduga, jika Sebastian tengah mengalami dilema, dan mungkin membutuhkan bantuannya. Setelah kedua bocah diajak pengasuhnya bermain di luar, Benigno mengajak Sebastian ke ruang kerja. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Benigno tanpa ucapan basa-basi. "Ehm, Rinjani mengajakku untuk mendatangi orang tua, dan mengundang mereka secara resmi," jelas Sebastian. "Itu bagus. Orang tuamu memang harus didatangi dan diundang." "Tapi, aku ngeri kami diusir." Benigno menggeleng. "Kasus kita sama. Dulu juga, orang tuaku menentang
56Kepulangan Sebastian dan Urfan dari Kanada, siang itu dijemput Santos, Rinjani dan Dylan di bandara Cengkareng. Bayi berbaju merah tersebut seolah-olah benar-benar merindukan calon papanya. Dylan tidak mau berpindah dari pamgkuan Sebastian, dan akan merengek jika hendak diambil Rinjani. Sepanjang jalan menuju rumah, Sebastian dan Dylan berbicara dalam bahasa planet, yang menciptakan gelakak ketiga orang lainnya. Sesampainya di depan rumah nomor 1, semua penumpang turun dan memasuki ruang tamu. Mereka tidak berhenti di sana, melainkan meneruskan langkah ke ruang makan. Dylan diambil alih Latifah dan diajak ke ruang tengah untuk disuapi jus buah, sambil menonton film kartun. Keempat orang di sekeliling meja makan, berbincang tentang berbagai hal yang terjadi di rumah, sepanjang Sebastian dan Urfan tidak berada di tempat. Sebastian mengerutkan dahi ketika Rinjani menerangkan tentang kedatangan Anton beberapa hari lalu, dan tindakan preventif yang diusulkan Santos serta Wirya. S
55Keisha termangu, sesaat setelah mendengar penuturan Anton yang baru mendapatkan informasi dari Deswin, tentang rencana pernikahan Sebastian dan Rinjani pada beberapa minggu mendatang. Seperti halnya Anton, Keisha juga terkejut. Terutama saat membaca detail informasi dari Deswin, yang menerangkan bahwa Sebastian telah menjadi mualaf, bulan lalu. Keduanya masih dalam posisi yang sama ketika Willy memasuki ruangan. Setelah duduk di sofa berbentuk setengah lingkaran, Willy menuturkan tentang beberapa hal yang telah diputuskan para orang tua, selaku komisaris Prambudi Grup. "Ada proyek besar ketiga, tapi belum diumumkan," tukas Willy. "Di mana?" tanya Keisha. "Antara Australia dan New Zealand." "Kamu tahu itu dari mana?" "Ada disebut Pak Benigno di grup pimpinan proyek," sela Anton. "Aku ada lihat itu tadi pagi, tapi jadi SR aja," lanjutnya. "Dari GSP, siapa wakilnya?" desak Keisha. "Mardani dan Iqbal," ujar Anton. "Karena lokasinya jauh, jadi tiap peserta joinan harus ngirim d