Bab 313Eva mengerutkan keningnya tak mengerti dengan penjelasan dari wanita paruh baya yang duduk tepat di seberangnya. "Apa maksudnya, Tan?""Eva, kamu mahir dengan masalah ini dan Tante juga yakin kalau kamu bisa melakukannya jauh lebih baik dari siapapun. Sekarang kamu hanya perlu mencoba untuk membuat masalah lain agar mereka kehilangan fokus."Eva terdiam sambil merenungkan perkataan Retno. Mencari masalah lain?Sejujurnya itu bukanlah masalah yang sulit karena Eva dengan senang hati pasti akan melakukannya jika ada sangkut pautnya dengan sepupunya. Tapi masalahnya dia enggan berdebat lagi dengan Dirga karena pria itu sampai saat ini pun masih belum memaafkannya dengan sepenuhnya.Berkali-kali dia telah mencoba untuk melunakan hati Sang suami tercinta agar melupakan masalah yang sempat terjadi dan tak memaksanya kembali untuk meminta maaf pada Siti. Tapi pria itu tetap saja mencoba untuk memberikan jarak padanya.Bahkan Dirga kini sudah jarang bersikap manis padanya.Meskipun b
Bab 314"Ayah, kita mau ke mana?" Sosok gadis kecil yang kini tengah dipotong erat oleh Adi, tampak bertanya-tanya.Namun pria itu hanya diam tanpa ada niat sedikitpun untuk menjelaskan. Dia terus berjalan menjauh dan masuk ke kediaman Selina.Setelahnya pria itu langsung menutup pintu rapat-rapat dan meletakkan gadis kecil yang sejak tadi dipotongnya.Putri tampak mengerutkan kening kebingungan karena ayahnya itu tampak ketakutan."Ayah …""Diam!"Gadis kecil itu tampak kaget setengah mati ketika mendengar suara ayahnya yang tiba-tiba berteriak padahal beberapa hari belakangan pria itu selalu memperlakukannya dengan lembut.Dia perlahan mulai memundurkan tubuhnya ketika melihat raut wajah sang ayah mulai berubah menjadi muram dan juga gelap.Rasa takut mulai menyelimuti tubuhnya perlahan dan membuat gadis kecil itu menggigil karena ketakutan.Adi mengusap wajahnya dengan kasar karena sejujurnya pria itu tak ingin berteriak pada Putri. Hanya saja celotehan gadis kecil itu membuatnya m
Bab 315Eva merasa sangat marah karena bagaimanapun juga saat ini dia tengah disindir secara langsung oleh Adi. Bertahun-tahun dia mendambakan buah hati, bahkan orang-orang sekitarnya juga tak berani untuk mengatakan apapun keturunan.Tapi sayangnya pria yang tengah bertelepon dengannya saat ini sudah keterlaluan dan membuatnya jadi tak bisa menahan amarah lagi."Sekali lagi kamu berani mengatakan sesuatu yang menjengkelkan seperti ini, aku nggak segan untuk membuatmu hancur walau harus mempertaruhkan harga diriku sendiri."Adi terdiam sejenak setelah mendapatkan ancaman secara langsung dari Eva. Tapi pria itu tampaknya tak merasa takut sama sekali. Dia justru menarik sudut bibirnya tipis dan melirik ke arah gadis kecil yang duduk ketakutan di sofa ruang tamu."Oke, aku nggak akan membahas hal seperti ini lagi kalau kamu juga bisa diajak kerja sama dengan baik. Tutup mulutmu itu rapat-rapat dan jangan protes sama sekali." Setelah mengatakan itu, dia langsung memutuskan sambungan tele
Bab 316Putri melirik arah sosok pria yang kini tertidur tepat di sofa. Gadis kecil itu masih merasa ketakutan karena bagaimanapun juga dia sadar kini dibawa ke tempat yang tak seharusnya.Entah berapa lama waktu telah berlalu, namun dia merasa sudah sangat lama berada di luar.Gadis kecil itu sangat yakin kalau ibunya kini pasti tengah merasa khawatir dan Putri sekarang dilanda perasaan bersalah sebab menyembunyikan banyak hal dari Siti.Perut gadis kecil itu mulai keroncongan, dia masih belum menyantap makanan apapun kecuali saat sarapan tadi. Wajar baginya merasa lapar karena Adi juga tak memberinya makanan."Ugh … lapar," lirihnya sambil memegangi perut.Gadis kecil itu mengalihkan pandangannya ke sekitar. Dia juga merasa sedikit haus. Putri kembali melirik ke arah ayahnya dan gadis kecil itu merasa sedikit ragu untuk membangunkannya karena pria itu sudah berpesan untuk tak mengganggunya.Namun sebagai manusia biasa tentu saja dia tak bisa menahan diri atas hasrat yang terus memak
Bab 317Selina menghela napas keberadaan langsung mengelus pelan pundak Adi. Dia berharap bisa sedikit menenangkan pria itu."Udahlah, Mas. Toh ini juga masalah gampang jadi kamu nggak usah khawatir sama sekali. Mas Adi pasti capek, kan? Mending istirahat aja sana dan aku akan beresin ini."Adi yang awalnya tengah marah itu kini mulai lulus setelah mendengar penuturan lembut Selina. Dia menghela nafas kasar dan kembali memicingkan matanya sambil menatap tajam ke arah Putri. Setelahnya dia langsung berlalu pergi kembali ke kamar."Dasar anak nggak guna, bisanya nyusahin aja!" gumamnya dengan perasaan dongkol.Selina bisa mendengar umpatan kasar pria itu, namun dia memilih untuk tetap diam seolah-olah tak mendengar apapun karena tak mau membuat suasana menjadi canggung lagi.Selina yang melihat kepergian pria itu kini bisa bernapas sedikit lega."Kenapa dia harus galak sama anak kecil, sih?" gumamnya lirih.Pandangan mata wanita muda itu kembali beralih menatap Putri. Dia merasa sangat
Bab 318Butuh waktu sekitar 10 menit hingga hidangan nasi goreng sederhana kini telah siap. Wanita muda itu segera meletakkannya tepat di atas meja dan aroma harumnya menggugah selera kini menusuk tepat ke indra penciuman Putri."Wah ... baunya enak banget!"Selina merasa senang ketika melihat gadis kecil itu juga berselera."Makanlah," ujarnya.Putri menganggukan kepalanya perlahan dan mulai menyendokan nasi goreng yang panas itu ke dalam mulutnya.Dia diam sejenak seolah tengah menikmati, namun tak lama raut wajahnya sedikit muram dan gadis kecil itu menundukkan kepalanya perlahan.Selina yang melihat hal itu tentu saja merasa heran."Apa nasi gorengnya nggak enak?" tanyanya dengan khawatir karena Ini pertama kalinya dia memasak nasi goreng setelah sekian lama.Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya perlahan dan mulai mengusap matanya yang sedikit berair."Nasi gorengnya enak banget, Kak. Rasanya juga mirip seperti buatan Ibu," lirihnya.Hati wanita muda itu tiba-tiba terasa nyeri.
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili