Bening kaget sekali ketika menerima panggilan itu dan ternyata bukan suara ibunya yang ia dengar. Itu adalah suara tetangga dekat rumahnya yang kebetulan juga akrab dengan keluarga Bening dari dulu. Nadanya terdengar panik. Beliau mengabarkan kalau ibunya Bening sekarang ada di rumah sakit. Bening
Bening bernapas lega. “Alhamdulillah. Sekali lagi, makasih ya Bu Meli.” “Iya, sama-sama.” “Oh iya, Ibu sama suami mau pulang dulu. Kamu sendirian nggak papa? Soalnya setelah ini kami ada janji pertemuan sama saudara.” Bening mengangguk. “Nggak papa, Bu Meli. Silakan, mohon maaf karena udah ngerep
Ekspresi Bening langsung tampak tidak suka ketika melihat Susan di sana. Mengapa pula ia harus bertemu dengan wanita itu? memang Bening dan Susan tinggal di kampung yang sama, tetapi Bening tidak tahu kalau Susan ada di sini. Masa iya bertemu di pasar seperti ini hanya sekadar kebetulan? “Kamu ngik
Tak lama setelah nada sambung berbunyi, Maya langsung menerima panggilan itu. Maya benar-benar kegirangan ketika tahu bahwa Kalingga menelepon dirinya. “Halo, Bang Lingga?” “Ya, May.” Maya senang sekali mendengar suara Kalingga, apalagi ketika berangkat satgas, Maya tidak dikabari. “Wah, Bang Li
Melihat bawahannya panik, Kalingga langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi. “Kenapa? Apa yang darurat?” tanya Kalingga. “Lapor, Kapten, ada penyerangan dari anggota kelompok berbahaya di pemukiman warga sipil.” Kalingga membelalak mendengar laporan tersebut. Memang permasalahan ini sudah cu
Setelah Pak Kyai dan juga saksi yang disewa Damar pergi, hanya tinggal mereka berdua saja sekarang. Damar berniat langsung pulang setelah melangsungkan pernikahan siri itu karena masih ada urusan, tetapi mendadak Maya mual-mual dan langsung berlari ke kamar mandi. Damar menyusul dengan raut khawati
Ibunya Bening berusaha membantu sang anak yang tumbang dan duduk di lantai sambil memegangi perutnya. Beliau tampak sangat khawatir dengan kondisi Bening. Apalagi, wajah sang anak mendadak pucat pasi dan berkeringat dingin. “Bening… Bening… ya Allah, Nak. Kamu kenapa?” Ibunya Bening berjongkok di
Bening terdiam. Tes kehamilan? Sebenarnya tidak masalah juga, toh sangat wajar kalau misalnya ia hamil. Namun, tetap saja Bening ragu. Ia tidak kepikiran soal kemungkinan hamil sama sekali. “Iya, Dok. Saya setuju.” Bening pun melaksanakan tes kehamilan sesuai dengan yang disarankan oleh dokter. B
Ekspresi Langit langsung berubah ketika menyadari siapa dokter yang berdiri di depannya. Tatapannya menjadi tajam dan sikapnya berubah dingin. Langit diam saja dan tidak mengatakan apa pun sehingga Dahayu terpaksa buka suara terlebih dahulu. “Apa beliau ibu kamu?” tanya Dahayu dengan raut masam. Da
Untuk season 2 cerita anak pertama Bening-Kalingga (Kisah Sagara Prayudha) kalian bisa cek judul : Dibuang Tamtama Dapat Perwira di KBM juga ya. Sudah tamat. Ini saya mau melanjutkan season 3 tentang Dahayu. Supaya ceritanya tuntas. Hehe .. oke, selamat membaca. * “Cantik, tajir, dokter dari kelu
Selama beberapa waktu terakhir, Wulan dibawa ke dokter kejiwaan untuk pengobatan. Ia sudah mengonsumsi antidepresan selama beberapa waktu terakhir. Sayangnya, kondisi mental Wulan yang tertekan membuatnya mengonsumsi obat itu di atas resep yang diberikan. Ia menjadi kecanduan dan mulai bertingkah di
Kelahiran putera pertama Vina dan Yudha menjadi kebahagiaan tiada tara untuk kedua keluarga. Bening dan Kalingga kaget luar biasa ketika Yudha akhirnya mengabari keesokan harinya. Bapak dan ibunya Vina pun juga dikabari. Mereka langsung bergegas ke rumah sakit untuk melihat kelahiran cucu pertama me
“Vina? bagaimana dengan Vina?” Pas sekali, dokter yang memeriksa Vina keluar. Yudha langsung buru-buru menghampiri dokter itu. “Dokter, bagaimana keadaan istri saya? apakah ada masalah? Dia sakit apa?” “Tenang, Pak. Kami sudah memeriksanya. Silakan anda masuk dulu.” Yudha menatap Irene dan wanita
Bening mengangguk. “Oh gitu… ya udah, manfaatkan waktu berdua kalian sebaik mungkin ya, Mama udah nggak sabar mau gendong cucu.” Yudha dan Vina sontak tersedak ludah sendiri. Bening mengernyit. “Kenapa sih? Kata-kata Mama nggak salah, ‘kan?” “Udah Sayang, jangan digoda terus, kasihan masih penga
Vina terbangun duluan keesokan harinya. Semalam, ia tidak tahu jatuh terlelap pukul berapa, tetapi yang jelas pasti lewat tengah malam. Sekarang, Vina malah terbangun sebelum subuh. Berhubung mereka berada di hotel sekarang, Vina tidak mendengar kumandang azan subuh seperti ketika di rumah. Ia menge
Vina menatap Yudha, dan ekspresi pria itu agak menggelap ketika mengingat kenangan suram tersebut. Wajar saja, sebenarnya. Tidak ada orang di dunia ini yang akan merasa baik-baik saja ketika diselingkuhi. Vina menepuk-nepuk bahu Yudha, dan tanpa aba-aba, Yudha malah langsung menggenggam telapak ta
Melihat Vina diam saja, Yudha menjadi khawatir. Ia tidak mau kalau Vina sampai marah karena merasa dibohongi selama ini. Sungguh, Yudha ingin segera menjelaskan yang sebenarnya, tetapi beberapa hari terakhir sebelum pernikahan mereka, memang Yudha dan Vina sama-sama sibuk, terkhusus Yudha sendiri. S