Langit malah tertawa sendiri melihat ekspresi cengo Dahayu. Wanita itu tampak ingin sekali memukul Langit dengan kepalan tinjunya. Langit menyandarkan sikunya ke jendela mobil Dahayu dengan tampang sok. Dahayu harus menahan diri untuk tidak menaikkan jendelanya dan menjepit tangan Langit di sana. “
Dahayu langsung menyambar tisu dari meja kafe dan menyeka bibirnya yang basah. Langit selalu memiliki hal-hal gila untuk dikatakan. Dahayu benar-benar tidak tahu lagi bagaimana harus menghadapi Langit. Setelah agak tenang, Dahayu meletakkan gelas jusnya dan mendesah berat. “Kamu ini masih muda, tap
Bening merasa disudutkan. Hampir semua keponakannya memang sudah berkeluarga. Dahayu sendiri termasuk salah satu yang dari sepupu-sepupunya. Bahkan sepupu jauh Dahayu yang menikah saat ini usianya tiga tahun lebih muda dari Dahayu. Bening mencoba menjawabnya dengan kepala dingin. "Kalau masalah it
“Oke, cuma itu kan?” jawab Langit tanpa ragu. Dahayu sedikit kaget dengan jawaban cepat Langit. Matanya memicing curiga, Dahayu tidak mau Langit main-main dalam urusan ini. “Langit, aku serius. Aku maunya pesta yang mewah, bukan sekadar nikah terus selesai. Acaranya harus ‘wah’ dan bikin semua oran
“Gimana rumah sakit hari ini? Banyak pasien, Yu?” tanya Bening sembari beranjak ke samping putrinya dan memijat lengannya. Dahayu tersenyum simpul, menggeleng kecil. “Alhamdulillah nggak banyak orang sakit, Ma. Dahayu bisa istirahat lebih lama hari ini.” “Alhamdulillah, nanti sore bantu Mama masak
Kalingga terlihat muka. Jantung Dahayu hampir copot melihat wajah ayahnya yang memerah. Sementara itu, Langit masih tersenyum tipis dan menatap Kalingga dengan percaya diri. Laki-laki itu sepertinya tidak bisa membaca situasi. Senyumannya hanya memperburuk keadaan. Dahayu hendak menyeret Langit kel
“Daripada aku nggak bisa jawab? Entar malah ketahuan kalau hubungan kita palsu dan cuma pura-pura. Percuma dong aku ke sini buat ngeyakinin orang tua Dokter,” tutur Langit kemudian memasang helm full-facenya. Ia menaikkan kaca helmnya untuk menatap Dahayu. “Dokter nggak protes pas aku panggil ‘Saya
Satu minggu kemudian, akhirnya Langit dan Dahayu sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Setelah akad, resepsi digelar di sebuah gedung secara besar-besaran dan meriah seperti permintaan Dahayu. Saat ini Dahayu dan Langit tengah duduk di atas pelaminan, memperhatikan suasana resepsi pernikahan m
Setelah semua urusan selesai, Langit dan Dahayu akhirnya pulang ke rumah. Karena Dahayu mengendarai mobilnya sendiri, Langit mengikutinya dari belakang dan memastikan wanita itu tidak menghilang dari pengawasannya. Langit langsung menarik Dahayu masuk ke kamar begitu mereka sampai. Dahayu pasrah-p
Sudah dua jam berlalu sejak Langit keluar dari rumah. Dahayu mulai khawatir. Pasalnya, laki-laki itu sama sekali tidak menghubunginya. Pikiran Dahayu mulai tertuju kepada klub malam. Namun, dengan segera dia mengenyahkan kemungkinan itu. “Langit udah berubah. Dia nggak bakalan pergi ke klub malam l
“Ya Allah, beneran, Yu?” Bening sampai tidak percaya mendengarnya. Semua orang di meja makan terlihat tersenyum, terutama ibu Langit yang akhirnya mendapatkan cucu pertamanya. Dahayu malah malu sendiri karena menjadi pusat perhatian. Bening berdiri dari kursinya dan menghampiri Dahayu, memeluk putr
Bibir mereka tidak menempel lama. Karena tiba-tiba Dahayu mendorong Langit dan beringsut menjauh. Wajahnya memerah padam dan jantungnya berdebar tak karuan, tetapi dia justru menolak bertautan dengan Langit. Langit menatap Dahayu dengan kecewa. “Kenapa, Yu? Apa aku salah cium kamu? Aku ‘kan suami k
Buket bunga yang Langit bawa cukup besar. Dahayu sampai kesulitan membawanya dan hampir tidak bisa melihat apa pun. Sementara itu Langit tersenyum kecil melihat Dahayu kewalahan membawa buket itu. Dia mengikuti istrinya memasuki rumah singgah. Ini bukanlah kunjungan pertama Langit ke rumah ini, teta
“Kamu... hamil?” Dahayu mengangguk pelan. Tanpa sadar tangannya berdiam di perutnya sendiri. “Iya, aku hamil. Karena itu, aku mutusin kasih kamu kesempatan. Aku nggak ingin anak ini terlahir tanpa seorang ayah,” ujarnya lirih. Langit menelan ludah, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Akhirnya, Dahayu berbicara dengan Langit di ruang tunggu rumah sakit. Tidak banyak orang yang berlalu lalang di sekitar sana sehingga mereka bisa berbicara dengan lebih leluasa. Akan tetapi, kehadiran Sagara di antara pasangan suami-istri itu membuat suasana menjadi tegang. Sagara terus memperhatika
Setelah mengetahui dirinya hamil, Dahayu tidak bisa berhenti menangis. Tangannya gemetaran memegangi testpack yang memperlihatkan dua garis biru. Dahayu bingung apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Haruskan Dahayu menyimpan semua ini sendirian ataukah memberiahukannya pada Langit? “Assalamualaik
Begitu tahu ibunya tak sadarkan diri, Langit langsung melarikan ibunya ke rumah sakit. Langit meminta tolong Bi Ikah untuk memegangi ibunya di bangku penumpang belakang. Kepalanya sedang berkecamuk, tetapi Langit harus bisa fokus pada jalanan di depannya demi menghindari kecelakaan. Mobil mewah Lan