Perawat yang memegani ponsel Damar juga sangat baik. Ia bersedia terus menampakkan wajah Kalingga di layar ponsel itu supaya Bening bisa melaksanakan persalinannya dengan lancar. Kalingga tidak berhenti menyemangati Bening. Ia terus mengeluarkan kalimat-kalimat lembut tetapi penuh semangat. Sete
“Bagaimana, Pak? Sudah selesai melihatnya? Apa cincin nikahnya ketemu?” Damar masih syok dengan apa yang ia lihat di rekaman CCTV itu sampai ia membeku tak bisa bergerak. Kinan yang ia cintai dan percaya ternyata berani menyakiti bayi. Anaknya Maya bahkan baru saja melihat dunia, dan Kinan tega men
“Ya kamu memang salah, Mas!” sahut Kinan. Ia sudah tidak bisa menahan-nahan amarahnya lagi. “Iya, aku ngaku. Aku emang nyubit anaknya Maya. Aku hanya melakukannya sedikit, tapi anak cengeng itu udah meraung-raung tanpa henti. Emang suka drama sama kayak ibunya.” Damar kaget mendengar ucapan Kinan.
Selama berbulan-bulan Kalingga hilang, sebenarnya ia masih berada di area huan dan pemukiman warga di mana lokasi satgas berlangsung. Ia ingin segera kembali bertemu dengan rekan-rekan dan juga anggotanya, tetapi permasalahan dengan anggota kelompok berbahaya itu terlalu rumit. Kalingga hanya sendir
Wildan tidak mengindahkan peringatan itu. Ia tetap berlari, berniat kabur dan masuk ke dalam hutan. Sayang sekali, Wildan hanya sendirian sementara pengejarnya cukup banyak. Salah seorang melayangkan tembakan peringatan ke udara. Dor! Wildan menunduk dan sempat berhenti sejenak karena mendengar te
Setelah pulang kembali ke rumah, Kalingga benar-benar mencurahkan perhatiannya secara total kepada Sagara. Ia tidak bisa menemani Bening selama sang istri hamil, ketika Bening melahirkan pun, ia hanya bisa menemani melalui panggilan saja. Itu pun ia beruntung karena waktunya pas. Ia sama sekali tida
Teman Maya pun menghubungi seseorang. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan senyum lebar, mengatakan bahwa Maya bisa menempati salah satu kontrakan yang sudah dipesan oleh temannya. Teman Maya itu bahkan membayar biaya sewa awal kontrakan tersebut. Maya mau menggantinya, tetapi temannya tidak m
Kalingga dan Bening benar-benar menikmati kehidupan mereka sebagai orang tua baru. Tentu tidak mudah mengurus anak kecil, apalagi ini pertama kalinya untuk mereka berdua. Membesarkan anak bukan sekadar memberi makan saja, tetapi juga harus memperhatikan kebutuhan mental anaknya. Mereka harus mendidi
Setelah semua urusan selesai, Langit dan Dahayu akhirnya pulang ke rumah. Karena Dahayu mengendarai mobilnya sendiri, Langit mengikutinya dari belakang dan memastikan wanita itu tidak menghilang dari pengawasannya. Langit langsung menarik Dahayu masuk ke kamar begitu mereka sampai. Dahayu pasrah-p
Sudah dua jam berlalu sejak Langit keluar dari rumah. Dahayu mulai khawatir. Pasalnya, laki-laki itu sama sekali tidak menghubunginya. Pikiran Dahayu mulai tertuju kepada klub malam. Namun, dengan segera dia mengenyahkan kemungkinan itu. “Langit udah berubah. Dia nggak bakalan pergi ke klub malam l
“Ya Allah, beneran, Yu?” Bening sampai tidak percaya mendengarnya. Semua orang di meja makan terlihat tersenyum, terutama ibu Langit yang akhirnya mendapatkan cucu pertamanya. Dahayu malah malu sendiri karena menjadi pusat perhatian. Bening berdiri dari kursinya dan menghampiri Dahayu, memeluk putr
Bibir mereka tidak menempel lama. Karena tiba-tiba Dahayu mendorong Langit dan beringsut menjauh. Wajahnya memerah padam dan jantungnya berdebar tak karuan, tetapi dia justru menolak bertautan dengan Langit. Langit menatap Dahayu dengan kecewa. “Kenapa, Yu? Apa aku salah cium kamu? Aku ‘kan suami k
Buket bunga yang Langit bawa cukup besar. Dahayu sampai kesulitan membawanya dan hampir tidak bisa melihat apa pun. Sementara itu Langit tersenyum kecil melihat Dahayu kewalahan membawa buket itu. Dia mengikuti istrinya memasuki rumah singgah. Ini bukanlah kunjungan pertama Langit ke rumah ini, teta
“Kamu... hamil?” Dahayu mengangguk pelan. Tanpa sadar tangannya berdiam di perutnya sendiri. “Iya, aku hamil. Karena itu, aku mutusin kasih kamu kesempatan. Aku nggak ingin anak ini terlahir tanpa seorang ayah,” ujarnya lirih. Langit menelan ludah, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Akhirnya, Dahayu berbicara dengan Langit di ruang tunggu rumah sakit. Tidak banyak orang yang berlalu lalang di sekitar sana sehingga mereka bisa berbicara dengan lebih leluasa. Akan tetapi, kehadiran Sagara di antara pasangan suami-istri itu membuat suasana menjadi tegang. Sagara terus memperhatika
Setelah mengetahui dirinya hamil, Dahayu tidak bisa berhenti menangis. Tangannya gemetaran memegangi testpack yang memperlihatkan dua garis biru. Dahayu bingung apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Haruskan Dahayu menyimpan semua ini sendirian ataukah memberiahukannya pada Langit? “Assalamualaik
Begitu tahu ibunya tak sadarkan diri, Langit langsung melarikan ibunya ke rumah sakit. Langit meminta tolong Bi Ikah untuk memegangi ibunya di bangku penumpang belakang. Kepalanya sedang berkecamuk, tetapi Langit harus bisa fokus pada jalanan di depannya demi menghindari kecelakaan. Mobil mewah Lan