Bab 307"Rumah ini dijual?"Wanita setengah baya itu kembali menganggukkan kepalanya. "Iya, Mas. Tapi sayangnya sampai sekarang rumah ini masih belum kebeli juga karena mungkin harganya terlalu tinggi," lanjutnya.Handi terdiam. Bagaimana bisa kemungkinan ini terjadi secara bersamaan?Retno bisa saja tertuduh wanita itu memang bekerjasama dengan anaknya. Walaupun kejadian saat ini masih belum jelas.Tapi kepergian wanita paruh baya itu telah berhasil membuat kecurigaan kembali muncul di dalam benak Handi dan para pihak kepolisian.Handi kembali melirik ke arah wanita setengah baya yang sempat memberikan sedikit informasi mengenai Retno."Apa Ibu punya nomor kontak Bu Retno yang bisa dihubungi?"Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan cepat karena dia memang tak memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga Adi."Kayaknya nggak ada yang punya, Mas. Setelah masalah yang terjadi, hampir semua orang di sekitar sini menjauhi mereka. Emangnya ada apa, Mas? Kok rombongan kesini? Sama polisi
Bab 308Siti mengusap wajahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Dia lantas segera berdoa dan meminta semua hal yang ada di dalam hatinya."Ya Allah … berikanlah petunjuk keberadaan Putri dan lindungilah anakku. Ya Allah …mungkin hamba memang tidak pantas meminta hal sebesar ini, tapi hamba benar-benar berharap permintaan hamba ini bisa dikabulkan, aamiin."Meski sejak tadi dia mencoba untuk menahan tangis ketika tengah beribadah, kini air matanya mulai meluncur dan membasahi pipi begitu saja.Siti hanyut dalam rasa sakit yang sejak lama ditahannya. Wanita itu lantas bersimpuh di atas sajadah dan menangis jadi-jadinya.Mungkin dia masih bisa bertahan ketika ujian yang diberikan mengarah padanya. Namun ketika ujian tersebut jatuh pada Putri, entah mengapa hatinya hancur berkeping-keping."Ya Allah, ampunilah hamba …"Ketika tengah menangis wanita itu perlahan mulai mendengar deru suara mesin mobil yang berhenti tepat di depan halaman rumahnya. Dia memicingkan matanya sejena
Bab 309Sumi bergegas berlari menuju ke arah tangga dan ternyata secara kebetulan majikannya itu belum masuk ke dalam kamar."Mbak!"Teriakan wanita itu telah berhasil membuat dua orang yang tengah berjalan menoleh secara bersamaan.Handi terlihat mengerutkan keningnya. Begitu juga dengan Siti."Sum, ada apa?"Napas Sumi terengah-engah memburu naik turun dan wanita itu berjalan mendekat."Mbak, a-aku kayaknya melupakan sesuatu."Siti mengerutkan keningnya karena masih tak mengerti dengan maksud perkataan Sumi."Mbak, aku ingat samar-samar kalau pas pergi ke kebun binatang itu Putri kelihatan celingukan seolah tengah mencari seseorang."Mata Siti terbelalak kaget, begitu juga dengan suaminya."Apa? Kenapa kamu nggak mengatakan ini dari awal, Sum?"Sumi juga lupa untuk mengatakan hal itu karena dia pikir bukanlah sesuatu yang penting. Tapi setelah dipikirkan lagi itu rasanya sangat aneh."Ma-maaf, Mbak."Siti menghela napas berat. Sebenarnya apa yang telah terjadi sekarang?Wanita itu s
Bab 310 Siti menatap suaminya dengan pandangan tak percaya karena merasa pria itu telah membohonginya sebab tak mengatakan yang sejujurnya kalau dia sudah mengetahui tentang sosok pria mencurigakan.Handi dengan cepat mendekat sambil menggelengkan kepalanya, namun sang istri justru memundurkan tubuhnya."Siti, dengerin dulu. Mas tahu kalau–""Mas, kenapa kamu berbohong?"Pria itu cukup tercengang karena sebenarnya dia tidak berniat untuk membohongi Siti. Namun situasi membuatnya harus melakukan itu karena tak ingin jika istrinya terus-menerus merasa khawatir."Ti, Mas melakukan ini karena memikirkan perasaanmu. Mas nggak mau kamu jadi–""Mas, aku berhak untuk tahu semuanya. Apalagi ini mengenai Putri. Kamu tahu seberapa besar rasa khawatir ku sekarang, kan?" Siti mengepalkan tangannya dengan erat dan kembali bicara, "Kamu membuatku kecewa, Mas."Mata pria itu seketika menggunakan sempurna ketika melihat dengan jelas kekecewaan terlukis di wajah istrinya."Siti, tolong dengarkan dulu
