Bab 286Adi mengerutkan keningnya tak percaya. Tapi di sisi lain dia juga merasa penasaran karena mungkin saja informasi yang diberikan oleh Selina cukup bagus.Tak ingin menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, Adi menyetujui permintaan wanita itu untuk bertemu. Tapi dengan satu syarat, pertemuan kali ini ditentukan oleh Adi."Baiklah, Mas. Aku akan segera datang menemui kamu. Kebetulan hari ini aku juga nggak berangkat kerja.""Ya, sampai ketemu nanti."Setelahnya, Adi langsung memutuskan sambungan teleponnya. Pria itu bergegas kembali ke hotel tempatnya menginap.Sedangkan di sisi lain, Selina menarik sudut bibirnya tipis. Dia tak bisa menunggu waktu lebih lama lagi karena Adi bisa saja curiga padanya."Kamu pasti akan masuk ke dalam jebakanku, Mas."*Sore harinya wanita itu telah sampai di tempat pertemuan yang memang sejak awal telah ditentukan oleh Adi. Selina terlihat mengedarkan pandangannya ke sekeliling ketika memasuki sebuah gang yang cukup gelap dan juga sepi.Bagaimanapun di
Bab 287"Tapi mungkin ini kabar yang cukup buruk juga bagimu, Mas."Adi mengerutkan keningnya karena wanita itu masih belum menjelaskan secara rinci sepenuhnya. "Katakan saja, Sel. Aku ingin mendengar semuanya.""Ada seseorang yang melapor bahwa mereka melihatmu di sekitar perusahaan, Mas."Mata Adi seketika membulat dengan sempurna karena saat itu dia yakin tak ada seorangpun yang melihatnya selain Selina. Matanya kini tampak memicing ketika menatap lekat wanita itu."Apa kamu yang melaporkan ini?"Wanita itu segera menjelekkan kepalanya dengan cepat. Raut wajahnya tampak biasa oleh dia merasa kesal karena dituduh."Mana mungkin, Mas?! Kalau saat itu aku sudah melaporkanmu, kamu sekarang pasti sudah mendekam di penjara kembali. Aku bahkan mendapatkan nomor ponselmu yang baru. Tak sulit bagiku untuk melaporkanmu, jika aku memang menginginkannya."Adi terdiam sejenak karena segala hal yang dikatakan wanita itu ada benarnya. Selama ini dia masih aman walaupun telah membeberkan sedikit i
Bab 288Selina membuka pintu apartemennya. Wanita itu lantas berbalik menatap sosok pria yang kini tengah mengedarkan pandangannya ke sekeliling seolah merasa terpesona."Mas, ayo masuk dulu."Adi tersentak kaget dan langsung menganggukan kepalanya dengan cepat. Pria itu segera masuk ke dalam apartemen milik Selina.Rasanya cukup aneh memang karena selama ini meski dia memang menjalin hubungan dengan wanita lain, tak pernah sekalipun dia masuk ke dalam kediaman para wanita itu. Adi hanya bertemu secara diam-diam di hotel, seperti saat dia menjalin hubungan dengan Yayuk."Kamu tinggal sendirian?" tanyanya kata-kata melihat satupun orang di apartemen ini.Selina yang baru saja mengatakan tasnya itu tampak menoleh sambil menganggukkan kepalanya perlahan."Iya, Mas. Aku 'kan yatim piatu. Jadi nggak ada siapapun yang ngelarang buat tinggal sendirian di ibu kota yang besar ini.""Oh, ya? Aku pikir kamu … ah, nggak. Syukur lah kalau kamu memang tinggal sendirian."Selina kembali tersenyum ti
Bab 289Siti berjalan menaiki tangga menuju kamar anaknya. Sejak satu jam yang lalu, gadis kecil itu belum turun. Siti tentus merasa khawatir, apalagi perubahan sikap anaknya yang sangat signifikan. Tak seperti biasanya.Wanita itu datang sambil membawa makan siang anaknya. Setelah Siti berada tepat di depan pintu kamar Putri, tangan kanannya terulur pelan dan mulai mengetuknya."Putri, Ibu boleh masuk?"Selama beberapa detik lamanya, tak ada jawaban. Siti mengerutkan keningnya dan hendak mengetuk pintu lagi, tapi suara anaknya mulai terdengar."Boleh," cicit gadis kecil itu.Siti lantas membuka pintu dan menemukan sosok anaknya tengah meringkuk di sudut tempat tidurnya. Matanya mengarah pada jendela kamar yang memang terletak tepat di sisi ranjangnya."Apa yang kamu lihat? Kelihatannya serius banget." Siti meletakkan makanan ke atas meja. Tapi pandangan matanya masih mengarah pada sang anak yang sejak tadi hanya diam membisu.Tak ada jawaban, Siti akhirnya memutuskan untuk duduk di s
