Share

Bening, Darah Apa Ini?

Penulis: Brata Yudha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 15:05:09

Seluruh tubuh Bening bergetar ketakutan. Matanya menatap horor kepada Kalingga yang berada di hadapannya. Pria itu bagaikan seekor serigala ganas yang siap menerkam mangsanya.

Ketika Kalingga mulai berusaha membuka pakaian Bening dengan paksa, wanita itu langsung menahan tangannya. Bening menggeleng penuh frustrasi.

"Jangan Kapten!" seru Bening. Suaranya bergetar putus asa. Ia tidak mau. Ia tidak bisa. Ini semua pemaksaan dan Bening tidak akan pernah rela melakukannya atas dasar paksaan.

"Kenapa?" tanya Kalingga.

Bening kembali menggeleng. "Aku nggak mau. Aku 'kan udah bilang kalau aku nggak mau melakukannya dengan..."

"Dengan suamimu? Tapi kamu mau melakukannya dengan lelaki lain yang bukan suamimu, begitu?" Kalingga langsung memotong ucapan Bening.

Bening terlonjak kaget mendengar ucapan Kalingga. "Apa maksud Kapten bilang begitu?"

"Kamu mau melakukannya dengan pria yang bukan suami kamu, tapi kamu menolak saya yang suami kamu! Kamu itu durhaka, Bening!" Kalingga membentak dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dia Kemana?

    Bening meringis kesakitan. Saking sakitnya, napas Bening sampai terasa sesak karena terus berusaha menahannya. Sementara itu, Kalingga masih syok berat melihat penyatuan mereka yang berakhir membuat Bening berdarah di bawah sana. Wajah Kalingga pucat pasi dan secara perlahan ia mengeluarkan miliknya dari area pribadi Bening. Benar saja, darah yang keluar lumayan banyak. “Bening, jangan bilang kamu masih…”Bening sendiri kebingungan. Ia juga tidak tahu mengapa sampai seperti itu. Sebenarnya Bening juga tahu kalau selaput dara bukanlah tanda mutlak seorang perempuan masih perawan. Bahkan seorang istri yang sudah pernah melahirkan pun masih bisa berdarah ketika berhubungan badan dengan suaminya. Namun, masalahnya ini berbeda. Bening bisa merasakan dengan jelas betapa sakitnya daerah itu, dan darah yang keluar pun lumayan banyak. “Kenapa ini bisa terjadi, Bening? Jawab saya!” pinta Kalingga. Bening mulai berpikir. Ia berusaha mengingat-ingat kejadian di hotel saat itu ketika dirinya b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Takut Kehilangan

    Kalingga langsung melompat dari kasur. Kepalanya masih agak pening karena belum mengumpulkan kesadaran tapi tiba-tiba sudah kaget perkara Bening tidak ada. Ia langsung keluar kamar dan mencari-cari keberadaan wanita itu. Rasa cemas dan takutnya menggelora, membuat Kalingga sampai berkeringat dingin. Bagaimana kalau Bening sengaja pergi meninggalkannya karena kejadian semalam? Bagaimana kalau Bening tidak mau lagi melihat wajah Kalingga? Berbagai pikiran buruk menghantui Kalingga dan itu membuat jantungnya berdetak semakin tak karuan.Kalingga menggeleng kencang. "Nggak... nggak... itu nggak mungkin."Kalingga pergi ke dapur, tetapi hasilnya nihil. Bening tidak ada di sana. Kalingga pun pindah ke kamar mandi, dan hasilnya juga serupa. Keberadaan Bening tidak tampak sama sekali. Masalahnya, ini masih subuh. Bahkan matahari saja belum benar-benar menampakkan dirinya, alias masih gelap di luar. Napas Kalingga memburu. Kepanikan tergambar jelas di wajahnya. Kalingga pun buru-buru keluar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Janji

    Kalingga tidak menyangka kalau Maya mendengar semuanya. Jujur saja, ia bahkan tidak tahu kalau gadis itu ada di rumah mamanya. Kalingga pikir, waktu itu Maya hanya menginap semalam saja di rumah mamanya, ternyata sampai sekarang ia masih ada di sana. “Maaf May, tapi…”“Tapi apa?” sahut Maya. Kedua matanya berkaca-kaca. “Jangan bilang Abang mulai jatuh cinta sama perempuan itu dan mau melupakan janji kita. Iya?”“May, Abang enggak bermaksud untuk—”“Nggak usah ngeles lah, Bang. Bang Lingga harusnya inget dong sama masa lalu kita. Apa semuanya udah nggak berarti untuk Abang?”Kalingga menghela napas panjang. Masa lalu. Benar, mereka berdua terikat masa lalu. Jujur saja, posisi Kalingga sekarang ini sulit sekali. Ia tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Melihat Maya berkaca-kaca seperti itu membuat dirinya juga merasa bersalah. Namun, Kalingga sendiri juga ingin membahagiakan Bening. Setidaknya, ia ingin memberi sedikit hiburan kepada Bening setelah mengalami hal yang menyakit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Malam Terindah

    Kalingga memucat, sementara Maya terkejut. Bu Rita menghampiri mereka berdua dengan tampang menuntut jawaban. Awalnya, Bu Rita tidak mendengar perdebatan Kalingga dan Maya. Namun, ketika ia kembali ke ruang tamu untuk mengambil sesuatu, ia melihat ada Maya di depan. Bu Rita heran, kapan Maya keluar padahal sejak tadi tidak melewati ruang tamu. Lalu, setelah diperhatikan baik-baik, Maya dan Kalingga seperti sedang bertengkar. Bu Rita akhirnya tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi dan akhirnya keluar untuk bertanya.“Lingga, Maya, ada apa sebenarnya?” tanya Bu Rita lagi.Kalingga langsung buru-buru menggeleng. “Eng… Enggak, Ma. Enggak ada apa-apa kok,” jawabnya agak terbata. Sementara Maya, ia terus menatap Kalingga dengan tajam. Ketika Maya bertemu pandang dengan pria itu, Kalingga bisa melihat dengan jelas betapa sadisnya tatapan gadis itu. Bu Rita mengernyit mendengar jawaban Kalingga. Entah mengapa, ia merasa tidak yakin saja dengan jawaban itu. “Masa sih? Mama lihat tadi kal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bercerai Atau Selingkuh

    “Mas Wildan..?!”Bening benar-benar terkejut dengan suara yang terdengar di ponselnya. Untuk sesaat, Bening tidak percaya dengan sang pemanggil. Bening menjauhkan ponsel dan sekali lagi melihat nomor asing tersebut. Wildan sengaja menghubunginya dengan nomor baru. Tapi, bukannya Wildan masih koma? Sejak kapan dia sadar?Bening mendesah keras dan kembali menempelkan ponsel ke telinganya. “Ini beneran kamu Mas Wildan? Kamu udah sadar?”Di seberang telepon, Wildan tersenyum tipis. Ia mengangguk menjawab pertanyaan Bening, meski saat itu Bening sedang tidak ada di sana. Rasanya sudah cukup lama sejak ia mendengar suara Bening. Wildan lega karena Bening akhirnya mengangkat panggilannya. Wildan sengaja menggunakan nomor baru untuk mengecoh wanita itu. Bening pasti tidak akan mau berbicara dengannya kecuali dengan cara ini.Wildan menyahut dengan suara pelan. Ada sedikit seringai di sudut bibirnya. “Iya, Ning. Aku udah sadar. Kenapa? Kaget ya tiba-tiba aku telpon? Atau jangan-jangan kamu...

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Aku Pemenangnya

    Bening mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat. "Kamu..."Wildan senyam-senyum di depan Bening, membuat wanita itu semakin muak saja melihat wajahnya. "Kamu cantik banget kalau lagi marah gini, Ning. Gemes ya," goda Wildan. Ia mendekat dan hendak menjawil dagu Bening, tetapi tangan Bening lebih cepat untuk menepis kasar jemari Wildan yang hendak menyentuhnya. Bagaimana bisa Wildan menjadi bajingan seperti ini? Orang yang selama lima tahun belakangan menjadi kekasihnya dan selalu menampilkan kebaikan di depan Bening dan keluarganya. Apakah semua itu hanya kedok? Ketika Wildan tidak bisa memiliki Bening, semua kepura-puraannya hancur lebur. Sekarang, Wildan yang sebenarnya akhirnya muncul. Padahal pria itu baru sembuh dari koma, tetapi ia tidak mempergunakan kesempatan tersebut untuk menjadi lebih baik. Ia malah mengganggu Bening lagi.Sementara itu, Wildan yang baru saja ditepis tangannya oleh Bening seketika berubah serius."Ning, aku serius dengan ucapanku. Aku cuma kasih kamu wak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Ternyata Pengecut

    Sorenya, Kalingga pulang. Bening sama sekali tidak menyahut. Ia sedang mencuci piring di dapur. Kalingga langsung menghampirinya, tetapi ia melihat wajah sang istri begitu lesu.“Kenapa?” tanya Kalingga. Bening menggeleng. “Enggak papa.”Kalingga menghela napas. Rupanya Bening masih belum bisa bebas berbagi masalah dengannya. Kalingga paham. Mereka berdua masih butuh adaptasi untuk menciptakan hubungan suami istri yang harmonis, jadi percaya saja pada prosesnya.Kalingga pun mendekat dan langsung memeluk Bening dari belakang ketika melihat wanita itu sedang mencuci tangan.Bening refleks membelalak dan menyikut dada Kalingga hingga pria itu terdorong mundur. “Jangan!”Mendadak, tubuh Bening merinding. Ia teringat dengan apa yang dilakukan Wildan tadi, dan jelas hal itu membuatnya amat terganggu.Kalingga terkejut. “Kenapa, Bening?”Bening menggeleng. Ia langsung mengelap tangannya yang basah dengan serbet lalu berbalik dan memeluk Kalingga. Kalingga heran. Gerak-gerik Bening agak an

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Merasa Diatas Awan

    Seperti yang dikatakan Wildan sebelumnya, hari ini ia sudah mulai masuk lagi ke battalion setelah cukup lama cuti pasca kecelakaan dan koma. Wildan percaya diri sekali kembali ke battalion dan santai-santai saja tidak takut meskipun nanti berhadapan dengan Kalingga sebab ia sudah memberikan ancaman kepada Bening agar memperingatkan suaminya supaya tidak mengganggu Wildan ketika kembali.Wildan disambut dengan baik oleh teman-temannya. Mereka semua memberikan selamat karena Wildan sudah sembuh dan bisa bergabung lagi bersama mereka. Wildan sendiri juga melapor kepada Danru, Danton, kemudian kepada Danki kalau ia sudah siap bertugas kembali.Di saat menghadap Kalingga, Wildan sama sekali tidak ada takut-takutnya. Ia percaya diri saja kalau Kalingga tidak akan melakukan apapun. Wildan yakin, Bening tidak akan mau kalau rahasia foto dan video tak senonohnya tersebar. “Lapor, Kapten. Siap kembali bertugas!” Wildan menghormat kepada Kalingga.Kalingga mangut-mangut. “Selamat kembali bertug

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08

Bab terbaru

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Merasa Diatas Awan

    Seperti yang dikatakan Wildan sebelumnya, hari ini ia sudah mulai masuk lagi ke battalion setelah cukup lama cuti pasca kecelakaan dan koma. Wildan percaya diri sekali kembali ke battalion dan santai-santai saja tidak takut meskipun nanti berhadapan dengan Kalingga sebab ia sudah memberikan ancaman kepada Bening agar memperingatkan suaminya supaya tidak mengganggu Wildan ketika kembali.Wildan disambut dengan baik oleh teman-temannya. Mereka semua memberikan selamat karena Wildan sudah sembuh dan bisa bergabung lagi bersama mereka. Wildan sendiri juga melapor kepada Danru, Danton, kemudian kepada Danki kalau ia sudah siap bertugas kembali.Di saat menghadap Kalingga, Wildan sama sekali tidak ada takut-takutnya. Ia percaya diri saja kalau Kalingga tidak akan melakukan apapun. Wildan yakin, Bening tidak akan mau kalau rahasia foto dan video tak senonohnya tersebar. “Lapor, Kapten. Siap kembali bertugas!” Wildan menghormat kepada Kalingga.Kalingga mangut-mangut. “Selamat kembali bertug

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Ternyata Pengecut

    Sorenya, Kalingga pulang. Bening sama sekali tidak menyahut. Ia sedang mencuci piring di dapur. Kalingga langsung menghampirinya, tetapi ia melihat wajah sang istri begitu lesu.“Kenapa?” tanya Kalingga. Bening menggeleng. “Enggak papa.”Kalingga menghela napas. Rupanya Bening masih belum bisa bebas berbagi masalah dengannya. Kalingga paham. Mereka berdua masih butuh adaptasi untuk menciptakan hubungan suami istri yang harmonis, jadi percaya saja pada prosesnya.Kalingga pun mendekat dan langsung memeluk Bening dari belakang ketika melihat wanita itu sedang mencuci tangan.Bening refleks membelalak dan menyikut dada Kalingga hingga pria itu terdorong mundur. “Jangan!”Mendadak, tubuh Bening merinding. Ia teringat dengan apa yang dilakukan Wildan tadi, dan jelas hal itu membuatnya amat terganggu.Kalingga terkejut. “Kenapa, Bening?”Bening menggeleng. Ia langsung mengelap tangannya yang basah dengan serbet lalu berbalik dan memeluk Kalingga. Kalingga heran. Gerak-gerik Bening agak an

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Aku Pemenangnya

    Bening mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat. "Kamu..."Wildan senyam-senyum di depan Bening, membuat wanita itu semakin muak saja melihat wajahnya. "Kamu cantik banget kalau lagi marah gini, Ning. Gemes ya," goda Wildan. Ia mendekat dan hendak menjawil dagu Bening, tetapi tangan Bening lebih cepat untuk menepis kasar jemari Wildan yang hendak menyentuhnya. Bagaimana bisa Wildan menjadi bajingan seperti ini? Orang yang selama lima tahun belakangan menjadi kekasihnya dan selalu menampilkan kebaikan di depan Bening dan keluarganya. Apakah semua itu hanya kedok? Ketika Wildan tidak bisa memiliki Bening, semua kepura-puraannya hancur lebur. Sekarang, Wildan yang sebenarnya akhirnya muncul. Padahal pria itu baru sembuh dari koma, tetapi ia tidak mempergunakan kesempatan tersebut untuk menjadi lebih baik. Ia malah mengganggu Bening lagi.Sementara itu, Wildan yang baru saja ditepis tangannya oleh Bening seketika berubah serius."Ning, aku serius dengan ucapanku. Aku cuma kasih kamu wak

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bercerai Atau Selingkuh

    “Mas Wildan..?!”Bening benar-benar terkejut dengan suara yang terdengar di ponselnya. Untuk sesaat, Bening tidak percaya dengan sang pemanggil. Bening menjauhkan ponsel dan sekali lagi melihat nomor asing tersebut. Wildan sengaja menghubunginya dengan nomor baru. Tapi, bukannya Wildan masih koma? Sejak kapan dia sadar?Bening mendesah keras dan kembali menempelkan ponsel ke telinganya. “Ini beneran kamu Mas Wildan? Kamu udah sadar?”Di seberang telepon, Wildan tersenyum tipis. Ia mengangguk menjawab pertanyaan Bening, meski saat itu Bening sedang tidak ada di sana. Rasanya sudah cukup lama sejak ia mendengar suara Bening. Wildan lega karena Bening akhirnya mengangkat panggilannya. Wildan sengaja menggunakan nomor baru untuk mengecoh wanita itu. Bening pasti tidak akan mau berbicara dengannya kecuali dengan cara ini.Wildan menyahut dengan suara pelan. Ada sedikit seringai di sudut bibirnya. “Iya, Ning. Aku udah sadar. Kenapa? Kaget ya tiba-tiba aku telpon? Atau jangan-jangan kamu...

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Malam Terindah

    Kalingga memucat, sementara Maya terkejut. Bu Rita menghampiri mereka berdua dengan tampang menuntut jawaban. Awalnya, Bu Rita tidak mendengar perdebatan Kalingga dan Maya. Namun, ketika ia kembali ke ruang tamu untuk mengambil sesuatu, ia melihat ada Maya di depan. Bu Rita heran, kapan Maya keluar padahal sejak tadi tidak melewati ruang tamu. Lalu, setelah diperhatikan baik-baik, Maya dan Kalingga seperti sedang bertengkar. Bu Rita akhirnya tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi dan akhirnya keluar untuk bertanya.“Lingga, Maya, ada apa sebenarnya?” tanya Bu Rita lagi.Kalingga langsung buru-buru menggeleng. “Eng… Enggak, Ma. Enggak ada apa-apa kok,” jawabnya agak terbata. Sementara Maya, ia terus menatap Kalingga dengan tajam. Ketika Maya bertemu pandang dengan pria itu, Kalingga bisa melihat dengan jelas betapa sadisnya tatapan gadis itu. Bu Rita mengernyit mendengar jawaban Kalingga. Entah mengapa, ia merasa tidak yakin saja dengan jawaban itu. “Masa sih? Mama lihat tadi kal

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Janji

    Kalingga tidak menyangka kalau Maya mendengar semuanya. Jujur saja, ia bahkan tidak tahu kalau gadis itu ada di rumah mamanya. Kalingga pikir, waktu itu Maya hanya menginap semalam saja di rumah mamanya, ternyata sampai sekarang ia masih ada di sana. “Maaf May, tapi…”“Tapi apa?” sahut Maya. Kedua matanya berkaca-kaca. “Jangan bilang Abang mulai jatuh cinta sama perempuan itu dan mau melupakan janji kita. Iya?”“May, Abang enggak bermaksud untuk—”“Nggak usah ngeles lah, Bang. Bang Lingga harusnya inget dong sama masa lalu kita. Apa semuanya udah nggak berarti untuk Abang?”Kalingga menghela napas panjang. Masa lalu. Benar, mereka berdua terikat masa lalu. Jujur saja, posisi Kalingga sekarang ini sulit sekali. Ia tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Melihat Maya berkaca-kaca seperti itu membuat dirinya juga merasa bersalah. Namun, Kalingga sendiri juga ingin membahagiakan Bening. Setidaknya, ia ingin memberi sedikit hiburan kepada Bening setelah mengalami hal yang menyakit

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Takut Kehilangan

    Kalingga langsung melompat dari kasur. Kepalanya masih agak pening karena belum mengumpulkan kesadaran tapi tiba-tiba sudah kaget perkara Bening tidak ada. Ia langsung keluar kamar dan mencari-cari keberadaan wanita itu. Rasa cemas dan takutnya menggelora, membuat Kalingga sampai berkeringat dingin. Bagaimana kalau Bening sengaja pergi meninggalkannya karena kejadian semalam? Bagaimana kalau Bening tidak mau lagi melihat wajah Kalingga? Berbagai pikiran buruk menghantui Kalingga dan itu membuat jantungnya berdetak semakin tak karuan.Kalingga menggeleng kencang. "Nggak... nggak... itu nggak mungkin."Kalingga pergi ke dapur, tetapi hasilnya nihil. Bening tidak ada di sana. Kalingga pun pindah ke kamar mandi, dan hasilnya juga serupa. Keberadaan Bening tidak tampak sama sekali. Masalahnya, ini masih subuh. Bahkan matahari saja belum benar-benar menampakkan dirinya, alias masih gelap di luar. Napas Kalingga memburu. Kepanikan tergambar jelas di wajahnya. Kalingga pun buru-buru keluar

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dia Kemana?

    Bening meringis kesakitan. Saking sakitnya, napas Bening sampai terasa sesak karena terus berusaha menahannya. Sementara itu, Kalingga masih syok berat melihat penyatuan mereka yang berakhir membuat Bening berdarah di bawah sana. Wajah Kalingga pucat pasi dan secara perlahan ia mengeluarkan miliknya dari area pribadi Bening. Benar saja, darah yang keluar lumayan banyak. “Bening, jangan bilang kamu masih…”Bening sendiri kebingungan. Ia juga tidak tahu mengapa sampai seperti itu. Sebenarnya Bening juga tahu kalau selaput dara bukanlah tanda mutlak seorang perempuan masih perawan. Bahkan seorang istri yang sudah pernah melahirkan pun masih bisa berdarah ketika berhubungan badan dengan suaminya. Namun, masalahnya ini berbeda. Bening bisa merasakan dengan jelas betapa sakitnya daerah itu, dan darah yang keluar pun lumayan banyak. “Kenapa ini bisa terjadi, Bening? Jawab saya!” pinta Kalingga. Bening mulai berpikir. Ia berusaha mengingat-ingat kejadian di hotel saat itu ketika dirinya b

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bening, Darah Apa Ini?

    Seluruh tubuh Bening bergetar ketakutan. Matanya menatap horor kepada Kalingga yang berada di hadapannya. Pria itu bagaikan seekor serigala ganas yang siap menerkam mangsanya. Ketika Kalingga mulai berusaha membuka pakaian Bening dengan paksa, wanita itu langsung menahan tangannya. Bening menggeleng penuh frustrasi. "Jangan Kapten!" seru Bening. Suaranya bergetar putus asa. Ia tidak mau. Ia tidak bisa. Ini semua pemaksaan dan Bening tidak akan pernah rela melakukannya atas dasar paksaan."Kenapa?" tanya Kalingga.Bening kembali menggeleng. "Aku nggak mau. Aku 'kan udah bilang kalau aku nggak mau melakukannya dengan...""Dengan suamimu? Tapi kamu mau melakukannya dengan lelaki lain yang bukan suamimu, begitu?" Kalingga langsung memotong ucapan Bening. Bening terlonjak kaget mendengar ucapan Kalingga. "Apa maksud Kapten bilang begitu?""Kamu mau melakukannya dengan pria yang bukan suami kamu, tapi kamu menolak saya yang suami kamu! Kamu itu durhaka, Bening!" Kalingga membentak dengan

DMCA.com Protection Status