Bab 311Siti mengerutkan kening karena merasa heran. Bagaimana mungkin tidak ada satupun orang yang tahu tempat tinggal baru dari mantan mertuanya itu?Paling tidak seharusnya ada satu atau dua orang yang mengetahuinya karena mantan Ibu mertuanya itu orang yang cukup pandai bersosialisasi. Walau kemungkinan besar dia memang sudah dibenci, namun pastinya wanita paruh baya itu berusaha untuk mendekati teman-teman lamanya."Mas, entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang aneh." Wanita itu kembali menatap dekat suaminya sambil mengerutkan kening, "Apa Mas juga nggak menemukan alamat barunya?"Pria itu menggelengkan kepalanya perlahan karena sampai saat ini dia masih belum menemukannya dan pihak kepolisian juga tengah berusaha untuk mencari karena bagaimanapun juga wanita paruh baya itu dianggap mengetahui sesuatu.Adi memang kabur dari penjara dan pria itu sangat pintar sampai bisa menutupi semua jejaknya agar tak ditemukan sama sekali. Tapi kemungkinan besar juga pria itu pasti akan mengh
Bab 312Wajah Retno kini berubah serius. Wanita itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling karena tak ingin jika ada orang lain yang mendengar pembicaraannya dengan Eva."Tenang, Tante. Disini aman," ujar Eva ketika wanita itu sadar akan ketakutan yang bergambar jelas di wajah Retno.Wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya perlahan dan mulai menceritakan segalanya sesuai dengan perintah dari Adi."Apa?!" Mata Eva kini terbelalak dengan sempurna. Dia tak menyangka dengan hal yang telah dilakukan oleh Adi. "Tan, ini bahaya! Aku nggak mau ikut campur soal masalah ini!"Eva sangat yakin kalau masalah yang telah diperbuat oleh Adi kali ini pasti akan membuat bencana. Dia pikir pria itu sangatlah ceroboh karena melakukan hal yang begitu bodoh."Eva, dengerin dulu karena ini juga udah terlanjur terjadi dan mau tak mau kita juga harus bekerja sama dengan baik." sekali lagi wanita paruh baya itu mencoba untuk meyakinkan Eva.Bagaimanapun juga mereka gini perlu bekerja sama agar bisa menj
Bab 313Eva mengerutkan keningnya tak mengerti dengan penjelasan dari wanita paruh baya yang duduk tepat di seberangnya. "Apa maksudnya, Tan?""Eva, kamu mahir dengan masalah ini dan Tante juga yakin kalau kamu bisa melakukannya jauh lebih baik dari siapapun. Sekarang kamu hanya perlu mencoba untuk membuat masalah lain agar mereka kehilangan fokus."Eva terdiam sambil merenungkan perkataan Retno. Mencari masalah lain?Sejujurnya itu bukanlah masalah yang sulit karena Eva dengan senang hati pasti akan melakukannya jika ada sangkut pautnya dengan sepupunya. Tapi masalahnya dia enggan berdebat lagi dengan Dirga karena pria itu sampai saat ini pun masih belum memaafkannya dengan sepenuhnya.Berkali-kali dia telah mencoba untuk melunakan hati Sang suami tercinta agar melupakan masalah yang sempat terjadi dan tak memaksanya kembali untuk meminta maaf pada Siti. Tapi pria itu tetap saja mencoba untuk memberikan jarak padanya.Bahkan Dirga kini sudah jarang bersikap manis padanya.Meskipun b
Bab 314"Ayah, kita mau ke mana?" Sosok gadis kecil yang kini tengah dipotong erat oleh Adi, tampak bertanya-tanya.Namun pria itu hanya diam tanpa ada niat sedikitpun untuk menjelaskan. Dia terus berjalan menjauh dan masuk ke kediaman Selina.Setelahnya pria itu langsung menutup pintu rapat-rapat dan meletakkan gadis kecil yang sejak tadi dipotongnya.Putri tampak mengerutkan kening kebingungan karena ayahnya itu tampak ketakutan."Ayah …""Diam!"Gadis kecil itu tampak kaget setengah mati ketika mendengar suara ayahnya yang tiba-tiba berteriak padahal beberapa hari belakangan pria itu selalu memperlakukannya dengan lembut.Dia perlahan mulai memundurkan tubuhnya ketika melihat raut wajah sang ayah mulai berubah menjadi muram dan juga gelap.Rasa takut mulai menyelimuti tubuhnya perlahan dan membuat gadis kecil itu menggigil karena ketakutan.Adi mengusap wajahnya dengan kasar karena sejujurnya pria itu tak ingin berteriak pada Putri. Hanya saja celotehan gadis kecil itu membuatnya m