Bab 290Handi yang baru saja pulang ke rumah merasa suasana tampak berubah. Pria itu tentu saja merasa heran dan langsung menatap lekat istrinya. Tapi Siti hanya bisa menggelengkan kepalanya perlahan.Satu hal yang disadari oleh pria itu, Putri tak ada di ruang makan. Padahal biasanya gadis kecil itulah yang paling bersemangat untuk menyantap makan malam bersama-sama.Pandangan matanya kini beralih mengecek sekitar dan tak menemukan sosok Putri."Dimana Putri?""Ada di kamar, Mas." Siti perjalanan dekat ke arah suaminya dan langsung menyambut kepulangan pria itu.Kening Handi terlihat berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu. "Putri udah makan?""Belum, bahkan dari siang."Rasa khawatir kini mulai memenuhi rongga dada pria itu."Kok belum? Ada masalah apa?"Siti hanya bisa menghela napas perlahan. "Nggak tahu, Mas. Dari pulang sekolah, sikapnya aneh dan mengurung diri di kamar."Setelah mendengar penjelasan dari istrinya, Handi memutuskan untuk mengecek keadaan anaknya. Pria itu s
Bab 291Putri masih saja bersikap aneh dan membuat semua orang di sekitarnya khawatir. Tapi dia tak kunjung membuka mulutnya dan terus saja diam seolah-olah ingin menjauh dari semua orang.Siti menatap sosok gadis kecil yang kini tengah sarapan. Sebentar lagi dia juga harus pergi ke acara jumpa fans bersama dengan Handi.Putri juga akan pergi ke kebun binatang, tapi kali ini ditemani oleh Sumi."Putri nggak apa-apa kalau perginya sama Mbak Sumi?"Putri melirik sekilas dan mengangguk pelan. Dia justru tetap fokus makan dan mengabaikan Siti.Handi yang melihat hal itu juga ikut heran. Padahal Putri tak biasanya seperti ini. Dia seperti anak yang berbeda seolah ditukar oleh seseorang. Fisiknya memang masih sama, tapi perilakunya …Siti menghela napas berat. Untung saja dia sudah menyiapkan semua bekal dan hal penting yang dibutuhkan anaknya. Siti juga sudah memberitahukan segalanya pada Sumi.Meski dia sepenuhnya percaya pada Sumi, masih tetap saja ada rasa takut di dalam hati kecilnya k
Bab 292Mobil kini melaju dengan kecepatan sedang. Jalanan tampak sedikit lenggang karena para pekerja sudah berada di kantornya. Tak seperti pagi tadi, Siti bisa menikmati perjalanan dengan tenang.Tapi tetap saja perasaannya tengah dilema ketika wanita itu mengingat kembali sikap anaknya yang benar-benar berubah. Wanita itu masih saja diam sambil menatap jalanan dengan perasaan yang cukup hampa.Handi menghela napas perlahan. "Ti, kalau kamu memang merasa kurang enak badan, sebaiknya kita mundur saja acara ini. Wajah kamu sekarang kelihatan pucat dan juga kecapean, lho."Siti menggelengkan kepalanya perlahan. "Nggak, Mas. Para penggemar ku pasti sudah menunggu dan menunda hal ini justru akan mengecewakan mereka semua. Lagi pula aku masih yakin dan kuat untuk pergi ke sana, kok. Hanya saja sekarang aku masih memikirkan soal Putri, itu saja.""Mas juga sebenarnya merasa aneh, Ti. Mas bikin kemarin dia hanya kecapean saja, tapi kenapa rasanya ada sesuatu yang berbeda, ya?""Itulah, Mas
Bab 293Acara jumpa fans kini telah dimulai dan Siti duduk tepat di tempat yang memang sudah disediakan oleh pihak penerbit.Dia bisa melihat dengan jelas ada banyak para penggemarnya yang kini telah berkumpul. Hanya dengan melihat hal itu saja telah berhasil membuatnya merasa bahagia sekaligus tak menyangka kalau ada banyak orang yang menyukai karyanya.Siti melirik ke arah editornya yang memberikan kode agar dia segera memulai acara. Dia melakukan kepala perlahan dan langsung menurunkan mic."Selamat pagi semuanya," ujarnya."Pagi!" Para penggemar menjawab dengan serentak dan mereka semua juga rasanya mulai tak sabaran lagi.Siti tersenyum tipis. Ini seperti mimpi baginya."Saya penulis Putri Nurhaliza. Mungkin ingin terlihat mengejutkan bagi kalian semua karena selama ini saya selalu mencoba untuk menutup jati diri dan tidak memperlihatkannya pada publik. Saya tahu dengan jelas bahwa kalian semua pasti merasa penasaran dan inilah saatnya saya untuk mengenal kalian semua lebih dekat
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili